Anda di halaman 1dari 47

3.

3 Pasca Analisa

3.3.1 Pencatatan Hasil

Pada proses ini, hasil pemeriksaan yang didapat akan

dicatat atau dimasukkan nilainya ke LIS dalam komputer. Proses

pencatatan hasil mempunyai dua cara atau mekanisme

pencacatan, yaitu pencatatan manual dan otomatis.

Pemeriksaan dari alat yang sudah terhubung dengan LIS akan

tercatat hasilnya secara otomatis pada komputer. Pemeriksaan

dengan alat yang tidak terhubung dengan LIS atau pemeriksaan

manual, setelah didapatkan hasil pemeriksaan, hasil tersebut

disampaikan ke admin laboratorium untuk dicatat hasilnya secara

manual pada komputer.

Beberapa pemeriksaan seperti HIV, HBsAg, HCV, RPR, TPHA,

LED, CRP, HbA1C, pemeriksaan hemostasis dan beberapa

pemeriksaan lain juga dicatat secara manual pada buku hasil

masing-masing pemeriksaan.

Untuk pemeriksaan yang dirujuk ke laboratorium rujukan tidak

dilakukan pencatatan hasil, melainkan sudah diberikan copy hasil

untuk arsip di laboratorium.


3.3.2 Verifikasi Hasil

Hasil pemeriksaan akan connect ke komputer secara


otomatis, sedangkan yang manual dilakukan pelaporan
langsung

Hasil yang sudah tercatat pada LIS di verifikasi dan di


autorisasi terlebih dahulu

Setelah di verifikasi hasil akan di validasi oleh Dokter


Penanggung Jawab

(Gambar 5 : Alur Verifikasi Hasil)

Verifikasi adalah upaya pencegahan terjadinya kesalahan

dalam melakukan kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra

analitik sampai pasca analitik dengan melakukan pengecekan

setiap tindakan atau proses pemeriksaan.

Untuk verifikasi data di RSUD Budhi Asih dilakukan oleh

penanggung jawab yang sudah ditunjuk atau analis senior, baik itu

shift pagi, siang dan malam.

Hasil pemeriksaan akan connect ke komputer secara

otomatis, sedangkan yang manual dilakukan pelaporan langsung.

Hasil yang sudah tercatat pada LIS akan di verifikasi dan di

autorisasi terlebih dahulu. Setelah di verifikasi hasil akan di validasi

oleh dokter penanggung jawab.


3.3.3 Validasi Hasil

Hasil

Normal Abnormal

Liat hasil Duplo dan


sebelumnya lihat hasil
sebelumnya

Konsultasi dr.
Penanggung jawab

Administrasi Nilai kritis


dilaporkan ke
dokter atau
ruangan pasien
Validasi dr. PJ
dirawat
atau
penanggung
jawab yang Administrasi
bertugas
Validasi dr. PJ
atau penanggung
jawab yang
bertugas

(Gambar 6 : Alur Validasi Hasil)


Validasi merupakan upaya yang dilakukan untuk

memantapkan kualitas hasil pemeriksaan melalui Pemantapan

Mutu Internal (PMI), kesesuaian hasil terhadap parameter lain dan

kesesuaian hasil dengan keadaan klinis pasien.

Untuk validasi data di RSUD Budhi Asih baik itu hasil normal

atau abnormal harus di konsultasi kan ke dr.PJ dilakukan oleh

penanggung jawab yang sudah ditunjuk atau analis senior, baik itu

shift pagi, siang dan malam. Jika semua hasil benar-benar sudah

cocok dan akurat maka hasil akan di keluarkan atau di print

rangkap III dan ditanda tangani oleh dr. Penanggung jawab.


3.3.4 Penyerahan Hasil

Laboratorium

Rawat Jalan Rawat Inap Rujukan IGD

Hasil di Hasil diletakkan Hasil


letakkan di lemari dimasukkan Triase Gawat
ditempat khusus sesuai kedalam Darurat
khusus hasil ruangan rawat amplop
Pasien atau
poli inap khusus dan
keluarga
diletakkan di
pasien
rak khusus
Diambil oleh Diambil oleh menunggu
hasil rujukan
pasien perawat hasil
didepan lab

Diserahkan ke Hasil
Diambil oleh Diambil
dokter diantar oleh
pasien yang oleh pihak
lab dan
bersangkutan rumah sakit
diserahkan
atau klinik
ke perawat
yang
atau dokter
merujuk
IGD

(Gambar 7 : Alur Penyerahan Hasil)

Setelah hasil keluar atau dicetak, lembar hasil disimpan pada

tempatnya masing-masing. Hasil pasien rawat jalan diletakkan khusus

ditempat hasil poli dan dikelompokkan sesuai tanggal pengeluaran hasil.

