PEMERIKSAAN
Andri Suryanto
Pendahuluan
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga
disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang
mengandung alkohol.
Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan
sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol,
atau grup alkohol lainnya.
Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia
famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol.
Alkohol adalah senyawa dimana satu atau lebih atom hidrogen
dalam sebuah alkana diganti oleh sebuah gugus –OH.
Alkohol yang diperdagangkan terdiri dari metanol,etanol dan
butanol.
Absorbsi
Alkohol
Ekskresi dalam Distribusi
darah
Metabolisme
Absorbsi
80% di
Melalui usus
mukosa halus
Saluran mulut dan
cerna dan sisanya
(GIT) epitel di usus
Alkoho besar
l GIT
Distribusi
Semua
jaringan,
Alkohol Didistribusikan cairan tubuh
dan cairan
jaringan
Metabolisme
Metabolisme
Mikrosom
Sitosol (Enzim Peroksisom (Enzim
(Sitokrom reduktase
ADH) katalase hidrogen)
lesitin)
Hidrogen
Asetaldehid Redoks berkurang
asetaldehid
Perubahan
Kerusakan struktur metabolisme KBH,
Asetat sel; meningkatkan lemak dan
radikal bebas menghambat sintesa
protein
Ekskresi
2 - 10%nya diekskresikan melalui paru-paru maupun
ginjal.
Sebagian kecil akan dikeluarkan melalui keringat, air
mata, empedu dan saliva
Dampak alkohol
Otak : Mengkerutkan jaringan otak dan merusak sel-sel otak.
Mulut dan tenggorokan : 50% kanker di daerah ini berhubungan dengan
alkohol.
Paru-paru : Mengganggu protein yang mengakibatkan keluarnya cairan
tubuh pada rongga paru-paru.
Jantung : Meningkatkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
Hati : Organ utama yang terlibat dalam menetralisir alkohol, konsumsi
berlebihan membuat kerja hati lebih berat dan bisa merusak hati.
Lambung : Menyebabkan ekskresi asam lambung berlebihan.
Ginjal : Mengganggu kemampuan ginjal untuk mengatur cairan tubuh,
keseimbangan asam - basa, hormone tertentu,dan mineral.
Pankreas : Mengurangi jumlah enzim pencernaan.
Usus halus dan usus besar : Kerusakan sel-sel lapisan usus, mem-blok
penyerapan, dan merusak nutrisi.
APAKAH ITU MIRAS ???
• Saliva
Metode • Urin
Pemeriksaa • Darah
• Cairan
n serebrospinal
Berdasarkan instrumen yang digunakan :
Skrining
test/Reaksi
warna
3. Reagen
Larutan kalium bikromat (K2Cr2O7) 2,5 %
Asam sulfat (H2SO4) 50 %
Skrining test
Kalium bikromat
4. Cara Kerja
Masukkan 5 mL spesimen urin dalam tabung reaksi, lalu tutup
Pada kertas saring teteskan K2Cr2O7 tambahkan H2SO4
Masukkan kertas saring tersebut dibagian atas leher tabung
Sumbat mulut tabung dengan gabus dan panaskan pada
penangas air suhu 100° C selama 2 menit
5. Interpretasi Hasil
Perubahan warna dari kuning menjadi hijau menandakan
alkohol positif.
Etanol memberikan reaksi positif bila kadarnya lebih dari 40
mg %
Skrining test
Mikrodifusi
1) Prinsip
Di dalam tempat yang kedap, alkohol dalam spesimen urin akan menguap dan bereaksi
dengan kalium bikromat dalam suasana asam sehingga terjadi perubahan warna.
2) Alat
Cawan Conway
Pipet ukur
3) Reagen
Kalium bikromat 0,5 g Kalium bikromat dalam 100 ml asam sulfat 60 %
4) Cara Kerja
• Tempatkan spesimen di bagian tepi cawan sampai tertutup dasarnya
• Tambahkan beberapa ml kalium bikromat di sekitar tempat spesimen tersebut.
• Tutup rapat cawan tersebut dan inkubasi pada suhu 37° C selama 1 jam
5) Interpretasi
Hasil Warna kalium bikromat akan berubah dari kuning menjadi hijau selanjutnya
menjadi biru.
