Diajukan Oleh
LUSIANA ROSIYANTI
No.Pokok : 2018200014
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
yang adil dan makmur. Selama ini korupsi lebih banyak dimaklumi oleh
adalah salah satu jenis kejahatan yang dapat menyentuh berbagai kepentingan
moral bangsa, dan sebagainya, yang merupakan perilaku jahat yang cenderung
bangsa saat itu, ternyata hanya tinggal harapan. Saat ini, tindak pidana korupsi
bukannya hilang terkikis oleh “taring” penegak hukum, akan tetapi oleh
1
Ade Fajar Rezki, Tindak Pidana Korupsi Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
2
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Dan Hukum Islam,, Diakses Pada Tanggal 1 Oktober pukul 14.12
1
2
korupsi seakan menyebar dengan merata sampai ke daerah, dan uang yang
dikorup bisa dalam jumlah yang juga sangat fantastis. Pola korupsi mulai dari
yang sederhana dan dengan modus yang canggih, dapat dilakukan baik dari
korupsi.3
namun tetap saja hal itu masih merupakan hal yang di anggap sepele oleh
matang dengan pehitungan untung dan rugi. Pelanggar yang memiliki status
jeratan hukum dengan pola melemahkan sistem hukum itu sendiri, sehingga
orang lain hanya bisa melihat dan merasakan kerugian dari perkara korupsi itu
3
Artidjo Alkostar (2009). Korelasi Korupsi Politik : 163).
4
Mulyadi, L. (2010). Seraut wajah putusan hakim dalam hukum acara pidana Indonesia. Bandung: Citra Adtya Bhakti.
3
Lemahnya kontrol ini dapat ditimbulkan karena kondisi sosial ekonomi dan
pendidikan masyarakat yang tidak memadai. Selain itu juga dapat muncul
karena praktik kekuasaan politik itu sendiri yang opresif dan menyimpang
dari norma moral dan hukum yang adil. Keberadaan praktik kekuasaan yang
sosial politik.5
sesuatu yang umum terjadi di mana atas pertimbangan dan keyakinan hakim
umum, asalkan pidana yang dijatuhkan tersebut masih dalam koridor undang-
undang. Artinya hakim dapat memutus lebih tinggi dari tuntutan jaksa
5
Pramono, A. (2013, Januari). Kekuasaan & hukum dalam perkuatan pemberantasan korupsi. Jurnal
MMH, 42(1), 105-113
4
1. Identifikasi Masalah
politik.
2. Pembatasan Masalah
C. Rumusan Masalah
6
Patiro, Y.M. (2013). Antara perintah jabatan & kejahatan jabatan pegawai negeri sipil. Bandung: Keni Media.
5
politik ?
D. Tujuan Penelitian
undangan di Indonesia.
1. Landasan Teori
pidana korupsi telah terjadi secara meluas, dan dianggap pula telah menjadi
suatu penyakit yang sangat parah yang tidak hanya merugikan keuangan
daerah. 8
kekuasaan, karena figur sentral dari korupsi politik adalah subyek hukum
yang melekat kepada kedudukan dan posisi sosial politik yang ada
8
Alkostar, A. (2008 Januari). Mengkritisi fenomena korupsi di parlemen. Jurnal Hukum, 15(1), 1-13.
9
Adji, I.S. (2009). Korupsi & penegakan hukum. Jakarta: Diadit Media.
7
2. Landasan Konsepsional
a. Korupsi
dalam berbagai cara yang berbeda. Pada masa kuno, korupsi terkait
dari definisi korupsi telah dirumuskan pada banyak kamus. Tiga arti
10
J. Murray, J. Simpson, dan E. Weiner, The Oxford English Dictionary. Oxford, United Kingdom, Clarendon Press, 1989.
8
kebutuhan.11
cara-cara yang dilakukan oleh koruptor politik untuk mencapai tujuan yang
diharapkannya. 12
11
de Sardan J.P.Olivier, A Moral Economy of Corruption in Afrika, in The Journal of Modern
African Studies, Vol. 37, No.1, 1999, hlm. 49.
