Anda di halaman 1dari 14

TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP TINDAK PIDANA

KORUPSI PENGGELEMBUNGAN ANGGARAN REHABILITASI


GEDUNG SMPN 10 METRO YANG DILAKUKAN OLEH
APARATUR SIPIL NEGARA
(Studi Putusan Nomor : 32/Pid.Sus-Tpk/2021/PN.Tjk)

Bambang Hartono1, Zainudin Hasan2, Heru Budi Khurniawan3


1
Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung, Email Koresponden: bambang.hartono@ubl.ac.id
2
Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung, Email: zainudinhasan@ubl.ac.id
3
Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung, Email: herubudikhurniawan@gmail.com

ABSTRAK :
Tindak pidana korupsi yang sering terjadi di lingkungan kerja dinas telah menjadi budaya yang sangat
sulit untuk dihilangkan. Reformasi bergulir sejak tahun 1998 yang sejak saat itu jeritan demokratisasi
dan pemberantasan korupsi, nepotisme dan kolusi menggema hebat. Namun, kenyataannya penanganan
korupsi yang sudah sampai pada saat ini masih belum memuaskan. Pemberantasan korupsi bukanlah
hal yang mudah dilakukan. Pemberantasan korupsi bukanlah hal yang mudah dilakukan. Masalah
penelitian membahas tentang faktor penyebab Aparatur Sipil Negara melakukan tindak pidana korupsi
penggelembungan anggaran rehabilitasi dan tinjauan kriminologis tindak pidana korupsi
penggelembungan anggaran berdasarkan Kajian Putusan Nomor 32/Pid.Sus-Tpk/ 2021/Pn Tjk. Metode
penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dan empiris, dengan menggunakan data sekunder
dan primer yang diperoleh dari studi kepustakaan dan studi lapangan, serta analisis data dengan analisis
yuridis kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, pelaku korupsi terjadi karena rusaknya
tatanan sosial seperti hilangnya standar dan nilai. Dekadensi moral menyebabkan para koruptor merasa
bahwa korupsi adalah hal yang biasa karena banyak yang melakukannya. Perilaku jahat didorong oleh
hati nurani yang lemah yang tidak mampu menahan dorongan nafsu yang kuat. Keinginan untuk
memiliki kekayaan, kekayaan dan kemewahan, meskipun diperoleh dari cara yang haram. Berbeda
dengan teori radikal yang berpendapat bahwa kapitalisme adalah penyebab kejahatan.
Kata Kunci: Kriminologi ; Aparat Sipil Negara (ASN) ; Penggelembungan ; Rehabilitasi

ABSTRACT :
Crimes of corruption that often occur in the work enviroment service has become a culture that is
very difficult to get rid of . Reform it’s been rolling since 1998 which ever since then the screams for
democratization and eradication of corruption, nepotism and collusion have resonated great.
However, in reality the handling of corruption has arrived at the time this is still not satisfactory.
Eradicating corruption is not an easy thing to do. Eradicating corruption is not an easy thing to do.
The research problem discusses the factors causing the State Civil Apparatus to commit the criminal
act of corruption inflating the rehabilitation budget and a criminological review of the criminal act of
corruption inflating the budget based on the Study of Decision Number 32/Pid.Sus-Tpk/2021/Pn Tjk.
The research method is normative and empirical juridical, using secondary and primary data,
obtained from library research and field studies, and data analysis with qualitative juridical analysis.
Based on the results of the research and discussion, the perpetrators of corruption occur because of
the destruction of social order as the loss of standards and values. Moral decadence causes
corruptors to feel that corruption is common because many have done it. Evil behavior is driven by a
weak conscience that is unable to withstand strong urges of lust. The desire to have wealth, wealth
and luxury, even if it is obtained from illegal means. It is different from the radical theory, which
argues that capitalism is the cause of crime.
Keywords: Customer; Bank; Beneficiary; Deceased

1
LATAR BELAKANG dan beratnya setiap ancaman hukuman
Manusia adalah makhluk sosial tidak menjadi penghalang seseorang
ciptaan tuhan yang paling sempurna. untuk tidak melakukan kejahatan atau
Manusia diciptakan oleh tuhan memiliki pun pelanggaran. Hal ini menjadi
akal dan pemikiran yang dapat digunakan masalah sebab tidak berarti sebuah aturan
untuk melakukan segala sesuatu dengan hukum jika kejahatan yang dilakukan
kehendak dan kesadaran diri. Selain akal, masyarakat tidak dapat diikuti oleh aturan
manusia juga diberi nafsu. Nafsu hukum itu sendiri.3
diciptakan sebab manusia tidak dapat Berbagai kejahatan yang terjadi di
hidup apabila tidak memiliki nafsu untuk Indonesia, baik yang dilakukan oleh
makan, nafsu untuk mencari harta dan orang perseorangan maupun oleh
keinginan lainnya. Akan tetapi jika nafsu korporasi dalam batas suatu wilayah
tidak bisa dikendalikan dengan akal negara maupun yang dilakukan melintasi
sehat, maka akan terus meledak dan oleh batas wilayah negara lain semakin
sebab itu banyak kejahatan yang meningkat. Salah satu kejahatan yang
dilakukan oleh segelintir manusia sebab dilakukan tersebut adalah tindak pidana
tidak mampunya mereka dalam korupsi.
mengendalikan nafsu. Istilah korupsi yang telah diterima
Secara sosiologis kejahatan didalam perbendaharaan kata Bahasa
merupakan suatu perilaku manusia yang Indonesia, disimpulkan oleh
diciptakan oleh sebagian warga–warga Poerwadarminata dalam Kamus Bahasa
masyarakat, yang mempunyai kekuasaan Indonesia. Korupsi adalah perbuatan yang
dan wewenang. Ini berarti bahwa buruk seperti penggelapan uang,
kejahatan merupakan suatu cap yang penerimaan uang sogok dan sebagainya.4
diberikan terhadap perilaku–perilaku Tindak pidana korupsi pada
tertentu dari manusia cap mana diberikan umumnya memuat aktifitas yang
oleh pihak lain. Dalam realitas sosialnya merupakan
kejahatan merupakan perilaku yang manifestasi dari perbuatan korupsi dalam
dibentuk.1 arti mempergunakan kekuasaan yang
Kejahatan sebagai gejala sosial melekat pada seorang aparatur sipil
dapat dirasakan langsung dan tidak negara atau pegawai negeri yang
langsung oleh masyarakat. Masalahnya memiliki
terletak pada penilaian terhadap kekuasaan di dalam jabatannya secara
perbuatan yang telah dilakukan yang tidak patut memperoleh keuntungan
dihadapkan kepada kaedah–kaedah yang untukdiri sendiri maupun pihak lain.
berlaku dalam masyarakat. Perbuatan Kejahatan tindak pidana korupsi
yang dipandang oleh masyarakat sebagai yang sering terjadi di Lingkungan kerja
suatu pelanggaran sosial, baik secara kedinasan telah menjadi budaya yang
langsung maupun tidak langsung sangat sulit untuk dihilangkan. Reformasi
menimbulkan kerugian bagi masyarakat.2 sudah bergulir sejak tahun 1998 yang
Kejahatan dalam kehidupan
manusia merupakan merupakan gejala 3Farid, R. N., & Zainudin Hasan, 2022,
sosial yang akan selalu dihadapi oleh Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Tindak Pidana
setiap manusia, masyarakat dan bahkan Penggelapan Dalam Jabatan Terhadap Karyawan
Negara. Masalah kejahatan bukanlah Toko Erafone Megastore Cabang Mall Kartini
masalah yang baru meskipun tempat dan Bandar Lampung (Studi Putusan Nomor 569/Pid.
B/2021/Pn Tjk). Innovative: Journal Of Social
waktunya berbeda tetapi modus Science Research, Vo.2 No.1, hlm. 319
operandinya dinilai sama. Namun ringan 4Zainudin Hasan. 2018. Implikasi
Pengembalian Keuangan Negara Terhadap Putusan
1 Nursariani Simatupang Dan Faisal, 2017, Hakim Dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi Dana
Kriminologi Suatu Pengantar. Pustaka Prima, Bantuan Program Nasional Pembangunan
Medan, hlm 44. Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Provinsi
2 Ibid, hlm 45. Lampung. Keadilan Progresif, Vol.9, No.2, hlm.139

