PENDAHULUAN
dengan metode yang dapat mendukung patogen untuk tetap hidup dan tumbuh.
Adanya kontaminasi mikroorganisme dapat mengganggu hasil pemeriksaan.
Oleh karena itu, cara pengambilan, penyimpanan, dan transportasi spesimen
yang benar juga menjadi faktor penentu kualitas pemeriksaan.4
Laboratorium Mikrobiologi dan Patologi Anatomi mempunyai tujuan
pokok dalam pelayanan laboratorium, yaitu memperoleh kualitas hasil
pemeriksaan yang optimal. Para petugas harus menyadari tentang apa yang
dibutuhkan dari hasil pemeriksaan untuk dapat menolong penderita. Jawaban
yang tidak adekuat merupakan hasil yang buruk, tetapi jawaban yang berlebihan
dapat merupakan pemborosan. Dalam hal ini harus ada komunikasi dua arah
yang baik antara klinik dan laboratorium untuk dapat memberikan pelayanan
sebaik-baiknya bagi pasien.7,8,9
Dalam aplikasi pelayanan mikrobiologi klinik, pihak laboratorium sedapat
mungkin mengusahakan untuk mengetahui sebanyak mungkin tentang bahan
spesimen/ material klinik yang akan diperiksa. Jenis spesimen paling sering
diproses oleh laboratorium mikrobiologi adalah spesimen darah, spesimen urin,
spesimen feses, spesimen cairan tubuh (cairan serebrospinal, cairan sinovium,
cairan pleura), spesimen saluran napas, spesimen saluran genital, spesimen
saluran cerna, spesimen kulit, spesimen mata/ telinga, spesimen luka, jaringan
dan biopsi. Sedangkan jenis spesimen yang paling sering diproses oleh
laboratorium patologi anatomi untuk pemeriksaan sitologi adalah sputum, urin,
bilasan bronkus, sekret puting susu, aspirasi jarum halus dan pap smear.7,8,10,11
Selain mengetahui jenis spesimen apa yang diminta, perlu juga diketahui
apa diagnosis penyakitnya atau diagnosis sementaranya, bagaimana cara
transportasi spesimen, kapan spesimen diambil dari penderita, bagaimana
riwayat pengobatan sebelumnya dan riwayat sekarang.7,8
Untuk itu dipelukan sosialisasi mengenai cara-cara pengambilan spesimen
yang benar sesuai dengan standard yang tepat, sehingga dapat dicapai hasil yang
akurat.5
Laboratorium mikrobiologi dan patologi anatomi harus mampu
mempertahankan kualitas sejak bahan diambil dari penderita, apakah tepat
waktunya, apakah cukup jumlahnya, apakah memenuhi syarat untuk diperiksa,
dsb. Keberhasilan laboratorium klinik mikrobiologi dan patologi anatomi untuk
identifikasi penyebab penyakit maupun monitoring penyakit sangat bergantung
pada pengambilan dan pengiriman spesimen pasien ke laboratorium yang
dilakukan secara benar. Yang pertama dan yang terpenting adalah tempat
pengambilan spesimen harus dipilih secara hati-hati agar memberi hasil terbaik
mengenai organisme penginfeksi, toksin, atau antibodi yang dibentuk oleh
pejamu. Pengambilan spesimen terutama untuk pemeriksaan mikrobiologi harus
dilakukan dengan cara yang meminimalkan pencemaran oleh flora endogen
pejamu.
Pengiriman spesimen ke laboratorium harus dilakukan di bawah kondisi
yang mempertahankan viabilitas agen infeksiosa atau integritas produkproduknya. Waktu pengiriman ke laboratorium harus cukup singkat untuk
membatasi pertumbuhan berlebihan flora pencemar karena pada umumnya hasil
pemeriksaan yang sering diperoleh dari laboratorium tidak mencerminkan
bakteri patogen sebagai penyebab infeksi melainkan merupakan kontaminasi
dari flora normal yang sifatnya endogen dan mikroba dari lingkungan.7,8,14
Kendala yang timbul dalam tata laksana operasional adalah bahwa kualitas
pemeriksaan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain : spesimen salah,
kesalahan dalam pengambilan spesimen, penyimpanan dan transportasi,
pengolahan dan identifikasi, kesalahan pada metoda atau alat yang
dipergunakan, kesalahan oleh tenaga laboratorium, kesalahan dalam membaca
hasil dan menulis laporan atau dalam interpretasi hasil.7 Kesalahan pada salah
satu di antaranya akan berakibat fatal (kuman gagal tumbuh, tumbuhnya flora
normal atau kuman kontaminan). Informasi hasil pemeriksaan biakan kuman
tidak hanya berguna dalam pengelolaan pasien saja, namun berguna untuk
pengaturan kebijakan formulasi antibiotik dan pengendalian infeksi di rumah
sakit.6
Pembahasan tentang laboratorium mikrobiologi dan patologi anatomi
terutama mengenai aspek pra analitik yang terdiri dari persiapan pasien,
pengambilan spesimen, pengiriman dan penyimpanan spesimen untuk masingmasing jenis spesimen akan dibahas secara khusus dalam makalah ini.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Jika sampel untuk > 1 pemeriksaan, berilah tanda, misal untuk 3 pemeriksaan,
beri tanda: 1 dari 3,
2 dari 3,
3 dari 3.12,13
Hemolisis/lipemia
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Spesimen yang tidak terlabeli atau salah label (identitas pasien salah atau tidak
lengkap)
10)
11)
2)
3)
4)
karena swab kapas mengandung asam lemak dan calcium alginate yang
bersifat toksik terhadap kuman sehingga dapat menghambat kuman
fastidious tertentu. Oleh karena itu dianjurkan menggunakan swab dari
bahan Dakron atau polyester. Penggunaan swab untuk biakan anaerob tidak
dianjurkan dan sebaiknya spesimen diaspirasi menggunakan jarum.
