Anda di halaman 1dari 10

PENGENDALIAN SOSIAL

MAKALAH

DISUSUN OLEH :

1. AL BANI NUR (A011191067)


2. MICHEL ANDREW (A031191030)
3. ANDI MUHAMMAD OZAMA FAHRAN (A011191069)
4. ANDI ALFIYYAH SYAHADATI JUANA (A031191101)
5. NUR QALBI S. (A031191137)

PENGANTAR SOSIOLOGI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
segala kuasa-Nyalah kami akhirnya bisa menyusun makalah yang berjudul “Pengendalian Sosial”
ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Rasa terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Nuvida RAF, MA., selaku dosen Pengantar
Sosiologi yang telah memberikan banyak masukan serta saran yang sangat bermanfaat dalam
proses penyelesaian makalah ini. serta membantu menyumbangkan pikirannya yang tidak bisa
penulis sebutkan satu-per satu.
Kami sangat berharap agar makalah ini memberi banyak manfaat bagi masyarakat agar selalu
mengawasi dan memperhatikan segala macam bentuk tindak korupsi yang dilakukan oleh para elit
dan sejajarnya di Negara ini.
Kami juga sadar akan ketidaksempurnaan dalam penulisan makalah ini. Maka sangat
mengharapkan masukan, kritikan serta saran dari semua pihak agar makalah ini bisa menjadi lebih
sempurna.

Makassar, 24 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Tindakan Pemerintah dalam Mengatasi Korupsi
B. Tindakan Keefektifan Kensos Represif
C. Tindakan Kepolisian dalam Mengatasi Korupsi
D. Tindakan Masyarakat dalam Mengatasi Korupsi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Korupsi berkembang dengan begitu banyak definisi. Hal ini disebabkan karena
definisi korupsi dapat ditemui dalam berbagai perspektif, baik melalui arti kata secara
harfiah, pendapat berbagai pakar, maupun berdasarkan legislasi yang mengaturnya.
Secara internasional belum ada satu definisi yang menjadi satu-satunya acuan di seluruh
dunia tentang apa yang dimaksud dengan korupsi.

Sifat tamak/rakus manusia, mempunyai hasrat besar untuk memperkaya diri dan
unsur penyebab korupsi para pelaku semacam itu datang dari dalam diri sendiri. Moral
yang kurang kuat yaitu orang-orang yang moralnya mudah lemah sehingga mudah
tergoda untuk melakukan korupsi yang biasanya terpengaruh dari atasan,teman
setingkat,bawahannya,atau pihak lain. Gaya hidup yang konsumtif kehidupan di kota-
kota besar yang menimbulkan gaya hidup seorang konsumtif sehingga prilaku konsmtif
bila tidak diimbangi dengan pendapatan yang memadai,maka hal seperti itu akan
membuka peluang seseorang untuk melakukan tindakan korupsi.

B. Rumusan Masalah
1.Dampak korupsi bagi negara
2. Penyebab banyaknya korupsi di indonesia
3. Cara pencegahan serta penindakan terhadap para pelaku korupsi
C. Tujuan
1.Pembaca dapat mengetahui Dampak korupsi bagi negara
2.Dapat mengetahui apa saja penyebab banyaknya korupsi di indonesia
3.Dapat mengetahui bagaimana cara mencegah dan menindaki pelaku korupsi
4. Untuk mengetahui keefektifan pengendalian sosial represif terhadap tindak korupsi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tindakan Pemerintah dalam Mengatasi Korupsi

