HUKUM KORUPSI
FAKULTAS HUKUM
PRODI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
Korupsi adalah sebuah tindakan tercela. Banyak pihak yang dirugikan akibat perilaku korupsi.
Korupsi adalah perbuatan curang terhadap sesuatu hal yang berkaitan dengan anggaran. Dan
sebagai negara yang berlandaskan hukum perbuatan korupsi dapat dijerat sanksi hukum yang
berat.
Para koruptor biasanya menghalalkan segala cara untuk mengambil alih atau menguasai sesuatu
bagian untuk memperkaya diri sendiri atau golongan tertentu. Dan dipastikan dimanapun pelaku
korupsi adalah pelaku kejahatan.
Korupsi tidak saja mengakibatkan kerugian pada materi namun juga dapat merugikan moral
bangsa sebagai negara yang demokrasi dan jujur. Betapa tidak korupsi akan mengakibatkan
tidak berjalannya fungsi suatu badan yang menanggung hak orang banyak. Misalnya korupsi
dana haji, dana sekolah, dan dana yang lain.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
Dengan demikian pancasila secara harfiah sebuah perilaku kejahatan atau keburukan, ketidak
jujuran bahkan menyimpang dari kesucian.
Hal ini seharusnya menjadi hal penting dibahas dan diketahui oleh seluruh masyarakat. Bahwa
korupsi dapat merugikan bangsa oleh karena itu kita juga harus peduli.
Korupsi dapat terjadi karena adanya peluang dan pembiaran dari orang-orang sekitar. Lemahnya
hukum dalam memberikan sanksi kepada pelaku korupsi membuat para pelaku tidak jera
melakukan korupsi.
Wajar jika ada opini atau tanggapan negatif terhadap korupsi. Karena uang dan anggaran yang
dikorupsi adalah hasil pajak dan milik rakyat Indonesia.
Namun banyak rakyat kecil yang merasa tidak perlu akan itu dan merasa pemerintah telah cukup
untuk mengurusi itu semua. Tentunya opini ini akan membuat korupsi akan tumbuh semakin
subur.
Bahkan terkadang korupsi dilakukan secara bersamaan oleh pejabat pemerintah yang sudah
semestinya melindungi aset negara. Rangkaian korupsi sudah sangat meresahkan masyarakat
terlebih apabila keterlibatan keluarga dan kroni dalam melakukan korupsi.
Tindak pidana korupsi dalam berbagai bentuk mencakup pemerasan, penyuapan dan gratifikasi
pada dasarnya telah terjadi sejak lama dengan pelaku mulai dari pejabat negara sampai pegawai
yang paling rendah. Korupsi pada hakekatnya berawal dari suatu kebiasaan (habit) yang tidak
disadari oleh setiap aparat, mulai dari kebiasaan menerima upeti, hadiah, suap, pemberian
fasilitas tertentu ataupun yang lain dan pada akhirnya kebiasaan tersebut lama-lama akan
menjadi bibit korupsi yang nyata dan dapat merugikan keuangan negara indonesia yang
menyebabkan ketidakstabilan dalam perekonomian.
1. Penyuapan (bribery) mencakup tindakan memberi dan menerima suap, baik berupa uang
maupun barang.
2. Embezzlement, merupakan tindakan penipuan dan pencurian sumber daya yang dilakukan oleh
pihak-pihak tertentu yang mengelola sumber daya tersebut, baik berupa dana publik atau sumber
daya alam tertentu.
3. Fraud, merupakan suatu tindakan kejahatan ekonomi yang melibatkan penipuan (trickery or
swindle). Termasuk didalamnya proses manipulasi atau mendistorsi informasi dan fakta dengan
tujuan mengambil keuntungan-keuntungan tertentu.
4. Extortion, tindakan meminta uang atau sumber daya lainnya dengan cara paksa atau disertai
dengan intimidasi-intimidasi tertentu oleh pihak yang memiliki kekuasaan. Lazimnya dilakukan
oleh mafia-mafia lokal dan regional.
5. Favouritism, adalah mekanisme penyalahgunaan kekuasaan yang berimplikasi pada tindakan
privatisasi sumber daya.
6. Melanggar hukum yang berlaku dan merugikan negara.
7. Serba kerahasiaan, meskipun dilakukan secara kolektif atau korupsi berjamaah.
Jenis korupsi yang lebih operasional juga diklasifikasikan oleh tokoh reformasi,M. Amien
Rais yang menyatakan sedikitnya ada empat jenis korupsi,:
1. Korupsi ekstortif, yakni berupa sogokan atau suap yang dilakukan pengusaha kepada
penguasa.
