Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MPK TERINTEGRASI

Jati Diriku sebagai Warga Negara Indonesia yang Baik dan Antikorupsi

Disusun Oleh:

Kelompok 6
Arya Bimo Putra Athallah (2206076534)
Dinda Naeva Anantri (2206034651)
Hanifah Dhiya Kahla (2206038082)
Naafi Abika Ramadana (2206077695)
Nurliana Dwi Kusumadewi (2206077676)
Raka Azkal Adzkiya (2206076364)

UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
2023
BAB 1

PENDAHULUAN

Isu yang penting dalam pembangunan suatu negara adalah menjadi warga negara yang
baik dan antikorupsi. Setiap orang memiliki tanggung jawab untuk menjaga integritas dan
kehormatan negara dan mencegah terjadinya korupsi. Masalah korupsi merupakan sebuah
tantangan serius di banyak negara, termasuk Indonesia. Tindakan korupsi dapat mengganggu tata
kelola pemerintahan, menghambat pembangunan, dan merugikan masyarakat secara umum. Oleh
karena itu, setiap warga negara harus sadar dan aktif berpartisipasi dalam memerangi tindakan
korupsi. Strategi untuk mengatasi korupsi tidak hanya terbatas pada penangkapan koruptor,
melainkan melibatkan kesadaran masyarakat bahwa korupsi adalah tindakan yang merusak moral
dan memberikan kerugian bagi negara. Tugas pemberantasan korupsi bukan hanya tugas
pemerintah, tetapi juga tugas seluruh masyarakat. Pendidikan antikorupsi harus dimulai sejak
dini agar budaya korupsi tidak menjadi "warisan" untuk generasi penerus bangsa.

Oleh karena itu, membangun integritas moral bagi generasi penerus bangsa adalah salah
satu prioritas pemerintah untuk menanamkan nilai-nilai antikorupsi pada individu. Laporan ini
akan membahas tentang peran warga negara yang baik dan antikorupsi dalam menjaga integritas
negara dan membangun masyarakat yang adil dan sejahtera. Selain itu, akan dijelaskan mengenai
upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif
mahasiswa dan warga negara dalam mencegah terjadinya tindakan korupsi. Laporan ini
diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai pentingnya peran warga
negara yang baik dan antikorupsi dalam membangun negara, serta memberikan inspirasi bagi
setiap individu untuk turut berperan aktif dalam mewujudkan hal tersebut.

Dengan memperkuat nilai-nilai antikorupsi dalam diri setiap individu, diharapkan


masyarakat dapat bersama-sama membangun negara yang adil dan sejahtera. Oleh karena itu,
penting bagi setiap individu untuk menjadi warga negara yang baik dan antikorupsi agar dapat
bersama-sama membangun negara yang kuat dan sejahtera. Dengan bersama-sama membangun
budaya antikorupsi, diharapkan dapat tercipta suatu masyarakat yang adil dan sejahtera serta
dapat memberikan manfaat bagi negara dan masyarakat secara keseluruhan.
BAB 2
DEFINISI, UNSUR, CIRI-CIRI, DAN TIPE KORUPSI

