Anda di halaman 1dari 26

TATALAKSANA

DIARE PADA ANAK


PENDAHULUAN
Penyakit diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di
negara berkembang termasuk Indonesia karena angka morbiditas
dan mortalitas masih tinggi.

Penyakit diare menjadi penyebab kedua kematian balita. Anak yang mengalami diare
tercatat 1,7 juta pertahun dan sekitar 525.000 anak meninggal akibat penyakit ini (WHO,
2017).

Diare juga erat hubungannya dengan kejadian kurang gizi. Setiap episode
diare dapat menyebabkan kekurangan gizi oleh karena adanya anoreksia
dan berkurangnya kemampuan menyerap sari makanan, sehingga apabila
episodnya berkepanjangan akan berdampak terhadap pertumbuhan dan
kesehatan anak
Diarrhea Situation in Indonesia
2013

Incidence for all age population is 350/1000


population and
670/ 1000 children

Basic health surveillance 2013


Diarrhea Situation in Indonesia
2018

Berdasarkan data Kemenkes RI prevalensi


diare pada tahun 2018 sebanyak 37,88% atau
sekitar 1.516.438 kasus pada balita.
Prevalensi tersebut mengalami kenaikan pada
tahun 2019 menjadi 40% atau sekitar
1.591.944 kasus pada balita.

Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2020


DEFINISI
Peningkatan frekuensi buang air
besar > 3 kali sehari, dan
konsistensi tinja lebih encer dari
biasanya.
ETIOLOGI
• Virus (Rotavirus)
• Bakteri
Infeksi

Non
• Alergi
• Kelainan anatomi usus
• Gangguan penyerapan
Infeksi di usus
PERJALANAN KLINIK DIARE

85 % sembuh dalam waktu < 1 minggu

10 % sembuh dalam waktu 7-14 hari

5 % sembuh dalam waktu > 14 hari.


KLASIFIKASI
Berdasarkan lamanya maka diare dibagi menjadi 2 yaitu:

Diare Akut Diare Kronik


• berlangsung • berlangsung
kurang dari lebih dari 14
14 hari hari
DIAGNOSIS
ANAMNESIS:
Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan
konsistensi tinja, lender dan /darah dalam tinja.
Muntah, buang air kecil terakhir, demam, sesak, kejang.
Jumlah cairan yang masuk selama diare
Penderita diare disekitar rumah.
Pemeriksaan Fisik :
 Keadaan umum, kesadaran dan tanda vital

 Tanda utama: tampak gelisah/ cengeng atau lemah/letargi/koma, rasa


haus, turgor kulit abdomen menurun
 Tanda tambahan: ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa
bibir dan mulut.
 Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit : napas cepat
dan dalam, kembung, kejang.
PENILAIAN DERAJAT DEHIDRASI
Tanpa Dehidrasi (Kehilangan cairan <5% berat badan) :
 Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan
 Keadaan umum baik, sadar
 Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada, mukosa
mulut dan bibir basah
 Turgor abdomen baik, bising usus normal
 Akral hangat
PENILAIAN DERAJAT DEHIDRASI
Dehidrasi ringan sedang / tidak berat ( kehilangan cairan 5-10% berat badan) :
 Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda tambahan
 Keadaan umum gelisah atau cengeng
 Ubun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata kurang,
mukosa mulut dan bibir sedikit kering
 Turgor kurang/lambat, akral hangat.
PENILAIAN DERAJAT DEHIDRASI
Dehidrasi berat ( kehilangan cairan >10% berat badan) :
 Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah dengan 2 atau lebih tanda
tambahan
 Keadaan umum lemah, letargi atau koma
 Ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada, mukosa
mulut dan bibir sangat kering
Turgor sangat lambat, akral dingin
TATALAKSANA DIARE
5 LINTAS DIARE CAIRAN

EDUKASI ZINK

ANTIBIOTIK
SELEKTIF NUTRISI
1. CAIRAN
Tanpa Dehidrasi :