5)
6)
7)
pengambilan
spesimen
secara
khusus
untuk
pemeriksaan
Spesimen diambil pada tahap awal penyakit karena jumlah kuman dalam
3)
4)
Volume Spesimen
Volume spesimen yang diambil harus adekuat untuk permintaan
pemeriksaan mikrobiologi. Jika volume yang diterima sedikit maka klinisi dan
perawat harus diberitahukan, salah satunya adalah penambahan sampel dapat
diminta atau klinisi harus membuat suatu prioritas pemeriksaan. Jika
pengambilan spesimen dengan swab, tangkai swab poliester bahan plastik
dapat digunakan karena cocok untuk banyak mikroorganisme. Kalsium alginat
tidak digunakan jika pengambilan sampel untuk kultur virus karena dapat
menginaktifkan virus herpes simplek (HSV); kapas dapat sebagai racun dari
Neisseria gonorrhoe, tangkai bahan kayu harus dihindari karena dapat
menjadi bahan toksik bagi Chlamydia trachomatis. Cara swab tidak optimal
untuk deteksi bakteri anaerob, mikobakteria atau jamur dan jangan dipakai
jika curiga adanya organisme tersebut. Sampel jaringan dan aspirasi cairan
yang tepat lebih dipakai dengan menggunakan spesimen swab untuk
penyembuhan dari organisme patogen.15
10
5)
Tipe Spesimen
Tipe spesimen bergantung pada patogen yang akan diisolasi, spesimen
yang diambil harus merupakan representatif dari infeksi atau penyakitnya,
misalnya untuk mengisolasi N. gonorrhoeae maka spesimen yang diambil
adalah endocervical swab (bukan vaginal swab), untuk mengisolasi patogen
dari saluran pernapasan maka spesimen yang diambil adalah dahak (sputum)
bukan air ludah (saliva).15
6)
7)
Pengambilan Spesimen
Spesimen harus diperoleh dari bagian yang terinfeksi dengan
kontaminasi minimal dari jaringan sekitarnya dan sekresi organ dan harus di
ambil pada wadah steril kecuali spesimen feses. Seluruh spesimen harus diberi
label dan nomor identifikasi pasien dari siapa pengambilan spesimen tersebut,
sumber spesimen, tanggal dan jam pengambilan.15
8)
Pengiriman Spesimen
Setelah diambil, spesimen harus ditempatkan pada kantong biohazard
11
12
Kultur viral yang dikoleksi dengan swab calcium alginate atau tangkai
kayu.
Bilasan lambung
Sputum
Cairan tubuh, termasuk eksudat dan ekskreta : darah, LCS, urin, sputum,
nanah.
13
material
pemeriksaan,
dan
keselamatan
pekerja
dan
lingkungan.
14
dikelilingi oleh bahan segel yang kuat dan menyerap bahan spesimen atau kultur
jika terjadi kebocoran atau rusak pada wadah pertama. Jika botol yang disimpan
pada wadah penyimpanan kedua banyak atau lebih dari satu maka sampel harus
diletakkan terpisah-pisah dan tidak bersinggungan dengan botol yang lain. Wadah
penyimpanan kedua harus ditutup dan dikirim menggunakan wadah yang terbuat
dari bahan fiber atau plastik yang keras. Semua botol sampel yang ada tersimpan
didalam harus tertutup antara wadah penyimpan kedua dan segel luar. Wadah
penyimpan kedua dan penyimpan terluar harus cukup kuat memelihara integritas
suhu dan tekanan udara. Jika spesimen harus dikirim menggunakan dry ice maka
harus ditandai spesimen beku, dry ice. Dry ice harus disimpan diluar wadah
penyimpanan kedua untuk mencegah penguapan dry ice tersebut. Semua spesimen
infeksi yang dikirim harus di beri label yang berisi alamat, nama dan nomor
telepon pengirim.15
15
BAB II
PENGAMBILAN SPESIMEN
UNTUK PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI
2.1. Urin
Diagnosis ISK dibuat berdasarkan anamnesis adanya gejala/tanda ISK,
pemeriksaan fisik dan penunjang. Tes yang terpenting adalah kultur urin sebagai
baku emas diagnosis.