Skrining test
Test Alkohol Cepat
Penggunaan Tes-Alkohol-Cepat ini ditujukan sebagai
metode cepat untuk mendeteksi kadar alkohol dalam
saliva sebagaimana jika blood alcohol
concentration (BAC) melebihi kadar 0.02%.
Telah dipublikasikan/dipahami sebelumnya bahwa
konsentrasi alkohol dalam saliva hampir setara dengan
konsentrasi alkohol dalam darah.
Tes cepat ini ditujukan sebagai semi-kuantisasi alkohol
ethyl dalam saliva manusia.
Skrining test
Prinsip Tes-Alkohol-Cepat ini didasarkan pada spesifisitas
tinggi dari alcohol oxidase (ALOx) bagi alkohol ethyl
dalam kehadiran peroxidase dan enzim substrasi seperti
tetramethylbenzidine (TMB).
Warna yang berbeda pada pad reaktif dapat diobservasi
kurang dari 20 detik setelah ujungnya mengalami kontak
dengan sampel saliva dengan konsentrasi alkohol ethyl
yang melebihi 0,02%.
Harus diketahui bahwa jenis alkohol lain seperti: methyl,
propanyl dan allyl akan menghasilkan warna yang sama
pada pad reaktif. Walaupun demikian, alkohol-alkohol jenis
ini biasanya tidak terdapat pada saliva.
Metode kromatografi gas (KG)
Prinsip
Pengambilan udara yang mengandung alkohol dalam botol bertutup perforasi
yang dipanaskan dalam penangas air dengan menggunakan disposable syringe
dan kemudian udara yang terisap diinjeksikan ke dalam kromatografi gas.
Alat dan Bahan
• Alat kromatografi gas yang dilengkapi oleh detector FID (Flame
• Ionisation Detector)
• Kolom Porapak Q (mesh 80-100)
• Disposable syringe
• Kondisi Kromatografi Gas :
• Suhu kolom : 160°C
• Gas pembawa : Nitrogen
• Aliran gas : 50 ml / menit
• Detektor : FID (Flame Ionisation Detector)
Metode kromatografi gas (KG)
Cara Kerja
• Masukkan 0,5 ml sampel ke dalam botol hijau Mc Cartney
5 ml yang mempunyai tutup perforasi.
• Tutup botol dengan kuat, tempatkan dalam penangas air
selama 5 menit pada suhu 37°C (untuk membuat zat
tersebut dengan titik didih yang rendah) atau 56°C (untuk
membuat zat tersebut dengan titik didih yang lebih tinggi)
• Tanpa pendinginan, pindahkan 1 ml udara di atas sampel
menggunakan 1 ml disposable tuberlin syringe
• Sampel udaranya kemudian diinjeksikan ke dalam
kromatografi gas.
Metode kromatografi gas (KG)
Metode kromatografi gas (KG)
Interpretasi Hasil
Bandingkan waktu retensi sampel terhadap standar
etanol (Waktu retensi relatif* )
Metoda Spektrofotometri/Metoda Dubowski
Prinsip
Spesimen atau hasil destilasi uap jaringan di destilasi
secara langsung dalam larutan asam tungstat untuk
mengendapkan protein. Cairan dari destilat dicampur
dengan sejumlah tertentu larutan standar kalium dikromat
dalam larutan asam sulfat sehingga mencapai keasaman
15 N dan dioksidasi pada suhu 100°C. Residu ini diukur
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 450
nm dan konsentrasi alkohol pada spesimen dihitung dari
kurva kalibrasi atau table yang disiapkan dari larutan yang
diketahui kadar alkoholnya.