Hasil pasien rawat inap, diletakkan pada lemari penyimpanan hasil rawat

inap sesuai dengan masing-masing nama ruangan rawat inap. Hasil

rujukan dari laboratorium luar dimasukkan ke dalam amplop dan disimpan


di bagian rak khusus rujukan. Hasil pemeriksaan BTA, TCM TB dan PA

Jaringan disimpan di tempat tersendiri di bagian administrasi laboratorium.

Untuk hasil Instalasi Gawat Darurat (IGD) triase pasien atau

keluarga pasien menunggu hasil didepan laboratorium menunggu

dipanggil oleh petugas. Untuk hasil gawat darurat hasil diantar oleh

petugas laboratorium dan diserahkan ke perawat atau dokter IGD.

3.3.5 Pemantapan Mutu Internal dan Eksternal

Pemantapan mutu merupakan salah satu upaya peningkatan

mutu pelayanan laboratorium klinik yang dilaksanakan melalui

berbagai upaya, antara lain :

1. Pemantapan Mutu Internal (PMI)

(Tabel 7 : Pemantapan Mutu Internal Laboratorium RSUD Budhi

Asih)

Pemerisaan Level Frekuensi

Kimia 2 (Normal & Patologis) Setiap Hari

Urinalisa
Kehamilan & 1 (Kontrol Pada Strip Setiap

Narkoba Reagen) Melakukan


Pemeriksa-
1 (Kontrol Pada Strip
Feses Darah Samar an
Reagen)

HIV, HBsAg, Anti

HCV, Dengue
1 (Kontrol Pada Strip
IgG/IgM, Dengue
Reagen)
NS1, Anti

Leptospira
Imuno-

serologi Widal, Salmonella

IgM, RPR, TPHA,


2 (Normal & Patologis)
RF, ASO, Anti

HAV IgM, PCT

CRP 1 (Kontrol Positif)

Leukosit, Eritrosit,

Hemoglobin,

Hema- Trombosit, 3 (Normal,Tinggi,


Setiap Hari
tologi Hematokrit, Hitung Rendah)

Jenis, MCH, MCV,

MCHC
PT, APTT,
2 (Normal & Patologis) Setiap Hari
Fibrinogen

Setiap

Melakukan
D-Dimer 1 (Kontrol Patologis)
Pemeriksa-

an

Kimia Darah

Elektrolit 2 (Normal & Patologis) Setiap Hari

Kimia AGD

Klinik
Setiap

Melakukan
HbA1C 1 (Kontrol Patologis)
Pemeriksa-

an

Pemantapan Mutu Internal (PMI) merupakan kegiatan

pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh pihak

laboratorium agar diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan akurat.

Pemantapan Mutu Internal (PMI) yang dilakukan di Laboratorium RSUD


Budhi Asih biasanya dilakukan dengan cara melakukan Quality ControI

(QC) menggunakan reagen kontrol dengan beberapa level kontrol pada

semua alat pemeriksaan di pagi hari sebelum melakukan pemeriksaan.

Hasil QC pemeriksaan setiap hari dicatat dalam bentuk grafik Levey

Jenning dan dilakukan analisa Westgard multirules. Setiap 1 bulan

sekali grafik QC setiap pemeriksaan dicetak dan disimpan pada rak-rak

tempat menyimpan hasil QC.

Namun, beberapa pemeriksaan QC nya dilakukan saat sedang

melakukan pemeriksaan tersebut, seperti pemeriksaan imunoserologi.

Ada yang bahan kontrolnya sudah ada di kasetnya masing-masing dan

ada yang menggunakan kontrol positif & negatif setiap melakukan

pemeriksaan.

Ada juga beberapa alat yang di QC oleh vendor-nya, seperti alat

pemeriksaan gula darah strip, alat pemeriksaan keton strip, dan alat

pemeriksaan laktat strip. Namun, jangka waktu untuk vendor alat

tersebut datang ke laboratorium melakukan QC tidak tetap (tentatif).

2. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)

Merupakan kegiatan pemantapan mutu yang diselenggarakan

secara periodik oleh pihak luar laboratorium yang bersangkutan untuk

menilai adanya kesamaan hasil pada berbagai laboratorium dan

mendeteksi adanya penyimpangan hasil.


