Anda di halaman 1dari 10

19 MEI 2020

UJIAN TENGAH SEMESTER 2

MATA KULIAH UMUM

PANCASILA

Oleh:

Ayu Trisya Arti

1908111186

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

2020
UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN 2019/2020 SEMESTER GENAP
PROGRAM DARING
PENDIDIKAN PANCASILA KELAS A
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRI

JAM : 15.00 -16.30


HARI SELASA TGL 19 -05-2020

Nama : Ayu Trisya Arti


NIM : 1908111186
Kelas : A

1. Jelaskan hubungan Pendidikan Pancasila dengan Pendidikan


Kewarganegaraan, dan apa tujuan manfaat teoritis dan praktius, berikan contoh
kongrit dalam kehidupan sehari hari.
Jawaban :

Hubungan pendidikan pancasila dengan pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan


Pancasila sangat diperlukan untuk membentuk karakter manusia yang profesional dan
bermoral. Hal tersebut dikarenakan perubahan dan infiltrasi budaya asing yang bertubi-tubi
mendatangi masyarakat Indonesia bukan hanya terjadi dalam masalah pengetahuan dan
teknologi, melainkan juga berbagai aliran (mainstream) dalam berbagai kehidupan bangsa.
Oleh karena itu, pendidikan Pancasila diselenggarakan agar masyarakat tidak tercerabut dari
akar budaya yang menjadi identitas suatu bangsa dan sekaligus menjadi pembeda antara satu
bangsa dan bangsa lainnya.

Selain itu, dekadensi moral yang terus melanda bangsa Indonesia yang ditandai dengan mulai
mengendurnya ketaatan masyarakat terhadap norma - norma sosial yang hidup dimasyarakat,
menunjukkan pentingnya penanaman nilai-nilai ideologi melalui pendidikan Pancasila.
Dalam kehidupan politik, para elit politik (eksekutif dan legislatif) mulai meninggalkan dan
mengabaikan budaya politik yang santun, kurang menghormati fatsoen politik dan kering dari
jiwa kenegarawanan. Bahkan, banyak politikus yang terjerat masalah korupsi yang sangat
merugikan keuangan negara. Selain itu, penyalahgunaan narkoba yang melibatkan generasi
dari berbagai lapisan menggerus nilai-nilai moral anak bangsa , ini merupakan contoh dari
ketidakpamahan masyarakat dalam mengimplementasikan pendidikan pancasila dikehidupan
sehari- hari. Dan merupakan contoh jelas hubungan antara pendidikan pancasila dengan
pendidikan kewarganegaraan merupakan hubungan yang sangat berkaitan satu sama lain.

Dalam rangka menanggulangi keadaan tersebut, pemerintah telah mengupayakan agar


pendidikan Pancasila ini tetap diselenggarakan di perguruan tinggi. Meskipun pada tataran
implementasinya, mengalami pasang surut pemberlakuannya, tetapi sejatinya pendidikan
Pancasila harus tetap dilaksanakan dalam rangka membentengi moralitas bangsa Indonesia.

Pentingnya pendidikan Pancasila terhadap pendidikan kewarganegaraan adalah untuk


menjawab tantangan dunia dengan mempersiapkan warga negara yang mempunyai
pengetahuan, pemahaman, penghargaan, penghayatan, komitmen, dan pola pengamalan
Pancasila.
2. Jelaskan tentang penyimpangan dalam mengkomsumsi NARKOBA dan
Korupsi. Mengapa hal ini dilarang dan jika terjerat maka akan dikenakan sanksi.
Saudara ungkap faktor faktor penyebab hal tersebut, dan bagaimana solusi untuk
meminimalkan kasus kasus tersebut.

Jawaban :

Cepatnya perkembangan penyalahgunaan narkoba dan pelaku korupsi di negeri ini,


banyak kalangan beranggapan bahwa disebabkan terlalu ringannya hukuman atas pelanggar
kedua jenis penyimpangan narkoba dan korupsi dikamsudkan di atas. Bahkan para
pelakunya setelah divonis mendapatkan potongan hukuman dan lamban dieksekusi. Dengan
demikian memungkinkan para pelaku berikutnya tidak merasa takut. Atau tidak berdampak
efek jera terhadap para bekas pelakunya. Jadi seperti sifat residivis.