1. Upaya Pencegahan
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan pemberantasan
korupsi adalah melalui tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan ini dimaksudkan agar
masyarakat memiliki benteng diri yang kuat guna terhindar dari perbuatan yang mencerminkan
tindakan korupsi di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Upaya pencegahan tindakan korupsi
dilakukan oleh permerintah berdasarkan nilai-nilai dasar Pancasila agar dalam tindakan
pencegahannya tidak bertentangan dengan nilai-nilai dari Pancasila itu sendiri. Adapun tindakan
pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka melakukan upaya pemberantasan
korupsi di wilayah negara Indonesia diantaranya:
1. Penanaman Semangat Nasional
Penanaman semangat nasional yang positif dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam
bentuk penyuluhan atau diksusi umum terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai kepribadian
bangsa Indonesia. Kepribadian yang berdasarkan Pancasila merupakan kepribadian yang
menjunjung tinggi semangat nasional dalam penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya penanaman semangat nasional Pancasila dalam diri masyarakat, kesadaran
masyarakat akan dampak korupsi bagi negara dan masyarakat akan bertambah. Hal ini akan
mendorong masyarakat Indonesia untuk menghindari berbagai macam bentuk perbuatan korupsi
dalam kehidupan sehari-hari demi kelangsungan hidup bangsa dan negaranya.
2. Melakukan Penerimaan Pegawai Secara Jujur dan Rerbuka
Upaya pencegahan sebagai bentuk upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh
pemerintah dapat dilakukan melalui penerimaan aparatur negara secara jujur dan terbuka.
Kejujuran dan keterbukaan dalam penerimaan pegawai yang dilakukan oleh pemerintah
menunjukkan usaha pemerintah yang serius untuk memberantas tindak pidana korupsi yang
berkaitan dengan suap menyuap dalam penerimaan pegawai. Pemerintah yang sudah berupaya
melakukan tindakan pencegahan dalam penerimaan pegawai perlu disambut baik oleh
masyarakat terutama dalam mendukung upaya pemerintah tersebut.
Jika pemerintah telah berupaya sedemikian rupa melakukan tindakan pencegahan korupsi
dalam penemerimaan aparatur negara tapi masyarakat masih memberikan peluang terjadinya
korupsi, usaha pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah dapat menjadi sia-sia. Selain itu, jika
perilaku masyarakat yang memberikan peluang terjadinya tindakan korupsi dalam penerimaan
pegawai diteruskan, maka tidak dapat dipungkiri praktik tindakan korupsi akan berlangsung
hingga dapat menimbulkan konflik diantara masyarakat maupun oknum pemerintah. (baca
juga: Pengertian Konflik Menurut Para Ahli)
3. Himbauan Kepada Masyarakat
Himbauan kepada masyarakat juga dilakukan oleh pemerintah dalam upaya melakukan
pencegahan sebagai bentuk upaya pemberantasan korupsi di kalangan masyarakat. Himbauan
biasanya dilakukan oleh pemerintah melalui kegiatan-kegiatan penyuluhan di lingkup
masyarakat kecil dan menekankan bahaya laten adanya korupsi di negara Indonesia. Selain itu,
himbauan yang dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat menekankan pada apa saja yang
dapat memicu terjadinya korupsi di kalangan masyarakat hingga pada elite pemerintahan.
4. Pengusahaan Kesejahteraan Masyarakat
Upaya pemerintah dalam memberantas korupsi juga dilakukan melalui upaya pencegahan
berupa pengusahaan kesejahteraan masyarakat yang dilakukan pemerintah. Pemerintah berupa
mensejahterakan masyarakat melalui pemberian fasilitas umum dan penetapan kebijakan yang
mengatur tentang kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan rakyat yang diupayakan oleh pemerintah
tidak hanya kesejahteraan secara fisik saja melain juga secara lahir batin. Harapannya, melalui
pengupayaan kesejahteraan masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup dapat
memberikan penguatan kepada masyarakat untuk meminimalisir terjadinya perbuatan korupsi di
lingkungan masyarakat sehingga dapat mewujudkan masyakarat yang madani yang bersih dari
tindakan korupsi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pencatatan Ulang Aset
Pencatan ulang aset dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memantau sirkulasi aset
yang dimiliki oleh masyarakat. Pada tahun 2017 ini, pemerintah menetapkan suatu kebijakan
kepada masyarakatnya untuk melaporkan aset yang dimilikinya sebagai bentuk upaya
pencegahan tindakan korupsi yang dapat terjadi di masyarakat. Pencatatan aset yang dimiliki
oleh masyarakat tidak hanya berupa aset tunai yang disimpan di bank, tetapi juga terhadap aset
kepemilikan lain berupa barang atau tanah. Selain itu, pemerintah juga melakukan penelurusan
asal aset yang dimiliki oleh masyarakat untuk mengetahui apakah aset yang dimiliki oleh
masyarakat tersebut mengindikasikan tindak pidana korupsi atau tidak.
2. Upaya Penindakan
Upaya penindakan dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap pelaku tindak pidana
korupsi. Dalam pelaksanaan upaya penindakan korupsi, pemerintah dibantu oleh sebuah lembaga
independen pemberantasan korupsi yaitu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) Penindakan
yang dilakukan oleh KPK semenjak KPK berdiri pada tahun 2002 telah membuahkan hasil yang
dapat disebut sebagai hasil yang memaksimalkan. Upaya penindakan yang dilakukan oleh KPK
terhadap tindak pidana korupsi merupakan upaya yang tidak main-main dan tidak pandang bulu.
Siapapun yang terindikasi melakukan tindak pidana korupsi akan ditindak oleh lembaga
independen ini tanpa terkecuali. Dalam melaksanakan tugasnya, KPK membutuhkan peranan
lembaga peradilan dalam menegakkan keadilan di Indonesia terutama yang berkaitan dengan
tindak pidana korupsi. Tentunya pelaksanaan proses peradilan dilakukan sesuai dengan
mekanisme sistem peradilan di Indonesia dan berdasarkan hukum dan undang-undang yang
berlaku. Penindakan yang dilakukan pemerintah melalui KPK terhadap pelaku tindak pidana
korupsi dimaksudkan agar memberikan efek jera kepada para pelakunya dan secara tidak
langsung memberikan shock therapy pada orang-orang yang berniat untuk melakukan tindak
pidana korupsi baik itu di dalam pemerintahan maupun di dalam kehidupan sehari-hari.