Kata "korupsi" berasal dari bahasa Latin "Corruptus" dan "Corruption", yang berarti
perilaku yang buruk, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, perkataan menghina, atau
memfitnah. Dalam definisi KPK, korupsi diartikan sebagai tindakan yang dilakukan dengan
maksud untuk mendapatkan keuntungan yang bertentangan dengan tugas resmi dan kebenaran
lainnya. Korupsi merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki
kewenangan atau kepercayaan, dengan melanggar hukum dan menggunakan sejumlah
keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain, yang bertentangan dengan tugas dan kebenaran
lainnya, Dampak korupsi sangat merugikan negara dan masyarakat, tidak hanya secara ekonomi,
tetapi juga moral dan integritas pemerintahan serta melemahkan sistem demokrasi. Oleh karena
itu, hampir semua negara di dunia melarang korupsi dan menganggapnya sebagai tindakan yang
sangat merugikan.
Jika korupsi di Indonesia bisa dihapuskan, maka dampaknya akan sangat besar, seperti
tidak adanya kemiskinan, anak-anak mendapat kesempatan untuk bersekolah, kesehatan
masyarakat terjamin, lingkungan menjadi lebih bersih dan sehat, dan transportasi umum menjadi
lebih nyaman.Namun, sebaliknya, jika korupsi terus terjadi, maka dampaknya sangat merugikan
masyarakat. Hal ini terlihat dari ketimpangan sosial yang meningkat, di mana banyak rakyat
yang hidup dalam kemiskinan. Selain itu, kesehatan masyarakat menjadi buruk akibat minimnya
akses terhadap fasilitas kesehatan dan pelayanan kesehatan yang tidak memadai. Selain itu,
masih banyak anak-anak yang tidak bersekolah dan tidak mendapat hak pendidikan yang
seharusnya mereka dapatkan. Dengan demikian, biaya sosial akibat korupsi sangat besar dan
berdampak negatif pada kehidupan masyarakat secara keseluruhan.

Ciri-ciri korupsi sebagai berikut:


● Pelaku korupsi biasanya mencoba menyembunyikan perbuatannya dengan berdalih
hukum.
● Pelaku korupsi menginginkan keputusan yang tegas dan mampu mempengaruhi
keputusan tersebut.
● Setiap perbuatan korupsi mengandung unsur penipuan, yang biasanya dilakukan oleh
badan publik atau umum.
● Tindakan korupsi merupakan suatu pengkhianatan kepercayaan.
● Korupsi memiliki unsur-unsur tindak pidana.

Tipe-tipe Korupsi:
Suap Politik
1. Merujuk pada kekuasaan di bidang legislatif sebagai badan pembentuk undang-undang.
Karena politik diatur oleh kepentingan tertentu, dana yang digunakan selama masa
pemilihan umum seringkali terkait dengan kegiatan perusahaan tertentu. Para pengusaha
berharap agar anggota parlemen dapat membuat aturan yang menguntungkan mereka.
Pungutan Balik Politik
2. Kegiatan yang terkait dengan sistem kontrak kerja borongan antara pejabat pelaksana dan
pengusaha yang memberikan peluang untuk mendapatkan banyak uang bagi pihak-pihak
yang terlibat.
Penipuan Pemilihan Umum
3. Korupsi yang berhubungan langsung dengan kecurangan dalam pemilihan umum.
Praktik Kampanye Korup
4. Penggunaan fasilitas dan dana Negara oleh kandidat yang saat ini memegang kekuasaan
untuk kepentingan kampanye.
Korupsi Discretionary
5. Korupsi yang dilakukan karena ada kebebasan dalam menentukan kebijakan.
Korupsi Ilegal
6. Korupsi yang dilakukan dengan merusak bahasa atau interpretasi hukum. Jenis korupsi
ini biasanya dilakukan oleh aparat penegak hukum seperti polisi, jaksa, pengacara, atau
hakim.
Korupsi Ideologis
7. Kombinasi antara korupsi discretionary dan korupsi ilegal yang dilakukan untuk
kepentingan kelompok tertentu.
Korupsi Mercenary
8. Penyalahgunaan kekuasaan semata-mata untuk kepentingan pribadi.
Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 mengidentifikasi beberapa unsur yang ada dalam tindak
pidana korupsi, yaitu:
1. Pelaku atau subjek, yang terkait dengan Pasal 2 ayat (1) dan dapat terkait dengan Pasal 20
ayat (1) sampai (7).
2. Dalam kasus tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh suatu korporasi, maka tuntutan
pidana bisa diberikan pada korporasi dan/atau pengurusnya.
3. Tindak pidana korupsi oleh korporasi terjadi ketika orang-orang dalam lingkungan
korporasi tersebut melakukan tindakan pidana baik melalui hubungan kerja maupun
hubungan lainnya.
4. Apabila tuntutan pidana dilakukan pada korporasi, maka pengurus korporasi akan
mewakilinya.
5. Pengurus korporasi yang mewakili dapat diwakili oleh orang lain.
6. Hakim berwenang memerintahkan pengurus korporasi hadir di pengadilan atau bahkan
membawanya ke pengadilan.
7. Dalam kasus tuntutan pidana pada korporasi, panggilan dan surat panggilan harus
disampaikan pada pengurus korporasi di tempat tinggal atau kantor.

