Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

“ Makalah Korupsi Dalam Berbagai Aspek”

Mata Kuliah : Pendidikan Budaya & Anti Korupsi

D. Mata kuliah : D.P. Tetelepta, S.kep., Ns., M.Kes

DI SUSUN OLEH :

NAMA : LEIDYA SIMANJUNTAK

NIM : P07120318046

TINGKAT : lllB

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PRODI KEPERAWATN MSOHI
TAHUN 2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,berkat limpahan
rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Makalah Korupsi
Dalam Berbagai Aspek ”.

Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak terlepas dari berbagai hambatan dan
kesulitan baik dalam pembuatan makalah ini. Namun berkat bimbingan dan arahan
serta bantuan berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.

Saya menyadari bahwa penulis makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Masohi,20 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB l PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan

BAB ll PEMBAHASAN

1. Pengertian Korupsi
2. Korupsi Dalam Perspektif Budaya
3. Korupsi Dalam Perspektif Agama
4. Korupsi Dalam Perspektif Hukum

BAB lll PENUTUPAN

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB l

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi yang sangat
parah dan begitu mengakar dalam setiap sendi kehidupan. Perkembangan praktek
korupsi dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik dari kuantitas atau jumlah
kerugian keuangan negara maupun dari segi kualitas yang semakin sistematis,
canggih serta lingkupnya sudah meluas dalam seluruh aspek masyarakat.
Meningkatnya tindak pidana korupsi yang tidak terkendali akan membawa
bencana tidak saja terhadap kehidupan perekonomian nasional tetapi juga pada
kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya. Maraknya kasus tindak pidana
korupsi di Indonesia, tidak lagi mengenal batas-batas siapa, mengapa, dan
bagaimana. Tidak hanya pemangku jabatan dan kepentingan saja yang melakukan
tindak pidana korupsi, baik di sektor publik maupun privat, tetapi tindak pidana
korupsi sudah menjadi suatu fenomena.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu korupsi?
2. Apa itu korpsi dalam Perspektif Budaya?
3. Apa itu korpsi dalam Perspektif Agama?
4. Apa itu korpsi dalam Perspektif Hukum?

C. Tujuan
1. Untuk mengetaui apa itu korupsi
2. Untuk mengetaui apa itu korpsi dalam Perspektif Budaya
3. Untuk mengetaui apa itu korpsi dalam Perspektif Agama
4. Untuk mengetaui apa itu korpsi dalam Perspektif Hukum
BAB ll
PEMBAHASAN

A. Pengertian Korupsi
Korupsi atau rasuah
(bahasa latin:corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk,
rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok) adalah tindakan pejabat
publik,baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat
dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalah
gunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk
mendapatkan keuntungan sepihak.

B. Korupsi Dalam Perspektif Budaya


Pengertian “membudaya” dalam konteks korupsi memberikan
pengertian bahwa perilaku koruptif telah masuk dalam struktur
kesadaran masyarakat sebagai proses yang wajar dan tak terbantahkan
dalam relasi sosial, politik, dan ekonomi. Hal tersebut seperti
pernyataan Mohammad Hatta (wakil presiden RI pertama) bahwa
“perilaku korupsi telah membudaya dalam masyarakat Indonesia”.
(Margana, dalam Wijayanto, 2009:415-416).

C. Korupsi Dalam Perspektif Agama


Agama sebagai dasar dari segala kepercayaan dan keyakinan
tiap individu berperan penting. Dalam semua ajaran agama, tidak ada
yang mengajarkan umatnya untuk berlaku atau melakukan tindakan
korupsi. Namun, pada kenyataannya praktik korupsi sudah menjadi
kebiasaan yang dilakukan orang-orang beragama.
Agama memang mengajarkan dan mengarahkan para
penganutnya untuk hidup jujur, lurus dan benar. Korupsi termasuk
kategori perilaku mencuri yang diharamkan agama dan tindakan
pendosa. Logikanya seseorang yang beragama atau memegang teguh
ajaran agamanya tidak akan melakukan korupsi.
Dengan gaya hidup modern sekarang ini, orang dengan mudah
melupakan atau dengan sengaja mengabaikan ajaran-ajaran agama
yang dianutnya, lalu melakukan tindak pidana korupsi. Ada kalanya uang
hasil tindak pidana korupsi itu digunakan untuk hal-hal yang berbau religi.
Dalam hal ini tentu harus ada introspeksi diri dari kita semua, termasuk
dari para pemuka agama.