Penyalahgunaan narkoba sangat serius. Peningkatan jumlah penggunanya sangat


signifikan. Narkoba juga masuk ke semua institusi dan kalangan. Apabila tidak ditangani
secara serius dan komprehensif, Indonesia akan mengalami kehilangan generasi.
Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya penyalahgunaan narkotika di
antaranya sebagai berikut :

Faktor individu
a. Mental yang lemah
b. Strees dan depresi
c. Ingin tahu dan coba-coba
d. Mencari sensasi dan tantangan

Faktor sosial budaya


a. Broken home
b. Kurangnya perhatian orang tua pada anak
c. Pendidikan keras terhadap anak
d. Kurangnya komunikasi dan keterbukaan

Faktor lingkungan
a. Salah bergaul
b. Ikut-ikutan

Faktor narkotika itu sendiri

Kemudian masalah korupsi sampai sekarang masih banyak terjadi, baik di pusat
maupun di daerah. Berdasarkan data dari TI tersebut, Indonesia masih menduduki peringkat
88 dalam urutan negara paling korup di dunia. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih
ditemukan adanya perilaku pejabat publik yang kurang sesuai dengan standar nilai/moral
Pancasila.
Yang menjadi penyebab akibat terjadinya korupsi pada faktor internal adalah :

Sifat rakus atau tamak yang dimiliki oleh manusia.


Pada sifat rakus tersebut artinya manusia tidak mudah puas dengan apa yang
dimilikinya saat ini. Mereka cenderung merasa kurang dengan apa yang mereka miliki dan
hal tersebut akan mendorong manusia tersebut untuk melakukan korupsi.

Gaya hidup yang konsumtif.

Gaya hidup yang konsumtif yaitu dalam segi kehidupan mereka sehari-hari
berlebihan, atau dapat disebut juga dengan gaya hidup yang boros. Gaya hidup yang
semacam ini akan mendorong mereka untuk melakukan korupsi karena apabila dari
penghasilan mereka tidak mencukupi untuk memenuhi gaya hidup mereka yang boros.

Moral yang kurang kuat.

Faktor internal yang menyebabkan korupsi salah satunya yaitu akibat moral manusia
yang kurang kuat. Artinya moral yang mereka miliki sangat kurang dan mereka lebih
mementingkan kepentingan mereka sendiri.

Faktor eksternal

Penyebab korupsi dari faktor eksternal antara lain:

Politik

Faktor politik mempengaruhi terjadinya korupsi karena pada dasarnya politik sendiri
berhubungan dengan kekuasaan. Artinya siapapun orang tersebut pasti akan menggunakan
berbagai cara, bahkan melakukan korupsi demi mendapatkan kekuasaan tersebut. Faktor
politik terbagi menjadi dua yaitu kekuasaan dan stabilitas politik.

Hukum

Pada faktor hukum dapat dilihat dari sistem penegakan hukum yang hanya pro pada
pihak-pihak tertentu saja yang memiliki kepentingan untuk dirinya sendiri. Faktor hukum
juga dibagi menjadi dua yaitu konsistensi penegakan hukum dan kepastian hukum.

Ekonomi

Faktor ekonomi juga salah satu faktor yang meyebabkan terjadinya korupsi. Hal
tersebut dapat dilihat dari apabila gaji atau pendapatan seseorang tersebut tidak mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Faktor ekonomi juga terbagi menjdai
dua yaitu gaji atau pendapatan dan sistem ekonomi.

