Anda di halaman 1dari 26

(TUGAS 1)

RESUME

PENDIDIKAN KARAKTER & ANTI KORUPSI


“KORUPSI”

DOSEN PENGAMPUH :
Dr. Ir. Tutang Muhtar K, ST, M.Si

DISUSUN OLEH :
Armin Syaiful F13122029

KELAS A

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
KORUPSI SECARA ETIMOLOGI
Istilah korupsi tidak asing lagi ditelinga masyarakat Indonesia. Dibaca di media cetak,
ditonton ditelevisi atau didengar di radio, istilah korupsi seakan tak lepas dari kehidupan kita
tentu bukan hal yang patut dibanggakan.
Kata korupsi berasal dari bahasa latin corrumpere, corruptio atau corruptus, diartikan
yakni tindakan merusak atau menghancurkan, kebuskan, keburukan, kebajatan, ketidakjujuran,
dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian. Kemudian kata kata tersebut diadopsi
dibeberapa bangsa di dunia. Beberapa bangsa di dunia memiliki istilah tersendiri mengenai
korupsi.
 Dalam Bahasa Inggris > corruption, corrupt > Jahat, Rusak, curang.
 Dalam Bahasa Prancis > corruption > Rusak.
 Dalam Bahasa Belanda > corruptie, korruptie ( Istilah “korupsi” yang dipakai di
Indonesia merupakan turunan dari bahasa Belanda).

TERMINOLOGI KORUPSI
Korup, dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1991) mempunyai arti busuk, palsu, suap.
Namun jika dilihat dari Kamus Hukum (2002) kata tersebut berarti suka menerima uang sogok,
menyelewengkan uang atau barang milik perusahaan atau negara, menerima uang dengan
menggunakan jabatan untuk kepentingan pribadi.
Korup juga berarti kebejatan, ketidakjujuran, tidak bermoral, penyimpangan, dari
kesucian (the lexicon webster dictionary, 1978).

PENGERTIAN KORUPSI DARI BEBERAPA AHLI


 David M. Chalmes
Tindakan-tindakan manipulasi dari keputusan mengenai keuangan yang membahayakan
ekonomi (finansial manipulations and decisious injurious to the economy are often
libeled corrupt).

 J.J Senturia
Penyalahgunaan kekuasaan pemerintah untuk keuntungan pribadi (the misue of public
power for private profit).

 Juniadi Suwartojo
Tingkah laku atau tindakan seseorang atau lebih yang melanggar norma-norma yang
berlaku dengan menggunakan atau menyalahgunakan kekuasaan atau kesempatan melalui
proses pengadaan, penetapan pungutan penerimaan atau pemberian fasilitas atau jasa
lainnya.
 Haryatmoko
Upaya menggunakan kemampuan campur tangan karena posisinya untuk
menyalahgunakan informasi, keputusan, pengaruh, uang, atau kekayaan demi
kepentingan keuntungan dirinya.

 Agus Mulya Karsona


Perbuatan yang sangat busuk, jahat, dan merusak. Perbuatan tersebut dapat berupa
perbuatan tidak bermoral, bersifat busuk dan kondisinya, menyangkut kedudukan suatu
instansi atau aparatur pemerintah, penyalahgunaan kekuasaan dalam suatu kedudukan
karena suatu pemberian, menyangkut ekonomi dan faktor politik, serta penempatan
keluarga atau kelas menjadi kedewasaan di bawah kekuasaan sebuah jabatan.

SEJARAH KORUPSI
1. Pra Kemerdekaan
 Masa Pemerintah Kerajaan
Sejarawan alumnus Universitas Indonesia, Hendaru Tri Hanggoro, menyatakan,
jejak korupsi di Tanah Air juga dapat dilihat pada zaman kerajaan kerajaan di
Nusantara. Saat itu, jumlah pajak desa yang harus dibayar sudah digelembungkan
para pejabat lokal yang memungut pajak dari rakyat yang masih buta huruf.
 Masa Kolonial Belanda
Kasus korupsi di Indonesia sudah ada sejak era VOC. Hal itu terlihat dari laporan
VOC tentang korupsi di berbagai daerah, baik dilakukan oleh bupati atau orang-
orang di pemerintahan Kolonial Belanda. Korupsi di era pemerintahan Kolonial
Hindia Belanda ini, sifatnya politik untuk menjatuhkan lawannya. Misalnya
penguasa ingin menjatuhkan lawannya misalnya menjatuhkan kekuasaan bupati
dan ingin digantikan oleh bupati pilihan penguasa, dengan menyodorkan isu
korupsi. Namun ada juga yang murni korupsi untuk memperkaya diri sendiri.