Hasil evaluasi mengandung informasi tentang nilai target, hasil

pemeriksaan peserta yang bersangkutan, serta penyimpangannya dari

nilai target. Peserta nya yaitu semua laboratorium kesehatan, baik

laboratorium kesehatan swasta maupun laboratorium kesehatan

pemerintah diwajibkan mengikuti program ini.

(Tabel 8 : Pemantapan Mutu Eksternal Laboratorium RSUD Budhi Asih)

Tingkatan Program Parameter Frekuensi

Hematologi 1 Bulan Sekali

Internasional EQAS Kimia


1 Bulan Sekali
Klinik

Program PME Internasional tidak wajib diikuti oleh semua

laboratorium kesehatan. Program PME Internasional yang diikuti RSUD

Budhi Asih adalah program EQAS (External Quality Assurance

Services) yang diadakan oleh perusahaan Bio-Rad. Pada program ini,

Laboratorium RSUD Budhi Asih membeli bahan kontrol yang digunakan

untuk program tersebut. Bahan kontrol tersebut diperiksa dan hasilnya

dimasukkan secara online ke website EQAS. Feedback yang diterima

laboratorium peserta adalah sertifikat yang menerangkan tentang

kualitas laboratorium peserta.


3.3.6 Nilai Kritis

NILAI KRITIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM


RSUD BUDHI ASIH

NILAI KRITIS PEMERIKSAAN KIMIA NEONATIS


No. Pemeriksaan Satuan Batas Bawah Batas Atas
1. Bilirubin mg/dL - 15
2. Glukosa mg/dL 30 325
3. Kalium/Potasium mmol/L 2.8 7.8

NILAI KRITIS PEMERIKSAAN KIMIA ANAK


No. Pemeriksaan Satuan Batas Bawah Bawah Atas
1. Glukosa mg/dL 46 445
2. Laktat mmol/L - 4.1

NILAI KRITIS PEMERIKSAAN KIMIA DEWASA


No. Pemeriksaan Satuan Batas Bawah Batas Atas
1. Laktat mmol/L - 3.4
2. Kalium/Potasium mmol/L 2.8 6.2
3. Troponin I ng/mL - 0.020

NILAI KRITIS PEMERIKSAAN HEMATOLOGI


No. Pemeriksaan Satuan Batas Bawah Batas Atas
1. Hemoglobin Dewasa g/dL 5 20
2. Hemoglobin Bayi Baru Lahir g/dL 5 25
3. Hematokrit % 20 60
4. Leukosit /uL 1,000 50,000
5. Trombosit /uL 20,000 800,000
6. INR - 5
(Tabel 9 : Nilai Kritis RSUD Budhi asih)

Sumber :

1. Robert WL, McMillin GA, Burtis CA, et al. Reference information

for the clinical laboratory. In : Burtis CA, Ashwood ER, Bruns DE.

Tietztextbook of clinical chemistry and molecular diagnostics. 4th Ed.

St louis : elseiver saunders 2006, p 2251-318.


2. Wallach j. interpretation of diagnostic test. 8th Ed. Philadelphia :

Lippincott Williams-Wilkins. 2007. P26-9.

Nilai Kritis

Validasi Hasil (Duplo /


Pengambilan sampel baru)

Melaporkan Hasil

Rawat Jalan Rawat Inap


Atas Permintaan
Sendiri (APS)

Melaporkan Melaporkan
kepada kepada
perawat Menghubungi perawat rawat
pasien / keluarga inap
pasien untuk
Melapor
segera
kepada dokter Melapor
mengambil hasil
yang meminta Kepada dokter
pemeriksaan yang bertugas

Pasien / keluarga
pasien menghubungi
dokter untuk mendapat
tindakan

Mendokumentasikan /
mencatat pada buku pelaporan
nilai kritis

(Gambar 8 : Alur Pelaporan Nilai Kritis)


Nilai Kritis adalah hasil periksaan laboratorium yang bersifat

ekstrem tinggi atau rendah dan memerlukan penanganan segera

(CITO). Oleh karena itu hasil pemeriksaan laboratorium harus

segera mungkin dilaporkan ke dokter penanggung jawab pelayanan

(DPJP) agar dapat dilakukan penanganan segera.

