PANCASILA
Oleh:
1908111186
2020
UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN 2019/2020 SEMESTER GENAP
PROGRAM DARING
PENDIDIKAN PANCASILA KELAS A
FAKULTAS KEDOKTERAN UNRI
Selain itu, dekadensi moral yang terus melanda bangsa Indonesia yang ditandai dengan mulai
mengendurnya ketaatan masyarakat terhadap norma - norma sosial yang hidup dimasyarakat,
menunjukkan pentingnya penanaman nilai-nilai ideologi melalui pendidikan Pancasila.
Dalam kehidupan politik, para elit politik (eksekutif dan legislatif) mulai meninggalkan dan
mengabaikan budaya politik yang santun, kurang menghormati fatsoen politik dan kering dari
jiwa kenegarawanan. Bahkan, banyak politikus yang terjerat masalah korupsi yang sangat
merugikan keuangan negara. Selain itu, penyalahgunaan narkoba yang melibatkan generasi
dari berbagai lapisan menggerus nilai-nilai moral anak bangsa , ini merupakan contoh dari
ketidakpamahan masyarakat dalam mengimplementasikan pendidikan pancasila dikehidupan
sehari- hari. Dan merupakan contoh jelas hubungan antara pendidikan pancasila dengan
pendidikan kewarganegaraan merupakan hubungan yang sangat berkaitan satu sama lain.
Jawaban :
Faktor individu
a. Mental yang lemah
b. Strees dan depresi
c. Ingin tahu dan coba-coba
d. Mencari sensasi dan tantangan
Faktor lingkungan
a. Salah bergaul
b. Ikut-ikutan
Kemudian masalah korupsi sampai sekarang masih banyak terjadi, baik di pusat
maupun di daerah. Berdasarkan data dari TI tersebut, Indonesia masih menduduki peringkat
88 dalam urutan negara paling korup di dunia. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih
ditemukan adanya perilaku pejabat publik yang kurang sesuai dengan standar nilai/moral
Pancasila.
Yang menjadi penyebab akibat terjadinya korupsi pada faktor internal adalah :
Gaya hidup yang konsumtif yaitu dalam segi kehidupan mereka sehari-hari
berlebihan, atau dapat disebut juga dengan gaya hidup yang boros. Gaya hidup yang
semacam ini akan mendorong mereka untuk melakukan korupsi karena apabila dari
penghasilan mereka tidak mencukupi untuk memenuhi gaya hidup mereka yang boros.
Faktor internal yang menyebabkan korupsi salah satunya yaitu akibat moral manusia
yang kurang kuat. Artinya moral yang mereka miliki sangat kurang dan mereka lebih
mementingkan kepentingan mereka sendiri.
Faktor eksternal
Politik
Faktor politik mempengaruhi terjadinya korupsi karena pada dasarnya politik sendiri
berhubungan dengan kekuasaan. Artinya siapapun orang tersebut pasti akan menggunakan
berbagai cara, bahkan melakukan korupsi demi mendapatkan kekuasaan tersebut. Faktor
politik terbagi menjadi dua yaitu kekuasaan dan stabilitas politik.
Hukum
Pada faktor hukum dapat dilihat dari sistem penegakan hukum yang hanya pro pada
pihak-pihak tertentu saja yang memiliki kepentingan untuk dirinya sendiri. Faktor hukum
juga dibagi menjadi dua yaitu konsistensi penegakan hukum dan kepastian hukum.
Ekonomi
Faktor ekonomi juga salah satu faktor yang meyebabkan terjadinya korupsi. Hal
tersebut dapat dilihat dari apabila gaji atau pendapatan seseorang tersebut tidak mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Faktor ekonomi juga terbagi menjdai
dua yaitu gaji atau pendapatan dan sistem ekonomi.
Kemudian semua harta kekayaan hasil korupsi dari mereka itu disita seluruhnya oleh
pengadilan untuk dikembalikan kepada negara. Jika tidak demikian, para mantan nara
pidana korupsi ketika kembali ke masyarakat, dengan kekayaan yang banyak, mereka
menjadi orang dermawan di dalam masyarakat. Mereka menyumbang kepada pembangunan
Masjid, Gereja, Pure, Klenteng, Vihara, yayasan anak yatim-piantu, pesantren, kegiatan
kemanusiaan, dan lain seterusnya. Bahkan kemudian mereka melakukan pula transfer of
hate kepada pemerintah melalui anggota masyarakat yang kemudian bersimpatik kepada
mantan koruptor itu.