2. Pasca Kemerdakaan
 Orde Lama
Korupsi di era pemerintahan Kolonial Hindia Belanda ini, sifatnya politik untuk
menjatuhkan lawannya. Misalnya penguasa ingin menjatuhkan lawannya
misalnya menjatuhkan kekuasaan bupati dan ingin digantikan oleh bupati pilihan
penguasa, dengan menyodorkan isu korupsi. Namun ada juga yang murni korupsi
untuk memperkaya diri sendiri.

 Orde Baru
Meskipun praktik korupsi saat ini lebih parah, namun pada masa era Orba,
korupsi dinilai dilakukan secara terpusat. Contohnya adalah Presiden Soeharto
yang memanfaatkan BUMD untuk mengeruk keuntungan dan kekuasaannya.Tak
cuma itu, di sektor swasta juga Soeharto memonopoli bisnis untuk memperkaya
diri sendiri dan keluarganya. Misalnya pada 1968, saat itu dibuat aturan yang
membatasi impor cengkih di mana dua perusahaan yang boleh melakukan impor
adalah Liem Sioe Liong dan adik Soeharto, Probosutedjo. Kemudian, terungkap
dugaan korupsi Soeharto pada masa Orba yaitu penyalahgunaan dana Yayasan
Supersemar.

 Reformasi
Walau sudah pada peyot menjadi nenek dan kakek, para koruptor pada masa Orde
Baru masih banyak menduduki sebagai pejabat di legislatif pusat hingga ke
daerah-daerah di era Reformasi ini. Salah satu penyebabnya adalah sudah
banyaknya modal mereka untuk tetap dapat berkuasa sebagai anggota MPR, DPR,
DPRD dan pejabat lainnya seantero Indonesia. Selain itu, pada masa Reformasi
tidak lagi diberlakukan pemilihan pejabat dari atas seperti masa Orde Baru,
namun dipilih melalui pemilihan dari rakyat daerahnya berupa pilkada. Disinilah
uang bisa dimainkan. Siapa yang kuat modal, dialah yang menang, dan itu
terbukti. Setelah menjabat, mereka mencari modal awal tadi untuk balik kembali.
Dan setelah itu korupsi berlanjut terus dan terus. Maka para koruptor juga yang
akhirnya naik sebagai pejabat daerah, dan juga legislatif daerah di DPRD.

KORUPSI DI INDONESIA
Korupsi adalah kejahatan yang luar biasa (extra ordinary crime) dengan dampak yang
luar bisa pula. Korupsi di Indonesia sangat mengkhawatirkan dan berdampak buruk pada hampir
seluruh sendi kehidupan

FAKTOR PENYEBAB KORUPSI


1. Faktor Politik
Politik merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini dapat dilihat ketika
terjadi instabilitas politik, kepentingan politis para pemegang kekuasaan, bahkan ketika
meraih dan mempertahankan kekuasaan. Perilaku korup seperti penyuapan dan politik
uang merupakan fenomena yang sering terjadi.
2. Faktor Hukum
Faktor hukum bisa dilihat dari dua sisi, di satu sisi dari aspek perundang-undangan dan
sisi lain lemahnya penegakan hukum. Ini bisa meliputi aturan yang diskriminatif dan
tidak adil, rumusan yang tidak jelas-tegas (non lex certa) sehingga multi tafsir, hingga
sanksi yang terlalu ringan.
3. Faktor Ekonomi
Terkait faktor ekonomi dan terjadinya korupsi, banyak pendapat menyatakan bahwa
kemiskinan merupakan akar masalah korupsi. Namun, kenyataannya korupsi juga
dilakukan oleh orang yang sudah kaya. Ini membuat korupsi sebenarnya bukan
disebabkan oleh kemiskinan, tapi justru sebaliknya, kemiskinan disebabkan oleh korupsi.
4. Faktor Organisasi
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi dalam arti yang luas, termasuk sistem
pengorganisasian lingkungan masyarakat. Organisasi yang menjadi korban korupsi atau
di mana korupsi terjadi biasanya memberi andil terjadinya korupsi karena membuka
peluang atau kesempatan untuk terjadinya korupsi.

