Anda di halaman 1dari 27

Kasus 1 HEPATITIS B

09-03-2023
Bersama dokter Alex Simon Barus, SP.PD
HEPATITIS B
Hepatitis = Peradangan Hepar
Deifinisi hepatitis kronis: hepatitis B termasuk hepatitis kronis yaitu
peradangan dan nekrosis hati yang berlanjut tanpa perbaikan > 6 bulan.

ETIOLOGI:
1. Infeksi virus : B, C, dan D.
2. Virus lain: Sitomegalovirus dan Rubella.
3. Penyakit autoimun
4. Obat2an : metil dopa, INH, aspirin.
5. Genetik : Wilson, defisiensi a1 anti tripsin.
• Hepatitis B kronik terdapat HBsAg dalam darah >6 bulan.
• Faktor predisposisi:
Usia
Status imunolgi
Virus

Terbanyak pada laki-laki usia 30-50 tahun, 30-50% hepatitis B kronik


dimulai dengan manifestasi klinik hepatitis B akut.
Penyebab utama hipertensi portal pada sirosis
adalah peningkatan resistensi pembuluh darah
GEJALA: Ikterus, Ascites, Hipertensi portal. intrahepatik. Pada sirosis, peningkatan
resistensi vaskular intrahepatik adalah hasil dari
perubahan struktural yang berhubungan
dengan fibrosis atau sirosis dan vasokonstriksi
intrahepatik.
• Hepatitis B -> Virus DNA
• Dapat menular secara vertical dari ibu ke bayi.
Jalur penularan infeksi VHB di indoensia yang
terbanyak adalah secara parenteral yaitu
secara vertikal (transmisi) meternal-
neonatal atau horizontal (kontak antar
individu yang sangat erat dan lama, seksual,
iatrogenic, penggunaan jarum suntik).

Gejala hepatitis akut terbagi menjadi 4 tahap yaitu :

1. Fase Inkubasi Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau icterus. Fase
inkubasi Hepatitis B berkisar antara 15-180 hari dengan rata-rata 60-90 hari.
2. Fase prodromal
Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan timbulnya gejala ikterus. Awitannya singkat
atau insidious ditandai dengan malaise umum, myalgia, artalgia, mudah lelah, gejala saluran
napas atas dan anoreksia. Diare atau konstipasi dapat terjadi. Nyeri abdomen biasanya ringan dan
menetap di kuadran kanan atas atau epigastrum, kadang diperberat dengan aktivitas akan tetapi
jarang menimbulkan kolestitis.
3. Fase icterus
Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan dengan munculnya gejala.
Banyak kasus pada fase icterus tidak terdeteksi. Setelah timbul icterus jarang terjadi perburukan
gejala prodromal, tetapi justru akan terjadi perbaikan klinis yang nyata.
4. Fase konvalesen (penyembuhan)
Diawali dengan menghilangnya icterus dan keluhan lain, tetapi hepatomegaly
dan abnormalitas fungsi hati tetap ada. Muncul perasaan sudah lebih sehat dan
kembalinya nafsu makan. Sekitar 5-10% kasus perjalanan klinisnya mungkin
lebih sulit ditangani, hanya
Petanda Defenisi/penggunaan diagnosa
Petanda serologi • HBsAg • Petanda umum infeksi
• Petanda Serologi Pertama Yang Muncul
• Bertahan > 6 bulan = infeksi kronik

• Anti-HBs • Anti bodi spesifik virus hepatitis B


• Kesembuhan dan/kekebalan terhadap virus
hepatitis B
• Satu-satunya petanda setelah imunitas kembali
bekerja/ adequate
• HBeAg • Mengindikasikan Replikasi Virus yang aktif dan
resiko transmisi yang tinggi.
• Tidak ditemui pada kasus pre-core/core
promoter mutant infeksi virus hepatitis B
• Anti-HBe • Mengindikasikan virus tidak lagi bereplikasi
• Berkurangnya daya tular dan penyakit
• Atau…precore/core promoter mutant infeksi
virus hepatitis B
Perjalanan infeksi Hepatitis
B Kronik
Terdiri dari 3 fase yaitu :

• Fase Immune Tolerance


• Fase Replikasi Rendah
• Fase Normo Viremia

Pengkerutan jaringan hati yang disebut dengan sirosis


1. Fase Immune Tolerance
• Sistem imun tubuh toloren terhadap virus hepatitis b sehingga konsentrasi virus
tinggi dalam darah, tetapi tidak terjadi peradangan hati yang berarti. Virus
Hepatitis B berada dalam fase replikatif dengan titer HBsAg yang sangat tinggi.
• Replikasi virus yang tinggi tanpa menimbulkan kerusakan jaringan hati
- Serum : * Kadar HBeAg dan DNA
* Kadar Transaminase normal
- Histologi : kerusakan hati minimal.
- Histokimiawi : HBsAg dan HBcAg (+)
- Asimptomatik.

