0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
214 tayangan11 halaman
Dokumen ini membahas tentang pemeriksaan laboratorium untuk menentukan kadar alkohol dalam darah dan urine. Pemeriksaan kuantitatif kadar alkohol darah merupakan diagnosis pasti keracunan alkohol, sedangkan kadar alkohol dalam urine dapat ditentukan secara semi kuantitatif menggunakan teknik modifikasi mikrodifusi. Hasil uji yang lebih hijau menunjukkan kadar alkohol yang lebih tinggi.
Dokumen ini membahas tentang pemeriksaan laboratorium untuk menentukan kadar alkohol dalam darah dan urine. Pemeriksaan kuantitatif kadar alkohol darah merupakan diagnosis pasti keracunan alkohol, sedangkan kadar alkohol dalam urine dapat ditentukan secara semi kuantitatif menggunakan teknik modifikasi mikrodifusi. Hasil uji yang lebih hijau menunjukkan kadar alkohol yang lebih tinggi.
Dokumen ini membahas tentang pemeriksaan laboratorium untuk menentukan kadar alkohol dalam darah dan urine. Pemeriksaan kuantitatif kadar alkohol darah merupakan diagnosis pasti keracunan alkohol, sedangkan kadar alkohol dalam urine dapat ditentukan secara semi kuantitatif menggunakan teknik modifikasi mikrodifusi. Hasil uji yang lebih hijau menunjukkan kadar alkohol yang lebih tinggi.
sebagai minuman keras dengan berbagai konsentrasi. Pada konsumsi yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan fungsi motorik, saraf dan hepar. Keracunan alkohol dapat berakibat fatal dan kematian. Pada kasus-kasus keracunan alkohol biasanya sampel yang akan diperiksa berupa urine dan darah. Bau alkohol bukan merupakan diagnosis pasti keracunan. Diagnosis pasti hanya dapat ditegakkan dengan pemeriksaan kuantitatif kadar alkohol darah. Untuk korban meninggal dapat diperiksa kadar alkohol dalam otak, hati, atau organ lain atau cairan seperti cairan serebrospinalis. Kadar alkohol darah yang diperoleh dari pemeriksaan belum menunjukkan kadar alkohol darah pada saat kejadian. Hasil ini akibat dari pengambilan darah dilakukan beberapa saat setelah kejadian, sehingga yang dilakukan adalah perhitungan kadar alkohol darah saat kejadian. Meskipun kecepatan eliminasi kira-kira 14-15 mg/dl, namun pada perhitungan harus juga dipertimbangkan kemungkinan kesalahan pengukuran dan kesalahan perkiraan kecepatan eliminasi. Gruner (1975) menganjurkan angka 10 mg/dl per jam digunakan dalam perhitungan. Sebagai contoh, bila ditemukan kadar alkohol darah 50mg/dl yang diperiksa 3 jam setelah kejadian, akan memberikan angka 80 mg/dl pada saat kejadian. • Salah satu cara penentuan semi kuantitatif kadar alkohol dalam urin yang cukup sederhana adalah teknik modifikasi mikrodifusi (Conway), Kalium karbonat jenuh direaksikan dengan urine yang mengandung alkohol. Ikatan antara urine dan alkohol yang relatif lemah akan digantikan dengan ikatan urine dengan kalium karbonat yang lebih kuat • Ikatan antara urine dan alkohol yang relatif lemah akan digantikan dengan ikatan urine dengan kalium karbonat yang lebih kuat sehingga akan memberikan peningkatan jumlah alkohol bebas. • Alkohol bebas akan berfungsi sebagai reduktor terhadap kalium dikromat sehingga akan mengubah ikatan Cr2+yang berwarna kuning menjadi Cr3+ yang berwarna hijau. Semakin hijau hasil akhir reaksi menunjukkan semakin banyak alkohol yang mengubah Cr2+menjadi Cr3+, • Semakin hijau hasil akhir reaksi • menunjukkan semakin banyak alkohol yang mengubah Cr2+menjadi Cr3+