B. Keefektifan pengendalian social terhadap tindak korupsi di Indonesia


Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo menyebutkan, sanksi sosial
dinilai penting untuk memberikan efek jera bagi para koruptor agar tidak melakukan kembali
tindakan korupsi. Banyak koruptor yang ditangkap KPK bukannya malu, melainkan masih bisa
memberikan senyuman dan melambai ke kamera saat kamera awak media tengah meliput
penangkapan tersebut.
Dia menjelaskan, pemberian hukuman kerja sosial bagi para koruptor ini diharapkan bisa
memunculkan budaya malu dalam diri koruptor tersebut sehingga mereka jera untuk tidak
melakukan tindakan korupsi kembali. Contoh yang diberikan beliau sebagai salah satu hukuman
dalam bentuk kerja social adalah membersihkan sampah di pasar yang tekanannya jauh lebih
berat dibandingkan dengan hanya dihukum sekian tahun. Karena itu, pihaknya akan
memperkenalkan sanksi sosial tersebut ke Undang-Undang Tipikor. Menurut Agus, sanksi ini
harus ditekankan. Jika tidak, pelanggaran akan semakin bertambah dan menular. Ia
mencontohkan, ada seseorang yang melawan arus, tetapi tidak ditindak pihak kepolisian. Apabila
dibiarkan, pelanggaran itu setiap harinya akan bertambah.
Dewasa ini, diberitakan bahwa teknologi informasi menjadi andalan dan tulang punggung
pemerintahan Jokowi-JK dalam upaya memberantas dan mencegah tindak pidana korupsi.
Implementasi kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah dalam penanggulangan dan pencegahan
korupsi juga dilakukan dengan memperbaiki regulasi yang mengatur ihwal korupsi. Hasilnya,
masyarakat makin percaya efektivitas langkah yang diambil Pemerintah. Fakta tersebut
terungkap dalam diskusi bertajuk “Cerdas dan Canggih Melawan Korupsi” yang digelar Kantor
Staf Presiden di Gedung Bina Graha, Jakarta, 07 Januari 2019.
Selama ini, arah dan kebijakan Pemerintah dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi
bergerak dalam senyap dan nyaris tidak mendapatkan perhatian dari publik. Masyarakat lebih
tertarik untuk menyorot perilaku-perilaku korupsi yang menyeruak ke publik seperti operasi
tangkap tangan dan sebagainya. Namun hal itu tidak mengurangi kenyataan bahwa masyarakat
sudah merasakan efektivitas dan kebijakan antikorupsi yang dijalankan Pemerintah.
Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho menyatakan bahwa berdasarkan
laporan Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada bulan Oktober 2018, upaya Pemerintah
memberantas korupsi selama empat tahun ini dirasakan oleh masyarakat. Masyarakat menilai
tingkat korupsi di berbagai bidang menurun dari tahun ke tahun. Beliau juga mengakui bahwa
korupsi sekarang ini hidup di zaman baru. Zaman di mana teknologi menjadi sangat masif dan
intensif digunakan dalam berbagai kehidupan masyarakat sehingga perlu dilawan dengan cara
yang canggih pula.
Korupsi sistemik sudah mengakar dalam tatanan kerja birokrasi. Pemerintah
mengupayakan perbaikan tata kelola salah satunya dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Mulai dari perencanaan (e-planning) dan penganggaran (e-budgeting) hingga pengadaan yang
menggunakan e-catalog dan e-procurement.
C. Tindakan Kepolisian dalam Mengatasi Korupsi