BAB 3
PENYEBAB KORUPSI
Korupsi merupakan hal yang lumrah di pemerintahan Indonesia. Meski korupsi ini telah
dinyatakan sebagai perbuatan tercela dan merugikan banyak pihak, namun banyak pejabat tinggi
negara yang melakukan kegiatan ini hanya untuk kepentingan diri sendiri. Faktor internal utama
yang membuat seseorang melakukan korupsi menurut teori Jack Bologne-Gone adalah:
● Keserakahan.
● Kesempatan.
● Kebutuhan.
● Pengungkapan.

Pejabat pemerintah yang menduduki posisi tinggi pemerintahan ingin mencapai lebih
banyak, terutama dalam hal kekayaan. Oleh karena itu, mereka melakukan korupsi, yang
dipandang sebagai alternatif cepat untuk mengumpulkan kekayaan. Karena mereka berada dalam
posisi pemerintah dengan akses dan keputusan tentang kebutuhan masyarakat, para pejabat ini
memiliki peluang lebih besar untuk terlibat dalam korupsi, membuat beberapa dari mereka tidak
terdeteksi atau dituntut berdasarkan undang-undang yang berlaku. Kebutuhan hidup yang
berorientasi pada perilaku konsumsi yang tidak diimbangi dengan pendapatan juga mendorong
para pejabat untuk memenuhi keinginan tersebut. Hasil korupsi ini digunakan untuk kepuasan
pribadi seperti membeli rumah, mobil, perhiasan atau berinvestasi di sektor tertentu.

Tak hanya itu, tindakan korupsi dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal berupa :
● Aspek politik
● Aspek ekonomi
● Aspek hukum
● Aspek organisasi
● Aspek masyarakat

Sesuai dengan ciri-ciri korupsi tersebut di atas, perbuatan ini tidak dilakukan oleh satu
orang saja melainkan melibatkan banyak orang atau kelompok. Faktor eksternal tersebut juga
mendorong mereka melakukan praktik korupsi. Secara politik dan organisasi, korupsi dapat
memperkuat suatu kelompok dari segi materi, kekuasaan, dan kedudukan. Hasil korupsi juga
mendukung keberlanjutan operasi organisasi. Sedangkan dari sisi ekonomi dan hukum, individu
dan kelompok ini membenci adanya peraturan pemerintah dan kebijakan pembagian upah yang
merusak mereka demi mendapatkan gengsi dan kepuasan finansial.

Individu atau kelompok yang melakukan tindakan korupsi harus ditindak secara tegas
dan sesuai dengan prosedur hukum, karena korupsi dianggap sebagai pelanggaran terhadap
peraturan dan etika negara. Teguhnya niat, dorongan dan keinginan untuk melakukan perilaku
koruptif ditandai dengan lemahnya pendirian keyakinan dan prinsip dalam melawan godaan
perilaku konsumtif, iri hati dan ketamakan terhadap milik orang lain.

BAB 4
DAMPAK-DAMPAK KORUPSI
Korupsi tentunya berdampak negatif pada berbagai bidang kehidupan manusia dan yang
terpenting adalah bidang ekonomi. Berikut dampak dari praktik korupsi:

A. Membuat tingkat investasi menurun


Menurut Mauro dalam bukunya Corruption and Growth: The Quarterly Journal of
Economics 110 (1995), korupsi mengurangi tingkat investasi suatu negara. Investor yang
akan menginvestasikan uangnya takut berinvestasi di negara yang tingkat korupsinya
tinggi. Investor menganggap keuntungan yang terakhir tidak akan maksimal karena
banyak dana yang dikorupsi. Selain tingkat investasi yang bisa ditekan, korupsi juga bisa
memperlambat pertumbuhan ekonomi suatu negara.