Solusi Kasus Narkoba

Berdasarkan kegagalan BNN menanggulangi distribusi, pemasaran, dan pengguna


narkoba di negeri ini, mungkin disebabkan banyak faktor. Di antaranya adalah lemahnya
penegakkan hukum terhadap para bandar dan pengguna narkoba. Oleh sebab itulah maka
solusi kompromi yang ditawarkan adalah pertama, hukuman mati bagi para bandar dan bagi
para pengguna narkoba. Sedangkan kuantitas kepemilikan jenis narkoba pada tingkat
minimum saja sudah dapat dikenakan hukuman mati.  Misalnya seorang bandar atau
pengguna heroin terbukti memiliki di atas 10 gram heroin, sudah harus dikenakan hukuman
mati tanpa tenggang waktu lama sudah  harus dieksekusi. Kecuali menunggu kondisi
kesehatannya pulih bila yang bersangkutan benar-benar dalam keadaan sakit. Sedangkan
bandar dan pengguna heroin di bawa 10 gram heroin dan 5 gram ke atas harus dikenakan
hukuman seumur hidup. Hukuman terendah 10 tahun penjara, dikenakan kepada bandar dan
pengguna heroin yang terbukti membawa 5 gram heroin. Kedua, BNN harus memiliki
komisi etik yang independen.
Jika sanksi hukuman  seberat itu dan BNN yang didukung oleh masyarakat secara
serius dapat dilakukan dengan konsisten, tentu para bandar dan para pengguna narkoba di
Indonesia akan segera berkurang secara drastis. Bagi bangsa Indonesia yang sedang
membangun SDM guna bersaing ketat dengan bangsa lain, hanya bisa unggul jika dapat
membebaskan generasinya dari subversif narkoba. Jika tidak, maka dalam perspektif
Brouwer kita akan memiliki generasi “tengkorak berjalan”. Fenomena itu jelas adalah
fenomena kekalahan dalam pertarungan global di masa 20 tahun ke depan dengan asumsi
korbannya yang berusia 23 tahun pada saat ini.

Solusi Kasus Korupsi

Solusi komporomis yang ditawarkan kepada masyarakat terhadap   para pelaku


tindak pidana korupsi adalah hukuman ringan, hukuman berat, hukuman sangat berat,
hukuman seumur hidup dan hukuman mati tanpa tenggang waktu yang lama. Kalau
memang bangsa Indonesia dewasa ini telah merasakan betapa resahnya perasaan mereka
melihat para koruptor beraksi, seharusnya tawaran solusi kompromis di atas diterima oleh
seluruh warga negara Indonesia.
Kriteria solusi kompomis pemberantasan korupsi yang ditawarkan kepada masyarakat
seperti ini. Pertama, hukuman ringan dengan lima tahun penjara fisik. Hukuman ini
dikenakan kepada pelaku tindak pidana korupsi satu miliar tetapi di bawah dua miliar
rupiah; kedua, hukuman berat antara lima hingga sepuluh tahun penjara fisik. Hukuman itu
dikenakan kepada pelaku tindak pidana korupsi antara dua miliar hingga lima miliar rupiah;
ketiga, hukuman berat antara sepuluh hingga lima belas tahun penjara fisik. Hukuman itu
dikenakan kepada pelaku tindak pidana korupsi antara lima miliar hingga sepuluh miliar
rupiah; keempat hukuman sangat berat antara lima belas hingga dua puluh tahun penjara
fisik. Hukuman itu dikenakan kepada pelaku tindak pidana korupsi antara sepuluh hingga
lima belas miliar rupiah; kelima, hukuman seumur hidup penjara fisik. Hukuman itu
dikenakan kepada pelaku tindak pidana korupsi antara lima belas hingga dua puluh milir
rupiah; keenam, hukuman mati dengan masa eksekusi tanpa menunggu tenggang waktu
eksekusi terlalu lama. Hukuman mati itu dikenakan kepada pelaku tindak pidana korupsi
antara dua puluh miliar ke atas.

Kemudian semua harta kekayaan hasil korupsi dari mereka itu disita seluruhnya oleh
pengadilan untuk dikembalikan kepada negara. Jika tidak demikian, para mantan nara
pidana korupsi ketika kembali ke masyarakat, dengan kekayaan yang banyak, mereka
menjadi orang dermawan di dalam masyarakat. Mereka menyumbang kepada pembangunan
Masjid, Gereja, Pure, Klenteng, Vihara, yayasan anak yatim-piantu, pesantren,  kegiatan
kemanusiaan, dan lain seterusnya. Bahkan kemudian mereka melakukan pula transfer of
hate kepada pemerintah melalui anggota masyarakat yang kemudian bersimpatik kepada
mantan koruptor itu.