2
mana sejak saat itu teriakan untuk Prt/PM/011/1957. Dalam konsiderans
demokratisasi dan pemberantasan peraturan pertama tersebut dikatakan:
korupsi, nepotisme dan kolusi sudah “bahwa berhubung tidak adanya
bergema kelancaran dalam usaha–usaha
dengan hebatnya. Namun pada memberantas perbuatan–perbuatan yang
kenyataanya penanganan korupsi sampai merugikan keuangan negara dan
pada saat perekonomian negara, yang oleh
ini masih belum memuaskan. khalayak ramai dinamakan korupsi, perlu
Pemberantasan korupsi bukanlah hal segera menetapkan suatu tata cara kerja
yang mudah untuk dilakukan. untuk dapat menerobos kemacetan dalam
Dalam memberantas tindak usaha–usaha memberantas korupsi dan
kejahatan korupsi bukan hanya menjadi seterusnya.” 5
beban bagi pemerintah dan penegak Namun peraturan tersebut tidak
hukum, melainkan juga dibutuhkan peran bertahan lama dan dapat dikatakan layu
dari lapisan masyarakat untuk sebelum berkembang. Diganti dengan
menyelamatkan masa depan bangsa. Peperpu Nomor 24 Tahun 1960 dan
Dalam mewujudkan cita–cita bangsa dan Undang–Undang Nomor 1 Tahun 1960
memerangi tindak kejahatan korupsi, ditetapkan menjadi Undang–Undang
masyarakat bisa ikut berperan dan definitif atau Undang-Undang Nomor 24
memerangi korupsi dengan cara ikut Tahun 1960. Undang–Undang itu berupa
campur mengawasi jalannya Undang–Undang Hukum Pidana Khusus
pemerintahan dan melaporkan kepada pertama tentang tindak pidana korupsi
pihak yang berwajib bilamana melihat yang bersifat definitif di Indonesia, yang
dan mengendus adanya tindakan kolusi pada saat itu populer dengan sebutan
dan nepotisme yang dilakukan oleh Undang–Undang Anti Korupsi.
perangkat negara. Undang–Undang Nomor
Perundang–undangan 24/Prp/1960 berlaku sampai tahun 1971,
pemberantasan tindak pidana korupsi setelah
sudah berkali–kali diganti. Sebelum ada diundangkannya Undang–Undang
perundang–undangan korupsi, KUHP pengganti yakni Undang-Undang Nomor
sudahmengatur hal itu terutama delik 3 Tahun 1971 pada tanggal 29 Maret
yang menyangkut dengan tindakan 1971. Baik pada waktu berlakunya
korupsi yangdilakukan oleh pegawai Undang-Undang Nomor 24/Prp/1960 di
negeri atau yang sekarang disebut era Orde Lama maupun pada waktu
aparatur sipil negara. berlakunya
Banyak negara maju tidak Undang–Undang Nomor 3 Tahun 1971
mempunyai perundang–undangan khusus pada era Orde Baru, kedua pemerintahan
mengenai ternyata juga tidak mampu berbuat
delik korupsi, delik korupsi diatur dalam banyak dalam memberantas korupsi di
KUHP, seperti Belanda, Prancis, Jepang, Indonesia. Kini telah lahir Orde
Jerman, dan lain – lain. Indonesia Reformasi yang tampaknya sama seperti
sesudah kemerdekaan (penyerahan Orde Baru, yang juga tidak dapat berbuat
kedaulatan), mulai ramai orang bicara banyak dalam mengurangi korupsi yang
mengenai merajalelanya korupsi di menggerogoti Negara.
Indonesia. Selain itu juga selalu
Penguasa perang pusat, menyalahkan perangkat hukumnya (UU).
mengeluarkan peraturan mengenai Kata mereka Undang–Undangnya yang
pemberantasan korupsi, yaitu tidak sempurna, tidak sesuai lagi dengan
peraturan penguasa perang pusat 9 April perkembangan zaman. Pernyataan
1957 Nomor Prt/PM/06/1957, tanggal 27
Mei 1957, Nomor Prt/PM/03/1957 dan 5Andi Hamzah. 2019. Perundang –
tanggal 1 Juli 1957 Nomor Undangan Pidana Tersendiri (Nonkodifikasi).
Raja Grafindo, Depok, hlm. 109

3
tersebut sering digunakan sebagai alasan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
penyebab ketidakmampuan pemerintah tentang Pemberantasan Tindak Pidana
dalam memberantas korupsi di Indonesia. Korupsi). 7
Oleh karena itu, dalam tahun 1999 yang Penggelembungan anggaran
lalu diundangkanlah Undang–Undang adalah proses, atau perbuatan seseorang
yang dianggap lebih baik, yakni Undang– atau korporasi dalam menaikan anggaran
Undang Nomor 31 Tahun 1999 atau manipulasi anggaran yang tidak
yang kemudian diubah dengan Undang– sesuai dengan rencana anggaran guna
Undang Nomor 20 Tahun 2001 sebagai menguntungkan diri sendiri atau pihak
pengganti Undang–Undang Nomor 3 lain secara melawan hukum. Kasus
Tahun 1971, kemudian pada tanggal 27 penggelembungan anggaran bukanlah hal
Desember 2002 telah dikeluarkan baru yang terjadi khususnya di Lampung.
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Polda Lampung memaparkan
tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, catatan selama bulan Januari hingga
yakni suatu lembaga negara independen November tahun 2020 terkait kasus
yang akan berperan besar dalam korupsi di Lampung berhasil
pemberantasan korupsi di Indonesia. mengungkap tindak pidana korupsi
Namun dalam perkembangannya, sebanyak 20 kasus, 10 kasus diantaranya
korupsi masih saja banyak terjadi di sudah dapat diselesaikan. Dan kasus
Indonesia dan semakin berkembang korupsi yang paling mendominasi adalah
modus korupsi yang dilakukan. kasus penggelembungan anggaran atau
Pemerintah yang biasa dikenal dengan istilah mark
Indonesia saat ini sering dihadapkan pada up.
kasus – kasus penyelewengan dana Kejahatan tindak pidana korupsi
APBD/APBN, penggelembungan penggelembungan anggaran sudah sangat
anggaran (mark – up), korupsi dan meresahkan negara dan masyarakat.
berbagai jenis kasus pelanggaran yang Tindak pidana korupsi penggelembungan
dapat merugikan keuangan negara, anggaran merupakan musuh masyarakat
potensi kerugian yang harus segera diberantas demi
negara dan kekurangan penerimaan lancarnya kemajuan bangsa dan negara.
Negara.6 Akan tetapi, apapun bentuk tindakan
Tindak pidana korupsi adalah kejahatan senantiasa ada hubungannya
subordinasi kepentingan umum di bawah dengan sebab–sebab sosiologis, dalam
kepentingan tujuan-tujuan pribadi yang arti bahwa baik buruknya perilaku
mencakup pelanggaran norma-norma, seseorang sangat ditentukan oleh
tugas, dan kesejahteraan umum, dibarengi pengaruh pergaulan dalam masyarakat.8
dengan kerahasiaan, pengkhianatan, Namun hingga saat ini tak jarang
penipuan, dan kemasabodohan yang luar seseorang yang dianggap sangat patuh
biasa akan akibat-akibat yang diderita dan seseorang yang dianggap sangat
oleh masyarakat. Adapun sanksi hukum beragama, tetapi tetap tidak dapat
yang dapat dikenakan kepada pelaku menghindari dirinya dari keterlibatan
Tipikor berupa Pidana Penjara dan Pidana dalam tindak pidana korupsi. Perilaku
Denda (diatur dalam Pasal 5, Pasal 6, koruptif sepertinya sudah sangat melekat
Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal dalam diri manusia, sehingga meskipun
11, Pasal 12A, Pasal 12B, dan Pasal 12C ia tahu bahwa perbuatan tersebut sangat
UU Nomor 20 Tahun 2001 tanggal 21 dilarang oleh agamanya, mereka tetap
November 2001, tentang Perubahan Atas melakukan korupsi.