B. Pembangunan fasilitas umum menjadi terhambat


Menurut Ibnu Santoso dalam bukunya Berburu Tikus Otonom (2011), korupsi membuat
proyek-proyek pembangunan dan fasilitas umum tidak berkualitas dan tidak sesuai
dengan kebutuhan khususnya. Hal itu bisa terjadi karena dana yang seharusnya
digunakan untuk membangun fasilitas umum dikorupsi. Dana korupsi akan menyebabkan
keterlambatan pembangunan fasilitas publik jangka panjang dan berkelanjutan.

C. Menciptakan dan meningkatkan kemiskinan


Praktik korupsi umumnya akan menyebabkan peningkatan kemiskinan absolut.
Kemiskinan absolut memiliki arti tersendiri, yaitu kemiskinan yang diukur dengan
membandingkan tingkat pendapatan seseorang dengan tingkat pendapatan yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Peningkatan angka kemiskinan absolut
akan membuat semakin banyak orang yang tidak mampu hidup. Meningkatnya angka
kemiskinan dapat menimbulkan efek negatif dan masalah sosial lainnya seperti krisis
kepercayaan masyarakat, meningkatnya angka kriminalitas, dan meningkatnya angka
bunuh diri.

D. Korupsi menciptakan kesenjangan sosial


Perilaku koruptif akan menciptakan kesenjangan sosial yang semakin lebar. Kesenjangan
sosial yang melebar terjadi karena pendapatan para koruptor sangat berbeda dengan
pendapatan rakyat. Orang koruptor yang melakukan tindakan korupsi akan semakin kaya,
sedangkan orang dengan taraf hidup rendah akan semakin tenggelam dalam kemiskinan
dan kemelaratan.

E. Tindakan korupsi dapat menjadi budaya


Jika praktik korupsi dilakukan dan dilakukan secara konsisten, budaya korupsi yang
mendarah daging akan terbentuk. Oleh karena itu, tindakan korupsi akan dianggap biasa
dan biasa. Korupsi tidak lagi dianggap sebagai praktik yang dilarang dan tidak dilakukan.
Dengan anggapan itu, dia akan mengajak lebih banyak orang untuk melakukan tindakan
korupsi, sehingga menciptakan budaya korupsi yang semakin meluas dan sulit diberantas.

BAB 5
CONTOH KASUS

Negara Indonesia terkenal dengan banyaknya kasus korupsi yang terjadi, yang bahkan
telah melanda berbagai bidang, kelompok sosial, profesi, dan jabatan. Skor indeks persepsi
korupsi di Indonesia selama 10 tahun terakhir, yaitu sejak tahun 2012, cenderung naik dan
mencapai puncaknya pada tahun 2019 menurut laman Goodstats.id.

Gambar 1

Setelah satu dekade mengalami pertumbuhan yang konstan, skor ini mengalami
penurunan pada saat diperiksa pada tahun 2020, namun penurunannya tidak terlalu besar.
Sayangnya, skor korupsi meningkat dari tahun sebelumnya pada tahun berikutnya, 2021. Apakah
dekade mendatang akan menjadi ulangan dari dekade sebelumnya (2012-2021)? Kenyataan ini
memunculkan berbagai analisis kasus korupsi di Indonesia antara tahun 2017 dan 2020, yang
menunjukkan bahwa kasus korupsi telah meluas ke berbagai sektor;

1. Tahun 2017: Kasus Korupsi E-KTP


Irman dan Sugiharto, mantan Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil, serta
pejabat pemerintah dan pengusaha lainnya, berada di balik korupsi proyek pengadaan
Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP). Para tersangka tersebut antara lain Menteri
Dalam Negeri, Irman, dan Sugiharto, serta Setya Novanto, Andi Narogong, dan Made
Oka Masagung. Made Oka Masagung. Masing-masing telah dijatuhi hukuman penjara.