Masyarakat di seluruh Indonesia agar memberikan dukungan moril dan dukungan informasi
akurat kepada KPK dalam rangka melakukan perannya memberantas korupsi. Undang-
undang yang mengatur hukuman tindak pidana korupsi agar direvisi dengan memasukkan
hukuman mati dan revitalisasi KPK.

3. Mengapa Pancasila sebagai sistem filsafat? Jelaskan konsep, urgensi dan


kronologis hal tersebut, argumen saudara.
Jawaban :

Pancasila lahir dan berkembang dari adat dan kebiasaan masyarakat Indonesia itu
sendiri, hal ini merupakan awal dari sejarah filsafat Indonesia dimulai , Perenungan yang
berkembang dalam diskusi-diskusi sejak sidang BPUPKI sampai ke pengesahan Pancasila
oleh PPKI, termasuk salah satu momentum untuk menemukan Pancasila sebagai sistem
filsafat. sistem filsafat itu sendiri merupakan suatu proses yang berlangsung secara kontinu
sehingga perenungan awal yang dicetuskan para pendiri negara merupakan bahan baku yang
dapat dan akan terus merangsang pemikiran para pemikir berikutnya. Filsafat adalah
sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima
secara tidak kritis.

Di zaman modern sekarang ini pun, manusia memerlukan filsafat karena


beberapa alasan:
1. manusia telah memperoleh kekuatan baru yang besar dalam sains dan teknologi, telah
mengembangkan bermacam-macam teknik untuk memperoleh ketenteraman
(security) dan kenikmatan (comfort).
2. filsafat melalui kerjasama dengan disiplin ilmu lain memainkan peran yang sangat
penting untuk membimbing manusia kepada keinginan-keinginan dan aspirasi
mereka. (Titus, 1984: 24). Dengan demikian, manusia dapat memahami pentingnya
peran filsafat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat atau yang dinamakan filsafat Pancasila, artinya
refleksi filosofis mengenai Pancasila sebagai dasar negara. Hal-hal penting yang sangat urgen
bagi pengembangan Pancasila sebagai sistem filsafat meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Meletakkan pancasila sebagai sistem filsafat dapat memulihkan harga diri bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dalam politik, yuridis, dan juga merdeka dalam
mengemukakan ide-ide pemikirannya untuk kemajuan bangsa, baik secara materiil
maupun spiritual.
2. Pancasila sebagai sistem filsafat membangun alam pemikiran yang berakar dari nilai-nilai
budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga mampu dalam menghadapi berbagai ideologi
dunia.
3. Pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi dasar pijakan untuk menghadapi
tantangan globalisasi yang dapat melunturkan semangat kebangsaan dan melemahkan
sendi-sendi perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat banyak.
4. Pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi way of life sekaligus way of thinking
bangsa Indonesia untuk menjaga keseimbangan dan konsistensi antara tindakan dan
pemikiran.
4. Berikan penjelasan konsep konsep dibawah ini:

A. Etika dan Estetika


Jawaban :
Konsep Pancasila sebagai Sistem Etika

Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani, “Ethos” yang artinya tempat tinggal yang
biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir.
Secara etimologis, etika berarti ilmu tentang segala sesuatu yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan. Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila
Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia. Oleh karena itu, dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika
terkait dengan problem yang dihadapi bangsa Indonesia sebagai berikut:

1. Banyaknya kasus korupsi yang melanda negara Indonesia sehingga dapat


melemahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Masih terjadinya aksi terorisme yang mengatasnamakan agama sehingga dapat
merusak semangat toleransi dalam kehidupan antar umat beragama, dan
meluluhlantakkan semangat persatuan atau mengancam disintegrasi bangsa.
3. Masih terjadinya pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam kehidupan bernegara,
seperti: kasus penyerbuan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan Yogyakarta, pada
tahun 2013 yang lalu.
4. Kesenjangan antara kelompok masyarakat kaya dan miskin masih menandai
kehidupan masyarakat Indonesia.
5. Ketidakadilan hukum yang masih mewarnai proses peradilan di Indonesia, seperti
putusan bebas bersyarat atas pengedar narkoba asal Australia Schapell Corby.
6. Banyaknya orang kaya yang tidak bersedia membayar pajak dengan benar, seperti
kasus penggelapan pajak oleh perusahaan, kasus panama papers yang menghindari
atau mengurangi pembayaran pajak. Kesemuanya itu memperlihatkan pentingnya dan
mendesaknya peran dan kedudukan Pancasila sebagai sistem etika karena dapat
menjadi tuntunan atau sebagai Leading Principle bagi warga negara untuk berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Estetika standar ukurannya relatif-subjektif, misalnya bentuk, warna, dan gaya . Alat ukur
estetika, sering dilupakan, adalah akal dan pikiran sebagai pertimbangan atas apa yang
dipilih, mengapa harus memilih, dan resiko apa yang diterima karena memilih sebagaimana
yang dikatakan oleh A.A. Djelantik (1999) bahwa etika mendorong berkembangnya
pengetahuan serta mendorong tersebarnya ide-ide dengan cara yang estetik, elegan, dan
indah. Konsep ini telah dipopulerkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten yang akhirnya
berkembang menjadi ilmu tentang keindahan (estetika). Baumgarten menggunakan istilah
estetika untuk membedakan antara pengetahuan intelektual dengan pengetahuan indrawi.
Estetika ini telah muncul pada abad ke-18 untuk menandai ciri dari masyarakat yang
berbudaya. Membangun kesadaran etika dan kesadaran estetika menjadi penting bagi
masyarakat Indonesia karena hal ini merupakan pondasi dasar untuk menciptakan kehidupan
masyarakat yang harmonis. Kesadaran inilah yang dibangun oleh masyarakat Yunani untuk
memahami alam dan masyarakat mereka sebagaimana yang bisa kita lihat pada pandangan-
pandangan Plato. Plato menjelaskan bahwa peradaban Yunani merupakan peradaban yang
menjunjung tinggi aturan dan standar etis tertentu.  

Kesadaran akan aturan dan standar etika inilah yang merupakan syarat utama dari masyarakat
yang harmonis dan berbudaya. 

Seringkali kebebasan berekspresi tidak sejalan dengan konsep etika dan estetika ini.
Sunarso (2011) mengatakan bahwa idealnya sebagai bangsa yang menganut Pancasila,
tingkah laku, semangat, dan jiwa masyarakat Indonesia harus dilandasi oleh nilai-nilai
Pancasila yang secara khas merupakan ciri pada elemen-elemen sosial budaya bangsa.
Kesadaran etika dan estetika seperti uraian di atas, harapannya akan membantu kita untuk
membedakan manakah tulisan yang berisi polemik intelektual, dan manakah tulisan yang
dapat dikategorikan sebagai agitasi, propaganda dan perang urat syaraf. Tulisan yang
dikategorikan sebagai tulisan agitasi atau propaganda memang tidak ditujukan untuk
memperkaya ilmu, namun memprovokasi masyarakat. Kita harus waspada akan hal-hal
sederhana semacam ini.

B. Idiologi
Ideologi merupakan seperangkat sistem yang diyakini setiap warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. ideologi didefinisikan sebagai
kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yang memberikan arah dan tujuan
untuk kelangsungan hidup. Ideologi juga diartikan sebagai cara berpikir seseorang atau suatu
golongan. Ideologi dapat diartikan paham, teori, dan tujuan yang merupakan satu program
sosial politik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 517). Menurut Martin Seliger: Ideologi
sebagai sistem kepercayaan, Ideologi adalah sekumpulan kepercayaan dan penolakan yang
diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang bernilai yang dirancang untuk melayani dasar
dasar permanen yang bersifat relatif bagi sekelompok orang. Alvin Gouldner: Ideologi
sebagai Proyek Nasional, Gouldner mengatakan bahwa ideologi merupakan sesuatu yang
muncul dari suatu cara baru dalam wacana politis. Wacana tersebut melibatkan otoritas
atau tradisi atau retorika emosi. Paul Hirst: Ideologi sebagai Relasi Sosial Hirst meletakkan
ideologi di dalam kalkulasi dan konteks politik. Hirst menegaskan bahwa ideologi merupakan
suatu sistem gagasan politis yang dapat digunakan dalam perhitungan politis. fungsi ideologi
sebagai berikut:

a. Struktur kognitif; keseluruhan pengetahuan yang dapat menjadi


landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia, serta kejadiankejadian
di lingkungan sekitarnya.
b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna
serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
c. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang
untuk melangkah dan bertindak.
d. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya
e. Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk
menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
f. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami,
menghayati serta memolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi
dan norma-norma yang terkandung di dalamnya (Soerjanto, 1991: 48).