6Sutrisno. 2012. Perlunya Pre-Audit 7Aziz Syamsuddin. 2010. Tindak Pidana


(Pencegahan) Untuk Mengurangi Tingkat Khusus. Sinar Grafika, Jakarta, hlm 137.
Kesalahan Penganggaran/Pengelolaan Suatu 8Nandang Sambas & Dian Andriasari.
Kegiatan Pada Instansi Pemerintahan. Jurnal Stie 2019. Kriminologi Perspektif Hukum Pidana Sinar
Vol.04 No.02, hlm. 87 Grafika, Jakarta, hlm 118.

4
Karang, telah melakukan, menyuruh
Penggelembungan anggaran melakukan atau turut serta secara
diperkirakan masih akan menjadi modus melawan hukum melakukan perbuatan
korupsi yang kerap terjadi di wilayah memperkaya diri sendiri atau orang lain
Lampung, khususnya di lingkungan atau suatu korporasi yang dapat
pegawai negeri atau sekarang disebut merugikan keuangan negara atau
Aparatur Sipil Negara. Sebab kurangnya perekonomian negara.
pengawasan terhadap rencana anggaran Permasalahan kejahatan bukanlah
belanja dan proyek–proyek yang semata-mata permasalahan abad
memiliki rencana anggaran lainnya, teknologi modern sebagaimana kondisi
sehingga terdapat celah bagi oknum– dewasa ini. Meskipun perkembangan
oknum tertentu yang memiliki kebudayaan sudah berkembang
kewenangan untuk melakukan sedemikiaan pesat, termasuk penemuan-
penggelembungan anggaran penemuan baru di bidang ilmu
guna keuntungan diri sendiri maupun pengetahuan dan teknologi terutama di
pihak lain. Untuk menghilangkan bidang ilmu eksakta, namun
patologi birokrasi ini tentu sangat sulit. permasalahan social seperti kejahatan
Setidaknya upaya yang dilakukan bisa tetap menjadi permasalahan yang melekat
mengurangi dalam kehidupan umat manusia. Hal
praktik penggelembungan anggaran agar tersebut adalah wajar karena
pos anggaran bisa lebih terkelola dengan permasalahan kejahatan akan selalu ada
baik dan dialokasikan lebih banyak untuk dan tetap akan ada sampai dunia berakhir.
kepentingan masyarakat, bukan untuk Berdasarkan latar belakang
kepentingan birokrasi atau pejabat penelitian dan penjelasan kasus diatas,
sendiri. penulis tertarik melakukan penelitian
Seperti salah satu contoh perkara melalui skripsi ini. Masalah yang
pada putusan 32/Pid.Sus-Tpk/2021/Pn diangkat dalam penelitian ini adalah
Tjk yang terjadi pada SMPN 10 Metro. “Tinjauan Kriminologi Terhadap Tindak
Bahwa ia terdakwa Drs. Supardi Bin Pidana Korupsi Penggelembungan
Saimi diangkat sebagai PNS pada tanggal Anggaran Rehabilitasi Gedung Sekolah
25 Maret 1997 kemudian diangkat SMPN 10 Metro Yang Dilakukan Oleh
sebagai Kepala SMP Negeri 10 Metro Aparatur Sipil Negara (Studi Putusan
dan pada tanggal 27 Juli 2017 menjadi Nomer 32/Pid.Sus-Tpk/2021/Pn Tjk)”.
Penanggung Jawab Pekerjaan
Rehabilitasi Gedung SMPN 10 Metro METODE PENELITIAN
bersama-sama dengan terdakwa Abdul Penelitian ini merupakan
Basit Bin H. Zainal Efendi selaku penelitian hukum normatif, yaitu
Bendahara Pekerjaan. Bahwa SMPN 10 penelitian yang didasarkan pada
metro mendapatkan dan menerima menelaah dan mempelajari bahan hukum
bantuan dana rehabilitasi gedung sekolah primer dan sekunder.
yang diberikan oleh pemerintah untuk Pendekatan yang digunakan dalam
memperbaiki kerusakan gedung. penulisan artikel ini adalah pendekatan
Dengan berdasarkan anggaran konseptual dan pendekatan perundang-
yang telah didapatkan, terdakwa undangan. Teknik analisis yang
melakukan tindak pidana korupsi atas digunakan adalah studi kepustakaan,
anggaran tersebut. Maka berdasarkan khususnya bahan hukum primer berupa
pasal 5 jo Pasal 35 ayat 1 Undang- peraturan perundang-undangan terkait.
Undang Nomor 46 tahun 2009 tentang
pengadilan Tindak Pidana Korupsi, ANALISIS DAN DISKUSI
termasuk dalam daerah hukum Praktek penggelembungan
pengadilan tindak pidana korupsi Pada anggaran masih saja dilanggengkan di
Pengadilan Negeri kelas 1A Tanjung negeri ini. Padahal, mark up jelas-jelas

