Anda di halaman 1dari 10

PEMERIKSAAN HEMATOKRIT

Hematokrit adalah volume semua eritrosit dalam 100ml darah per 1


dl atau % volume darah
Spesimen: darah kapiler atau darah vena
Tujuan pemeriksaan :
- mengukur konsentrasi eritrosit dalam darah
- membantu penegakan diagnosa dan evaluasi pengobatan
anemia
- mengukur total mass eritrosit atau NER
- mengukur volume darah
Metode: makro dan mikrometode Wintrobe ( cara makrometode sudah
tidak disarankan lagi dilakukan sebagai pemeriksaan hematologi rutin)
Antikoagulan: EDTA, heparin dan oksalat
Nilai Hit berhubungan paralel dengan penghitungan Hb dan eritrosit
sekaligus
Nilai atau penghitungan Hb dan eritrosit dapat diambil dari perkiraan
pembacaan nilai Hit secara mikrometode dengan ketentuan:
- 1 point Ht = 0,34 g Hb/dl darah
- 1 point Ht = 107.000 eritrosit/mikro L darah
Keakuratan penghitungan hubungan Ht dan Hb:
- nilai pembacaan Ht = nilai Hb x 3 (faktor koreksi 3%)
Bila hasil pemeriksaaan laboraturium menunjukkan deviasi yang
menetap dari hubungan antara Ht dan Hb maka hal tersebut
mengindikasikan munculnya eritrosit dalam ukuran tidak normal atau
kandungan Hb tidak normal
Nilai normal:
- infant : 44-65%
- 1 th : 29-40%
- 4-10 th : 31-43%
- pria : 40-50% (0,40-0,54 SI)
- wanita : 36-46% (0,36-0,46 SI)
Meningkat pada keadaan:
- dehidrasi hipovolemia karena prolonged vomitus atau
diarrhea
- hemokonsentrasi karena syok atau perdarahan
- polisitemia vera, severe burns, asidosis diabetikum, emfisema paru
stadium akhir, TIA, trauma berat, tindakan pembedahan,eklampsia.
Menurun pada keadaan:
- anemia karena over destruksi atau produksi menurun
- kehilangan darah akut, leukimia, hodgkins dissease, limfo sarkoma,
multiple mieloma, gagal ginjal kronik,sirosis hepatitis, mainutrisi,
defisiensi vitamin B dan C, SLE, kegagalan sumsum tulang belakang.
- obat golongan penisilin dan kloramfenikol
- pengambilan darah dari vena, perhatikan jalur hidrasi karena dapat
mengakibatan nilai menurun palsu
HITUNG JUMLAH SEL DARAH
Prinsip: darah diencerkan dengan larutan tertentu. Jumlah sel dalam
volume pengenceran tertentu dihitung dengan memakai kamar hitung
Cara: manual dan elektronik
Larutan:
1. Turk untuk menghitung leukosit
2. Hayem untuk menghitung eritrosit
3. amonium oksalat 1% atau Rees Ecker untuk menghitung trombosit
4. brilliant cresyl blue atau new methylen blue untuk menghitung
retikolusit
ad. HITUNG LEUKOSIT
Rumus : (jumlah sel x pengenceran) : volume kamar hitung
Spesimen: darah kapiler atau darah vena dengan antikoagulan EDTA
dan pemeriksaan diulang secara berkala selama 24 jam
Spesimen darah oksalat harus segera dipakai karena akan menggumpal
Jika pada darah tepi banyak mengandung eritrosit berinti, maka sel
darah tersebut dapat dihitung sebagai leukosit lalu dikoreksi dengan
membuat SHDT dari sumber yang sama, kemudian presentase eritrosit
berinti dicatat bila > 10% maka harus dilakukan koreksi
Faktor kesalahan 10%
Nilai normal : 4500-11.000 sel/mm3
Leukosit diproduksi dalam sumsum tulang dan jaringan limfatik, masuk
ke dalam darah untuk ditransportasi ke ekstavaskular dimana leukosit
akan menjalankan fungsinya
Leukosit akan keluar dari tepi bilamana telah mencapai organ sasaran
dimana fungsinya mulai bekerja dan masuk kedalam jaingan tubuh untuk
membantu melawan mikroorganisme melalui mekanisme fagositosit dan
pembentukan antibodi
Hitung leukosit tidak menggambarkan jumlah masing masing sel
(BENLM)
Hitung leukosit diff count sangat penting dalam membantu menegakkan
diagnosa dan evaluasi klinis
Jumlah leukosit pada pria dan wanita berhubungan dengan ritme diurnal
lalu meningktkan 2000 sel/mikro L antara waktu pagi dan sore
(tergantung intake makanan)
Nilai normal:
- infant : 9.000-30.000 sel mikro/L
- 1 th : 6.000-18.000
- 10 th : 4.500-13.500
- dewasa : 4.500-11.000
Meningkat pada keadaan (fisiologis):
injeksi adrenalin, anaesthesia, anoreksia, anoksia, serangan konvulsiv,
stres emosi, stres fisik, kesakitan, paparan dingin, menstruasi,
paroksimal takikardi, kehamilaninfant, radiasi ultraviolet, sesaat
setelah trauma atau pendarahan.
Meningkat pada keadaan ( patologis):
abses, infeksi akut atau kronis, cacar air, infeksi mono nukleosis,
meningitis, infeksi parasit, ulkus, demam rheuma, reaksi tranfusi,
uremia, pneunomia, anemia, peritonitis, apendicitis.
Menurun pada keadaan:
Agranulositosis, anemia, lupus eritematosus, leukimia, therapi protein, therpi
radiasi, keracunan obat atau kimia, brucelosis, sirosis hepatis, influenza,
mixedema, typhoid, paratyphoid, gaucher dissease, hepatitis, hiperslenisme,
demam rheuma, infeksi virus

Anda mungkin juga menyukai