Luka didefinisikan sebagai suatu kondisi diskontinuitas jaringan
karena berbagai hal seperti trauma tajam, luka bakar, dll. Klasifikasi Luka
Contoh dari luka ini adalah luka
Luka Akut tusuk, luka sayat, crush injury termasuk juga luka operasi yang dibuat ahli bedah. Luka Kronik Contohnya ulkus dekubitus, ulkus diabetikum, ulkus varicosum dan juga luka bakar. Wound Healing
D.S.Perdanakusuma., 2013 dalam Modul Basic surgical workshop,
2013, Departement Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Surabaya Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka: 1. Aging: delay epitelialisasi 2. Hypoperfusi: gagal jantung, insufisiensi arteri, vasokonstriksi local 3. Obat kemoterapi dan steroid: menghambat fase inflammatory dan epitelialisasi 4. Gangguan metabolic: DM, uremia, obesitas 5. Nutrisic protein, vitamin C, vitamin A mempercepat proses wound healing 6. Infeksi Perawatan Luka Konsep Perawatan Luka (Wound Hygiene) • Cleanse : Membersihkan dasar luka untuk menghilangkan jaringan mati, kotoran, dan biofilm. Bersihkan kulit sekitar luka untuk menghilangkan sisik kulit mati dan kapalan, lalu lakukan dekontaminasi • Debride: membuang jaringan nekrotik, serpihan, dan biofilm pada setiap penggantian balutan • Refashion the wound edges: Singkirkan tepi luka yang nekrotik, berkerak, dan/atau menjorok yang mungkin menyimpan biofilm. Pastikan tepi kulit sejajar dengan dasar luka untuk memfasilitasi kemajuan epitel dan kontraksi luka • Dress the Wound: Atasi sisa biofilm sambil mencegah atau menunda pertumbuhan kembali biofilm dengan menggunakan balutan yang mengandung antibiofilm dan/atau bahan antimikroba. 1. Cleanse • Saline • Sterile water • Surfactan • Antimicrobial (killbac, sterobac, prontosan) Prosedur Perawatan Luka 1. Irigasi setiap hari jika terinfeksi; jika tidak → minimal seminggu sekali, lebih sering → jika 'basah' 2. Keringkan kulit di sekitarnya dengan lembut 3. Luka debride→ sesuai 4. Oleskan pembalut primer tergantung pada temuan klinis sebagai berikut: • Jika lukanya lembab atau basah, gunakan hidrofiber atau alginat langsung pada dasar luka • Jika lukanya terinfeksi, gunakan pembalut antimikroba pada dasar luka sampai infeksinya teratasi • Jika, produk hidrasi kering (hanya setelah risiko versus manfaat telah dipertimbangkan dan terbukti sesuai) 5. Oleskan pelembab pada kulit sekitar luka, biarkan hingga kering 6. Tutupi bagian atas dengan balutan sekunder yang sesuai sebagai berikut: • Jika luka basah gunakan pembalut busa penyerap: • Jika balutan busa penyerap lembab/hidrokoloid, kaji risiko vs manfaatnya • Jika kering, pasien bugar & sehat tanpa iskemia pada luka, dapat digunakan produk penghidrasi; • Jika kering, risikonya >manfaatnya (menghidrasi) → debridemen/rehidrasi → merangsang pelembapan sekitar 10% balutan alginat/hidrofiber sebelum mengaplikasikannya pada luka→ busa (untuk waktu pemakaian yang lebih lama)/balutan film. 7. Amati→ tanda-tanda eksudat tembus. 8. Segera ganti balutan→ eksudat tembus hindari maserasi kulit sekitar luka & jaringan granulasi → pertahankan lingkungan lembab. 9. Catat evaluasi penggantian balutan. Jika perlu, periksa kembali lukanya. 10. Kaji kembali catatan mingguan, dua minggu atau bulanan pada Bagan Penilaian Luka D.S.Perdanakusuma., 2013 dalam Modul Basic surgical workshop, 2013, Departement Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Surabaya Penutupan Luka