Anda di halaman 1dari 10

TUGAS BAHASA INDONESIA

DOSEN : DENNIE SASTRAPRADJA, S.S., M. Si

“KORUPSI DI INDONESIA DAN PENANGANANNYA”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 11 :

1. ARFINA DESWANTY
2. ALBERN DERIAN
3. BACTY RAJAGUKGUK
4. LAELA
5. SUHERMAN
6. SYAHRIL LA ODE
7. WINDA INDRI A.
POKOK BAHASAN

• Awal Mula Munculnya Korupsi


• Pegertian Korupsi
• Faktor-faktor Penyebab Korupsi
• Akibat – akibat Korupsi
• Upaya Pemerintah Dalam Memberantas Korupsi
• Strategi Pemberantasan Korupsi secara Preventif dan Represif
• Kesimpulan dan Saran
AWAL MULA MUNCULNYA KORUPSI

Ketika manusia mulai hidup bermasyarakat, disanalah awal mula terjadinya korupsi.
Penguasaan dalam suatu wilyah dan Sumber Daya Alam oleh segelintir kalangan mendorong
manusia untuk saling berebut dan menguasai. Berbagai taktik dan strategi pun dilaksanakan.
Perebutan manusia atas Sumber Daya Alam dan politik inilah awal mula terjadinya
ketidakadilan.
Orientasi hidup yang mengarah pada keadilan berubah menjadi kehidupan yang saling ingin
menguasai dan mengeksploitasi.

Di Indonesia sendiri, korupsi mulai terjadi sejak jaman kerajaan. Bahkan VOC bangkut pada
awal abad 20 akibat korupsi yang merajalela di tubuhnya. Setelah proklamasi kemerdekaan,
banyak petinggi belanda yang kembali ke tanah airnya, posisi kosong mereka kemudian diisi
oleh kaum pribumi pegawai pemerintahan Hindia Belanda yang tumbuh dan berkembang
dilingkungan koruptor. Kultur Korupsi tersebut berlanjut hingga masa pemerintahan Orde Lama.
Diawal pemerintahan Orde Baru, Presiden Soeharto melakukan berbagai upaya untuk
memberantas korupsi. Terlepas dari upaya tersebut, Presiden Soeharto tumbang karena isu
korupsi.
Pengertian Korupsi
Korupsi adalah tindakan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan dalam suatu
masalah atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan.
Disimpulkan bahwa korupsi merupakan tindakan pidana yang memiliki unsur-unsur sebagai
berikut :

a. Perbuatan melawan hukum


b. Penyalagunaan wewenang, kesempatan, dan sarana
c. Memperkaya diri, orang lain, atau korporasi
d. Merugikan Keuangan Negara atau Perekonomian Negara.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Korupsi merupakan tingkah laku individu yang
menggunakan wewenang dan kekuasaanya guna mengeduk keuntungan pribadi atau
kelompok dan sangat merugikan keuntungan umum serta bertentangan dengan norma-norma
yang berlaku.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KORUPSI

Faktor penyebab terjadinya korupsi di indonesia, yaitu :

1. Penegak hukum tidak konsisten, bersifat sementara dan selalu berubah setiap
pergantian pemerintahan.
2. Penyalagunaan kekuasaan dan wewenang karena takut dianggap bodoh bila tidak
menggunakan kesempatan.
3. Sistem dan pedoman anti korupsi hanya dilakukan sebatas formalitas.
4. Mereka yang melakukan korupsi karena serakah, tidak pernah puas, gaya hidup
mewah dan menghalalkan segala cara untuk mendapat keuntungan.
5. Budaya memberi upeti, imbalan jasa, dan hadiah.
6. Bila tertangkap bisa menyuap penegak hukum sehingga dibebaskan atau setidaknya
diringankan hukumanya.
7. Budaya premisif/serba memperbolehkan, tidak mau tahu, menganggap biasa bila
ada korupsi karena sering terjadi, tidak peduli orang lain asal kepentingan sendiri
terlindungi.
Akibat-Akibat Korupsi

1. Tata Ekonomi seperti larinya modal keluar negeri, gangguan terhadap perusahaan,
gangguan penanaman modal.
2. Tata Sosial Budaya seperti revolusi sosial, ketimpangan sosial.
3. Tata Politik seperti mengambil alih kekuasaan, hilangnya bantuan luar negeri,
hilangnya kewibawaan pemerintah, ketidakstabilan politik
4. Tata Administrasi seperti tidak efesien, kurangnya kemampuan administrasi, hilangnya
sumber-sumber negara, pengambilan tindakan represif.
5. Secara umum itu korupsi itu merugikan negara dan merusak sendi-sendi kebersamaan
serta memperlambat tujuan nasional seperti yang tercantum dalam UUD 1945.
6. Pemborosan sumber-sumber, modal yang lari, gangguan terhadap penanaman
modal, bantuan yang lenyap.
7. Ketidakstabilan, pengambilan alih oleh kekuasaan oleh militer, menimbulakan
ketimpangan sosial budaya.
8. Pengurangan kemampuan aparatur pemerintah, pengurangan kapasitas administrasi,
hilangnya kewibawaan administrasi.
UPAYA PEMERINTAH DALAM MEMBERANTAS
KORUPSI