D. Korupsi Dalam Perspektif Hukum


Korupsi harus dipahami sebagai tindakan melawan hukum dan
ada pandangan sebagai kejahatan luar biasa (extraordinary crime). KPK
mengungkap tiga sebab mengapa korupsi di Indonesia menjadi
kejahatan luar biasa yaitu:

1. Korupsi di Indonesia sifatnya transnasional sehingga beberapa


koruptor Indonesia mengirimkan uang ke luar negeri. Hasil
pendataan KPK menunjukkan bahwa 40 persen saham di Singapura
adalah milik orang Indonesia. Oleh sebab itu, Singapura hingga saat
ini tak mau meratifikasi perjanjian ekstradisi dengan Indonesia.
Tujuan dari perjanjian ini adalah meminta buron dari suatu negara
yang lari ke negara lain untuk dikembalikan ke negara asalnya.

2. Pembuktian korupsi di Indonesia itu super. Artinya,


membutuhkan usaha ekstrakeras. Seperti diketahui, 50 persen kasus
korupsi bentuknya penyuapan. Koruptor yang menyuap tidak
mungkin menggunakan tanda terima atau kuitansi. Secara hukum,
pembuktiannya cukup sulit.

3. Dampak korupsi memang luar biasa. Contohnya, dari sektor


ekonomi, utang Indonesia di luar negeri mencapai Rp1.227 triliun.
Utang ini dibayar tiga tahap, 2011–2016, 2016–2021, dan 2021–
2042. Permasalahan yang muncul apakah kita dapat melunasinya
pada 2042? Di sisi lain, menjelang tahun itu banyak timbul utang-
utang baru dari korupsi baru. (Republika, 2014)

Beberapa Undang – Undang dan peraturan pemerintah yang erat kaitannya


untuk mencegah dan memberantas korupsi yaitu:
- Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab UndangUndang
Hukum Acara Pidana;
- Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme;
- Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang PemberantasanTindak
Pidana Korupsi;
- Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2000 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan
dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
- Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU
Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

 Contoh Kasus Korupsi di bidang kesehatan :

1. Kebiasaan masyarakat memberikan uang pelicin atau tips


kepada petugas kesehatan untuk mendapatkan kemudahan
dalam memperoleh pelayanan kesehatan.

2. Seorang petugas kesehatan merekomendasikan obat


pesanan sponsor karena ia telah menerima gratifikasi dari
produsen obat tersebut.

3. Penyalahgunaan kartu miskin/Jamkesmas/Jamkesda untuk


mendapatkan fasilitas kesehatan gratis yang dilakukan
masyarakat dalam golongan mampu.

4. Manipulasi data pelaporan tindakan medis yang berdampak


pada besarnya klaim pada asuransi kesehatan atau
sejenisnya.
BAB lll
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Korupsi merupakan tindakan pejabat publik,baik politisi maupun pegawai
negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar
dan tidak legal menyalah gunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada
mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Korupsi yang terjadi di Indonesia saat ini, sudah dalam posisi yang sangat
parah dan begitu mengakar dalam setiap sendi kehidupan. Perkembangan praktek
korupsi dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik dari kuantitas atau jumlah
kerugian keuangan negara maupun dari segi kualitas yang semakin sistematis,
canggih serta lingkupnya sudah meluas dalam seluruh aspek masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Azizy, Q. 2006. “Menggagas Ilmu Hukum Indonesia”, dalam Buku : Menggagas Hukum
Progressif Indonesia, Penyunting : Ahmad Gunawan dan Muammar Ramadhan,
Yogyakarta: Pusataka Pelajar;

Alatas, S.H. 1987. Korupsi: Sifat, Sebab, dan Fungsi. Jakarta : LP3ES;

Anda mungkin juga menyukai