Ada banyak mikroorganisme yang dapat menginfeksi saluran kemih, tetapi
pada umumnya adalah bakteri gram negatif. Escherichia coli (E. Coli)
menyebabkan hampir 80% sedangkan Staphylococcus saphrophyticus sekitar 1015% dan Proteus mirabilis serta Klebsiella 2-5% kasus. Kuman gram negatif lain
seperti Serratia dan Pseudomonas merupakan penyebab infeksi saluran kemih
pada pasien yang dirawat di rumah sakit. Escherichia coli tumbuh baik pada
hampir semua media yang biasa dipakai di laboratorium mikrobiologi.
Saluran kemih bagian atas dari uretra biasanya steril pada manusia yang
sehat tetapi uretra menjadi tempat koloni dari bakteri yang berbeda, sehingga
spesimen urin yang dikumpulkan dengan metode non-invasif (seperti clean catch
pada spesimen mid-stream) menjadi terkontaminasi selama proses, untuk itu
perlunya prosedur pra analitik yang baik dan tepat.9
16
Spesimen urin ditampung dalam wadah urin steril, kering, tidak bocor,
bertutup ulir, bermulut lebar (terutama untuk perempuan), alas datar (agar tidak
tumpah), terbuat dari bahan yang jernih (plastik atau kaca) agar dapat menilai
warna dan kejernihan spesimen urin. Pengumpulan spesimen urin pediatrik
menggunakan kantong dengan pelekat.5,6,18
Persiapan pasien
-
Pengambilan spesimen
-
17
Gambar Wadah Spesimen Urin : pot urin, pediatric urine collection bag,
Cara pengambilan spesimen urine adalah sebagai berikut:
1.
Laki-Laki
Sebelum pengumpulan urine, pasien harus mencuci tangan dengan sabun sampai
18
19
Lakukan tindakan antisepsis pada daerah kateter yang akan ditusuk dengan
alkohol 70%.
Lakukan aspirasi urin dengan menggunakan syringe sebanyak 10-12 ml.
Urin dari syringe langsung dimasukkan ke dalam pot, tutup rapat, labelling.
Spesimen urin dikirim segera ke laboratorium.
3.
20
21
Pada keadaan normal, kandung kemih itu steril, sehingga aspirasi suprapubik
akan memberikan spesimen untuk kultur yang benar-benar bebas dari
kontaminasi luar. Selain itu juga digunakan untuk pemeriksaan sitologi.
4.
Laki-Laki
Perempuan
Buka bagian perekat (perekat di daerah depan rektum terlebih dahulu), untuk
kemudian dilekatkan dengan arah ke depan.
Kedua
labia
dipisahkan
dan Masukkan penis secara perlahanditekankan bagian perekat secara lahan ke dalam bag (kantong).
perlahan-lahan ke area antara kedua
labia.
Sempurnakan perlekatan dgn menekankan bagian perekat ke area genital
bagian atas/depan.
Bag urin sudah diposisikan untuk pengumpulan spesimen jangka pendek.
Popok bisa kembali digunakan, sembari menunggu volume urin yang
dibutuhkan
Urin yang terkumpul di bag urin, dapat dipindahkan ke pot urin untuk
22
Tabung pengawet urin yang mengandung asam borat dan dijual di pasaran
dapat menstabilkan hitung koloni patogen dan pencemar (bersifat
bakteriostatik) serta bermanfaat apabila spesimen diperkirakan berada
dalam suhu kamar yang cukup lama.
23
Persiapan pasien
-
Alat dan bahan yang diperlukan untuk pengumpulan spesimen apus uretra
dan apus servical adalah sebagai berikut:5,6
Prosedur pengambilan spesimen apus uretral pada laki-laki dan apus cervical
pada perempuan, adalah sebagai berikut:5,19
24
Laki-Laki
Perempuan
Swab yang telah dibasahi normal saline Swab yang telah dibasahi normal
steril, dimasukkan ke dalam uretra 3-4 saline steril, dimasukkan ke dalam
cm pada laki-laki.
uretra 1-2 cm pada wanita.
Swab diputar selama 2 detik , lalu Swab diputar selama 5-10 detik , lalu
dikeluarkan secara perlahan-lahan.
dikeluarkan secara perlahan-lahan.
Swab dimasukkan ke dalam tabung, lalu tabung ditutup rapat, dan spesimen harus
dibawa ke laboratorium secepat mungkin.
25
Persiapan pasien
-
Pengambilan spesimen
-
26
Slide diletakkan di meja jika tidak ada asisten, jika ada asisten pembuatan
preparat dapat dilakukan oleh asisten.
Dari lidi kapas pertama ini buatlah apusan berupa dua lingkaran kecil
pada sisi kanan dan kiri slide untuk pemeriksaan sediaan basah, olesan
jangan terlalu tebal atau tipis.
Buatlah hapusan pada kaca objek kedua dengan cara menggulirkan lidi
kapas dengan berhati-hati.22
27
Persiapan pasien
-
28
waktu 1 jam.
