Anda di halaman 1dari 7

Kepada Yth :

Rencana Baca: Kamis, 28 Mei 2015 Tutorial Hematologi


Pukul. 13.00
Tempat : Ruang Residen Lab.
Sentral Alkali Denaturation Test (Apt Test)
Efelina Sutanto, Darwati Muhadi, Mansyur Arif
Departemen Ilmu Patologi Klinik FK UNHAS RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

I. PENDAHULUAN
Apt test atau Apt-Downey test, tes ini pertama kali dikembangkan oleh
Leonard Apt (1922-2013). Apt test merupakan salah satu modifikasi dari alkali
denaturation test. Tes ini digunakan untuk membedakan asal darah pada feses
atau muntah neonatus, darah dapat berasal dari perdarahan gastrointestinal
neonatus atau akibat tertelan darah ibu saat proses persalinan maupun luka
lecet pada payudara ibu sewaktu menyusui. Perdarahan gastrointestinal pada
neonatus dapat disebabkan oleh defisiensi vitamin K, Necrotizing Enterocolitis
(NEC), fisura anorektal, malrotasi usus, dll.1,2
Hasil Apt test positif menandakan darah berasal dari perdarahan
gastrointestinal atau pulmonal neonatus. Hasil Apt test negatif menandakan
darah ibu mungkin tertelan atau terhisap oleh neonatus saat proses kelahiran
atau saat menyusui. Tes ini berdasarkan perbedaan jenis hemoglobin ibu dan
neonatus. 1
Hemoglobin (Hb) adalah pigmen yang terdapat di dalam eritrosit,
terdiri dari persenyawaan antara heme dan globin yang mempunyai BM
64.400 dalton. Heme adalah suatu persenyawaan kompleks yang terdiri dari
beberapa cincin tetrapirol, yang membentuk protoporfirin, dengan atom Fe di
tengahnya. Globin adalah suatu protein yang terdiri dari 2 pasang rantai
polipeptida. Rantai polipeptida ini terdiri dari 2 pasang rantai dengan jumlah,
jenis dan urutan asam amino tertentu. Masing-masing rantai polipeptida
mengikat 1 gugus heme.3
Manusia mempunyai 6 rantai polipeptida globin yaitu rantai α dan non α
(rantai β, γ , δ, ε, dan ζ). Rantai α mempunyai 141 asam amino sedangkan
rantai β, γ dan δ mempunyai 146 asam amino. Produksi rantai α diatur oleh
kromosom 16 dan produksi rantai-rantai non-α diatur oleh kromosom 11,

Tutorial Hematologi : Alkali Denaturation Test Page 1


semuanya disintesis di ribosom. Pembentukan rantai globin pada masa prenatal
dan postnatal tidak berlangsung seragam.4

Gambar 1. Struktur Hemoglobin5

Pembentukan hemoglobin terbagi atas tiga fase yakni fase embrional,


janin, dan dewasa. Hemoglobin utama pada fase embrional (1-3 bulan gestasi)
adalah Hb Gower 1 (ζ2ε2), Gower 2 (α2ε2), hemoglobin Portland I (ζ2γ2), dan
hemoglobin Portland II (ζ2β2.). Fase janin memiliki Hb utama berupa Hb Fetus
(Hb F). HbF (α2γ2) disintesis pada perkembangan fetus sekitar bulan ketiga dan
menetap sebagai hemoglobin mayor hingga 6 bulan pertama setelah kelahiran,
setelah itu jumlah rantai γ mulai berkurang dan jumlah rantai β meningkat.
HbF terdapat sekitar 70 – 90 % pada masa kelahiran kemudian menurun
sampai 25 % pada bulan pertama kelahiran dan menjadi 5 % pada bulan ke-6
kelahiran. Bayi berusia lebih dari 6 bulan hingga dewasa memiliki hemoglobin
utama berupa hemoglobin A (α2β2) 96-98 %, hemoglobin A2 (α2δ2) 1-2%, dan
HbF <1%. 6

Tutorial Hematologi : Alkali Denaturation Test Page 2


Gambar 2. Pembentukan rantai globin prenatal dan postnatal6

Hemoglobin janin (Hemoglobin F atau HbF) merupakan komponen


hemoglobin utama dalam aliran darah janin. Setelah lahir, ia akan menurun
dengan cepat dan segera setelah itu diganti dengan hemoglobin dewasa (HbA).
Selama perkembangan janin, hemoglobin janin menyusun sekitar 90 persen
dari total hemoglobin. Pada saat lahir, darah bayi terdiri dari sekitar 70%
hemoglobin janin. Hemoglobin janin lalu dengan cepat menurun menjadi 2%
atau kurang setelah tahun kedua sampai keempat dan hanya sekitar 1% atau
kurang yang ditemukan pada saat dewasa. Jika HbF tetap menunjukkan
peningkatan setelah bayi berusia 6 bulan, harus dipertimbangkan terjadinya
hemoglobinopati seperti yang terjadi pada thalasemia minor ataupun mayor.4,5
HbF memiliki afinitas oksigen lebih tinggi daripada HbA. HbF juga
memiliki resistensi terhadap denaturasi oleh basa kuat lebih baik daripada
HbA. Hal ini yang menjadi dasar dari Apt Test. Tes ini hanya untuk
pemeriksaan HbF secara kualitatif , untuk pemeriksaan HbF secara kuantitatif
digunakan tes Kleihauer-Betke, HPLC, dan Flow cytometry.7