C. Adat dan adat istiadat


Adat merupakan kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu
masyarakat atau daerah yang dianggap memiliki nilai dan dijunjung serta di patuhi
masyarakat pendukungnya.Adat yang memiliki sanksi disebut dengan hukum adat. Adat
istiadat merupakan kebiasaan sosial yang sejak lama ada dalam masyarakat dengan maksud
mengatur tata tertib. Ada pula yang mengikat norma dan kelakuan di dalam masyarakat,
sehingga dalam malakukan suatu tindakan mereka akan memikirkan dampak akibat dari
berbuatannya atau sekumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karena
bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyarakat yang memilikinya. Kriteria
yang paling menentukan bagi konsepsi tradisi itu adalah bahwa tradisi diciptakan melalui
tindakan dan kelakuan orang-orang melalui fikiran dan imaginasi orang-orang yang
diteruskan dari satu generasi kegenerasi berikutnya(Skils dalam Sayogyo,1985:90).

D. Falsafah dan Adattrecht


Falsafah hukum Pancasila tidak terlepas dari lima Sila yang terkandung dalam
Pancasila. Nilai Ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai Persatuan, Nilai Musyawarah, dan
Nilai Keadilan Sosial. Dari lima nilai tersebut dapat dilihat terdapat dua inti nilai utama: Nilai
Religiusitas dan Nilai Komunalitas. Nilai Religiusitas mengandung makna adanya sebuah
konsep berfikir bahwa dalam ruang kosmik berfikir dan berhukum selalu mengkaitkan
dengan nilai-nilai ketuhanan.Meletakkan Tuhan sebagai pusat dari gerak alam sekaligus
gerak dinamika berhukum masyarakat Indonesia.Nilai komunalitas adalah sebuah ruang
kosmik bahwa manusia Indonesia menyadari tak dapat hidup sendiri. Dalam berkehidupan ia
selalu bersama dengan orang lain. Ia menyadari bahwa eksistensi dirinya ada ketika ia hidup
bersama dan mengakui, menghormati sesamanya. Ia menjadi manusia justru ketika ia hidup
bersama dengan manusia lainnya. Nilai komunalitas ini berpadu dengan nilai Religiusitas
membentuk sebuah falsafah hukum hukumnya sendiri yaitu: Falsafah Hukum Pancasila.
Falsafah Hukum Pancasila dapat diartikan sebagai norma-norma dasar yang berisi
nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan, dalam sekelompok manusia yang bersatu dan
mengutamakan musyawarah demi tercipta-nya sebuah keadilan social (Fuad, 2015).Disinilah
hukum tercipta, terbentuk sesuai dengan ruang kosmik berfikir manusia Indonesia. Falsafah
hukum Pancasila ini tidak sekedar berada dalam konstruksi ilmu pengetahuan hukum saja,
tetapi ia telah terefleksikan dalam gerak dinamika fikir, sikap-tindak, serta perilaku manusia
Indonesia. Pada kondisi inilah maka manusia Indonesia menyadari akan arti penting falsafah
hukum Pancasila sebagai sebuah kebenaran. Bahwa manusia Indonesia menyadari akan
posisinya dalam hubungannya dengan Tuhan dan kebersamaan dengan manusia lainnya.
Manusia Indonesia berhukum dengan dua nilai tersebut, sehingga ketika terdapat keberlakuan
hukum yang menghilangkan konsep religius atau komunal-kebhinekaan, maka ia akan
terasing dengan hukumnya sendiri. Hukum mengajarkan bahwa ia lahir dan berkembang
bersama dengan jiwa bangsanya. Jiwa bangsa Indonesia akan melahirkan hukum yang sesuai
dengan ruang jiwa bangsa Indonesia. Forma hukum baik hukum negara maupun hukum
rakyat secara ideal akan terisi oleh dua nilai utama sebagai esensi dari hukum: Nilai
Religiusitas dan Nilai Komunalitas Kebhinekaan.
Falsafah Hukum Pancasila adalah sebuah keniscayaan, ia ada sebagai bentuk dari
nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia. Dalam falsafah hukum Pancasila dapat terlihat paduan
utama nilai hukumnya yaitu: Nilai Religius dan Nilai Komunal. Nilai Religius adalah sebuah
pengakuan manusia atas eksistensi Tuhan yang mengendalikan alam semesta dan manusia.
Nilai ini menuntun manusia Indonesia dalam bertindak, berbuat dan berinteraksi dengan
sesama manusia, dan dengan lingkungannya.Dalam hubungan interaksi dengan sesama dan
lingkungannya, maka tercipta nilai kedua yaitu nilai komunal.Nilai kedua ini merupakan
turunan dari nilai pertama sebagai nilai yang utama dan pertama. Nilai komunal ini
merupakan bentuk kesadaran akan kebersamaan sebagai sebuah bangsa yang bersatu.
Kesadaran akan eksistensi Tuhan sebagai pengendali diwujudkan dalam nilai-nilai komunal.
Pada hakikatnya berbuat baik dan benar adalah dalam hubungan erat dengan pelaksanaan
kehendak-kehendak Tuhan.Dalam posisi ini kebenaran hukum yang tercipta adalah
kebenaran yang berkait dengan fungsi nilai ketuhanan dan fungsi akal.Falsafah hukum
Pancasila mencoba menuangkan dua fungsi nilai tersebut secara operasional dalam bentuknya
yaitu peraturan perundang- undangan serta putusan-putusan lembaga peradilan di Indonesia.