-
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam prosedur pengambilan darah vena
untuk pemeriksaan mikrobiologi (kultur), adalah sebagai berikut:5,6,24,25,26
Povidone
iodine 10%
Luer adapter
Isopropyl
alcohol 70%
Tube holder
Wing needle
set
Hand schoen
Botol kultur
Tabung
Sodium
Polyanethol
Sulfonate
(SPS)
29
Botol Kultur
Gambar
Kuman
Aerob
Neisseria meningitidis
a.
Haemophilus influenza
Standard
Streptococcus pneumoniae*
Streptococcus pyogenes
b.
Plus
enrichment
peptone /
soybean-casein
Pseudomonas aeruginosa
Candida glabrata
Staphylococcus aureus
Escherichia coli
Alcaligenes faecalis
2.
Anaerob
Clostridium perfringens
a. Standard
Bacteroides fragilis*
Bacteroides vulgatus
b. Plus enrichment
peptone /
soybean-casein
3.
Pediatrik
enrichment
4.
Isolator (tabung
kultur darah)
Streptococcus pneumoniae
Escherichia coli
Staphylococcus aureus
30
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Metode A
Sambungkan syringe 10 mL ke wing needle set.
31
Metode B
Sambungkan luer adapter pada wing needle set
dengan tube holder.
Tancapkan luer adapter pada septum tutup botol
kultur aerob terlebih dahulu
8.
9.
10. Metode A
Tarik barel syringe secara perlahan, hingga
darah mengalir ke dalam syringe.
Jangan
menarik terlalu cepat untuk mencegah hemolisis
atau membuat vena kolaps.
Hisap darah hingga volume tertentu (10 mL pada
dewasa, 1-4 mL pada anak)
Setelah darah yang terambil cukup volumenya,
lepaskan syringe dari wing needle set,
sambungkan needle 18 G ke syringe, untuk
kemudian dipindahkan ke dalam botol kultur
(biarkan mengalir sendiri)
Ulangi prosedur yang sama untuk botol kultur
anaerob, dengan syringe yang berbeda.
Metode B
Darah akan mengalir ke botol kultur anaerob.
Setelah mencapai tanda yang dibuat di botol,
lepaskan botol dari luer adapter, untuk kemudian
luer adapter ditancapkan ke botol kultur anaerob.
Lakukan hal yang sama, apabila dibutuhkan
pemeriksaan darah lainnya (disesuaikan dengan
32
Tabung isolator, botol kultur pediatrik enrichment, dan botol kultur aerob
harus diisi terlebih dahulu daripada botol kultur anaerob. 29 Hindari masuknya
udara ke dalam botol kultur anaerob, dengan cara membuang udara yang ada
pada syringe sebelum memasukkan darah ke dalam botol kultur anaerob. 26
Pengambilan darah sebanyak 20 mL langsung menggunakan satu syringe
tidaklah dianjurkan. Akan ada risiko terbentuknya aerosol ketika jarum dipindah
dari botol pertama, sehingga terjadi "spray back".26
33
2.5. Feses
Pengambilan spesimen feses segar atau dengan apusan rektal berguna
untuk menentukan etiologi infeksi diare atau keracunan makanan serta berperan
untuk memastikan diagnosa botulisme, diagnosa dan infeksi yang disebabkan
oleh adenoviruses, enterovirus, beberapa patogen menular seksual, protozoa dan
cacing usus, dan dalam beberapa kasus, cacing dari saluran pernapasan dan
empedu.10
Spesimen feses sebaiknya dikumpulkan pada stadium awal diare, ketika
kuman patogen dalam jumlah terbanyak, dan sebaiknya sebelum pemberian
antimikrobial.30
Persiapan pasien
-
34
Medium transport
Cary-Blair (semi solid medium), cocok
untuk semua kuman patogen enterik.
Alkali peptone water (liquid medium), cocok
untuk Vibrio spp.
35
feses
ke laboratorium
ditunda.31 Spesimen
feses
sebaiknya
dikumpulkan pada stadium awal diare, ketika kuman patogen dalam jumlah
terbanyak, dan sebaiknya sebelum pemberian antimikrobial.31
Alat dan bahan yang diperlukan untuk pengumpulan spesimen apus
rektal, adalah sebagai berikut:5
Swab steril jenis dakron. Swab dari kapas tidak direkomendasikan, karena
mengandung asam lemak dan Ca alginate yang bersifat toksik terhadap
kuman.
Tabung steril berisi media transport
Alat pelindung diri, kacamata pelindung, masker, hand scoen.
Prosedur pengambilan spesimen apus rektal, adalah sebagai berikut:5
36
37
38
39
40
Media Transpor
Amies medium
Stuarts medium
Kegunaan
Keterangan
Kuman
anaerob/ Bagus untuk anaerob
anaerob fakultatif
fakultatif
Kuman
anaerob/ Bagus untuk swab
anaerob fakultatif
41
Penyimpanan sputum pada pot steril berpenutup dengan jangka waktu <
24 jam pada suhu ruang atau disimpan di dalam refrigerator. .