A. Strategi Preventif
Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan dengan diarahkan pada hal-hal yang menjadi penyebab
timbulnya korupsi. Setiap penyebab yang terindikasi harus dibuat upaya preventifnya, sehingga
dapat meminimalkan penyebab korupsi.

B. Strategi Deduktif
Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan agar apabila suatu perbuatan
korupsi terlanjur terjadi, maka perbuatan tersebut akan dapat diketahui dalam waktu yang singkat
dan akurat sehingga dapat ditindaklanjuti dengan tepat.

C. Strategi Represif
Strategi ini dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan untuk memberikan sanksi hukum
yang setimpal secara cepat dan tepat kepada setiap pihak yang terlibat dalam korupsi. Dasar
pemikiran ini diproses sejak dari tahap penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan sampai dengan
peradilan untuk disempurnakan dari segala aspek, sehingga proses penanganan tersebut dapat
dilakukan secara cepat dan tepat.
STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI SECARA
PREVENTIF DAN REPRESIF, ANTARA LAIN :

1. Gerakan “Masyarakat Anti Korupsi” saat ini perlu adanya tekanan kuat dari masyarakat luas dengan
mengefektikan gerakan rakyat anti korupsi, LSM, ICW,NU,Muhammadiyah atau ormas lain yang
bekerjasama dalam upaya memberantas korupsi. Gerakan seperti ini diperlukan untuk menekan
pemerintah sekaligus memberi dukungan moral agar pemerintah bangkit memberantas korupsi .

2. Gerakan “Moral” mensosialisasikan bahwa korupsi adalah kejahatan besar bagi kemamusiaan yang
melanggar harkat dan martabat manusia. Diharapkan gerakan ini dapat tercipta kondisi lingkungan sosial
masyarakat yang menolak, menentang, menghukum perbuatan korupsi dan menerima, mendukung, dan
menghargai perilaku anti korupsi. Langkah ini dapat dilakukan melalui lembaga pendidikan sehingga
terjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama generasi muda yang efektif membangun peradaban yang
bersih dari korupsi.

3. Gerakan “Pengefektifan Birokasi” menyusutkan jumlah pegawai dalam pemerintahan agar didapat hasil
kerja yang optimal dengan menempatkannya sesuai dengan kemampuan dan keahliannya.
A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa korupsi merupakan tingkah laku
individu yang menggunakan wewenang dan kekuasaanya guna mengeduk keuntungan pribadi atau
kelompok yang sangat merugikan kepentingan umum dan sangat bertentangan dengan norma-
norma yang berlaku.

Faktor-faktor yang menyebabkan korupsi adalah: penegak hukum tidak konsisten, penyalagunaan
kekuasaan dan wewenang karena taku dianggap bodoh bila tidak menggunakan kesempatan,
pedoman anti korupsi hanya sebagai formalitas,melakukan korupsi karena serakah, tidak pernah
puas,gaya hidup mewah, budaya memberi upeti, bila tertangkap menyuap penegak hukum, tidak
peduli orang lain asal kebutuhan pribadi terpenuhi.

B. Saran

1. Pemerintah dapat meningkatkan kontrol terhadap lembaga yang ada dan lebih menekankan sifat
independen . Hendaknya pemerintah melakukan tindakan penegak hukum secara konsisten dan
sesuai dengan tingkat pidana yang dilakukan oleh pelaku , serta pemerintah juga harus secara
independen tidak memihak siapapun dan tidak pandang bulu.

2. Semoga kedepannya negeri ini jauh dari korupsi.


DAFTAR PUSAKA

Alatas, Syed Hussein. 1998. Sosiologi Korupsi Sebuah Penjelajahan Dengan Data
Kontemporer. Jakarta: LP3ES
Muzadi, H. 2004. MENUJU INDONESIA BARU, Strategi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi. Malang : Banyumedia Publishing.
Saleh, Wantjik. 1978. Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia. Jakarta:
GhaliaIndonesia
Sjahrudin Rasul. Dkk.2002. UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
KORUPSI PADA PENGELOLAAN BUMN/BUMD DAN PERBANKAN. Jakarta: BADAN
PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TIM PENGKAJIAN SPKN 2002

Anda mungkin juga menyukai