Anda di halaman 1dari 21

Patogenesis dan Patofisiologi dari

Hepatitis B dan relevansi


penggunaan vaksin hepatitis B
Daftar Pustaka
• Harrison’s Principle of Internal Medicine edisi
19
• Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. PAPDI
(Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Indonesia) edisi 5
Virus Hepatitis B
• Virus DNA hepatotropik, Hepadnaviridae
• Terdiri atas 6 genotipe (A sampai H), terkait dengan
derajat berat dan respon terhadap terapi
• Inti HBV mengandung, ds DNA partial (3,2 kb) dan:
– Protein polimerase DNA dengan aktivitas reverse
transcriptase.
– Antigen hepatitis B core (HbcAg), merupakan
protein struktural
– Antigen hepatitis B e (HbeAg), protein non
struktural yang berkorelasi dengan replikasi aktif
HBV
• Selubung lipoprotein HBV mengandung antigen
permukaan hepatitis B (HBsAg),
• Hati merupakan tempat utama replikasi di samping
tempat lainnya. (Kelenjar getah bening, sumsum
tulang, limfosit , limpa, dan pankreas.)
Transmisi
1. HBV ditemukan di darah, semen, sekret servikovaginal, saliva,
cairan tubuh lain.
2. Sebagian besar hepatitis yang ditransmisikan melalui transfusi
darah bukanlah Hepatitis B
3. 2/3 pasien dengan akut hepaitis B tidak memiliki riwayat transmisi
secara percutaneous (jarum suntik)
4. Saat ini lebih dipercaya bahwa penyebaran Hepatitis B dilakukan
melalui non-percutaneous (air liur, semen, perinatal)
5. Transmusi melalui fecal-oral adalah mungkin namun merupakan
rute yang tidak efektif dibandingkan melalui hub sexual dan
transmisi perinatal
6. Neonatus yang terinfeksi Hepatitis B akan asimtomatik, namun
kemungkinan berkembang menjadi kronik hepatitis sangat besar
Patogenesis –
Patofisiologi
1. Attachment : Virus yang masuk
ketubuh menempel ke
permukaan sel target
(Hepatocyte)
2. Penetration : Membran sel
virus bersatu dengan membran
sel hepatocyte dan virus
melepaskan core particle
kedalam sel
3. Uncoating : core molecule
tersebut kemudian mengalami
disintgrasi dan melepaskan
DNA virus ke inti sel
4. Replication : di dalam intisel,
HBV menghasilkan mRNA yang
merupakan komponen inti
untuk membentuk DNA virus
5. Assembly : mRNA virus yang
terbentuk diproses ulang,
digabungkan dan dibentuk
menjadi virions
6. Release : Virions yang telah
terbentuk lalu dilepaskan dari
sel ke peredaran darah
Patogenesis- Patofisiologi
(lanjutan) Ketika Virus Telah menginfeksi Hepatosit,
Antigen Virus yang berada di membran sel
dikenali oleh sistem imun (Limfosit T)

Virus yang berada di dalam Pengenalan limfosit T Terbentuknya imun


sel mati bersamaan dengan kepada antigen virus complek HbsAg dan
matinya sel hepatosit disertai munculnya Anti-HBS
faktor inflamasi

Immune complex
Menimbulkan
Terjadi penumpukan tersebur bersirkulasi
gejala prodormal :
bilirubin didarah akibat didaerah dan dapat
1. Mual
berkurangnya hepatosit menumpuk di
2. Muntah
berbagai jaringan
3. Demam
4. Penurunan
nafsu makan
Jaundice
Gangguan fungsi
Nyeri Sendi
ginjal
Seseorang dengan infeksi Hep B virus dapat
berkembang menjadi beberapa jenis :
• Acute HBV infection dan sembuh.
• Chronic hepatitis
• Mild to Fulminant acute HBV infection (hepatitis berat)

Hal ini depengaruhi oleh :