Hasil pemeriksaan laboratorium dengan nilai kritis dilaporkan

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Validasi hasil. Hasil nilai kritis yang meragukan dikerjakan duplo

(pemeriksaan ulang) oleh analis, misal : hasil kreatinin tinggi tapi

hasil ureum normal, glukosa rendah (<50 mg/dl) tetapi klinis pasien

tidak menunjukan tanda-tanda hipoglikemia (seperti keringat dingin,

lemas dan mata berkunang-kunang), kalium tinggi tetapi kalium

tinggi (harus diambil sample baru), hemoglobin rendah (<6,5 g/dl),

tetapi klinis pasien tidak menunjukan gejala anemia (tidak tampak

pucat), hitung jumlah trombosit rendah (<50.000 /µl) tetapi ada clot

atau bekuan (harus ambil sampel baru).

2. Setelah melakukan duplo atau pemeriksaan ulang dengan sampel

baru, analis melapor langsung ke Dokter Penanggung Jawab atau

melalui telephone. Hasil nilai kritis baru dapat dikeluarkan (valid),

setelah mendapat persetujuan Dokter Penanggung Jawab.

Pelaporan hasil harus sudah dilaporkan dalam waktu 30 meniit

setelah divalidasi.
3. Hasil nilai kritis pasien rawat jalan: laporkan ke perawat poliklinik

untuk pasien rawat jalan yang berasal dari poliklinik RSUD BUDHI

ASIH pada jam kerja poliklinik. Selanjutnya perawat yang akan

menyampaikan hasil nilai kritis kepada dokter yang meminta atau

dokter yang bertugas. Bila diluar jam kerja poliklinik atau pasien

bukan berasal dari poliklinik RSUD BUDHI ASIH laporkan kepada

dokter yang meminta pemeriksaan atau bila dokter yang meminta

tidak bisa dihubungi maka segera hubungi pasien supaya pasien,

segera menghubungi dokter untuk mendapatkan tindakan.

4. Hasil nilai kritis pasien Atas Permintaan Sendiri (APS) pada waktu

pengambilan darah dicatat nomor pasien yang bisa dihubungi

supaya pasien segera mengambil hasil dan menghubungi dokter

untuk mendapat tindakan.

5. Hasil nilai kritis pasien rawat inap (termasuk ICU, HCU, Kamar

operasi, dan lain-lain) atau IGD dilaporkan kepada perawat rawat

inap atau IGD. Perawat rawat inap IGD selanjutnya yang akan

melaporkan hasil nilai kritis kepada dokter yang merawat atau

Dokter Penanggung Jawab.

6. Cara melaporkan hasil nilai kritis melalui telephone kepada dokter

atau perawat atau pasien dengan membacakan hasil pemeriksaan

dan setelah itu meminta dokter atau perawat atau pasien

menyebutkan kembali laporan hasil pemeiksaan tersebut untuk

memastikan hasil pemeriksaan yang disampaikan adalah benar.


7. Mengkonfirmasi dengan mengatakan “BENAR”

8. Melakukan dokumentasi pelaporan hasil tes kritis pada formulir

atau buku pelaporan nilai kritis instalasi laboratorium yng meliputi

waktu pelaporan, yang melapor dan menerima laporan serta hasil

yang dilaporkan.

3.3.7 Pemantauan Sasaran Mutu yang Meliputi Turn Around

Time (TAT)

Sasaran Mutu adalah Target dari masing-masing bagian

atau departemen yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu.

Turn Around Time (TAT) merupakan gambaran interval antara saat

test diminta sampai dibuat keputusan. TAT Laboratorium dibuat

dalam hitungan persentase dari semua hasil yang diselesaikan

dalam interval waktu (misal 90%, 95%). Titik awal TAT

Laboratorium dimulai dari waktu penerimaan sampel, waktu

registrasi, atau waktu sampling analitis dan titik akhir waktu

penyelesaian analitis, waktu verifikasi hasil, transfer hasil ke waktu

rekam medis, dan waktu pencetakan laporan.


(Gambar 9 : Laporan Pemantauan Sasaran Mutu) Laboratorium IGD

RSUD Budhi Asih.

Periode pemantauan : Desember 2019

Sasaran Mutu :

Hasil laboratorium selesai dalam waktu kurang / sama

dengan (TAT) 120 menit. Pemeriksaan Hematologi, Kimia Klinik,

Imunoserologi, yang dilakukan di Laboratorium IGD RSUD Budhi

Asih > 90%.

Jumlah pasien IGD bulan Desember : 3261

Waktu tunggu pasien > 2 jam : 160 → 4,91 %

Waktu tunggu pasien < 2jam : 3101 → 95,09 %


Masalah :

1. Permintaan pemeriksaan dari personil di IGD (Dokter / petugas)

masih banyak yang diluar paket pemeriksaan yang sudah

ditentukan untuk ruang IGD seperti pemeriksaan Bilirubin Total,

Bilirubin direk, Bilirubin indirek, Urin lengkap.