Metoda Spektrofotometri/Metoda Dubowski
Alat
Peralatan destilasi uap dari Dubowski dan Shupe (Sciensifiglass apparatus)
Penangas air elektrik pada suhu 100°C atau pada suhu yang konstan pada
100°C dengan cairan yang mudah larut (cairan UCON 50-HB-280X)
Spektrofotometer (450 nm)
Pipet
Labu ukur yang bertutup gelas
Reagen
Reagen pengoksidasi : 0.0214 N kalium dikromat 1.0500 g K2Cr2O7 dalam
1 liter dari 50% volume asam sulfat. 1 ml dari reagen setara dengan 0.247
mg etil alkohol
Larutan Natrium tungstat 10% w/v
Asam sulfat 2/3 N
Larutan Asam tartrat 10% w/v
Metoda Spektrofotometri/Metoda Dubowski
Metoda Spektrofotometri/Metoda Dubowski
Metoda Spektrofotometri/Metoda Gamma
Glutamyltranferase (GGT)
Biasanya sensitif dengan efek-efek alkohol.
Nilai diatas 24 U/L pada perempuan dan diatas 37 U/L
pada laki-laki dapat mengindikasikan penyalahgunaan
alkohol.
Metode pemeriksaan untuk tes GGT adalah
spektrofotometri atau fotometri, dengan menggunakan
spektrofotometer/fotometer atau alat kimia otomatis.
Bahan pemeriksaan yang digunakan berupa serum atau
plasma heparin.
Pemeriksaan pendukung
Mean Cospular Volume (MCV)
Rasio hitung sel darah merah (SDM) hematokrit,
mengindikasikan ukuran SDM dan membantu
mendiagnosa anemia, akibat dari alkoholisme.
Nilai MCV yang normal adalah 80 sampai 96 µm³.
Pemeriksaan darah lengkap
Dapat mengindikasikan malabsorbsi folat,vitamin B,
dan lemak (pada sekitar satu setengah dari
penyalahgunaan alkohol).
Cara pengambilan sampel
Persiapan dan Pengumpulan Sampel saliva
1. Jangan memberikan apapun kedalam mulut orang yang
sedang diperiksa paling tidak 10 menit sebelum
pengumpulan saliva. Ini termasuk makanan, minuman,
produk tembakau dan bahan yang lain.
2. Kumpulkan spesimen saliva dalam mangkuk untuk air
liur/ sputum atau kedalam wadah yang bersih, atau
langsung dioleskan pada pada reaksi dari strip tes.
3. Hindari kontak dengan kulit dengan menggunakan
sarung tangan dan pakaian laboratorium yang layak.
Cara pengambilan sampel
Pengumpulan Sampel Darah
1. Alat-alat yang diperlukan disiapkan diatas meja.
2. Keadaan pasien diperiksa, diusahakan pasien tenang
begitu pula petugas (Phlebotomis).
3. Ditentukan vena yang akan ditusuk, pada orang gemuk
atau untuk vena yang tidak terlihat dibantu dengan palpasi.
4. Daerah vena yang akan ditusuk diperhatikan dengan
seksama terhadap adanya peradangan, dermatitis atau
bekas luka, karena mempengaruhi hasil pemeriksaan.
5. Tempat penusukan didesinfeksi dengan Alkohol 70 % dan
dibiarkan kering.
Cara pengambilan sampel
6. Tourniquet dipasang pada lengan atas (bagian proximal
lengan) 6 – 7 cm dari lipatan tangan.
7. Tegakkan kulit diatas vena dengan jari-jari tangan kiri
supaya vena tidak bergerak.
8. Dengan lubang jarum menghadap keatas, kulit ditusuk
dengan sudut 45° – 60° sampai ujung jarum masuk
lumen vena yang ditandai dengan berkurangnya tekanan
dan masuknya darah keujung semprit.
9. Holder ditarik perlahan-lahan sampai volume darah
mencapai 6 – 10cc.
Cara pengambilan sampel
10. Torniquet dilepas, kapas diletakkan diatas jarum dan ditekan
sedikit dengan jari kiri, lalu jarum ditarik.
11. Pasien diinstruksikan untuk menekan kapas selama 1 – 2
menit dan setelah itu bekas luka tusukan diberi plester
hansaplast.
12. Jarum ditutup lalu dilepaskan dari sempritnya, darah
dimasukkan kedalam tabung bertutup merah. Dapat pula
menggunakan tabung bertutup hijau, ungu atau biru. Cegah
hemolisis.
13. Tulis tanggal dan waktu pengambilan pada tabung spesimen
dan formulir laboratorium. Cantumkan pula tanda tangan dari
petugas pengambil darah dan saksi pada tabung spesimen.