12
Alkostar, A. (2008 Januari). Mengkritisi fenomena korupsi di parlemen. Jurnal Hukum, 15(1), 8
9
menutupi agar korupsi di bidang politik itu tidak diketahui oleh aparat
kompleks. Oleh karena itu, jika mengacu pada pedapat Syed Hussein
salah satu keberantakan yang parah dan kini sedang menjadi pusat
13
Jurnal LEGISLASI INDONESIA Vol 16 No.1 - Maret 2019 : 59-75 diakses 20 september 2021 pukul 16.03
10
ada dampak yang sama dari akibat yang ditimbulkannya yaitu dampak
F. Kerangka Pemikiran
saat itu.15 Perhatian terbesar Lord Acton yaitu pada sifat ambisi korupsi
14
Alkostar, A. (2008a Januari). Mengkritisi fenomena korupsi di parlemen. Jurnal Hukum, 16(1),
15
Patiro, Y.M. (2013). Antara perintah jabatan & kejahatan jabatan pegawai negeri sipil. Bandung: Keni Media.
11
terjadi.
korupsi politik dalam perspektif baru ini dianggap diangap terkait dengan
dampak yang dapat terjadi pada negara dan ekonomi dan bentuk-bentuk
kepentingan pribadi dari satu atau bentuk lainnya, dari pengaruh yang
korupsi memiliki focus utama terhadap negara dan politik dan suatu
G. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
16
Jurnal Yudisial Vol.12 1 April 2019 (39-59) diakses 19 September 2021 pukul 16.01
12
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang
dapat diamati.
Kata kualitatif merujuk pada penekanan proses dan makna yang tidak
dikaji secara ketat atau belum diukur dari segi kuantitas, jumlah, intensitas
fenomena sosial dan masalah yang terdapat pada kehidupan manusia. Pada
2. Jenis Penelitian
yang berasal dari hasil kajian atau pendapat pakar dalam berbagai literatur
yang ada baik berupa buku, makalah seminar, surat kabar, internet dan
3. Spesifikasi Penelitian
dilakukan editing() untuk memeriksa apakah data tersebut layak atau valid
17
Ibid,
18
Sri Mamudji, dkk, Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, Badan Penerbit Fakultas Hukum
14
5. Analisis Data
Berdasarkan judul skripsi, maka teknik analisis data yang digunakan yaitu
H. Analisa Data
hukum. 21
19
Dr. Farida Nugrahani, M.Hum. METODE PENELITIAN KUALITATIF, dalam Penelitian Pendidikan Bahasa, Surakrta
2014, Hlm. 8.
20
M. Burhan Bungin, “Peneliti Kualitatif”, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2007, Hlm. 6.
21
Hartono, 2002, Bagaimana Menulis Tesis “Petunjuk Komprehensif tentang Isi dan Proses”. Malang,
UUM Press. Hal. 78
15
adalah data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar
I. Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari 5 bab yang saling berangkai dari bab satu ke bab
Pidana Korupsi
BAB III : Dalam bab ini akan membahas tentang bagaimanai Eksistensi
Indonesia
BAB V : Bab ini merupakan bab akhir dalam penulisan hukum ini
22
Emzir, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, Jakarta, PT RajaGrafindo, Hal. 3
16
yang diteliti.
17
DAFTAR PUSTAKA
(SEMENTARA)
Ade Fajar Rezki, Tindak Pidana Korupsi Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999
Adji, I.S. (2009). Korupsi & penegakan hukum. Jakarta: Diadit Media
Grafindo, Hal. 3
Hartono, 2002, Bagaimana Menulis Tesis “Petunjuk Komprehensif tentang Isi dan
Jurnal Yudisial Vol.12 1 April 2019 (39-59) diakses 19 September 2021 pukul 16.01
Mulyadi, L. (2010). Seraut wajah putusan hakim dalam hukum acara pidana
Patiro, Y.M. (2013). Antara perintah jabatan & kejahatan jabatan pegawai negeri
Sri Mamudji, dkk, Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, Badan Penerbit Fakultas
Hukum
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Dan Hukum Islam,, Diakses Pada Tanggal 1