Untuk pemeriksaan kultur, pilih spesimen sputum yang purulen, dengan
menggunakan steril swab, sputum diinokulasikan ke dalam media kultur.30
Media kultur yang rutin digunakan adalah sebagai berikut:30
Blood agar
Chocolate agar
MacConkey agar.
2.8. Spesimen Nasofaring / Apus Nasofaring
Waktu pengambilan spesimen apus nasofaring dapat diambil kapan saja
sesuai indikasi. Spesimen nasofaring yang didapat dari aspirasi, bilasan dan
swab lebih sering untuk diagnosa infeksi virus pada saluran napas tapi dapat
juga measles, pneumonia Chlamydia trachomatis pada neonatus, difteri dan
pertusis. Spesimen dari hidung juga dapat digunakan untuk identifikasi
Staphylococcus aureus.7
Untuk menemukan virus lebih cocok dilakukan swab. Spesimen dari
bilasan dan swab diambil untuk deteksi bakteri Bordetella pertussis sedangkan
spesimen dari swab digunakan untuk deteksi Chlamydia trachomatis,
Chlamydophilia pneumonia dan Corynebacterium diphtheria. 10
Persiapan pasien9,10
- Pasien diberi penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan.
42
- Spesimen usap nasofaring bisa dilakukan setiap saat terutama pada fase
akut dan sebaiknya sebelum pemberian antimikroba.
- Dilakukan 2 kali pengambilan, satu untuk pemeriksaan mikroskopis dan
yang lain untuk biakan (kultur).
Pasien duduk (bila mampu) dan diusahakan agar kepala tidak bergerak
selama pengambilan. Kepala ditengadahkan dengan sudut 70o.
Periksa lubang hidung, apakah ada sumbatan atau kotoran. Bila ada
kotoran, bersihkan terlebih dahulu.
43
Swab diputar perlahan selama 5-10 detik untuk melepaskan sel epitel.
44
45
Waktu pengambilan spesimen apus orofaring dapat diambil kapan saja sesuai
indikasi.5
kepala
selama
proses
pengambilan swab.
Lidah ditekan ke bawah dengan Tongue depressor, kemudian swab steril
diapuskan ke:
1) Setiap tonsil
2) Bagian belakang faring
46
3) Area inflamasi/ulserasi/eksudasi/lesi
Swab tidak boleh menyentuh permukaan lidah dan buccal
Setiap daerah permukaan minimal diambil 2 apusan, 1 untuk membuat
preparat apus dan lainnya disimpan untuk pemeriksaan lebih lanjut
(misal, kultur)
Swab dimasukkan ke dalam tabung, lalu tabung ditutup rapat, dan spesimen
harus dibawa ke laboratorium secepat mungkin.
Waktu pengambilan spesimen apus nasal dapat diambil kapan saja sesuai
indikasi.5
47
Alat dan bahan yang diperlukan untuk pengumpulan spesimen apus nasal,
adalah sebagai berikut:5
Swab steril jenis dakron
Tabung steril berisi media transport
Alat pelindung diri, kacamata pelindung, masker, hand scoen.
48
Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan.
Waktu pengambilan spesimen apus luka dapat diambil kapan saja sesuai
indikasi.
Alat dan bahan yang diperlukan untuk pengumpulan spesimen apus luka,
adalah sebagai berikut:5
Swab steril jenis dakron
Tabung steril berisi media transport.
Larutan normal saline steril.
Alat pelindung diri, kacamata pelindung, masker, hand scoen.
49
50
konjungtivitis inklusi pada neonatus dan jarang pada dewasa. Virus merupakan
penyebab konjungtivitis akut sekitar 15-20%, dan di Amerika Serikat
kebanyakan konjungtivitis viral karena adenovirus. Parasit jarang sebagai
penyebab konjungtivitis.10
Apus diambil dari kedua mata walaupun hanya salah satunya tidak
terdapat infeksi (untuk membandingkan flora normal dan patogenitas
dari organisme yang didapat dari isolat).
51
Pasien dapat duduk atau berbaring. Pastikan posisi kepala pasien dalam
keadaan bersandar.
Apabila terdapat pus, bersihkan dulu dengan swab steril yang telah
dibasahi salin steril, lalu buang swab tersebut.
Swab segera dimasukkan ke dalam tabung, lalu tabung ditutup rapat, dan
spesimen harus dibawa ke laboratorium secepat mungkin. Jangan
mengirimkan swab yang sudah kering.
52
53
supratentorial
dan
infratentorial.
Kontraindikasi
relatif
Pengambilan spesimen 17
- Tempat pengambilan spesimen adalah antara tulang L 3-4 (L3-4)
(dewasa) dan L4-5 (anak).