5
merupakan modus laten korupsi, kolusi pengadaan barang dan jasa di instansi
dan nepotisme (KKN). Pejabat pemerintah pemerintah. Celah itu berupa
sepertinya tidak pernah mau belajar dari diperbolehkannya penunjukan langsung
kesalahan pengelolaan anggaran masa tanpa tender. Hasil penelitian Indonesia
lalu. Lebih dari 20 tahun silam, Begawam Indonesia Procurement Watch (IPW)
ekonomi Indonesia almarhum Profesor membuktikan 83% dari proses penunjukan
Soemitro Djojohadikusumo sudah langsung pengadaan barang dan jasa di
mengisyaratkan bahwa sekitar 30% instansi pemerintah selalu berakhir dengan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara praktik penggelembungan harga.
(APBN) bocor akibat praktik KKN yang Keppres Nomor 80 Tahun 2003
berkaitan dengan kegiatan pengadaan tentang pengadaan barang dan jasa di
barang dan jasa. Memang, kenyataannya instansi pemerintah memang membuka
hingga kini kegiatan pengadaan barang kemungkinan penunjukan langsung.
dan jasa pemerintah masih berpotensi Namun, itu hanya diperbolehkan untuk
menjadi ladang subur korupsi. barang yang nilainya di bawah Rp 50 juta,
Bahkan, temuan Tim Indonesia dalam situasi darurat seperti bencana
Bangkit lebih mencengangkan lagi, yaitu alam, untuk pengadaan yang menyangkut
pengajuan anggaran belanja dan modal rahasia negara dan hanya dapat disediakan
dari seluruh kementrian dan lembaga sarat perusahaan tertentu. Para pejabat
dengan penggelembungan 200% hingga pemerintah selalu berlindung di balik
300%. Tim Indonesia Bangkit yang alasan situasi darurat untuk melakukan
beranggotakan ekonom independen itu penunjukan langsung. Padahal
meneliti efisiensi anggaran pemerintah. berdasarkan hasil pengusutan Komisi
Penelitian dilakukan melalui analisis Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kasus
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran korupsi pengadaan barang dan jasa tanpa
(DIPA) awal yang diajukan kementrian tender ditemukan fakta penunjukan panitia
dan lembaga pada kurun waktu 2020 pengadaan dan pimpinan proyek
sampai 2022, serta difokuskan pada mayoritas berdasarkan adanya faktor
proyek-proyek infrastruktur dan belanja kedekatan, seperti hubungan kekeluargaan
barang. Hasilnya terdapat perbedaan antara pemimpin lembaga dan pegawai
mencolok antara harga pasar dan anggaran yang bersangkutan.
yang diajukan. Temuan itu memang belum Menurut Toni SWakasat Reskrim
sampai pada kesimpulan ada unsur Polres Kota Bandar Lampung
korupsi. Namun, sudah menjadi rahasia penggelembungan anggaran atau biasa
umum, proyek pengadaan barang dan jasa disebut dengan istilah mark up
merupakan lahan subur korupsi. Analisis merupakan salah satu cara atau modus
kecenderungan korupsi 2022 yang korupsi yang paling sering terjadi di
dilakukan Indonesian Corruption Watch Indonesia. Modus korupsi ini digunakan
(ICW) memperlihatkan kasus korupsi oleh oknum berwewenang yang tidak
bermoduskan penggelembungan anggaran, bertanggung jawab dalam memainkan
dan aparat pemerintah daerah menduduki keuangan negara yang tidak sesuai
posisi teratas yaitu 30%. dengan anggaran yang dibutuhkan secara
Penggelembungan anggaran dilakukan melawan hukum, dengan tujuan
secara sistematis dan melibatkan banyak mengambil keuntungan dari hal tersebut
orang yang bermuara pada KKN. untuk diri sendiri maupun pihak lain
Korupsi sepertinya sudah yang terlibat. Penggelembungan anggaran
menjelma sebagai sebuah industri di atau mark up secara umum adalah metode
negeri ini. Jangan heran, Indonesia saban yang biasanya digunakan oleh para
tahun masuk peringkat atas urutan negara pedagang yang usahanya membeli dan
terkorup. Potensi korupsi dalam menjual kembali barang tersebut setelah
penggelembungan anggaran muncul justru terlebih dahulu ditambah biaya – biaya.
karena terbuka lebar celah aturan proyek

6
Namun mark up atau Nomor 32/Pid.Sus-Tpk/2021/Pn Tjk
penggelembungan anggaran oleh pegawai sektor pendidikan yang ditangani oleh
negeri dijadikan penegak hukum, antara lain, kasus proyek
modus atau cara untuk menaikkan penggelembungan anggaran rahabilitasi
presentasi harga suatu barang atau jasa gedung sekolah. Faktor ASN melakukan
guna mengambil keuntungan dari dana penggelembungan anggaran adalah
yang di mark up tersebut. keserakahan, kesempatan, kebutuhan, dan
Penggelembungan anggaran sering pengungkapan. Keserakahan berpotensi
digunakan dalam beberapa berita dimiliki setiap orang dan berkaitan dengan
misalnya dalam kasus penggunaan dana individu pelaku korupsi. Kerugian negara
tidak sesuai dengan harganya. Seperti akibat korupsi di sektor pendidikan yang
misalnya pembelian lahan diatas harga nilainya sangat fantastis tidak bisa
yang telah disepakati, sehingga merugikan dilepaskan dari besarnya anggaran
negara. Selama tahun 2021-2022, ICW pendidikan yang disediakan negara setiap
mencatat ada 425 kasus korupsi di sektor tahun. Mandat UUD 1945 Amandemen
pendidikan dengan melibatkan 618 pelaku Ke-4 Ayat 4 menyebutkan ’’Negara
di seluruh Indonesia. Para pelaku telah memprioritaskan anggaran pendidikan
diproses oleh kejaksaan, kepolisian, dan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), anggaran pendapat dan belanja negara
dan sebagian di antaranya telah diadili di serta dari anggaran pendapat dan belanja
pengadilan tindak pidana korupsi. daerah untuk memenuhi penyelenggaraan
Berdasarkan penjelasan diatas pendidikan nasional’’.
modus korupsi yang paling banyak Menurut Tri Buana sebagai Jaksa
digunakan adalah penggelapan sebanyak di Kejaksaan Negeri Bandar Lampung
132 kasus dengan kerugian negara sebesar besarnya anggaran pendidikan, misalnya,
Rp 518 miliar. Terbanyak lainnya adalah dapat dilihat dari APBN pada tahun 2021
penggelembungan anggaran (mark-up) yang alokasinya mencapai Rp 409 triliun
sebanyak 110 kasus korupsi dengan nilai dan pada tahun 2022 jumlahnya
kerugian negara sebesar Rp 448 miliar. meningkat menjadi Rp 424 triliun. Tidak
Muncul juga praktik suap untuk hanya di tingkat nasional, anggaran
mendapatkan proyek di sektor pendidikan pendidikan yang besar juga terjadi pada
sebesar Rp 55 miliar. Setidaknya ada 17 tingkat provinsi. Kajian KPK pada 2022
objek anggaran pendidikan dari anggaran menyebutkan bahwa akar permasalahan
pendapatan dan belanja nasional (APBN) pengelolaan anggaran pendidikan
serta anggaran pendapatan dan belanja disebabkan oleh 4 (empat) faktor, yaitu
daerah (APBD) yang rawan dikorupsi. lemahnya pengendalian internal, lemahnya
Beberapa di antaranya adalah dana alokasi sistem administrasi (data tidak andal),
khusus, sarana dan prasarana sekolah, gaji adanya kekosongan pengawasan, dan
dan honor guru, beasiswa pendidikan, lemahnya pengawasan publik atau sosial.
dana bantuan operasional sekolah (BOS), Pemantauan lapangan yang dilakukan
dan infrastruktur sekolah. Sedangkan aktor KPK menemukan banyak varian
yang paling banyak terlibat adalah penyalahgunaan biaya operasional sekolah
pegawai dan kepala dinas pendidikan. Hal mulai dari penyuapan untuk pencairan
paling memprihatinkan adalah ditemukan anggaran hingga manipulasi data dan
bahwa guru, kepala sekolah, dan dosen anggaran.
ternyata juga menjadi pelaku korupsi di Analisa berdasarkan penjelasan
sektor pendidikan. diatas agar pengelolaan anggaran
Menurut Toni Suherman Wakasat pendidikan tepat sasaran dan mencegah
Reskrim Polres Kota Bandar Lampung penyimpangan dalam tahap
kasus aparatur sipil negara melakukan pelaksanaannya juga pernah difasilitasi
tindak pidana korupsi penggelembungan oleh KPK. Pada 2022, KPK bersama enam
anggaran rahabilitasi berdasarkan Putusan kementerian dan lembaga menyepakati