1. Kemampuan CD8+ sitotoksik T - Sel dalam merespon
infeksi
2. Level dan kondisi (dalam kondisi tersurpress atau
tidak) CD4 + T sel dalam darah
3. Faktor inflamasi yang dikeluarkan T sel ketika
mengenali kehadiran virus
Marker Virologi dan Serologi
Hepatitis B surface antigen
• HBsAg terdeteksi antara 1-12 minggu setelah infeksi (
biasanya 8–12 minggu)
• 2-6 minggu kemudian baru timbul gejala klinis dan
peningkatan serum aminotransferase
• 1-2 bulan (paling lama 6 bulan) setelah jaundice HBsAg
tidak terdeteksi
• Setelah HBsAg tidak terdeteksi, anti-HBs baru terdeteksi
dan menetap, tetapi ada jeda waktu di antaranya beberapa
minggu (window period)
• window period sudah jarang ditemui untuk saat ini karena
alat pemeriksaan immunoassays modern memiliki
sensitivitas yang tinggi
• anti-HBs adalah antibodi proteksi
Hepatitis B core antigen
• HBcAg tidak terdeteksi pada serum
• Anti-HBc terdeteksi 1-2 minggu setelah
munculnya HBsAg
• anti-HBc bertahan lebih lama dibandingkan anti-
HBs (pada umumnya kedua antibody terdeteksi
selamanya)
• IgM anti-HBc mendominasi pada 6 bulan awal
setelah infeksi (dalam rentang window period)
• IgG anti-HBc mendominasi setelah 6 bulan
infeksi (menandakan riwayat infeksi HBV pada
waktu lampau)
Hepatitis B e antigen
• HBeAg terdeteksi setelah atau bersamaan saat
terdeteksinya HBsAg (menandakan replikasi
virus dan risiko penularan yang tinggi)
• HBeAg segera tidak terdeteksi setelah puncak
peningkatan aminotransferase, sebelum tidak
terdeteksinya HBsAg, lalu setelah itu muncul
anti-HBe
Vaksin hepatitis B
• Dasar utama imunoprofilaksis adalah pemberian vaksin
hepatitis B sebelum paparan.
• Vaksin rekombinan diproduksi dengan transduksi gen
HBV yang mengkode HBsAg ke dalam ragi
Saccharomyces cerevisiae, hal ini mengeliminasi
kemungkinan vaksin hepatitis B menyebabkan infeksi
karena tidak adanya HBV DNA dalam vaksin
• Mengandung HBsAg sebagai imunogen, dapat
meningkatkan konsentrasi anti HBsAg pada > 95%
pasien setelah pemberian komplit 3 dosis
• Efektifitas sebesar 85-95% dalam mencegah infeksi
HBV.
Relevansi vaksinasi hepatitis B
• Di daerah HBV-hiperendemis (Asia), vaksinasi
universal anak telah menghasilkan penurunan
angka hepatitis B dan komplikasinya, termasuk
hepatocellular carcinoma dalam kurun waktu
10 hingga 15 tahun.
Terima Kasih
Hepatitis B surface antigen
• HBsAg terdeteksi antara 1-12 minggu setelah infeksi (
biasanya 8–12 minggu)
• 2-6 minggu kemudian baru timbul gejala klinis dan
peningkatan serum aminotransferase
• 1-2 bulan (paling lama 6 bulan) setelah jaundice HBsAg
tidak terdeteksi
• Setelah HBsAg tidak terdeteksi, anti-HBs baru terdeteksi
dan menetap, tetapi ada jeda waktu di antaranya beberapa
minggu (window period)
• window period sudah jarang ditemui untuk saat ini karena
alat pemeriksaan immunoassays modern memiliki
sensitivitas yang tinggi
• anti-HBs adalah antibodi proteksi
Hepatitis B core antigen
• HBcAg tidak terdeteksi pada serum
• Anti-HBc terdeteksi 1-2 minggu setelah
munculnya HBsAg
• anti-HBc bertahan lebih lama dibandingkan anti-
HBs (pada umumnya kedua antibody terdeteksi
selamanya)
• IgM anti-HBc mendominasi pada 6 bulan awal
setelah infeksi (dalam rentang window period)
• IgG anti-HBc mendominasi setelah 6 bulan
infeksi (menandakan riwayat infeksi HBV pada
waktu lampau)
Hepatitis B e antigen
• HBeAg terdeteksi setelah atau bersamaan saat
terdeteksinya HBsAg (menandakan replikasi
virus dan risiko penularan yang tinggi)
• HBeAg segera tidak terdeteksi setelah puncak
peningkatan aminotransferase, sebelum tidak
terdeteksinya HBsAg, lalu setelah itu muncul
anti-HBe

Anda mungkin juga menyukai