2. Tahun 2018: Kasus Suap Proyek Pembangunan PLTU Riau


Kasus korupsi yang melibatkan sejumlah pejabat Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
dan korporasi swasta yang terlibat dalam pembangunan PLTU Riau-1. Kerugian negara
dalam kasus ini ditaksir mencapai Rp 2,5 triliun. Mantan Direktur Utama PLN Sofyan
Basir dan mantan Menteri Sosial Idrus Marham termasuk di antara mereka yang divonis
penjara dalam kasus ini.

3. Tahun 2019: Kasus Suap Dana Hibah KONI


Kasus korupsi yang melibatkan perwakilan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
yang dituduh menerima suap sehubungan dengan pengurusan dana hibah dari
pemerintah. Kerugian negara dalam kasus ini diperkirakan mencapai Rp 12 miliar.
Bersama dengan pelaku lain dalam kasus ini, Ketua Umum KONI Tono Suratman dan
Bendahara KONI Johnny E Awuy dijatuhi hukuman penjara.

4. Tahun 2020 : Kasus Korupsi Penyaluran Bantuan Sosial COVID-19


Terdapat klaim bahwa individu-individu tertentu telah menyalahgunakan dana bantuan
sosial. Banyak perwakilan pemerintah dan pihak-pihak yang terlibat dalam distribusi
tunjangan sosial layanan sosial. Perwakilan pemerintah yang terkait dengan kasus ini
termasuk Menteri Sosial Juliari Batubara, direktur Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, dan
direktur Dinas Sosial Kabupaten Bogor. yang mengelola Dinas Sosial di Kabupaten
Bogor. Mereka dilaporkan menerima suap terkait dengan pembelian produk untuk
bantuan sosial. Juliari Batubara telah ditetapkan sebagai ditetapkan sebagai tersangka
oleh KPK dan telah dijatuhi hukuman penjara.
BAB 6

STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI

Korupsi merupakan tindak pidana yang merugikan berbagai pihak. Tindak pidana korupsi
ini sudah dilakukan sejak awal Orde Baru, bahkan saat itu pemerintah mengambil langkah-
langkah pemberantasan korupsi. Tindak pidana korupsi tentu tidak asing lagi bagi banyak
gender. Saat berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sering dijumpai becak lalu
lalang dengan desain dan dekorasi yang cukup menarik perhatian masyarakat. Namun uniknya,
terdapat beberapa siklon berwarna jingga terang dengan corak batik yang menonjol dan di bawah
corak batik tersebut terdapat tulisan yang menyinggung praktik korupsi, seperti "Jangan korupsi
dan kolusi", "Korupsi menimpa rakyat", dan lain-lain. . Artikel berupa sindiran korupsi
merupakan hasil kerja Majelis Pertimbangan Mahasiswa (MPM) dan Yayasan Pemberantasan
Korupsi (KPK). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya
masyarakat Jogja tentang ancaman korupsi. Ini adalah beberapa contoh donasi publik dalam
bentuk kampanye antikorupsi.

Dalam strategi antikorupsi, ada tiga hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat umum dan
pemerintah Indonesia, yaitu strategi represif, strategi perbaikan sistem, serta strategi edukasi dan
kampanye.

a. Strategi Represif

Dengan menerapkan strategi tersebut, KPK sebagai lembaga pemberantasan korupsi


berperan membawa koruptor Indonesia ke pengadilan, membacakan dakwaan dan menghadirkan
saksi dan bukti pendukung. Tahapan yang dapat ditempuh yaitu penyelesaian penanganan berupa
penelitian langsung pengaduan masyarakat, pembinaan, penyidikan, penuntutan dan penegakan
putusan pengadilan.

