Anda di halaman 1dari 10

Kelom pok

Peran Media Nara si D a l a m


Me
nyoroti K a s u s Korupsi
Pejabat
Nasional

October |
2022
Kelompok 4

Disusun Oleh:
1.Alifiandari Sasmitha H.
2. Gilang Septa P u t e r a A.
3. Ninejulianggi Arinandita I.
4. Ivonie Samsiar A.
5. Sasanti Askiah A.
1. Pr ins ip
Et ik

Salah satu teori korupsi menurut Ja c k Bologne Gone Theory menyebutkan bahwa
faktor penyebab korupsi adalah keserakahan, kesempatan, kebutuhan, dan
pengungkapan.
Keserakahan berpotensi dimiliki setiap orang dan berkaitan dengan individu pelaku
korupsi.
Korupsi adalah subordinasi kepentingan umum di bawah kepentingan pribadi yang
mencakup pelanggaran norma, tugas, dan kesejahteraan umum, yang diakukan dengan
kerahasiaan, penghianatan, penipuan, dan kemasabodohan dengan akibat yang
diderita oleh rakyat
Korupsi yang berdampak pada perekonomian menyumbang banyak untuk
meningkatnya kemiskinan masyarakat di sebuah negara.
1. Pr ins ip
Etik
Tindak pidana korupsi yang diatur dalam Pasal 11 adalah tindak pidana yang diambil
dari Pasal 418 KUHP.
Dalam perkara korupsi, pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 220, Pasal 231, Pasal 421, Pasal 422, Pasal 429 atau Pasal 430 Kitab
Undang‑undang Hukum Pidana, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1
(satu) tahun dan paling lama 6 ( e n a m) tahun dan atau denda paling sedikit Rp
50.000.000,

Menurut UU No 20 tahun 2001 tentang korupsi


Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15
(lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 150.000.000,00 (seratus lima
puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta
rupiah)
2. Prinsip Emik

Salah satu penyebab korupsi di Indonesia adalah korupsi sebagai way of life dari
banyak orang, mengapa korupsi itu secara diam-diam ditolerir, bukan oleh
penguasa, tetapi masyarakat itu sendiri. Kalau masyarakat umum mempunyai
semangat anti korupsi seperti para mahasiswa pada waktu melakukan
demontsrarsi anti korupsi, maka korupsi sungguh-sungguh tidak akan dikenal, hal
tersebut senada dengan pendapat Syed Hussein Alatas bahwa mayoritas rakyat
yang tidak melakukan korupsi seharusnya berpartisipasi dalam melakukan
memberantas korupsi yang dilkukan oleh minoritas. Karena korupsi itu hanya
dilakukan oleh minoritas dan bukan mayoritas. Sedangkan menurut Huntington
yang menurutnya bahwa korupsi disebabkan pula oleh budaya modernisasi.
Bukti- bukti dari sana sini menunjukkan bahwa luas perkembangan korupsi
berkaitan dengan modernisasi sosial dan ekonomi yang cepat.
2. Prinsip Emik

Korupsi seringkali didefinisikan dengan mengacu pada standar nilai yang


ditentukan oleh masyarakat itu sendiri. Sedangkan standar nilai dalam satu
masyarakat, tentu akan berbeda dengan standar nilai di kelompok
masyarakat lainnya. Artinya apa yang bagi seseorang adalah korupsi, bagi
orang lain dianggap sebagai hal yang wajar, ataupun bentuk silaturahmi
atau cara agar relasi/hubungan lebih intim.

Selain perkara cara pandang yang masih abu-abu, tindakan korupsi yang
merajalela juga merupakan suatu proses enkulturasi, yaitu interaksi sosial
saat orang-orang belajar, memahami, dan mempraktekkan serta
membangun kebiasaan yang berkembang di sekitar menjadi
kebudayaannya.
3. Relativitas
Budaya
Gara-gara koruptor, uang rakyat untuk pembangunan negara terus dikurangi demi
kepentingan pribadi. Tentu saja, para pejabat korup yang menyelewengkan negara sudah
seharusnya dihukum berat.

Di Indonesia sendiri bukan jadi hal aneh jika sejumlah pejabat terbongkar melakukan praktik
korupsi bersama dengan pejabat lainnya. Namun, hukum di Tanah Air terkadang tumpul ke
atas dan runcing ke bawah.

Sejumlah koruptor di Indonesia justru mendapat hukuman yang terbilang ringan. Malahan
mereka lebih sebentar menekam di penjara, dibandingkan dengan hukuman pelaku pencuri
sAndal.
Sehingga tak jarang kalau masyarakat Indonesia miris terhadap hukum di Indonesia.

Namun, a d a negara lain yang justru memberlakukan hukuman berat sampai kehilangan
nyawa, kalau ketahuan terlibat praktik korupsi. Beda dengan Indonesia, berikut negara yang
memiliki hukuman mati untuk para koruptor.

Tiong ko
k
Vietnam
4. Pandangan
Holistik
Para pemimpin yang rakus dan tamak terhadap harta yang bukan haknya dan hanya mementingkan
kepentingan pribadi dan kelompoknya. Pemimpin-pemimpin seperti inilah yang pada akhirnya
banyak melakukan penyalahgunaan kewenangan (abus de droit) dan penyalahgunaan kekuasaan
(abuse of power) yang pada gilirannya melahirkan korupsi politik. Dan korupsi politik inilah yang
melahirkan korupsi-korupsi konvensional sebagaimana yang diatur dalam perundang-undangan
khususnya yang
diatur dalam UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana
telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001.

a. Dampak dari perilaku


korupsi

Bertambah besar volume pembangunan bertambah besar pula kemungkinan akan kebocoran.
Ditambah dengan gaji pegawai negeri yang memang sangat minim, di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, pegawai negeri terdorong untuk melakukan perbuatan yang kadang-kadang
menggunakan kekuasaannya untuk menambah penghasilannya. Walaupun tidak bisa dipungkiri
bahwa terjadi pula korupsi besar-besaran bagi mereka yang memperoleh pendapatan yang
memadai disebabkan karena sifatnya yang serakah dan tamak.
Thank
You!
Selesai sudah persentasi ini, tidak
s e p e r t i kisah kalian yang selesai
t a n p a memulai.

Anda mungkin juga menyukai