Paket pemeriksaan Laboratorium di IGD yang telah ditetapkan

adalah sebagai berikut :

a) Hematologi (Hb, Lekosit, Ht, Trombosit)

b) Kimia klinik (Astrup, Na,K,Cl, GDS, SGOT, SGPT, Ureum,

Kreatinin, Widal, HIV, Screning tes, Keton darah, Golongan

darah, Troponin I)

c) Urinalisa (Tes kehamilan, Keton urin, Albumin urin).

2. Potensi pasien dengan kelainan Hematologi (trombosit rendah),

Kimia klinik (serum lisis / lipemik), imunologi (HIV hasil tes reaktif)

dapat memperpanjang hasil pemeriksaan.


(Tabel 10 : Hasil Evaluasi Sasaran Mutu Waktu Selesai Hasil

Laboratorium IGD < 120 menit.)

Pencapaian Target (%) Realisasi TAT (%)

Januari >90 95,59

Februari >90 95,26

Maret >90 95,53

April >90 95,57

Mei >90 94,33

Juni >90 95,22

Juli >90 94,80

Agustus >90 94,36

September >90 95,32

Oktober >90 94,97

November >90 94,49

Desember >90 95,09


(Gambar 10 : Laporan Pemantauan Sasaran Mutu) Laboratorium

RSUD Budhi Asih.

Sasaran mutu :

Hasil laboratorium pemeriksaan Cito untuk rawat jalan dan rawat

inap dalam waktu 60 menit ≥ 90% .

Jumlah pemeriksaan Cito bulan Januari : 104

Waktu tunggu pasien > 2 jam : 4 → 3,85 %

Waktu tunggu pasien < 2jam : 100 → 96,15 %

Masalah :

1. Permintaan masih banyak yang diluar paket seperti pemeriksaan

Urin lengkap, Bilirubin Total, Bilirubin direk, Bilirubin indirek,

Calsium total, CRP.


2. Pemeriksaan Laboratorium yang telah termasuk telah ditetapkan

adalah sebagai berikut :

a) Hematologi rutin (Hb, Lekosit, Ht, Trombosit)

b) Hemostasis (PT, APTT, D-dimer, Bleeding Time, Clothing

Time)

c) Astrup dan elektrolit (Na, K, Cl)

d) Kimia klinik (Glukosa, Ureum, Kreatinin, Troponin I)

(Tabel 11 : Hasil Laboratorium pemeriksaan CITO, Rawat jalan,

dan Rawat Inap dalam waktu 60 menit).

Pencapaian Target (%) Realisasi TAT (%)

Januari >90 95, 29

Februari >90 93, 75

Maret >90 94,32

April >90 91,30

Mei >90 91,45

Juni >90 93,45

Juli >90 96,12

Agustus >90 95,15


September >90 93,39

Oktober >90 93,16

November >90 95,39

Desember >90 96,15

3.3.8 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu

bentuk usaha untuk membuat tempat kerja yang aman, sehat,

bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi

dan/atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja,

yang selanjutnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas

kerja.

Kegiatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang dilakukan di

RSUD Budhi Asih, yaitu :

1. Mengikuti dan melaksanakan semua hal dalam keselamatan pasien.

2. Melakukan 6 langkah cuci tangan dengan sabun dan air mengalir,

serta five moments.

a. 6 Langkah Cuci Tangan :

1) Gosok kedua telapak tangan.


2) Gosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kanan

dengan tangan kiri dan lakukan sebaliknya.

3) Gosok ke dua telapak tangan dan sela-sela jari.

4) Gosok punggung jari tangan kanan dan telapak tangan kiri

dengan gerakan mengunci, kemudian lakukan sebaliknya.

5) Gosok ibu jari tangan kanan dengan gerakan memutar

menggunakan genggaman tangan kiri, kemudian lakukan

sebaliknya.

6) Gosok ujung jari (kuku) tangan kanan dengan gerakan

memutar di telapak tangan kiri, kemudian lakukan sebaliknya.

b. Five Moments :

1) Sebelum kontak dengan pasien.

2) Sebelum melakukan tindakan aseptik.

3) Setelah kontak dengan cairan tubuh.

4) Setelah kontak dengan pasien.

5) Setelah kontak dengan lingkungan pasien.

3. Memakai APD saat bekerja, yaitu jas laboratorium, handscoon,

masker dan sepatu yang tertutup.