54
3 Buah botol kecil steril bertutup ulir. Diperlukan 3-4 tabung plastik
steril yang telah diberi label sebagai tabung pertama, kedua dan ketiga
atau keempat. Hindari penggunaan tabung kaca karena akan
menyebabkan
adhesi
sel
pada
kaca
sehingga
mempengaruhi
Manometer air
55
56
yang
sulit
tumbuh
seperti
Neisseria
meningitidis
dan
57
Cairan diambil dari rongga perikardial, torak dan peritoneal atau cairan
sendi dengan melakukan aspirasi menggunakan jarum dan spuit.
Jumlah volume yang diperlukan untuk isolasi bakteri adalah 1-5 ml, dan
volume 10-15 ml digunakan untuk penemuan mikobakteria dan jamur.
58
59
sedikit.3,5
Sinoviosit
mensekresi
ke
dalam
cairan
sinovial,
yaitu
noninflammatory
(Grup
I),
inflammatory
(Grup
II),
sinovial
diambil
melalui
aspirasi
jarum
yang
disebut
60
melalui infeksi kulit atau jaringan lunak periartikuler ke dalam sendi steril.12
Jumlah cairan sinovial yang ada bervariasi berdasarkan ukuran sendi dan
banyaknya cairan yang terbentuk di sendi. Misal, cairan sinovial pada rongga
sendi lutut orang dewasa normalnya kurang dari 3,5 mL atau tidak lebih dari 4
mL , tapi dapat meningkat menjadi lebih dari 25 mL pada keadaan inflamasi.
Pada beberapa contoh, hanya sedikit cairan sinovial yang diperoleh, tapi ini
masih dapat digunakan untuk analisis mikroskopik atau kultur. Volume cairan
sinovial yang diperoleh harus dicatat.33
Lokasi arthrosentesis yang dapat dilakukan, adalah sebagai berikut:37
Sendi lutut
Sendi pergelangan
kaki
Sendi siku
Sendi MCP
61
Sendi bahu
Sendi MTP
Sendi pergelangan
TMJ
tangan
Antiseptik
Kassa steril.
Syringe
62
Needle
Lidocaine 1%
Tabung spesimen.
Prosedur arthrosentesis yang dilakukan, adalah sebagai berikut:12,33
63
5 mL
64
dilakukannya
prosedur
thoracosentesis,
adalah
sebagai
berikut:12,33
65
Untuk tujuan terapeutik pada pasien dengan efusi masif yang simptomatik.
Alat dan bahan yang perlu disiapkan untuk prosedur thoracosentesis,
adalah sebagai berikut:38
66
chlorhexidine
atau
povidone-iodine.
(untuk
menghindari
nervus
di
67
Kumpulkan
cairan
pleura
sesuai
kebutuhan
menghindari
peralatan
dan
terjadinya
pasang
edema.
Cabut
pada
tempat
plester
penusukan
68
es. Aliquot untuk kultur bakteri aerob dan anaerob paling baik diinokulasikan
pada media kultur darah. Jika dicurigai adanya keganasan, infeksi jamur, atau
infeksi mikobakterium, semua sisa cairan (100 mL) harus diserahkan untuk
memaksimalkan hasil pengecatan dan kultur.12
Untuk pemeriksaan sitologi, spesimen bisa disimpan sampai 48 jam
dalam refrigerator dengan hasil yang memuaskan. Untuk pemeriksaan pH, cairan
dikumpulkan secara anaerob dalam syringe berisi heparin dan diserahkan ke
laboratorium dengan es.12
Spesimen yang terlalu purulen tidak memerlukan pengukuran pH dan
dapat menyumbat analyzer.12
69
perikardiosentesis.33
Indikasi dilakukannya prosedur perikardiosentesis, adalah sebagai
berikut:33
70
71
Cairan Peritoneal
Cairan peritoneal merupakan cairan yang ada di rongga peritoneum.
72
Kontraindikasi absolut
Akut abdomen
Kontraindikasi relatif
73
Kehamilan
Alat dan bahan yang perlu disiapkan untuk prosedur parasentesis, adalah
sebagai berikut:40
Duk steril
Lidocaine 1%
Syringe, 10 mL dan 60 mL
needle
with
3-way
74
vacuum
Kassa steril
Plester
75
76
BAB III
77
3.1 Pendahuluan
Diagnosis histopatologi dan sitologi, yang merupakan hasil interpretasi
pemeriksaan histopatologi dan sitopatologi, sampai saat ini masih merupakan
"baku emas" bagi diagnosis sebagian besar penyakit. Ketepatan diagnosis
histopatologi dan sitopatologi bergantung pada penanganan dan pengolahan
bahan pemeriksaan yang baik sehingga dapat diinterpretasikan serta dapat
dikembangkan lebih lanjut untuk pemeriksaan molekuler dan genetik.41
Penanganan bahan pemeriksaan yang baik dan benar merupakan tugas
bersama antara Rumah Sakit, klinisi, dan Sentra Diagnostik Patologi Anatomik.
Mutu hasil proses jaringan sangat erat hubungannya dengan penanganan bahan
pemeriksaan yang benar sejak awal jaringan/sel dan cairan dipisahkan dari tubuh.
Tahap ini dilakukan di kamar tindakan atau klinik, disebut sebagai penanganan
pra-analitik. Pada tahap ini, kegiatan utamanya ialah melakukan pencatatan data
pasien dan preservasi jaringan/sel pasca operasi/biopsi.41
Penanganan bahan pemeriksaan yang dilaksanakan di tempat pengambilan
bahan pemeriksaan dan menjadi tanggung jawab pihak klinik. Tahap ini
merupakan tonggak pertama yang merupakan syarat agar hasil pemrosesan bahan
pemeriksaan dan penanganan selanjutnya dapat berlangsung dengan baik.
Tercakup dalam tahap ini adalah : 41
A. Kelengkapan Identitas Pasien dan Keterangan Klinik yang Relevan
Administrasi
Pengisian formulir pengantar tentang pasien yang mencakup data :
Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, alamat, suku, agama,
pekerjaan
Keterangan klinik : lokasi dan ukuran lesi, durasi, keluhan lain yang
78
79
Isi wadah dengan formalin 10% bufer dengan volume minimal 5 kali
volume jaringan.
Masukkan sesegera mungkin jaringan segar ke dalam wadah formalin
(kurang dari 30 menit).
Jika jaringan berukuran besar (misalnya mastektomi), lakukan irisan
sejajar berjarak kira-kira 1 cm agar seluruh bagian jaringan terpapar
formalin. Irisan harus sedemikian rupa sehingga masih dapat dengan
mudah dilakukan rekonstruksi oleh Spesialis Patologi Anatomik.
Beri label identitas pasien dan jenis jaringan yang diambil agar tidak
tertukar, segera dikirim ke Sentra Diagnostik Patologi Anatomik disertai
formulir pengantar yang telah diisi lengkap.
Fiksasi
Fiksasi merupakan langkah yang sangat penting dan harus
dilaksanakan dengan sempurna menggunakan zat fiksator yang baik,
karena sangat mempengaruhi langkah selanjutnya dalam pengolahan
jaringan.
Tujuan fiksasi adalah :
Mencegah terjadinya autolysis dan pengaruh bakteri
Mempertahankan bentuk dan isi jaringan mendekati keadaan
sebelum difiksasi.
Memungkinkan proses pengolahan jaringan selanjutnya berjalan
dengan baik.
Mempertahankan
komponen-komponen
jaringan
atau
sel
80
terbukti
untuk
pemeriksaan
rutin
(morfologi)
dan
81
82
Pap smear.
Tidak berhubungan seksual selama 48 jam sebelum Pap smear.
Hal-hal yang perlu ditulis pada formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium, adalah sebagai berikut:42
Nama pasien
Jenis kelamin
Umur dan/atau tanggal lahir
Status
menstruasi
(siklus
menstruasi
terakhir, histerektomi,
hamil,
83
Swab yang ujungnya terbuat dari kapas, tidak dianjurkan untuk digunakan,
oleh karena sel-sel akan melekat pada kapas, sehingga menyebabkan spesimen yang
tidak lengkap.42
Prosedur Pap smear yang dilakukan adalah sebagai berikut:42
Metode Konvensional dengan Menggunakan Spatula dan Cytobrush
Pasien
diposisikan
supine
dengan
dorsal
360o
mengelilingi
cervix,
dengan
adalah
mengambil
spesimen
84
memanjang.
Lalu
oleskan/hapuskan
diposisikan
supine
dengan
dorsal
sekaligus
dengan
broom-like
tengahnya
endocervix,
bersinggungan
masuk
ke
dalam
sedangkan
bulu
dengan
ectocervix,
kanal
lateralnya
dengan
85
Lalu
balik
broom-like
device
diposisikan
supine
dengan
dorsal
dengan
spesimen
endocervix,
86
diposisikan
supine
dengan
dorsal
adalah
mengaduk-adukkannya,
lalu
3.3 Bone Marrow Aspiration (BMA) dan Bone Marrow Biopsy (BMB)
Sumsum tulang dapat diperoleh dengan cara:43
87
1) Aspirasi
BMA adalah pengambilan sejumlah kecil cairan dan sel-sel sumsum tulang
melalui jarum yang dimasukkan ke dalam tulang.
BMA akan memberikan informasi numerik dan penampilan sitologi dari sel-sel
sumsum tulang.
Biasa digunakan untuk kepentingan:
a)
88
89
Klima needle
Mempunyai pengaman/Guard berupa
sekrup di sepanjang jarum, sehingga
lebih aman.
Disarankan untuk BMA di sternum.
Jarum
Jamshidi needle
untuk BMB
Williams' and Nicholson's needle
modified Sacker's trephine
90
91
92
Spesimen hasil BMB harus difiksasi dalam normal saline 10%, buffer hingga
pH 7, untuk 12-48 jam sebelum dekalsifikasi, dehidrasi, dan ditanam pada lilin
parafin untuk pemeriksaan histologi.46
- Pasien diberi penjelasan tentang cara batuk yang benar dan perbedaan
sputum dengan ludah.
- Sputum pasien dapat diambil dengan cara batuk, bronkoskopi, dan dapat
dirangsang dengan uap air garam (saline).
- Untuk pasien rawat inap/ jalan sputum pagi diambil dengan batuk dalam.
93
- Sampel dimasukkan ke dalam wadah bersih, diberi label, jangan diberi bahan
fiksatif.
Pengambilan sampel
Sampel berupa urin yang dikemihkan (voided urine) atau melalui kateter (
catheterized urine).
Urin yang paling baik adalah urin pagi, dikemihkan sedikit baru
ditampung.
94
bilasan
bronkus
dilakukan
untuk
mendeteksi
dan
95
96
- Bila segera dikirim/ letak dekat laboratorium: oleskan pada gelas objek
bersih tanpa bahan fiksatif .
- Sikat dipotong 2-4 cm, masukkan dalam 15 cc saline dan segera kirim ke
laboratorium.
97
penderita dengan sekret puting susu (nipple discharge), sensivitas pemeriksaan ini
rendah.
Persiapan pasien
Pengambilan sampel
Bila teraba massa: daerah antara massa dan areola dapat pula ditekan.
- Hapuskan dengan rata diatas gelas objek, fiksasi segera dengan bahan
fiksatif spray dari jarak kira-kira 10-15 cm, biarkan selama kira-kira 2 detik.
Persiapan pasien
- Pasien tidak dibenarkan makan anti koagulan dan status pembekuan darah
98
harus diperiksa.
Pengambilan sampel
Sampel untuk lesi yang letaknya superfisial :
Semprotkan bahan aspirasi ke gelas objek, hapus rata dengan gelas objek
lain.
- Bahan aspirasi disemprotkan di atas gelas objek, ratakan degan gelas objek
lain, keringkan atau difiksasi.
99
- Tidak ada batas waktu untuk sediaan yang sudah difiksasi atau dikeringkan
di udara.
Bahan hasil bilasan harus segera dikirim ke laboratorium agar sel tidak
lisis.
Dapat pula dikirim langsung dengan spuit bila jarak dengan laboratorium
dekat.
100
101
Biopsi jarum yaitu pengambilan sampel jaringan atau cairan dengan cara
disedot lewat jarum. Biasanya cara ini dilakukan dengan bius lokal (hanya
area sekitar jarum) dan bisa dilakukan langsung atau dibantu dengan radiologi
seperti CT scan atau USG sebagai panduan untuk membuat jarum mencapai
102
massa atau lokasi yang diinginkan. Bila biopsi jarum menggunakan jarum
berukuran besar maka disebut core biopsi, sedangkan bila menggunakan
jarum kecil atau halus maka disebut fine needle aspiration biopsi. 49
103
Punch biopsy : biopsi ini biasa dilakukan pada kelainan di kulit. Metode ini
dilakukan dengan alat yang ukurannya seperti pensil yang kemudian
ditekankan pada kelainan di kulit, lalu instrumen tajam di dalamnya akan
mengambil jaringan kulit yang ditekan. Dilakukan bius lokal dan bila
pengambilan kulit tidak besar maka tidak perlu dijahit. 49
104
Persiapan Pasien
Selama 1 minggu sebelumnya harus menghentikan segala macam
konsumsi obat yang membuat pembekuan darah terganggu seperti aspirin,
Coumadin dan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs). 48
Pengambilan sampel
-
105
dalam.
- Untuk spesimen/ sampel yang berdarah dapat dibilas terlebih dulu dengan
NaCl fisiologis sebantar dan kemudian baru direndam ke dalam larutan
formalin.
-
106
BAB IV
PENUTUP
Sebuah laboratorium mikrobiologi atau patologi anatomi harus mampu
mempertahankan kualitas spesimen sejak spesimen tersebut diambil dari penderita,
apakah tepat waktunya, apakah cukup jumlahnya, apakah memenuhi syarat untuk
diperiksa, dsb. Keberhasilan laboratorium klinik mikrobiologi dan patologi anatomi
untuk identifikasi penyebab penyakit sangat bergantung pada pengambilan dan
pengiriman spesimen pasien ke laboratorium yang dilakukan secara benar.
Syarat dan kriteria pra analitik pada pemeriksaan mikrobiologi dan patologi
anatomi terdiri dari tipe spesimen, waktu untuk pengambilan spesimen, volume
spesimen, pengambilan spesimen dan pengiriman spesimen. Untuk mendapatkan
suatu spesimen yang baik maka yang pertama dan yang terpenting adalah tempat
pengambilan spesimen harus dipilih secara hati-hati agar memberi hasil terbaik
mengenai organisme penginfeksi, toksin, atau antibodi yang dibentuk oleh pejamu.
Pengambilan spesimen itu sendiri harus dilakukan dengan cara yang meminimalkan
pencemaran oleh flora endogen pejamu. Pengiriman spesimen ke laboratorium harus
dilakukan di bawah kondisi yang mempertahankan viabilitas agen infeksiosa atau
integritas produk-produknya dan menggunakan media transpor yang sesuai untuk
107
108