Masyarakat di seluruh Indonesia agar memberikan dukungan moril dan dukungan informasi
akurat kepada KPK dalam rangka melakukan perannya memberantas korupsi. Undang-
undang yang mengatur hukuman tindak pidana korupsi agar direvisi dengan memasukkan
hukuman mati dan revitalisasi KPK.
Pancasila lahir dan berkembang dari adat dan kebiasaan masyarakat Indonesia itu
sendiri, hal ini merupakan awal dari sejarah filsafat Indonesia dimulai , Perenungan yang
berkembang dalam diskusi-diskusi sejak sidang BPUPKI sampai ke pengesahan Pancasila
oleh PPKI, termasuk salah satu momentum untuk menemukan Pancasila sebagai sistem
filsafat. sistem filsafat itu sendiri merupakan suatu proses yang berlangsung secara kontinu
sehingga perenungan awal yang dicetuskan para pendiri negara merupakan bahan baku yang
dapat dan akan terus merangsang pemikiran para pemikir berikutnya. Filsafat adalah
sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima
secara tidak kritis.
Urgensi Pancasila sebagai sistem filsafat atau yang dinamakan filsafat Pancasila, artinya
refleksi filosofis mengenai Pancasila sebagai dasar negara. Hal-hal penting yang sangat urgen
bagi pengembangan Pancasila sebagai sistem filsafat meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Meletakkan pancasila sebagai sistem filsafat dapat memulihkan harga diri bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dalam politik, yuridis, dan juga merdeka dalam
mengemukakan ide-ide pemikirannya untuk kemajuan bangsa, baik secara materiil
maupun spiritual.
2. Pancasila sebagai sistem filsafat membangun alam pemikiran yang berakar dari nilai-nilai
budaya bangsa Indonesia sendiri sehingga mampu dalam menghadapi berbagai ideologi
dunia.
3. Pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi dasar pijakan untuk menghadapi
tantangan globalisasi yang dapat melunturkan semangat kebangsaan dan melemahkan
sendi-sendi perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat banyak.
4. Pancasila sebagai sistem filsafat dapat menjadi way of life sekaligus way of thinking
bangsa Indonesia untuk menjaga keseimbangan dan konsistensi antara tindakan dan
pemikiran.
4. Berikan penjelasan konsep konsep dibawah ini:
Istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani, “Ethos” yang artinya tempat tinggal yang
biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, watak, perasaan, sikap, dan cara berpikir.
Secara etimologis, etika berarti ilmu tentang segala sesuatu yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan. Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila
Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di
Indonesia. Oleh karena itu, dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Pentingnya Pancasila sebagai sistem etika
terkait dengan problem yang dihadapi bangsa Indonesia sebagai berikut:
Estetika standar ukurannya relatif-subjektif, misalnya bentuk, warna, dan gaya . Alat ukur
estetika, sering dilupakan, adalah akal dan pikiran sebagai pertimbangan atas apa yang
dipilih, mengapa harus memilih, dan resiko apa yang diterima karena memilih sebagaimana
yang dikatakan oleh A.A. Djelantik (1999) bahwa etika mendorong berkembangnya
pengetahuan serta mendorong tersebarnya ide-ide dengan cara yang estetik, elegan, dan
indah. Konsep ini telah dipopulerkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten yang akhirnya
berkembang menjadi ilmu tentang keindahan (estetika). Baumgarten menggunakan istilah
estetika untuk membedakan antara pengetahuan intelektual dengan pengetahuan indrawi.
Estetika ini telah muncul pada abad ke-18 untuk menandai ciri dari masyarakat yang
berbudaya. Membangun kesadaran etika dan kesadaran estetika menjadi penting bagi
masyarakat Indonesia karena hal ini merupakan pondasi dasar untuk menciptakan kehidupan
masyarakat yang harmonis. Kesadaran inilah yang dibangun oleh masyarakat Yunani untuk
memahami alam dan masyarakat mereka sebagaimana yang bisa kita lihat pada pandangan-
pandangan Plato. Plato menjelaskan bahwa peradaban Yunani merupakan peradaban yang
menjunjung tinggi aturan dan standar etis tertentu.
Kesadaran akan aturan dan standar etika inilah yang merupakan syarat utama dari masyarakat
yang harmonis dan berbudaya.
Seringkali kebebasan berekspresi tidak sejalan dengan konsep etika dan estetika ini.
