RESUME
DOSEN PENGAMPUH :
Dr. Ir. Tutang Muhtar K, ST, M.Si
DISUSUN OLEH :
Armin Syaiful F13122029
KELAS A
TERMINOLOGI KORUPSI
Korup, dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1991) mempunyai arti busuk, palsu, suap.
Namun jika dilihat dari Kamus Hukum (2002) kata tersebut berarti suka menerima uang sogok,
menyelewengkan uang atau barang milik perusahaan atau negara, menerima uang dengan
menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi.
Korup juga berarti kebejatan, ketidakjujuran, tidak bermoral, penyimpangan, dari
kesucian (the lexicon webster dictionary, 1978).
J.J Senturia
Penyalahgunaan kekuasaan pemerintah untuk keuntungan pribadi (the misue of public
power for private profit).
Juniadi Suwartojo
Tingkah laku atau tindakan seseorang atau lebih yang melanggar norma-norma yang
berlaku dengan menggunakan atau menyalahgunakan kekuasaan atau kesempatan melalui
proses pengadaan, penetapan pungutan penerimaan atau pemberian fasilitas atau jasa
lainnya.
Haryatmoko
Upaya menggunakan kemampuan campur tangan karena posisinya untuk
menyalahgunakan informasi, keputusan, pengaruh, uang, atau kekayaan demi
kepentingan keuntungan dirinya.
SEJARAH KORUPSI
1. Pra Kemerdekaan
Masa Pemerintah Kerajaan
Sejarawan alumnus Universitas Indonesia, Hendaru Tri Hanggoro, menyatakan,
jejak korupsi di Tanah Air juga dapat dilihat pada zaman kerajaan kerajaan di
Nusantara. Saat itu, jumlah pajak desa yang harus dibayar sudah digelembungkan
para pejabat lokal yang memungut pajak dari rakyat yang masih buta huruf.
Masa Kolonial Belanda
Kasus korupsi di Indonesia sudah ada sejak era VOC. Hal itu terlihat dari laporan
VOC tentang korupsi di berbagai daerah, baik dilakukan oleh bupati atau orang-
orang di pemerintahan Kolonial Belanda. Korupsi di era pemerintahan Kolonial
Hindia Belanda ini, sifatnya politik untuk menjatuhkan lawannya. Misalnya
penguasa ingin menjatuhkan lawannya misalnya menjatuhkan kekuasaan bupati
dan ingin digantikan oleh bupati pilihan penguasa, dengan menyodorkan isu
korupsi. Namun ada juga yang murni korupsi untuk memperkaya diri sendiri.
2. Pasca Kemerdakaan
Orde Lama
Korupsi di era pemerintahan Kolonial Hindia Belanda ini, sifatnya politik untuk
menjatuhkan lawannya. Misalnya penguasa ingin menjatuhkan lawannya
misalnya menjatuhkan kekuasaan bupati dan ingin digantikan oleh bupati pilihan
penguasa, dengan menyodorkan isu korupsi. Namun ada juga yang murni korupsi
untuk memperkaya diri sendiri.
Orde Baru
Meskipun praktik korupsi saat ini lebih parah, namun pada masa era Orba,
korupsi dinilai dilakukan secara terpusat. Contohnya adalah Presiden Soeharto
yang memanfaatkan BUMD untuk mengeruk keuntungan dan kekuasaannya.Tak
cuma itu, di sektor swasta juga Soeharto memonopoli bisnis untuk memperkaya
diri sendiri dan keluarganya. Misalnya pada 1968, saat itu dibuat aturan yang
membatasi impor cengkih di mana dua perusahaan yang boleh melakukan impor
adalah Liem Sioe Liong dan adik Soeharto, Probosutedjo. Kemudian, terungkap
dugaan korupsi Soeharto pada masa Orba yaitu penyalahgunaan dana Yayasan
Supersemar.
Reformasi
Walau sudah pada peyot menjadi nenek dan kakek, para koruptor pada masa Orde
Baru masih banyak menduduki sebagai pejabat di legislatif pusat hingga ke
daerah-daerah di era Reformasi ini. Salah satu penyebabnya adalah sudah
banyaknya modal mereka untuk tetap dapat berkuasa sebagai anggota MPR, DPR,
DPRD dan pejabat lainnya seantero Indonesia. Selain itu, pada masa Reformasi
tidak lagi diberlakukan pemilihan pejabat dari atas seperti masa Orde Baru,
namun dipilih melalui pemilihan dari rakyat daerahnya berupa pilkada. Disinilah
uang bisa dimainkan. Siapa yang kuat modal, dialah yang menang, dan itu
terbukti. Setelah menjabat, mereka mencari modal awal tadi untuk balik kembali.
Dan setelah itu korupsi berlanjut terus dan terus. Maka para koruptor juga yang
akhirnya naik sebagai pejabat daerah, dan juga legislatif daerah di DPRD.