b. Strategi Perbaikan Sistem

Masih banyak negara di dunia, terutama di Indonesia sistem yang menciptakan peluang
atau celah untuk melakukan tindak pidana korupsi. Memang, pelayanan publik itu sendiri tidak
cukup transparan untuk memicu tindakan korupsi atau penyuapan. Faktanya, sistem yang baik
harus mampu meminimalkan tindakan kejahatan suap. Contohnya adalah dengan utilitas yang
serba online atau online dan juga sistem dengan integritas yang terjamin.

c. Strategi Edukasi dan Kampanye

Strategi ketiga ini yang paling penting dan memiliki peran strategis dalam pemberantasan
tindak pidana korupsi, khususnya belajar memahami akibat buruk dari tindak pidana korupsi.
Misalnya, membagikan uang untuk berterima kasih kepada pejabat. Padahal, hal itu dianggap
sebagai tindakan yang wajar di mata masyarakat. Padahal, perbuatan tersebut merupakan salah
satu tindak pidana korupsi. Oleh karena itu, sebagai masyarakat, kita perlu mendidik dan
mengadvokasi praktik korupsi, karena ini adalah bagian dari tindakan antikorupsi.

Dari ketiganya, masyarakat Indonesia dikatakan mampu berpartisipasi dan berkontribusi


dalam pelaksanaan aksi pemberantasan korupsi. Masalah terbesar yang dihadapi masyarakat
Indonesia saat ini adalah masih banyak orang yang tidak mengetahui bahwa pemberantasan
korupsi merupakan tindakan yang cukup sederhana. Setiap individu dapat memilih peran dalam
melaksanakan strategi pemberantasan korupsi. Masyarakat dapat memilih memainkan peran
represif melalui DUMAS (pengaduan masyarakat) dengan cara melaporkan perbuatan yang
terindikasi korupsi kepada KPK. Dengan ini kita dapat berkontribusi melalui strategi-strategi
untuk memperbaiki sistem, seperti memantau pelayanan publik, mengamati dan meneliti
pelayanan publik, memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan melakukan kontrol
antikorupsi di lingkungan kita masing-masing.
BAB 7

PERAN MAHASISWA DAN MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN KORUPSI

Peran mahasiswa dan masyarakat dalam pemberantasan korupsi sangat penting.


Mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk membantu
mengurangi tingkat korupsi di Indonesia. Mahasiswa dapat mencapainya dengan mengedukasi
masyarakat tentang pentingnya pencegahan korupsi. Selain itu, mahasiswa juga dapat mengambil
langkah-langkah khusus untuk mencegah korupsi, seperti melaporkan tindakan korupsi kepada
pihak berwajib. Siswa juga dapat dilibatkan dalam mengawasi penggunaan dana publik, seperti
anggaran pembangunan infrastruktur di daerah mereka. Pada saat yang sama, masyarakat juga
berperan penting dalam pencegahan korupsi.

Masyarakat dapat berperan sebagai pengawas dalam penggunaan dana publik dan dalam
menilai kinerja pemerintah. Masyarakat juga dapat melaporkan tindakan korupsi yang terjadi di
sekitar mereka. Namun, untuk memaksimalkan peran mahasiswa dan masyarakat dalam
pemberantasan korupsi, diperlukan dukungan pemerintah. Pemerintah harus mengembangkan
kebijakan yang memudahkan masyarakat untuk melaporkan praktik korupsi tanpa takut akan
tekanan dari pihak yang terkena dampak. Negara juga perlu menetapkan hukuman yang berat
bagi mereka yang melakukan tindak pidana korupsi agar menimbulkan efek jera dan mencegah
tindak pidana korupsi di masa yang akan datang. Ringkasnya, peran mahasiswa dan masyarakat
dalam pemberantasan korupsi sangatlah penting. Mahasiswa dan masyarakat harus saling
mendukung dan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari korupsi. Dukungan
pemerintah juga diperlukan dalam upaya pemberantasan korupsi..

Secara keseluruhan, menghentikan korupsi di Indonesia bukanlah tugas yang mudah.