4. Membuang sampah sesuai dengan tempatnya masing-masing.

a. Limbah non-infeksius dibuang ke tempat sampah dengan kantong

plastik warna hitam.


b. Limbah infeksius dibuang ke tempat sampah dengan kantong

plastik warna kuning.

c. Limbah benda tajam dibuang ke kotak khusus benda tajam (safety

box).

d. Limbah cair dibuang ke wastafel atau kloset.

5. Untuk menanam bakteri, pembuatan sediaan BTA dan melakukan

pengenceran sampel TCM TB, kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan

di bio-safety cabinet.

3.3.9 Pengelolaan SDM

1. Peningkatan Mutu, Kesehatan dan Kesejahteraan Karyawan

Peningkatkan mutu, kesehatan dan kesejahteraan karyawan di

RSUD Budhi Asih dilakukan dengan melakukan beberapa kegiatan

seperti berikut.

a. Untuk menjaga kebugaran dan kesehatan karyawan RSUD Budhi

Asih, setiap hari Jumat diadakan kegiatan senam kebugaran pada

pagi hari (senam jantung, senam asma, Body laguange).

b. Pemberian vaksinasi gratis untuk karyawan, seperti vaksinasi difteri

ketika beberapa waktu lalu terjadi KLB difteri.

c. Pelatihan karyawan.

Contoh :

1) Kursus dasar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).


2) Pelatihan penanggulangan bencana (gempa bumi) dan kebakaran

(APAR).

3) Pelatihan penggunaan aplikasi SISMADAK (Sistem Management

Dokumentasi Akreditasi Rumah Sakit).

4) Pelatihan flebotomi untuk petugas laboratorium RSUD Budi Asih.

3.3.10 Pengolahan Limbah

Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari

kegiatan rumah sakit, baik dalam bentuk padat maupun cair. Upaya

pengolahan limbah yang dilaksanakan bertujuan untuk mencegah

penyebaran bibit penyakit dan mencegah pencemaran atau

penurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan

operasional rumah sakit. Pengolahan limbah yang dilakukan di

RSUD Budhi Asih adalah sebagai berikut.


1. Limbah Padat

(Gambar 11 : Alur Pengolahan Limbah Padat RSUD Budhi Asih)

Limbah padat dibagi menjadi limbah medis dan non-medis

(domestik). Contoh limbah medis adalah bekas jarum suntik, bekas

kapas alkohol, bekas handscoon, sisa sampel laboratorium, sisa

jaringan PA, dan lain-lain. Contoh limbah non-medis adalah kertas,

bungkus makanan, botol minuman, sisa alat tulis kantor, dan lain-

lain.
Kedua limbah tersebut dipisahkan menggunakan dua tempat

sampah dengan warna yang berbeda dan nanti nya dikumpulkan

pada tempat penampungan sementara yang berbeda juga di

halaman belakang rumah sakit.

Limbah padat medis akan diangkut oleh PT. Arah Enviromental

Indonesia sebagai pihak ke tiga pengangkut limbah setiap seminggu

sekali. Limbah medis tersebut dibawa ke PT. Wastec International

untuk dihancurkan dengan incenerator. Limbah non-medis akan

diangkut oleh petugas dari Dinas Kebersihan Kramat Jati dan dibawa

ke TPA Bantar Gebang.


2. Limbah Cair

(Gambar 12 : Proses Extended Aeration System)

Limbah cair seperti air dari toilet, bahan kimia untuk pengujian,

air bekas pencucian alat, dan lain-lain, dibuang ke IPAL (Instalasi

Pengolahan Air Limbah).


Di IPAL, limbah cair diolah menggunakan metode Extended

Aeration System. Metode tersebut menggunakan bak-bak

penampung yang memiliki fungsinya masing-masing. Nama bak-bak

tersebut adalah Savage Tank, Aeration Tank, Equalisation Tank,

Sedimentation Tank 1, Sedimentation Tank 2, Jalur Klorinasi, dan

Effluent Tank. Di bak-bak tersebut limbah cair diaerasi,

dihomogenkan, diendapkan, dan diklorinasi. Setelah itu limbah cair

disaring menggunakan Sand Fillter dan Carbon Actvie Fillter.