2. Fase Replikasi Rendah


• Sekitar 30% individu persisten dengan VHB akibat terjadinya replikasi virus yang
berkepanjangan, terjadi proses nekroinflamasi yang tampak dari kenaikan
konsentrasi ALT/ . Fase clearance menandakan pasien sudah mulai kehilangan
toleransi imun terhadap VHB.
Fase Replikasi Rendah

• Replikasi rendah
• Serum : - Kadar transaminase tinggi
- Kadar DNA HBV rendah
- Terjadi serokonversi HBeAg menjadi Anti-Hbe.
• Histologi : Gambaran penyakit hati kronik aktif
3. Fase Residual
Tubuh berusaha menghancurkan virus dan menimbulkan pecahnya sel-sel hati yang
terinfeksi VHB. Sekitar 70% dari individu tersebut akhirnya dapat menghilangkan sebagian
besar partikel virus tanpa ada kerusakan sel hati yang berarti. Fase residual ditandai dengan
titer HBsAg rendah, HBeAg yang menjadi negative dan anti-HBe yang menjadi positif, serta
konsentarsi ALT normal (Sudoyo el al, 2009).
- Fase non viremia atau non replikasi
- Serum : Anti Hbe (+), DNA HBV (-)
Histologi :
- Tidak menunjukkan peradangan aktif
- DNA HBV ditemukan dalam bentuk terintegrasi dalam genom
hepatosit
Anamnesis :
• Umumnya tanpa keluhan, perlu digali riwayat transmisi seperti
- Ibu pernah transfuse darah?
- seks bebas?
- Ada riwayat sakit kuning sebelumnya?
• Pemeriksaan fisik didaptkan hepatomegaly.

• Pemeriksaan penjunjang terdiri dari:


 Pemeriksaan laboratorium, USG abdomen dan Biopsi hepar
(Mustofa & Kurniawaty, 2013).
Pemeriksaan laboratorium pada VHB terdiri dari pemeriksaan
biokimia, Serologis dan molekuler (Hardjoeno, 2007).
Pemeriksaan USG abdomen tampak gambaran hepatitis
kronis.
Biopsy hepar dapat menunjukkan gambaran peradangan
dan fibrosis hati (Mustofa & Kurniawaty, 2013).
1. Pemeriksaan Biokimia : SGOT dan SGPT
2. Pemeriksaan serologi : kunci diagnosis penanda infeksi VHB kronik
adalah HBsAg, dimana infksi bertahan di serum >6 bulan.

Beberapa metode yang digunakan untuk mendiagnosis hepatitis adalah


Immunochromatography (ICT), ELISA, EIA, dan PCR.
Murah dan mudah didapat: ICT
ICT
PENATALAKSANAAN
• Setiap kasus HbeAg (+) harus diperiksa terhadap HBsAg dan anti- HBC, jika
negative diberikan vaksinasi hepatitis B.

TERAPI SPESIFIK: ada 2 jenis terapi yaitu golongan interferon (pegylated interferon α-
2a 90-180 μg 1 kali per minggu, maupun pegylated interferon α-2b 1-1,5 μg/ kg 1 kali
per minggu) dan golongan analog nukleostida.
1. Interveron
2. Golongan analog nukleostida : lamivudin 100 mg, adefovir 10 mg, entecavir 0,5
mg, telbivudin 600 mg, dan tenofovir 300 mg.
• Entecavir lebih efektif dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Trisnaningtyas
et all, 2017 namun harga relative lebih mahal dan sulit didapat di Indonesia,
tenovofir
• kriteria penghentian terapi analog nukleos(t)ida pada pasien dengan HBeAg
positif tanpa sirosis adalah serokonversi HBeAg dengan DNA VHB tidak terdeteksi
yang dipertahankan paling tidak 12 bulan.
Tujuan :
Terapi anti viral pada Hepatitis B adalah :
• Menghentikan replikasi virus (HBeAg dan DNA HBV
negatip)
• Transaminase normal
• Keluhan menghilang
• HBsAg (-)
• Proses peradangan hati membaik
• Mencegah sirosis dan karsinoma hati
LAMIVUDIN
• Efektif menghambat repliksi virus
• Menghambat nekro inflamasi di hati.
• Memperbaiki histologi hati.
• Mencegah progressi ke arah sirosis hati dan KHP.
• Lebih toleran, efektif dan ekonomis.
• Efek samping tidak ada
INTERFERON
Mekanisme :
• Efek imunodulator : Menginduksi protein HLA 
peningkatan limposit T dan peningkatan aktifitas sel NK.
• Efek anti viral : meningktakan produksi enzim intrasellular
dan menjadi aktif  degradasi mRNA virus.
• Efek anti fibrosis : menghambat kerja peptida prokolagen
tipe III yg berperan dalam fibrosis hati.
Tujuan akhir pengobatan anti viral dan uji klinik
yang selama ini telah disepakati adalah :

• Eliminasi pertanda Replikasi virus yaitu :


HBeAg, HBV DNA dan Polimerase DNA.
• Penurunan transaminase
• Perbaikan Histologi Hati.

Anda mungkin juga menyukai