E. Hak asasi

Pancasila memandang bahwa manusia dianugerahi oleh Tuhan akal, budi dan nurani
untuk dapat membedakan hal baik dan buruk yang kemudian menjadi pembimbing dan
pengarah perilaku manusia. Hak asasi dalam nilai dasar pancasila tidak saja berisi kebebasan
dasar tetapi juga berisi kewajiban dasar yang melekat secara kodrati. Hak dan kewajiban asasi
ini tidak dapat diingkari dan menjadi dasar berbangsa dan bernegara. Maka nampak sekali
bahwa konsep hak asasi yang berlaku di Indonesia adalah penjabaran dari sila kemanusiaan
yang adil dan beradab dan disemangati oleh sila-sila lainnya dari Pancasila

Hak asasi dalam pengertian umum adalah hak-hak dasar yang dimiliki setiap pribadi
manusia sebagai anugerah tuhan yang dibawa sejak lahir.Ini berarti bahwa sebagai anugerah
dari tuhan kepada makhluknya, hak asasi tidak dapat dipisahkan dari eksistensi pribadi
manusia itu sendiri.Hak asasi tidak dapat dicabut oleh suatu kekuasaan atau oleh sebab-sebab
lainnya, karena jika hal itu terjadi maka manusia kehilangan martabat yang sebenarnya
menjadi inti nilai kemanusiaan. Walau demikian, bukan berarti bahwa perwujudan hak asasi
manusia dapat dilaksanakan secara mutlak karena dapat melanggar hak asasi orang lain.
Memperjuangkan hak sendiri sampai-sampai mengabaikan hak orang lain, ini merupakan
tindakan yang tidak manusiawi. Kita wajib menyadari bahwa hak-hak asasi kita selalu
berbatasan dengan hak-hak asasi orang lain.
Kesadaran akan hak asasi manusia didasarkan pada pengakuan bahwa semua manusia
sebagai makhluk tuhan memiliki derajat dan martabat yang sama.dengan pengakuan akan
prinsip dasar tersebut,setiap manusia memiliki hak dasar yang disebut hak asasi manusia.
Jadi,kesadaran akan adanya hak asasi manusia tumbuh dari pengakuan manusia sendiri
bahwa mereka adalah sama dan sederajat.

Anda mungkin juga menyukai