Semua proses tersebut dilakukan untuk membuat limbah cair

menjadi aman untuk dibuang ke sungai karena sudah bersih dari

polutan. Untuk memastikan air dari hasil pengolahan limbah di IPAL

telah memenuhi syarat untuk dibuang ke lingkungan, setiap 1 bulan

sekali, sampel air dari IPAL dikirim ke laboratorium terakreditasi A

untuk diperiksa. Selain itu, setiap 3 bulan sekali, sampel air juga

dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) untuk

diperiksa.
BAB IV

MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

Tahap Masalah Pemecahan Masalah

a. Pasien diminta puasa


ulang dengan benar dan
kembali lagi ke
laboratorium pada hari
berikutnya.

Pasien yang
b. Berkoordinasi dengan
tidak puasa atau
pihak poli agar selalu
A. Pra-Analisa kelebihan jam
menegaskan kepada
puasanya
pasien tentang cara
puasa yang benar
sehingga tidak terjadi
lagi kejadian pasien
yang tidak puasa atau
kelebihan jam
puasanya.

kurangnya Pemberian atau


disiplin waktu penyampaian informasi ke
pasien dalam pasien harus lebih jelas,
pengiriman tentang cara pengambilan
spesimen ke dan maksimal waktu
laboratorium,/ pengiriman.

terlalu lama Dan pasien diberikan kertas


sampel dikrim panduan untuk pengiriman
kelaboratoriu sampel ke lab(khusus
m pemeriksaan sputum BTA).

Kesulitan dalam
pengambilan Meminta bantuan kepada
darah perawat di ruangan tersebut
(khususnya untuk membantu mengambil
pasien NICU dan darah pasien.
PICU)

Spesimen yang
berasal dari Mengadakan pelatihan
ruangan rawat tentang phlebotomy untuk
inap salah dalam perawat rawat inap, setiap 3
penggunaan bulan sekali secara
tabung continue.
spesimen, tidak
sesuai dengan
pemeriksaan.
Volume sampel
yang tidak tepat Diambil sampel ulang
atau sampel dengan volume yang tepat
yang tidak sesuai dan sesuai dengan kriteria
kriteria pemeriksaan.
pemeriksaan
Tahap Masalah Pemecahan Masalah
Hasil positif
dengan garis
yang samar- Diambil sampel ulang untuk
samar pada dilakukan pemeriksaan
pemeriksaan ulang/konfirmasi
imunoserologi
metode ICT

Selang alat LED


Lakukan pencucian alat
tersumbat

Masukkan identitas sampel


Alat pemeriksaan secara manual pada alat
tidak dapat atau dengan melihat apakah
membaca/men- barcode sampel terpasang
scanbarcode dengan benar
B. Analisa identitas sampel

a. Periksa apakah ada


bekuan pada sampel

b. Lakukan pemeriksaan
Hasil trombosit
konfirmasi dengan
pasien pada
membuat SAD basah,
pemeriksaan
dilihat bagaimana
hematologi
gambaran trombositnya
terlalu rendah
dan apakah ada clumps
(untuk pasien atau tidak
baru/pasien yang
data c. Lakukan pemeriksaan

trombositnya ulang dengan sampel

belum ada) darah sitrat


Jika masih bisa ditangani
oleh petugas laboratorium
Alat pemeriksaan maka dilakukan perbaikan
error sendiri dan jika sudah tidak
bisa ditangani maka
memanggil teknisi.
Tahap Masalah Pemecahan Masalah

a. Dilakukan pencarian hasil


dengan lebih teliti lagi.

Tidak ditemukan b. Dicek di LIS komputer,


C. Pasca Analisa hasil yang apakah hasil benar sudah
diminta oleh keluar atau belum
pasien

c. Hasil di-print ulang

hasil untuk Dengan menggunakan


yang rawat system LIS maka hasil
inap sering laboratorium yang sudah
terjadinya selesai dapat dilihat
kelambatan langsung dikomputer
dikarenakan perawatan, Tetapi kertas
perawat hasil tetap diambil untuk
jarang dilampirkan kestatus pasien
mengecek
rak hasil
rawat inap.

Untuk pasien
anak terkadang a.Mencocokan terlebih

nama yang dahulu nomor Rekam Medis


tercetak pada pasien
hasil masih b.Melakukan regristrasi
menggunakan ulang pada data
nama ibunya( dilaboratorium dengan
misalnya tertulis mengganti nama pasiennya
By.ny XX)

Bidang Masalah Pemecahan Masalah

Terkadang ada a. Memberi penegasan


petugas terhadap petugas lab.
laboratorium tentang pentingnya
yang tidak pemakaian APD
Kesehatan dan
memakai APD
D. Keselamatan
saat melakukan b. Saling mengingatkan
Kerja
pengambilan sesama rekan kerja /
sampel atau saat petugas laboratorium
melakukan untuk memakai APD
pemeriksaan
Tertumpah Gunakan cairan desinfektan
cairan spesimen sesuai dengan cara aturan
ke meja kerja pakai agar meja kerja bebas
saat melakukan dari kontaminasi (virus atau
prosedur bakteri) dengan standart K3
pemeriksaan yang berlaku
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melewati 56 hari kegiatan Praktik Kerja Lapangan

(PKL) di Laboratorium RSUD Budhi Asih, kami mendapatkan

banyak hal yang bermanfaat, antara lain :

1. Mampu menerapkan pengetahuan yang didapat selama

pendidikan ke dalam praktik kerja.

