Disusun oleh :
Universitas Airlangga
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian korupsi, kolusi, dan nepotisme.
2. Menjelaskan pelaksanaan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang
sedang terjadi di Indonesia.
3. Menjelaskan dampak dari korupsi, kolusi, dan nepotisme terhadap
masyarakat Indonesia.
4. Memberi evaluasi dan solusi terkait praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme
BAB 2
KONSEP DASAR
2.1 Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin ‘corruptio’ yang berarti busuk, rusak,
menggoyahkan atau menyogok. Korupsi disini adalah tindakan buruk seorang
pejabat publik, politisi, pegawai negeri serta pihak lain yang menyalahgunakan
kepercayaan publik dan kekuasaan untuk keuntungan sepihak. Menurut UU
No.31 Tahun 1999, korupsi adalah segala perbuatan yang dapat merugikan
perekonomian negara; seperti penyalahgunaan kewenangan dan jabatan,
memberi atau menerima hadiah atau penyuapan dan penggelapan dana negara.
Indonesia sudah tidak asing lagi dengan korupsi, telah banyak pejabat negara
atau wakil rakyat yang diketahui telah melakukan tindak pidana korupsi.
Beberapa kondisi yang menyebabkan munculnya korupsi adalah transparansi
yang kurang saat pemerintah hendak mengambil keputusan, ketertiban hukum
yang lemah dan gaji pegawai pemerintah yang kurang.
2.2 Kolusi
Pengertian kolusi adalah tindakan persekongkolan, permufakatan atau
kerjasama untuk melakukan hal buruk. Kolusi berasal dari bahasa Latin
‘collusio’ yang artinya persekongkolan untuk urusan yang tidak baik. Kolusi
biasanya juga didampingi dengan pemberian gratifikasi dalam bentuk uang
atau fasilitas tertentu agar segala urusannya menjadi lancar.
2.3 Nepotisme
Kata nepotisme berasal dari bahasa Latin ‘nepos’ yang berarti kepoknakan atau
cucu. Nepotisme disini berarti lebih memilih saudara atau teman akrab hanya
berdasarkan hubungannya tanpa menilai kemampuan yang dimiliki. Tendensi
untuk melakukan nepotisme adalah berdasarkan naluri karena kita cenderung
lebih memilih saudara kita sendiri.
PEMBAHASAN
Pada sektor privat, korupsi yang dilakukan oleh perusahaan dapat terbagi
menjadi dua jenis, yaitu korupsi privat-publik dan korupsi privat-privat.
Korupsi privat-publik merupakan korupsi yang dilakukan oleh perusahaan
terhadap sektor publik. Korupsi privat-privat merupakan korupsi yang
dilakukan antarperusahaan. Suap yang dibayarkan oleh perusahaan ini
menyebabkan tingginya biaya transaksi perusahaan. Sehingga untuk menutupi
biaya suap (biaya transaksi) yang cukup besar ini, perusahaan cenderung untuk
memproduksi barang/jasa kurang berkualitas untuk mendapatkan keuntungan
yang lebih tinggi dalam rangka menutupi biaya transaksi yang sudah cukup
besar.
4.1 Simpulan
Korupsi, kolusi dan nepotisme merupakan tindakan penyimpangan hak atas
kekuasaan yang telah diberikan dan berlangsung secara sistematis dan
terorganisir. Tindakan pemberantasan KKN harus dirancang dalam suatu
program berkelanjutan dari pemerintah yang berlangsung dalam jangka
panjang tapi dipastikan harus sukses. Makadari itu, Pelenyapan praktik KKN
tergantung pada kesadaran mereka yang terlibat. Disaat pemerintah memiliki
kebijakan untuk memberantas praktik ini secara serius dan berkala, tak akan
sulit untuk mengubah situasi yang sejak dulu dilaksanakan seperti praktik
KKN.
4.2 Saran
Dibutuhkan suatu perencanaan yang efektif dan transparan, juga diperlukan
suatu pembaharuan sistem administrasi yang dapat mempersempit ruang gerak
pelaku praktik KKN. Sistem transparansi akan berjalan baik jika tidak ada
mark up pada saat penginputan data dilakukan. Dengan adanya
ketransparansian, maka akan menumpas kecurigaan terkait praktik KKN,
karena masyarakat dapat mengakses dan mengawasi langsung aliran dana yang
tersebar.
DAFTAR PUSTAKA
Jamal, Ridwan. 2016. “Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dalam Perspektif Hukum