Strategi polri dalam penegakan hukum tindak pidana korupsi


1. Sinergitas dengan APH dalam CJS maupun dengan KPK
2. Meningkatkan fungsi koordinasi dalam kegiatan lidik dan sidik TPK
3. Fokus Laksanakan lidik dan sidik di 10 daerah rawan TPK
4. Merespon laporan masyarakat untuk melaksanakan percepatan sidik TPK dalam koridor
Due Process of Law (proses hukum yang benar)
D. Tindakan Masyarakat dalam Mengatasi Korupsi
Masyarakat berperan penting untuk membantu pemerintah dalam upaya penindakan
korupsi yang ada di Indonesia saat ini. Yang mana masyarakat disini memiliki peranan banyak
dalam membantu berjalannya tindakan pemerintah seperti, masyarakat dapat berperan sebagai
pemerhati sekitar kita setiap hari bila terjadi kejanggalan atau tidak, serta masyarakat juga dapat
berperan sebagai pelapor jika ada tindak kejanggalan yang mengerucutkan hal tersebut terhadap
tindakan korupsi, serta masih banyak lagi peranan yang dapat dilakukan masyarakat untuk
membantu negara untuk memberantas tindak pidana korupsi di Indonesia. Jadi Indonesia saat ini
masih sangat membutuh kan perhatian masyarakat untuk saling menjaga dan membantu
pemerintah untuk menjaga keutuhan negara Indonesia dari tangan - tangan kotor koruptor
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Melihat dari uraian di atas, tidak dapat kita pungkiri korupsi memang benar-benar telah
menjadi sebuah masalah yang cukup berat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Melihat
dari hal-hal yang telah dijelaskan di atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai
pengaruh dan upaya penuntasan tindak pidana korupsi di Indonesia.
1. Sebuah Negara akan maju dan berkembang apabila didukung dengan pemerintahan yang
adil dan bersih dari unsur-unsur korupsi.
2. Sikap korup para pejabat dan elit politik merupakan penyebab timbulnya masalah
kesejahteraan masyarakat di Indonesia.
3. Dibutuhkan sebuah sikap yang tegas dan profesional untuk memberantas tindak pidana
korupsi di Indonesia.
B. Saran
Diharapkan dan diharuskan pemerintah untuk membuat peraturan yang tegas dan membuat
para koruptor jera. Undang undang digunakan sebaik baiknya agar budaya korupsi di Negara
tercinta Indonesia tidak berulang kembali di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/07/30-pengertian-korupsi-menurut-para-ahli-bentuk-faktor-
penyebab-ciri-ciri-dampak-cara-mengatasi-korupsi.html

https://aclc.kpk.go.id/materi/berpikir-kritis-terhadap-korupsi/infografis

https://www.kompasiana.com/wahyudi_ramadhan/57ed64e94d7a611e1fe20dfc/faktor-penyebab-
terjadinya-korupsi?page=all

https://bandung.kompas.com/read/2018/04/26/10060001/ketua-kpk-usulkan-sanksi-sosial-bagi-
koruptor-untuk-bersihkan-sampah-di.

http://ksp.go.id/pemberantasan-korupsi-kian-efektif-berkat-teknologi-informasi

https://guruppkn.com/upaya-pemberantasan-korupsi

Anda mungkin juga menyukai