KORUPSI DI INDONESIA
Korupsi adalah kejahatan yang luar biasa (extra ordinary crime) dengan dampak yang
luar bisa pula. Korupsi di Indonesia sangat mengkhawatirkan dan berdampak buruk pada hampir
seluruh sendi kehidupan
LANDASAN HUKUM
Landasan hukum tentang Korupsi terdapat pada Instruksi Presiden Republik Indonesia
No. 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi. Berikut merupakan
beberapa instruksinya :
Instruksi Ketiga : Dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden ini :
1. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
mengoordinasikan Pelaksanaan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi di bidang politik, hukum, dan keamanan;
2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengoordinasikan
Pelaksanaan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di bidang
ekonomi;
3. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat mengoordinasikan
Pelaksanaan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di bidang
kesejahteraan rakyat.
Instruksi Keempat : Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Sekretaris Kabinet, Jaksa
Agung Republik Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia, Panglima Tentara Nasional Indonesia, Kepala Unit Kerja
Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan, Para
Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Para Sekretaris Jenderal
pada Lembaga Tinggi Negara, Para Gubernur, Para Bupati/Walikota
melaksanakan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi sebagaimana
dimaksud dalam lampiran Instruksi Presiden ini.
Melawan hukum dan untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi dan dapat merugikan keuangan negara
Menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi dan dapat merugikan keuangan negara
b. Suap
Menyuap Hakim
Menyuap pengacara
c. Penggelapan
d. Pemerasan
e. Tindak Penipuan
g. Gratifikasi
DAMPAK KORUPSI
1. Dampak Korupsi di Bidang Ekonomi
Korupsi berdampak buruk pada perekonomian sebuah negara. Salah satunya
pertumbuhan ekonomi yang lambat akibat dari multiplier effect rendahnya tingkat
investasi. Hal ini terjadi akibat investor enggan masuk ke negara dengan tingkat korupsi
yang tinggi. Ada banyak cara orang untuk tahu tingkat korupsi sebuah negara, salah
satunya lewat Indeks Persepsi Korupsi (IPK).
2. Dampak Korupsi di Bidang kesehatan
Dampak dari korupsi bidang kesehatan adalah secara langsung mengancam nyawa
masyarakat. ICW mencatat, pengadaan alat kesehatan dan obat merupakan dua sektor
paling rawan korupsi. Perangkat medis yang dibeli dalam proses korupsi berkualitas
buruk, pelayanan purnajualnya juga jelek, serta tidak presisi. Begitu juga dengan obat
yang pembeliannya mengandung unsur korupsi, pasti keampuhannya dipertanyakan.
F131 22 029
NARASI
A. PENDAHULUAN
Salah satu kasus atau isu yang paling sulit di pecahkan oleh
Bangsa Indonesia dan pemerintah Indonesia adalah masalah
Korupsi. Hal ini disebabkan semakin lama tindak pidana korupsi di
Indonesia semakin sulit untuk diatasi. Maraknya korupsi di
Indonesia disinyalir terjadi di semua bidang dan sektor
pembangunan.
Prinsip-prinsip pendidikan anti korupsi, terdiri dari pertama
akuntabilitas. Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan
pelaksanaan kerja. Akuntabilitas publik memiliki pola-pola tertentu
dalam mekanismenya keuangan, akuntabilitas outcome,
akuntabilitas hukum, dan akuntabilitas politik.
B. PEMBAHASAN
Artinya : Dan janganlah kamu dengan jalan yang yang batil dan
(janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim
dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang
lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.
C. KESIMPULAN
Istilah Korupsi tidak asing lagi di telinga masyarakat
Indonesia. Dibaca di media cetak, ditonton di televisi atau di
dengar di radio. Salah satu kasus atau isu yang paling sulit di
pecahkan oleh Bangsa Indonesia dan pemerintah Indonesia adalah
masalah Korupsi. Hal ini disebabkan semakin lama tindak pidana
korupsi di Indonesia semakin sulit untuk diatasi. Maraknya korupsi
di Indonesia disinyalir terjadi di semua bidang dan sektor
pembangunan.
Terdapat banyak sekali sektor tempat terjadinya korupsi,
salah satunya yaitu dalam agama. Bahkan di setiap ke enam Kitab
Suci yang dipercaya di Indonesia mulai dari Kita Suci Umat Islam,
Kristen, Katolik, Buddha, Hindu dan Konghucu semua
menjelaskan bahwa Korupsi merupakan pelanggaran dan itu
melanggar norma-norma kehidupan dan dapat berdampak
merugikan. Namun kasus Korupsi tersebut masih sering terjadi,
bahkan sekarang Korupsi juga terjadi dalam sektor agama seperti
Kasus korupsi dana dan proyek keagamaan banyak muncul, mulai
dari penyelenggara Haji, Al-Qur’an, pembangunan Masjid, hingga
bantuan kepada lembaga keagamaan.
D. DAFTAR PUSTAKA
Hafid Iqbal. 2015 Pengaruh Pendidikan Agama, Karakter Dan
Budaya (culture) Terhadap budaya Korupsi Yang Terjadi di
Indonesia. Palu. 2015.
https://www.academia.edu/33362993/Pengaruh_Pendidikan
_Agama_Karakter_dan_Budaya_Culture_Terhadap_Budaya
_Korupsi_yang_Terjadi_di_Indonesia
https://aclc.kpk.go.id/action-information/lorem-ipsum/2022
0517-null