2. Korupsi manipulatif, seperti permintaan seseorang yang memiliki kepentingan ekonomi
kepada eksekutif atau legislatif untuk membuat peraturan atau UU yang menguntungkan bagi
usaha ekonominya.
3. Korupsi nepotistik, yaitu terjadinya korupsi karena ada ikatan kekeluargaan, pertemanan, dan
sebagainya.
4. Korupsi subversif, yakni mereka yang merampok kekayaan negara secara sewenang-wenang
untuk dialihkan ke pihak asing dengan sejumlah keuntungan pribadi.
1. Peran Serta Masyarakat Dalam menyikapi Korupsi di Indonesia
Korupsi adalah gejala perilaku yang paling hina. Hanya yang memiliki keimanan yang lemahlah
yang sanggup melakukan korupsi dan merugikan pemerintah. Perlu diketahui bahwa masyarakat
memiliki hak yang sama untuk memberantas korupsi yang terjadi di negara ini.
Masyarakat dalam undang undang nomor 31 tahun 1991 memiliki hak untuk mencari tau atau
memberikan informasi tentang adanya kecurigaan korupsi yang terjadi dalam suatu waktu
tertentu. Artinya masyarakat diperbolehkan dan sangat diharapkan kerjasamanya untuk
memberikan informasi kepada para aparat penegak hukum akan adanya indikasi korupsi.
Selain itu kita sebagai masyarakat juga diperbolehkan dan diberikan hak untuk memberikan
saran dan pendapat berkaitan dengan perkara korupsi yang terjadi dalam negara Indonesia.
Sikap tidak peduli dan apatis akan menghambat informasi yang jelas tentang perilaku korupsi
yang terjadi dan tentunya keikutsertaan masyarakat dalam memberantas korupsi dijamin
keselamatannya.
Sedangkan cara lain adalah dengan melakukan tindakan kuratif yaitu memberikan sanksi
pemecatan secara tidak hormat dan tentunya mendapat hukum yang sangat setimpal atas
perilakunya tersebut.
Kedisplinan dan tegaknya hukum akan membuat efek jera sehingga korupsi tidak akan terjadi di
dalam suatu instansi maupun perusahaan.
Edukasi juga merupakan cara terbaik untuk mencegah pelaku korupsi banyak orang melakukan
korupsi karena tidak mengetahui dampak dasyat dari perilaku yang tidak terpuji ini.
Adanya sosialisasi dan pendidikan non formal dalam bentuk seminar kepada masyarakat dapat
meningkatkan kesadaran akan pentingnya peduli terhadap sekitar.
LSM juga seharusnya berperan aktif dalam memantau serta mengawasi perjalanan perilaku
korupsi sampai tuntas dan selesai hingga korupsi tidak saja dihukum namun diwajibkan untuk
mengembalikan uang korupsi tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas korupsi adalah sebuah sikap penyelewengan atau penggelapan
uang milik suatu negara atau sebuah perusahaan untuk kepentingan dan keuntungan
sesuatu hal yang berkaitan dengan diri sendiri .
Ragam masyarakat dalam menanggapi korupsi di Indonesia ada sebagian yang marah
serta emosi namun ada juga yang bersikap apatis dan tidak mau tau.
Korupsi di Indonesia merupakan perilaku yang sering terjadi dan berulang-ulang. Hal ini
biasanya dipicu dengan keserakahan dan ambisi semata dalam menguasai kekuasaan dan
politik tertentu
Apapun alasanya oknum terpenting dan yang berkewajiban dalam memberantas korupsi
adalah pemerintah. Karena segi hukum dikuasai negara, harapanya pelaku korupsi harus
mendapatkan hukuman yang setimpal dan seberat-beratnya karena merugikan bangsa dan
negara.
Dan Adapun upaya kongkrit dalam menghapus mata rantai korupsi adalah dengan
merevitalisasi pejabat publik yang terindikasi korupsi dan menegakkan hukum tanpa
pandang bulu. Dan membentengi para generasi dengan nilai-nilai moral dan tidak
memiliki kepribadian yang menyimpang seperti korupsi.
B. Saran-saran
Mari bersama-sama untuk peduli dengan keadaan sekitar. Korupsi tidak akan terjadi jika
tidak ada yang membantunya atau memberi peluang. Instansi-instansi pemerintahan
hendaknya menegakkan disiplin dan membersihkan praktek korupsi di Indonesia.
Membekali karakter jujur dalam setiap mata pelajaran dan pembelajaran di Indonesia
jujur menjadi syarat mutlak di Indonesia. Sehingga jujur dapat di implementasikan ke
dalam kehidupan sehari-hari.
Awal dari sikap korupsi adalah berbohong, agar sifat bohong adalah memberikan
kesempatan siapa saja yang salah namun berkata jujur dan benar terhadap kesalahan yang
diperbuat.