2. Mampu bekerja mandiri dan berkelompok, baik seprofesi

maupun dengan profesi lain.

3. Mampu mengaplikasikan teknologi laboratorium kesehatan

sesuai dengan perkembangan zaman.

4. Mendapatkan kesempatan yang seluas-luasnya untuk

pengambilan sampel atau spesimen, baik pada pasien rawat

jalan maupun pasien rawat inap.

5. Mampu berkomunikasi dengan pasien mengenai pemeriksaan

laboratorium yang akan dilakukan.

6. Keterampilan dan kemahiran mahasiswa/i bertambah.

7. Dapat mengetahui prosedur LIS dengan baik.

8. Mampu menerapkan sikap disiplin dan sopan santun dalam

lingkungan kerja.
9. Mampu bertanggung jawab terhadap tugas masing-masing

selama PKL.

10. Mendapat tambahan pengetahuan dan pengalaman mengenai

dunia kerja di laboratorium.

5.2 Saran

Selain manfaat yang kami peroleh, adapun saran – saran yang

kami sampaikan, antara lain :

1. Pihak laboratorium rumah sakit

a. Peningkatkan jenjang pendidikan D4 sebagai validator

untuk mengeluarkan hasil laboratorium,

b. Penambahan pemeriksaan khusus sepertiAnalisa Sperma

diRSUD Budhi Asih sebagai Rumah Sakit bertipe B

berdasarkan regulasi yang berlaku.

c. Penambahan alat pemeriksaan untuk pemeriksaan tertentu

seperti Untuk pemeriksaan TCM untuk meningkatkan

kinerja pelayanan.

d. Melakukan monitoring/evaluasi terhadap pelaporan hasil

pemeriksaan laboratorium yang termasuk dalam nilai kritis.

e. Sebaiknya melakukan pemeriksaan BT CT dengan metode

4 tabung bukan 2 tabung karna masa pendarahan pasian

berbeda-beda

2.Untuk Pihak Penyelenggara PKL(Kampus MH Thamrin)


Diharapkan kedepannya lebih ditingkatkan lagi pembekalan

terhadap mahasiswa/i untuk pelaksanaan kegiatan PKL (Misalnya

Plebotomi)

3. Angkatan selanjutnya

a. Diharapkan agar dapat mempertahankan nama baik kampus

dengan menerapkan sikap disiplin, etika yang baikdan ramah.

b. Mahasiswa harus aktif dan komunikatif selama PKL

berlangsung.

c. Mahasiswa membekali diri dengan pengetahuan sehingga

siap untuk melaksanakan PKL.

d. Ikuti aturan yang diberlakukan pihak laboratorium seperti

menggunakan seragam selama PKL berlangsung, datang

tepat waktu, jika berhalangan hadir sebaiknya memberi

informasi kepada teman dekat atau memberikan surat sakit.


Lampiran

Gambar 1. Alat Test Pemeriksaan HbsAg

Gambar 2. Alat Test pemeriksaan HIV


Gambar 3. Alat Test Pemeriksaan NS1

Gambar 4. Alat Test Pemeriksaan Widal

Gambar 5. Alat Test Pemeriksaan Golongan Darah + Rhesus


Gambar 6. Alat Test Pemeriksaan Viral Load

Gambar 7. Alat Test Pemeriksaan CRP


Gambar 8. Alat Test Pemeriksaan HbA1c

Gambar 9. Alat Test Pemeriksaan Anti HAV


Gambar 10. Alat Test Pemeriksaan Leptospira

Gambar 11. Alat Test Pemeriksaan RF


Gambar 12. Alat Test Pemeriksaan ASTO

Gambar 13. Alat Test Pemeriksaan RPR


Gambar 14. Alat Rotator

Gambar 15. Alat Test Pemeriksaan HCV


Gambar 16. Alat Test Pemeriksaan Dengue IgG / IgM

Anda mungkin juga menyukai