Sunarso (2011) mengatakan bahwa idealnya sebagai bangsa yang menganut Pancasila,
tingkah laku, semangat, dan jiwa masyarakat Indonesia harus dilandasi oleh nilai-nilai
Pancasila yang secara khas merupakan ciri pada elemen-elemen sosial budaya bangsa.
Kesadaran etika dan estetika seperti uraian di atas, harapannya akan membantu kita untuk
membedakan manakah tulisan yang berisi polemik intelektual, dan manakah tulisan yang
dapat dikategorikan sebagai agitasi, propaganda dan perang urat syaraf. Tulisan yang
dikategorikan sebagai tulisan agitasi atau propaganda memang tidak ditujukan untuk
memperkaya ilmu, namun memprovokasi masyarakat. Kita harus waspada akan hal-hal
sederhana semacam ini.
B. Idiologi
Ideologi merupakan seperangkat sistem yang diyakini setiap warga negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. ideologi didefinisikan sebagai
kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yang memberikan arah dan tujuan
untuk kelangsungan hidup. Ideologi juga diartikan sebagai cara berpikir seseorang atau suatu
golongan. Ideologi dapat diartikan paham, teori, dan tujuan yang merupakan satu program
sosial politik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 517). Menurut Martin Seliger: Ideologi
sebagai sistem kepercayaan, Ideologi adalah sekumpulan kepercayaan dan penolakan yang
diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang bernilai yang dirancang untuk melayani dasar
dasar permanen yang bersifat relatif bagi sekelompok orang. Alvin Gouldner: Ideologi
sebagai Proyek Nasional, Gouldner mengatakan bahwa ideologi merupakan sesuatu yang
muncul dari suatu cara baru dalam wacana politis. Wacana tersebut melibatkan otoritas
atau tradisi atau retorika emosi. Paul Hirst: Ideologi sebagai Relasi Sosial Hirst meletakkan
ideologi di dalam kalkulasi dan konteks politik. Hirst menegaskan bahwa ideologi merupakan
suatu sistem gagasan politis yang dapat digunakan dalam perhitungan politis. fungsi ideologi
sebagai berikut:
E. Hak asasi
Pancasila memandang bahwa manusia dianugerahi oleh Tuhan akal, budi dan nurani
untuk dapat membedakan hal baik dan buruk yang kemudian menjadi pembimbing dan
pengarah perilaku manusia. Hak asasi dalam nilai dasar pancasila tidak saja berisi kebebasan
dasar tetapi juga berisi kewajiban dasar yang melekat secara kodrati. Hak dan kewajiban asasi
ini tidak dapat diingkari dan menjadi dasar berbangsa dan bernegara. Maka nampak sekali
bahwa konsep hak asasi yang berlaku di Indonesia adalah penjabaran dari sila kemanusiaan
yang adil dan beradab dan disemangati oleh sila-sila lainnya dari Pancasila
Hak asasi dalam pengertian umum adalah hak-hak dasar yang dimiliki setiap pribadi
manusia sebagai anugerah tuhan yang dibawa sejak lahir.Ini berarti bahwa sebagai anugerah
dari tuhan kepada makhluknya, hak asasi tidak dapat dipisahkan dari eksistensi pribadi
manusia itu sendiri.Hak asasi tidak dapat dicabut oleh suatu kekuasaan atau oleh sebab-sebab
lainnya, karena jika hal itu terjadi maka manusia kehilangan martabat yang sebenarnya
menjadi inti nilai kemanusiaan. Walau demikian, bukan berarti bahwa perwujudan hak asasi
manusia dapat dilaksanakan secara mutlak karena dapat melanggar hak asasi orang lain.
Memperjuangkan hak sendiri sampai-sampai mengabaikan hak orang lain, ini merupakan
tindakan yang tidak manusiawi. Kita wajib menyadari bahwa hak-hak asasi kita selalu
berbatasan dengan hak-hak asasi orang lain.
Kesadaran akan hak asasi manusia didasarkan pada pengakuan bahwa semua manusia
sebagai makhluk tuhan memiliki derajat dan martabat yang sama.dengan pengakuan akan
prinsip dasar tersebut,setiap manusia memiliki hak dasar yang disebut hak asasi manusia.
Jadi,kesadaran akan adanya hak asasi manusia tumbuh dari pengakuan manusia sendiri
bahwa mereka adalah sama dan sederajat.