7
rencana aksi bersama mencegah korupsi daripada di pedesaan.
pada anggaran pendidikan pada tahun Menurut Lingga Setiawan Hakim
2022-2023. Enam kementerian dan Pengadilan Negeri Tanjung Karang
lembaga tersebut adalah Kementerian terdakwa dijerat Pasal 3 Jo Pasal 18 ayat
Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian (1) huruf b UndangUndang Nomor 31
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Tahun 1999 sebagaimana telah dirubah
Kementerian Agama, Kementerian Dalam dan ditambah dengan Undang-Undang
Negeri, Badan Pengawasan Keuangan dan Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan
Pembangunan, serta Kementerian atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun
Keuangan. Sayangnya, belum ada laporan 1999 tentang Pemberantasan Tindak
monitoring dan evaluasi terkait rencana Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke 1
aksi bersama tersebut yang dapat KUH karena telah melakukan, menyuruh
disampaikan ke publik. Korupsi anggaran melakukan atau turut serta melakukan
pendidikan sudah seharusnya diberantas. dengan tujuan menguntungkan diri sendiri
Implikasi korupsi di sektor pendidikan atau orang lain atau suatu korporasi.
tidak hanya dilihat dari jumlah kerugian Faktor yang mempengaruhi mengapa
negara, namun dampaknya jauh lebih terjadi penggelembungan anggaran
besar. Akibat korupsi sektor pendidikan, didasari faktor ekonomi yang membuat
pendidik akan kehilangan dasar legitimasi terdakwa merasa tidak cukup untuk
dan kepercayaan publik terhadap lembaga memenuhi kebutuhan hidupnya,
pendidikan serta pimpinan lembaga Lemahnya pendidikan agama, moral, dan
pendidikan juga menjadi hilang. Dampak etika, adanya sanksi yang tegas terhadap
lainnya adalah kesempatan rakyat pelaku korupsi, Tidak adanya pengawasan
mendapatkan pendidikan yang berkualitas yang efektif dan efisien, serta Tidak
menjadi sirna akibat anggaran adanya suatu sistem pemerintahan yang
pendidikannya dikorupsi. transparan.
Menurut Lingga Setiawan Hakim Analisa berdasarkan penjelasan
Pengadilan Negeri Tanjung Karang diatas kejahatan jabatan di dalam Buku
penyebab terjadinya korupsi berdasarkan Kedua Kitab Undang-Undang Hukum
perkara ini karena terdakwa beranggapan Pidana adalah sejumlah kejahatan
bahwa jika kekayaan didapat maka orang tertentu,yang hanya dapat dilakukan oleh
tersebut dapat dikatakan sukses. Maka dari orang-orang yang mempunyai sifat
itu orang akan melakukan cara apapun sebagai Pegawai Negeri. Unsur kejahatan
untuk mendapatkan kekayaan tersebut jabatan sebagai tindak pidana korupsi
termasuk dengan cara korupsi yang yang mengakibatkan pemberhentian tidak
merugikan masyarakat banyak dan negara. dengan hormat terhadap Pegawai Negeri
Lemahnya pendidikan agama, moral, dan Sipil. Konsep yang menyangkut kejahatan
etika juga merupakan penyebab lain yang jabatan dari ketentuan Kitab Undang-
mengakibatkan orang melakukan korupsi. Undang Hukum Pidana tersebut mengacu
Korupsi berkorelasi dengan masalah pada tindak pidana korupsi yang saat ini
penyalahgunaan kesempatan atau diatur dalam Undang-Undang Nomor 31
keleluasaan untuk memperkaya diri, serta Tahun 1999 Pasal 5 -12 jo Undang-
besar kecilnya kekuasaan yang Undang Nomor 20 Tahun 2001 Pasal 3
disalahgunakan untuk memperkaya diri tentang Pemberantasan Tindak Pidana
itu, yang akhirnya akan membawa Korupsi.Pasal 3 Undang-Undang Nomor
implikasi bahaya yang ditimbulkannya. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
Lebih besar kekuasaan yang Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
disalahgunakan akan lebih besar pula tentang Pemberantasan Tindak Pidana
bahayanya. Dan di lain pihak, justru Korupsi merumuskan bahwa:“Setiap
perbuatan pidana korupsi itu banyak orang yang dengan tujuan menguntungkan
terjadi di kota-kota besar, yang tingkat diri sendiri atau orang lain atau suatu
ekonomi masyarakatnya lebih baik korporasi, menyalahgunakan kewenangan,