Cairan rehidrasi Oral (New Oralit): 5-10ml/kgBB setiap BAB


atau
Usia < 1tahun 50-100ml
Usia 1 – 5 tahun 100-200ml
Usia di atas 5 tahun dapat diberikan cairan rumah tangga sesuai
kemauan anak.
 Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat
komplikasi lain (tidak mau minum atau muntah terus menerus.
Dehidrasi Ringan Sedang
Cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak 75 mL/kgBB dalam 3 jam untuk mengganti
kehilangan cairan yang telah terjadi dan sebanyak 5-10 mL/kgBB setiap diare cair.

Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap diberi minum walaupun telah
diberikan dengan cara sedikit demi sedikit atau melalui pipa nasogastrik. Cairan intravena yang
diberikan adalah ringer laktat atau KaEN 3B atau NaCl dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan
berat badan. Status hidrasi dievaluasi secara berkala.
Berat badan 3-10 kg : 200 mL/kgBB/hari
Berat badan 10-15 kg : 175 mL/kgBB/hari
Berat badan > 15 kg : 135 mL/kgBB/hari
Pasien dipantau di Puskesmas/Rumah Sakit selama proses rehidrasi sambil memberi edukasi tentang
melakukan rehidrasi kepada orangtua.
Dehidrasi Berat

 Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan ringer laktat atau ringer


asetat 100mL/kgBB dengan cara pemberian:
 Umur kurang dari 12 bulan: 30 mL/kgBB dalam 1 jam pertama,
dilanjutkan 70 mL/kgBB dalam 5 jam berikutnya
 Umur di atas 12 bulan: 30 mL/kgBB dalam ½ jam pertama, dilanjutkan
70 mL/kgBB dalam 2,5 jam berikutnya
 Masukan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat
minum, dimulai dengan 5mL/kgBB selama proses rehidrasi
2. ZINK
 Zink terbukti secara ilmiah terpercaya dapat menurunkan frekuensi buang air
besar dan volume tinja sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi
pada anak.
 Zink elemental diberikan selama 10-14 hari meskipun anak telah tidak
mengalamidiare dengan dosis:
Umur di bawah 6 bulan: 10 mg per hari
Umur di atas 6 bulan: 20 mg per hari
3. NUTRISI
 ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat
sesuai umur tetap diberikan untuk mencegah kehilangan berat
badan dan sebagai pengganti nutrisi yang hilang.
 Adanya perbaikan nafsu makan menandakan fase kesembuhan.
 Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit
tapi sering (lebih kurang 6 x sehari), rendah serat.
4. ANTIBIOTIK
Tidak boleh diberikan obat anti diare

Antibiotik diberikan bila ada indikasi, misalnya disentri


(diare berdarah) atau kolera.

Pemberian antibiotik yang tidak rasional akan mengganggu


keseimbangan flora usus sehingga dapat memperpanjang lama
diare dan dapat mempercepat resistensi kuman terhadap
antibiotik.

Untuk disentri basiler, antibiotik diberikan sesuai dengan data


sensitivitas setempat, bila tidak memungkinkan dapat
mengacu kepada data publikasi yang dipakai saat ini, yaitu
kotrimoksazol sebagai lini pertama.
5. EDUKASI
- Orangtua diminta untuk membawa kembali anaknya ke
Pusat Pelayanan Kesehatan bila ditemukan hal sebagai
berikut: demam, tinja berdarah, makan atau minum
sedikit,sangat haus, diare makin sering, atau belum
membaik dalam 3 hari.
- Orangtua dan pengasuh diajarkan cara menyiapkan
oralit secara benar.
5. EDUKASI
Langkah promotif/preventif :
(1) ASI tetap diberikan
(2) kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan
(3) kebersihan lingkungan, buang air besar di jamban
(4) immunisasi campak
(5) memberikan makanan penyapihan yang benar
(6) penyediaan air minum yang bersih
(7) selalu memasak makanan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai