Anda di halaman 1dari 16

2.

3 PERBEDAAN VDRL DAN TPHA

Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) / Serum atau Cerebrospinal Fluid (RPR)
merupakan satu-satunya pemeriksaan laboratorium untuk neunurosipilis yang disetujui oleh
Centers for Disease Control. Pemeriksaan VDRL serum bisa memberikan hasil negatif palsu
pada tahap late sipilis dan kurang sensitif dari RPR. Penyakit Pemeriksaan VDRL merupakan
pemeriksaan penyaring atau Skrining Test, dimana apabila VDRL positif maka akan
dilanjutkan dengan pemeriksaan TPHA (Trophonema Phalidum Heamaglutinasi). Hasil uji
serologi tergantung pada stadium penyakit misalnya pada infeksi primer hasil pemeriksaan
serologi biasanya menunnjukkan hasil non reaktif.Troponema palidum dapan ditemukan pada
chancre. Hasil serologi akan menunjukan positif 1-4 minggu setelah timbulnya chancre. Dan
pada infeksi sekunder hasil serelogi akan selalu pisitif dengan titer yang terus
meningkat. Pasien yang terinfeksi bakteri treponema akan membentuk antibody yang terjadi
sebagai reaksi bahan-bahan yang dilepaskan karena kerusakan sel-sel. Andibody tersebut
disebut regain.

1
PRAKTIKUM VDRL

3.1 Pemeriksaan VDRL

A. Tujuan pemeiksaan
Untuk mendeteksi adanya antibody nontreponema atau Reagin.

B. Meode pemeriksaan
Slide

C. Prinsip pemeriksaan
Adanya antibody pada serum pasien akan bereaksi dengan antigen yang menempel pada
eritrosit ayam kalkun atau domba membentuk flokulasi ( gumpalan) atau aglutinasi

D. Spesimen pemriksaan
Serum atau cairanotak

E. Alat dan bahan pemeriksaan


1. Slide pemeriksaan berlatar belakan putih
2. Mikroskop
3. Mikropipet
4. Tip kuning
5. Rotator
6. Timer
7. Batang pengaduk

E. Cara kerja
1. Kualitatif
a. Siapkan alat dan bahan yad dibutuhkan
b. Ke dalam lingkaran slide dipipet 50 ul serum
c. Tambahkan 50 ul atau 1 tetes antigen (reagen VDRL )
d. Homogenkan dengan batang pengaduk
e. Putar pada rotator kecepatan 100 rpm selama 4-8 menit
f. Amati ada tidaknya flokulasi

2
2. Kuantitatif
a.Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
b. Lakukan pengenceran berseri pada slide dengan cara 50 ul serum + 50 ul saline
dihomogenkan kemudian hari campuran tersebut dipipet 50 ul dan diletakkan pada
lingkaran ke dua pada slide yang sama kemudian tambahkan 50 ul salin dan homogenkan
kembali lalu lakukan hal yang sam seperti pada lingkaran pertama sampai lingkaran
terakhir dima pada pengenceran terakhir hasil pengenceran dibuang sebanyak 50 ul. Maka
hasil pengenceran adalah 1/2 , 1/4 , 1/8, 1/16, 1/32, 1/64, 1/128.
c. Kepada masing-masing pengenceran tambahkan 1 tetes ( 50 ul ) antigen VDRL (
reagen)
d. Kemudian dihomogenkan dan diputar dengan rotator kecepatan 100 rpm selam 5-8
menit
e. Amati ada tidaknya flokulasi setiap pengenceran dan tentukan titer pemeriksaannya
( yaitu pengenceran trerakhir yang masih menunjukkan flokulasi )

F. Interpretasi hasil
1. Kualitatif
Laporan hasil cukup dengan menyebutkan non-reaktif, reaktif lemah atau reaktif

a. REAKTIF : Bila tampak gumpalan sedang atau besar


b. REAKTIF LEMAH: Bila tampak gumpalan kecil-kecil
c. NON REAKTIF : Bila tidak tampak flokulasi/gumpalan

2. Kuantitatif

3
Tentukan titernya ( amati pngenceran trakhir yang masih menunjukkan flokulasi )
misalnya 1/64

G. Hasil Pengamatan

4
5
H. PEMBAHASAN

6
7
I. KESIMPULAN

J. DAFTAR PUSTAKA

8
9
PRAKTIKUM TPHA

A. METODE
Hemaaglutinasi tidak langsung (indirek hemaaglutinasi) untuk mendeteksi
antibodi spesifik terhadap T.pallidum.

B. PRINSIP

Adanya antibody Treponema Palidum akan breaksi dengan antigen treponema


yang menempel pada eritrosit ayam kalkun/ domba sehingga terbentuk aglutinasi dari
eritrosit-eritrosit tersebut.

C. SPESIMEN
Serum atau cairan otak

D. ALAT DAN BAHAN


1. Mikroplate tipe U
2. Mikropipet 25 ul dan 100 ul
3. Automati vibrator
4. Reagen kit TPHA

E. LANGKAH KERJA
1. Prosedur Kualitatif
a. Teteskan masing-masing 1 tetes (25 ul) serum diluent ke lubang 1, 3, 4 dan 5 dan
untuk lubang ke-2 tambahkan r tetes ( 100 ul).
b. Teteskan 25 serum pada lobang 1 dan lakukan pengenceran sampai lubang ke-
5 dengan cara ambil 25 ul dari lobang pertama dan taruh ke lubang kedua.
Dihomogenkan lalu ambil masing-masing 25 ul dan di taroh di lobang ke tiga dank e
empat. Dari lobang ke empat diambil 25 ul dan di taruh ke dalam lobang ke lima. Paka
akan didapat pengenceran 1/2, 1/10, 1/20, 1/20 dan 1/40.
c. Tambahkan 75 ul sel control ke lobang tiga dan 73 un sel tes ke lobang 4 dan 5 ,
maka pengenceran terakhir 1/2 , 1/10,1/80, 1/80,1/160
d. Homogenkan pada mixer dan inkubasi pada suhu kamar selama 45-60 menit

10
e. Amati aglutinasi pada masing-masing lobang.

2. Prosedur Kuantitatif
Prosedurnya sama dengan prosedur kualitatif, hanya pada prosedur kuantitatif pada
pengenceran sampel di lobang ke lima dilanjutkan lagi sampai lubang ke Sembilan,
sehingga pengenceran akhir yang didapa setelah masing-masing ditambah 75 ul sel tes
menjadi 1/160, 1/1320, 1/640, 1/1280, 1/2560. Hasil dibaca sampai pengenceran
tertinggi yang masih aglutinasi.

F. INTERPRETASI HASIL
a. Lobang 1 dan 2 merupakan hasil tes yang menunjukkan positif
b. Lobang 3 merupakan control cell (sel yang tidak dilapisi denganantigen treponema
c. Lobang 4 merupakan tes sel ( sel yang dilapisi dengan antigen treponema)

11
F. DATA PENGAMATAN

HASIL PENGAMATAN DOKUMENTASI

12
13
H. PEMBAHASAN

14
15
I. KESIMPULAN

J. DAFTAR PUSTAKA

16

Anda mungkin juga menyukai