Padahal, peran mahasiswa dan masyarakat sangat menentukan dalam mewujudkan Indonesia
bebas korupsi. Mahasiswa harus meningkatkan integrasi dan meningkatkan kesadaran akan
pentingnya pencegahan korupsi, sedangkan masyarakat harus menjadi agen perubahan, mau
melaporkan dan mengidentifikasi praktik korupsi. Dengan dukungan pemerintah, media dan
pendidikan yang berkualitas, Indonesia dapat terbebas dari praktik korupsi dan menciptakan
tatanan yang lebih adil dan transparan.
BAB 8

KESIMPULAN

Tindakan kejahatan korupsi sering terjadi di Indonesia, terutama di kalangan pejabat yang
memiliki kekuasaan besar, sehingga memudahkan mereka melakukan tindakan tersebut.
Beberapa perusahaan atau pejabat pemerintah dilaporkan telah melakukan tindakan korupsi yang
menyebabkan kerugian besar karena mereka bersikap egois. Selain itu, dampak negatif dari
tindakan korupsi ini menjadi perhatian penting bagi organisasi yang terlibat karena dapat
merugikan banyak orang dan merusak kepercayaan satu sama lain serta masyarakat. Tindakan
korupsi ini juga disertai dengan suap-menyuap untuk menutup mulut para pihak yang terlibat
agar tidak melaporkan kejahatan ini, sehingga moral dan integritas orang yang terlibat menjadi
sangat terganggu. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang dirancang untuk mencegah
meningkatnya jumlah koruptor di Indonesia, tindakan pemberantasan korupsi harus ditegakkan
dengan tegas oleh pihak yang berwenang.

Penegakan hukum yang efektif dan adil terhadap pelaku korupsi akan memberikan efek
jera dan menjadi detterent bagi orang-orang yang ingin melakukan tindakan korupsi. Pihak yang
berwenang, seperti KPK, aparat penegak hukum, dan lembaga pengawasan harus bekerja sama
secara efektif dan efisien dalam melaksanakan tugas mereka. Penting juga untuk memperkuat
tata kelola pemerintahan yang baik dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan
keputusan publik. Dengan cara ini, kebijakan publik akan lebih tepat sasaran dan meminimalisir
peluang terjadinya tindakan korupsi. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk menjadi
warga negara yang baik dan antikorupsi agar dapat bersama-sama membangun negara yang kuat
dan sejahtera. Dalam hal ini, peran mahasiswa dan generasi muda sangatlah penting. Sebagai
agen perubahan, mahasiswa dapat membawa perubahan positif dengan memberikan inspirasi dan
mendorong perubahan dalam masyarakat. Dengan membangun kesadaran dan semangat
antikorupsi di kalangan mahasiswa, diharapkan dapat tercipta suatu gerakan masyarakat yang
bersih dan bermartabat.
DAFTAR PUSTAKA

Universitas Indonesia [EMAS2]. Video Warga Negara yang Baik dan Antikorupsi
[Video]. EMAS2. https://emas.ui.ac.id/repos/mpkt_resource/vid_anti_korupsi_01.mp4

Meiliana, D. (2022, January 19). Heru Hidayat, Koruptor ASABRI RP 22,7 triliun Yang
Lolos dari Hukuman Mati... Halaman all. KOMPAS.com. Retrieved March 25, 2023, from
https://nasional.kompas.com/read/2022/01/19/07475821/heru-hidayat-koruptor-asabri -rp-227-
triliun-yang-lolos-dari-hukuman-mati?page=all DJPb, R. (n.d.).

Tindak Pidana Korupsi : Pengertian Dan Unsur-Unsurnya. DJPb. Retrieved March 25,
2023, from https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/manokwari/id/data-publikasi/berita-terbaru/3026-ti
ndak-pidana-korupsi-pengertian-dan-unsur-unsurnya

detikcom, T. (n.d.). Pengertian Korupsi, Dari Penyebab hingga jenisnya. detiknews.


Retrieved March 25, 2023, from https://news.detik.com/berita/d-5248745/pengertian-korupsi-
dari-penyebab-hingga-jenisnya

Anda mungkin juga menyukai