8
kesempatan atau sarana yang ada padanya Pidana Korupsi atau pasal lain selain pasal
karena jabatan atau kedudukan yang dapat 3. Corruption by Need menjadi salah satu
merugikan keuangan negara, dipidana faktor utama mengapa oknum-oknum PNS
dengan pidana penjara seumur hidup atau melakukan korupsi. Akan tetapi pada
pidana penjara paling singkat 1 (satu) dasarnya setiap korupsi bisa dikategorikan
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) sebagai sesuatu yang sistemik dan
tahun dan atau denda paling sedikit Rp. terencana. Adanya kesempatan, kemauan,
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan kemampuan semakin menunjukkan
dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 bahwa perilaku koruptif adalah tindakan
(satu milyar rupiah)”. yang dilakukan dengan kesadaran.
Maka unsur-unsurnya adalah Korupsi pada hakikatnya adalah kejahatan
sebagai berikut : “dengan tujuan yang berdampak pada kemanusiaan, yang
menguntungkan diri sendiri atau orang sistematis, dan sangat merusak.
lain atau korporasi, menyalahgunakan Spontanitas yang terjadi saat melakukan
kewenangan, kesempatan atau sarana yang korupsi hanya berada pada tatanan
ada padanya karena jabatan atau keinginan untuk melakukan, namun pada
kedudukan, dan dapat merugikan upayanya, dilakukan dengan sistematis
keuangan negara atau perekonomian dan terencana.
negara. Pasal 3 Undang-Undang Nomor Kejahatan yang dilakukan dengan
20 Tahun 2001 tidak mencantumkan unsur sengaja dan terencana pasti dihukum lebih
“melawan hukum” secara berdiri sendiri berat, demikian halnya dengan kasus
(bukan merupakan bestanddel delict), korupsi, padahal sudah jelas korupsi
yang ada adalah unsur “menyalahgunakan adalah kejahatan yang terencana, bahkan
kewenangan”. Secara implisit sudah dimulai sejak perencanaan dan
penyalahgunaan wewenang in haeren penganggaran disusun, dilakukan rekayasa
dengan melawan hukum, karena administrasi maupun secara keuangan
penyalahgunaan wewenang esensinya yang tentu saja dengan kemampuan
merupakan perbuatan melawan hukum. berfikir dan akal sehat, dan bahkan
Unsur “melawan hukum” merupakan didukung adanya kebijakan dan/atau
“genus”nya, sedangkan unsur peraturan agar seolah-olah legal, dan
“penyalahgunaan wewenang” adalah korupsi itu tidak mungkin dilakukan
“species”nya. Hal ini bukan berarti bahwa seorang diri.
delik ini dapat dilakukan tanpa unsur Jadi sudah sewajarnya hukuman
“melawan hukum” sebab unsur melawan korupsi harus lebih berat dari kejahatan-
hukumnya termaktub dalam keseluruhan kejahatan lainnya, selain termasuk
perumusan. Melawan hukum adalah tidak kejahatan berencana juga membawa
mempunyai hak sendiri untuk menikmati dampak negatif yang luas bagi sistem
keuntungan (korupsi) tersebut. ekonomi, politik, hukum, dan keamanan
Berdasarkan penjelasan diatas suatu negara. Pada saat seorang PNS
maka penulis menyimpulkan bahwa ditahan oleh penyidik berdasarkan alat-
penggunaan unsur melawan hukum atau alat bukti yang ada, maka guna
penyalahgunaan wewenang sebagai kepentingan peradilan yang bersangkutan
dakwaan terhadap pejabat atau pegawai harus dibebaskan sementara dari
negeri harus memilih Pasal 3 Undang- jabatannya sampai dengan keputusan
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang pengadilan mempunyai kekuatan hukum
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang tetap. Selama dibebaskan sementara
karena keduanya pada prinsipnya sama, dari jabatannya, maka mulai bulan
hanya berbeda pada subyek deliknya. Jika berikutnya, ia hanya berhak atas 50% dari
subyek deliknya bukan pejabat atau gaji pokok terakhir jika terdapat petunjuk-
pegawai negeri dapat mempergunakan petunjuk yang meyakinkan bahwa ia
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun melakukan pelanggaran yang didakwakan
2001 tentang Pemberantasan Tindak atas dirinya, dan sebaliknya jika belum

9
terdapat petunjuk-petunjuk yang jelas hormat dari pejabat yang berwenang yang
tentang telah dilakukan pelanggaran dalam prakteknya bisa turun lama, maka
olehnya, maka ia hanya berhak atas 75% begitu pimpinan unit kerja tahu keputusan
dari gaji pokok terakhir. pengadilan telah berkekuatan hukum tetap,
Perbuatan seorang Pegawai Negeri ia harus jeli dan bertindak cepat dengan
Sipil dalam suatu lingkup tugasnya dapat memberhentikan gaji PNS koruptor,
dibedakan atas tindakan perseorangan dan karena jika gaji terlanjur telah dibayarkan
tindakan badan hukum (institusi PNS koruptor tersebut harus
kepegawaiannya).Tindakan perseorangan mengembalikan ke kas negara.
secara pribadi yang dilakukan oleh Peraturan Pemerintah tersebut
Pegawai Negeri Sipil dapat mengarah merupakan peraturan pelaksanaan
pada terjadinya kejahatan jabatan. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Mengenai kejahatan jabatan yang yang harus ada paling lambat 2 (dua)
dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil, tahun setelah UU ASN diundangkan pada
berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 tanggal 15 Januari 2014. Dalam Pasal 250
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil huruf b Draft Peraturan Pemerintah
Negara,diatur dalam ketentuan pasal 87 tentang Manajemen PNS dinyatakan
ayat (4) huruf b, yaitu :“Pegawai Negeri bahwa PNS diberhentikan tidak dengan
Sipil diberhentikan tidak dengan hormat hormat apabila : “dipidana dengan pidana
karena dihukum penjara atau kurungan penjara atau kurungan berdasarkan
berdasarkan putusan pengadilan yang putusan pengadilan yang telah memiliki
telah mempunyai kekuatan hukum yang kekuatan hukum tetap karena melakukan
tetap karena melakukan tindak pidana tindak pidana kejahatan jabatan atau
kejahatan jabatan atau tindak pidana tindak pidana kejahatan yang ada
kejahatan yang ada hubungannya dengan hubungannya dengan Jabatan dan/atau
jabatan dan/atau pidana umum”. pidana umum”.
Ketentuan Pasal 87 ayat (4) huruf b Kelak Pasal 250 huruf b ini akan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun menggantikan Pasal 9 huruf a Peraturan
2014 diperkuat lagi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2009 yang
Pemerintah Nomor 32 tahun 1979 pasal 9 akan dicabut berkenaan dengan
huruf a tentang Pemberhentian Pegawai berlakunya Peraturan Pemerintah Tentang
Negeri Sipil yang merupakan peraturan Manajemen PNS pada tahun 2016. Jadi
pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor dari dulu seiring dengan Undang-Undang
5 Tahun 2014 dimana dalam Pasal 139 Kepegawaian yang sudah mengalami 2
menyatakan bahwa semua peraturan kali perubahan sejak tahun 1961,
pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor pemerintah tetap konsisten dalam
8 tahun 1974 jo Nomor 43 Tahun 1999 menerapkan ketegasan terhadap PNS
masih berlaku sepanjang tidak koruptor mulai dari Pasal 7 ayat (1) huruf
bertentangan dan belum diganti oleh e UU Nomor 18 Tahun 1961, Pasal 23
undang-undang ini. Dalam Pasal 9 huruf a ayat (4) huruf a UU Nomor 8 Tahun 1974
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun jo Pasal 23 ayat (5) huruf c UU Nomor 43
1979 menyatakan :” Pegawai Negeri Sipil Tahun 1999, dan sekarang Pasal 87 ayat
diberhentikan tidak dengan hormat (4) huruf b UU Nomor 5 Tahun 2014.
sebagai Pegawai Negeri Sipil apabila di Berdasarkan pada ketentuan pasal
pidana penjara atau kurungan berdasarkan 87 ayat (4) Undang-Undang Nomor 5
keputusan pengadilan yang telah Tahun 2014 dan Pasal 9 huruf a Peraturan
mempunyai kekuatan hukum yang tetap Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979, maka
karena melakukan suatu tindak pidana apabila seorang Pegawai Negeri Sipil
kejahatan jabatan atau tindak pidana dipidana penjara atau kurungan
kejahatan yang ada hubungannya dengan berdasarkan keputusan pengadilan yang
jabatan”.Tanpa harus menunggu terbitnya telah mempunyai kekuatan hukum yang
keputusan pemberhentian tidak dengan tetap karena melakukan suatu tindak

10
pidana kejahatan jabatan maka Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan Menurut Toni Suherman Wakasat
diberhentikan tidak dengan hormat karena Reskrim Polres Kota Bandar Lampung
telah menyalahgunakan kepercayaan yang kriminologi merupakan ilmu pengetahuan
diberikan kepadanya. Pemberhentian ini tentang perbuatan jahat dan perilaku
terhitung mulai akhir bulan keputusan tercela yang menyangkut orang-orang
pengadilan atas perkaranya mempunyai yang terlibat dalam perilaku jahat dan
kekuatan pasti sebagaimana diatur dalam perbuatan tercela itu. Objek studi
Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 4 kriminologi meliputi :
Tahun 1966. a. Perbuatan yang disebut kejahatan
Berdasarkan penjelasan diatas b. Pelaku kejahatan
faktor terjadi didasari oleh sebab-sebab c. Reaksi masyarakat yang ditujukan
yang terjadinya kejahatan (korupsi). baik terhadap perbuatan maupun
Bahwa pelaku korupsi terjadi karena terhadap pelakunya.
hancurnya keteraturan sosial sebagai Menurut Tri Buana sebagai Jaksa
hilangnya patokan-patokan dan nilai-nilai. di Kejaksaan Negeri Bandar Lampung
Dekadensi moral mengakibatkan koruptor berbicara tentang suatu kejahatan dari
merasa bahwa korupsi itu lumrah karena perspektif kriminologi jauh lebih luas bila
banyak yang telah melakukannya. Perilaku dibandingkan dengan sudut pandang ilmu
kejahatan didorong oleh hati nurani yang hukum pidana. Kendatipun demikian
lemah hingga tak mampu menahan antara kriminologi dan hukum pidana
kuatnya desakan nafsu. Nafsu untuk ibarat dua sisi dari satu mata uang
memiliki harta, kekayaaan dan meskipun berbeda objek dan tujuan. Ilmu
kemewahan, meskipun diperoleh dari hukum pidana berobjekan aturan-aturan
cara-cara yang tidak halal. Lain halnya hukum yang berkaitan dengan pidana dan
dengan teori radikal, yang berpendapat bertujuan untuk dipergunakan dengan
bahwa kapitalisme merupakan kausa sebaik-baiknya dan seadil-adilnya.
kriminalitas. Merunut pada sebab-sebab Sedangkan kriminologi mempunyai objek
realitas kekinian, maka Kita mendapati orang yang melakukan kejahatan dan
jawaban-jawaban seperti gaji yang rendah, bertujuan memahami mengapa seseorang
karena proses korupsi yang instan, berbuat kejahatan. Selain itu pandangan
maksudnya sekali keruk langsung dapat tentang suatu kejahatan dari ilmu hukum
banyak tanpa menunggu gaji yang rendah pidana hanyalah sebatas legal definitions
tersebut. Serta bisa pula disebabkan oleh of crime, artinya suatu perbuatan yang
kwalitas sumber daya manusia bangsa oleh Negara telah diberi lebel sebagai
Kita yang sangat rendah, khususnya pada suatu kejahatan. Sebagaimana yang
penegakan hukum. dikatakan oleh W.A.bonger bahwa
Dalam ilmu kriminologi, tindakan kejahatan adalah perbuatan anti sosial
korupsi merupakan salah satu bentuk yang secara sadar mendapat reaksi Negara
kejahatan berupa pemberian derita dan kemudian
jenis “white collar crime” atau kejahatan sebagai raksi terhadap rumusan-rumusan
kerah putih. korupsi di kalangan hukum mengenai kejahatan.
masyarakat telah menunjukkan Kejahatan dari aspek kriminologi
bahwasanya suburnya perhatian tidak hanya menyangkut legal definition of
masyarakat terhadap tindak pidana crime tetapi juga menyangkut social
korupsi, “white collar crime” menarik definition of crime, artinya suatu
perhatian masyarakat karena pelakunya perbuatan meskipun belum diberi label
tindak pidana tersebut adalah orang-orang oleh Negara sebagai suatu kejahatan
yang dianggapoleh masyarakat sebagai namun oleh masyarakat telah diberi label
orang-orang cukup terpandang namun sebagai suatu kejahatan apabila perbuatan
merekalah yang membuat kemelaratan tersebut dianggap menyimpang dair
dalam masyarakat. norma-norma atau kebiasaan-kebiasaan

11
masyarakat setempat. Berdasarkan Kriminologi berusaha untuk memperoleh
kualifikasi berbagai kegiatan yang dapat pengetahuan dan pengertian mengenai
menimbulkan kejahatan korupsi, semakin gejala sosial di bidang kejahatan yang
jelas bagi kita bahwa korupsi selalu dan terjadi di dalam masyarakat, atau dengan
akan tetap mempunyai hubungan dengan perkataan lain mengapa samapai terdakwa
lembaga pemerintah dan kondisi politik. melakukan perbuatan jahatnya itu.
Bahkan merupakan bagian yang tidak Kriminologi berusaha untuk
terpisahkan dari kekuasaan. Dari berbagai memecahkan masalah kriminalitas dengan
kegiatan tersebut di atas, korupsi telaah positif dan fakta sosial, kejahatan
kemudian dibagi ke dalam empat tipe. termasuk setiap perbuatan yang
Keempat tipe tersebut adalah political mengancam kolektif dan dari kelompok
bribery, political kickbacks, election yang menimbulkan reaksi pembelaan
fraund dan corrupt compaign practices. masyarakat berdasarkan pertimbangannya
Menurut Lingga Setiawan Hakim sendiri. Kriminologi mempelajari
Pengadilan Negeri Tanjung Karang kejahatan sebagai fenomena sosial
korupsi jika ditinjau dari prespektif sehingga sebagai perilaku kejahatan tidak
kriminologi baru, maka korupsi terlepas dalam interaksi sosial, artinya
merupakan kejahatan menarik perhatian karena
kejahatan, karena korupsi memiliki pengaruh perbuatan tersebut yang
dampak social (social injuries) yang dirasakan dalam hubungan antara
sangat luar biasa. Akan terjadi manuasia. Andaikan seseorang yang oleh
kesenjangan structural yang diakibatkan masyarakatnya dinyatakan telah berbuat
oleh kejahatan korupsi itu, hal tersebut jahat, maka perbuatan seperti itu bila
akan terus berlaku selama kejahatan dilakukan terhadap dirinya sendiri -
korupsi tersebut dapat ditanggulangi. misalnya mengambil barang miliknya
Analisa kriminologi terhadap korupsi untuk dinikmati- atau perbuatan tersebut
menghasilkan sintese bahwa korupsi dilakukan terhadap hewan-hewan di hutan
merupakan kejahatan, sintese ini bebas- misalnya menganiaya babi hutan
dihasilkan dari hasil analisa diskripsi para yang di tangkapnya maka perbuatan itu
ahli kriminologi tentang kejahatan, baik tidak dianggap jahat dan perilaku itu tidak
ahli kriminologi yang berpandangan menarik perhatian.
kejahatan merupakan perbuatan yang Kriminologi lebih mengutamakan
dilarang oleh peraturan perundang- tindakan preventif oleh karena itu selalu
undangan dan mendapatkan sanksi pidana mencari sebab-sebab timbulnya suatu
bagi yang melakukannya, atau yang kejahatan baik dibidang ekonomi, sosial,
mendiskripsikan kejahatan bukanlah suatu budaya, hukum serta factor alamiah
perbuatan tetapi status atau lebel yang seseorang, dengan demikian dapat
diberikan oleh masyarakat terhadap memberikan break through yang tepat
perbuatan yang mengganggu eksistensi serta hasil yang memuaskan. Kriminologi
komonitas masyarakat, atau yang lebih banyak menyangkut masalah teori
mendiskripsikan kejahatan dari prespektif yang dapat mempengaruhi badan
akibat yang disebabkan oleh struktural. pembentuk undang-undang untuk
Analisa berdasarkan penjelasan menciptakan suatu undang-undang yang
diatas Kriminologi (Criminology) atau sesuai dengan rasa keadilan masyarakat
ilmu kejahatan sebagai disiplin ilmu sosial serta mempengaruhi pula hakim di dalam
atau non-normative discipline yang menjatuhkan vonis kepada tertuduh.
mempelajari kejahatan dari segi sosial. Kriminologi dengan cakupan
Kriminologi disebut sebagai ilmu yang kajiannya:
mempelajari manusia dalam a. orang yang melakukan kejahatan,
pertentangannya dengan norma-norma b. penyebab melakukan kejahatan,
sosial tertentu, sehinga kriminologi juga c. mencegah tindak kejahatan, dan
disebut sebagai sosiologi penjahat. d. cara-cara menyembuhkan orang

12
yang telah melakukan kejahatan. Kejahatan menurut kriminologi adalah
Hukum pidana (Criminal Law) tindakan manusia dalam pertentangannya
sebagai disiplin ilmu normatif atau dengan beberapa norma yang ditentukan
normative discipline yang mempelajari oleh masyarakat di tengah manusia itu
kejahatan dari segi hukum, atau hidup. Kejahatan sebagai tindakan
mempelajari aturan tentang kejahatan. manusia dan sebagai gejala sosial.
Dengan perkataan lain mempelajari Jadi Kriminologi berusaha untuk
tentang tindakan yang dengan tegas memperoleh pengetahuan dan pengertian
disebut oleh peraturan perundang- mengenai gejala sosial di bidang kejahatan
undangan sebagai kejahatan atau yang terjadi di dalam masyarakat, atau
pelanggaran, yang dapat dikenai hukuman dengan kata lain mengapa terdakwa
(Pidana). Hukuman pidana bersendikan sampai melakukan perbuatan jahat itu.
probabilities atau hukum kemungkinan- Hukum Pidana berusaha untuk
kemungkinan untuk menemukan menghubungkan perbuatan jahat dengan
hubungan sebab akibat terjadinya hasil pembuktian bahwa ia
kejahatan dalam masyarakat. Apabila melakukan perbuatan tersebut untuk
belum ada peraturan perundang-undangan meletakkan criminal responsibility.
yang memuat tentang hukuman yang dapat Hukum pidana lebih banyak menyangkut
dijatuhkan pada penjahat atau pelanggar segi praktek, oleh karena baru di
atas tindakannya, maka tindakan yang pergunakan setelah timbulnya suatu
bersangkutan bukan tindakan yang dapat perbuatan jahat, jadi lebih menekankan
dikenai hukuman (Bukan Tindakan Jahat pada tindakan represif.
Atau Bukan Pelanggaran). Pandangan ini
besumber pada asas Nullum delictum, PENUTUP
Nulla poena sine praevia lege poenali. Berdasarkan penjelasan diatas
Hukum pidana berusaha untuk maka penulis menyimpulkan dan memberi
menghubungkan perbuatan jahat dengan saran sebagai berikut:
hasil pembuktian bahwa ia melakukan Pelaku korupsi terjadi karena
perbuatan tersebut untuk meletakkan hancurnya keteraturan sosial sebagai
criminal responsibility. Hukum pidana hilangnya patokan-patokan dan nilai-nilai.
lebih banyak menyangkut segi praktek, Dekadensi moral mengakibatkan koruptor
oleh karena baru dipergunakan setelah merasa bahwa korupsi itu lumrah karena
timbulnya suatu perbuatan jaha, jadi lebih banyak yang telah melakukannya. Perilaku
menekankan pada tindakan represif. kejahatan didorong oleh hati nurani yang
Hasilnya kurang memuaskan, oleh karena lemah hingga tak mampu menahan
penjatuhan pidana itu belum tentu sesuai kuatnya desakan nafsu. Nafsu untuk
dengan sebab timbulnya kejahatan itu memiliki harta, kekayaaan dan
sendiri, sebab yang menjadi dasar kemewahan, meskipun diperoleh dari cara-
pemeriksaan di persidangan adalah surat cara yang tidak halal. Lain halnya dengan
dakwaan jaksa yang umumnya disusun teori radikal, yang berpendapat bahwa
atas dasar keterangan serta pembuktian kapitalisme merupakan kausa kriminalitas.
lahiriah. Obyek kriminologi (orang dalam Kriminologi terhadap korupsi,
pertentangan dengan norma sosial), merupakan suatu kejahatan, baik dilihat
sedangkan obyek hukum pidana dari prespektif yuridis, sosiologis maupun
(pelanggaran ketertiban hukum) sehingga akibat yang ditimbulkannya. Korupsi
dengan sendirinya menimbulkan juga tersebut masih bersifat konvensional, di
perbedaan pengertian “kejahatan” menurut dalam realitas social terdapat korupsi non
kriminologi dan menurut hukum pidana. konvensional, seperti “korupsi kekuasaan”
Karena kriminologi sebagai suatu ilmu khususnya dalam pelayanan publik, yang
yang berdiri sendiri di samping hukum menjalankan tugas atau pekerjaan secara
pidana, maka mempunyai definisi sendiri tidak memadai atau patut. Korupsi non
tentang apa yang disebut kejahatan. konvensional inilah yang belum

13
dikatagorikan sebagai kejahatan.

DAFTAR PUSTAKA

Andi Hamzah. 2019. Perundang –


Undangan Pidana Tersendiri
(Nonkodifikasi).

Aziz Syamsuddin. 2010. Tindak Pidana


Khusus. Sinar Grafika, Jakarta.

Farid, R. N., & Zainudin Hasan, 2022,


Penerapan Sanksi Pidana Terhadap
Tindak Pidana Penggelapan Dalam
Jabatan Terhadap Karyawan Toko
Erafone Megastore Cabang Mall
Kartini Bandar Lampung (Studi
Putusan Nomor 569/Pid. B/2021/Pn
Tjk). Innovative: Journal Of Social
Science Research, Vo.2 No.1.

Nandang Sambas & Dian Andriasari. 2019.


Kriminologi Perspektif Hukum
Pidana Sinar Grafika, Jakarta.

Nursariani Simatupang Dan Faisal, 2017,


Kriminologi Suatu Pengantar.
Pustaka Prima, Medan. Raja
Grafindo, Depok.

Sutrisno. 2012. Perlunya Pre-Audit


(Pencegahan) Untuk Mengurangi
Tingkat Kesalahan
Penganggaran/Pengelolaan Suatu
Kegiatan Pada Instansi
Pemerintahan. Jurnal Stie Vol.04
No.02.

Zainudin Hasan. 2018. Implikasi


Pengembalian Keuangan Negara
Terhadap Putusan Hakim Dalam
Perkara Tindak Pidana Korupsi
Dana Bantuan Program Nasional
Pembangunan Masyarakat Mandiri
Pedesaan Di Provinsi Lampung.
Keadilan Progresif, Vol.9, No.2.

14

Anda mungkin juga menyukai