Tutorial Hematologi : Alkali Denaturation Test Page 3


II. TUJUAN 7
Mendeteksi adanya hemoglobin Fetus (HbF) secara kualitatif dengan metode
denaturasi alkali.

III. METODE
A. PRA ANALITIK7
1. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus.
2. Persiapan Sampel
Sampel berupa feses atau muntah berdarah segar (tidak boleh
menggunakan spesimen yang sudah menghitam karena
oksihemoglobinnya sudah berubah menjadi hematin) . Spesimen segera
(<30 menit) dibawa ke laboratorium menggunakan wadah steril
berpenutup
3. Alat dan Bahan
a. Alat :
1. Tabung reaksi
2. Pipet volumetrik
3. Sentrifus
4. Kapas lidi

Gambar 3. Alat –Alat Yang diperlukan


(Sumber:www.fishersci.com)

Tutorial Hematologi : Alkali Denaturation Test Page 4


b. Bahan :
1. Air suling
2. Larutan NaOH 1%

B. ANALITIK7
1. Prinsip Tes
Tes ini menggunakan prinsip ketahanan Hb F terhadap alkali
dibandingkan dengan Hb A . Ikatan tetramer pada Hb F lebih stabil
dibanding Hb A sehingga Hb F resisten terhadap alkali.
Oksihemoglobin (berwarna merah muda) segera berubah menjadi
hematin alkali (berwarna kuning kecokelatan) pada darah dewasa
normal (kadar Hb F <7%) jika ditambahkan NaOH, sedangkan darah
fetus (kadar Hb F 50-90%) larutan akan tetap berwarna merah muda.

2. Cara Kerja
1. Ambil spesimen masukkan ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan
air suling dengan perbandingan 1 : 5 untuk menghemolisiskan sel
darah merah sehingga membebaskan hemoglobin
2. Tabung reaksi disentrifus dengan kecepatan 2000 rpm selama 2
menit
3. Ambil 5 ml supernatan yang terbentuk lalu campurkan dengan 1 ml
NaOH 1%
4. Nilai perubahan warna setelah 2 menit

Tutorial Hematologi : Alkali Denaturation Test Page 5


3. Nilai Rujukan
Hasil positif : warna larutan tetap merah muda.
Hasil negatif : warna larutan berubah menjadi kuning kecoklatan.

Gambar 4. Interpretasi hasil : Hasil positif (A) dan hasil negatif (B)7

C. PASCA ANALITIK1,2
Interpretasi Hasil :
 Hasil positif berarti darah dari spesimen yang diperiksa berasal dari
perdarahan neonatus. Hal ini dapat disebabkan oleh defisiensi vitamin
K, Necrotizing Enterocolitis (NEC), fisura anorektal, malrotasi usus,
dll.
 Hasil negatif berarti darah dari spesimen yang diperiksa berasal dari
darah yang tertelan oleh bayi dalam proses kelahiran atau darah dari
luka payudara ibu yang tertelan sewaktu menyusui

Keterbatasaan Pemeriksaan7
Tes ini memiliki beberapa syarat seperti feses atau muntahan harus
berdarah segar dan jumlah darah banyak. Feses yang sudah berubah
menjadi kehitaman dan jumlah darah yang sedikit dapat menyebabkan
hasil pemeriksaan invalid. Ibu dengan Thalasemia mayor dimana darah
ibu banyak mengandung HbF dapat menyebabkan hasil positif palsu.
Penilaian perubahan warna pada tes ini bersifat subjektif.

Tutorial Hematologi : Alkali Denaturation Test Page 6


DAFTAR PUSTAKA

1. Fleisher GR, Ludwig S. Textbook of Pediatric Emergency Medicine


6th. Elsevier. Philadelphia. 2012. Hal 1884
2. Fanaroff AA, Fanaroff JM, Klause and Fanaroff’s Care Of High Risk
Neonate. 6th Ed. Elsevier Saunders. Philadelphia. 2013. Hal 192-3
3. Wirawan R., Pemeriksaan Laboratorium Analisa Hemoglobin Pada
Thalasemia Dan Hemoglobin Varian, dalam Analisa Hemoglobin
Dengan Cara Konvensional dan Mikrokapiler Elektroforesis. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2011. Hal 1-4.
4. Bain BJ, Bates I, Alaffan M, Lewis M. Investigation of Abnormal
Haemoglobins and Thalasemia In Dacie and Lewis Practical
haematology. 11th ed. Elsevier. London. 2012. Hal 302-303
5. Longo D, Disorders of Hemoglobin, in Harisson’s Hematology and
Oncology,McGraw-Hill, New York. 2008. Hal. 81-84
6. Sudiono, dkk, Hemoglobin, dalam Penuntun Patologi Klinik
Hematologi. Biro Publikasi Fakultas Kedokteran Ukrida. Jakarta. 2009.
Hal. 43-47
7. Fischbach F, Dunning MB. A Manual of Laboratory And Diagnostic
Test 8th Ed. Lippincot. Philadelphia.2009. hal297-8

Tutorial Hematologi : Alkali Denaturation Test Page 7

Anda mungkin juga menyukai