FAKTOR INTERNAL & EKSTERNAL PENYEBAB KORUPSI


1. Faktor Internal :
a. Aspek perilaku Individu, Kehidupan di kota-kota besar sering mendorong gaya hidup
seseorang konsumtif. Perilaku konsumtif bila tidak diimbangi dengan pendapatan
yang memadai akan membuka peluang seseorang untuk melakukan berbagai tindakan
untuk memenuhi hajatnya. Salah satu kemungkinan tindakan itu adalah dengan
korupsi.
b. Aspek Sosial, Kaum behavioris mengatakan bahwa lingkungan keluargalah yang
secara kuat memberikan dorongan bagi orang untuk korupsi dan mengalahkan sifat
baik seseorang yang sudah menjadi traits pribadinya. Lingkungan dalam hal ini malah
memberikan dorongan dan bukan memberikan hukuman pada orang ketika ia
menyalahgunakan kekuasaannya.
2. Faktor Eksternal :
a. Sikap masyarakat terhadap korupsi, Nilai-nilai di masyarakat kondusif untuk
terjadinya korupsi di antaranya adalah: Masyarakat kurang menyadari bahwa korban
utama korupsi adalah masyarakat sendiri. Masyarakat kurang menyadari bila dirinya
terlibat korupsi. Masyarakat kurang menyadari bahwa korupsi akan bisa dicegah dan
diberantas bila mereka ikut aktif dalam agenda pencegahan dan pemberantasan.
b. Aspek Ekonomi, Dalam rentang kehidupan ada kemungkinan seseorang mengalami
situasi terdesak dalam hal ekonomi. Keterdesakan itu membuka ruang bagi seseorang
untuk mengambil jalan pintas diantaranya dengan melakukan korupsi.
c. Aspek Politis, kontrol sosial adalah suatu proses yang dilakukan untuk mempengaruhi
orang-orang agar bertingkah laku sesuai dengan harapan masyarakat. Kontrol sosial
tersebut dijalankan dengan menggerakkan berbagai aktivitas yang melibatkan
penggunaan kekuasaan negara sebagai suatu lembaga yang diorganisasikan secara
politik, melalui lembaga-lembaga yang dibentuknya. Dengan demikian instabilitas
politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan sangat potensi
menyebabkan perilaku korupsi.
d. Aspek organisasi, Aspek organisasi yang menjadi faktor penyebab korupsi di
antaranya adalah:
1. Kurang adanya sikap keteladanan kepemimpinan
2. Tidak adanya kultur organisasi yang benar
3. Kurang memadainya sistem akuntabilitas yang benar
4. Kelemahan sistem pengendalian manajemen
5. Lemahnya pengawasan

PENGKHIANATAN TERHADAP KEPERCAYAAN (BETRAYAL OF


TRUST)
Pengkhianatan adalah bentuk pemutusan, perusakan, atau pelanggaran terhadap
suatu kontrak praduga, persetujuan, kerja sama, kepercayaan, atau keyakinan, yang menciptakan
konflik secara moral dan psikologis dalam hubungan antar individu, antar organisasi, atau antara
individu dan organisasi. Sering kali pengkhianatan dapat berupa tindakan untuk mendukung
kelompok musuh atau saingan, atau juga berupa bentuk pemutusan hubungan kerja sama secara
penuh dengan mengabaikan aturan atau norma yang sebelumnya diputuskan atau disepakati
bersama. Seseorang yang mengkhianati orang lain disebut pengkhianat. Pengkhianatan juga
merupakan bentuk korupsi yang paling sederhana.
Semua orang yang berkhianat atau mengkhianati kepercayaan atau amanat yang
diterimanya adalah koruptor. Amanat tersebut dapat berupa apa pun, baik materi maupun non
materi.
Anggota DPR yang tidak menyampaikan aspirasi rakyat atau menggunakan aspirasi
untuk kepentingan pribadi merupakan bentuk korupsi.

PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN (ABUSE OF POWER)


Penyalahgunaan kekuasaan atau Abuse of power merupakan korupsi tingkat menengah.
Merupakan segala bentuk penyimpangan yang dilakukan melalui struktur kekuasaan, baik pada
tingkat negara maupun lembaga-lembaga pendidikan, tanpa mendapatkan keuntungan materi.

PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN UNTUK MENDAPATKAN


KEUNTUNGAN MATERIAL (MATERIAL BENEFIT)
Penyimpangan kekuasaan untuk mendapatkan keuntungan material baik bagi dirinya
sendiri maupun orang lain. Korupsi pada level ini merupakan tingkat paling membahayakan
karena melibatkan kekuasaan dan keuntungan material. Ini merupakan bentuk korupsi yang
paling banyak terjadi di Indonesia.

LANDASAN HUKUM
Landasan hukum tentang Korupsi terdapat pada Instruksi Presiden Republik Indonesia
No. 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi. Berikut merupakan
beberapa instruksinya :
Instruksi Ketiga : Dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden ini :
1. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
mengoordinasikan Pelaksanaan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi di bidang politik, hukum, dan keamanan;
2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengoordinasikan
Pelaksanaan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di bidang
ekonomi;
3. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat mengoordinasikan
Pelaksanaan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di bidang
kesejahteraan rakyat.
Instruksi Keempat : Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Sekretaris Kabinet, Jaksa
Agung Republik Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia, Panglima Tentara Nasional Indonesia, Kepala Unit Kerja
Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan, Para
Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Para Sekretaris Jenderal
pada Lembaga Tinggi Negara, Para Gubernur, Para Bupati/Walikota
melaksanakan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi sebagaimana
dimaksud dalam lampiran Instruksi Presiden ini.

PENGERTIAN TINDAKAN KORUPSI


Tindakan pidana korupsi merupakan tindakan yang mengakibatkan kerugian keuangan
negara, suap menyuap penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan
kepentingan dalam pengadaan, gratifikasi, dan tindakan lain yang mendukung terjadinya tindak
atau perilaku korupsi. (UU No. 31/1999 jo UU No. 20/2001 tentang Tindak Pidana Korupsi)

PENGERTIAN KORUPSI (UU No. 31/1999 jo UU No. 20/2001)


1. Tindakan melawan hukum untuk memperkaya diri sendiri yang merugikan keuangan
negara.

2. Menyalahgunakan kewenangan untuk memperkaya diri yang dapat merugikan seperti

a. Merugikan Keuangan Negara

 Melawan hukum dan untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi dan dapat merugikan keuangan negara
 Menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi dan dapat merugikan keuangan negara

b. Suap

 Menyuap pejabat negara

 Memberikan hadiah kepada pejabat negara karena jabatannya

 Pejabat negara menerima suap

 Pejabat negara menerima hadiah yang berkaitan dengan jabatannya

 Menyuap Hakim

 Menyuap pengacara

 Hakim dan pengacara menerima suap

c. Penggelapan

 Pejabat negara menggelapkan uang atau membiarkan penggelapan


atau membantu melakukan perbuatan tersebut

 Pejabat negara memalsukan buku untuk pemeriksaan administrasi

 Pejabat negara menghancurkan barang bukti

 Pejabat negara membiarkan orang lain menghancurkan barang bukti

 Pejabat negara membantu orang lain menghancurkan bukti

d. Pemerasan

 Pejabat negara menyalahgunakan wewenang untuk memaksa


seseorang memberikan sesuatu, membayar atau menerima pembayaran
dengan potongan, atau melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri
 Penyelenggara negara memeras penyelenggara negara lainnya

e. Tindak Penipuan

 Pedagang besar/tukang curang 

 Pengawas proyek mengizinkan kecurangan 

 Rekan-rekan TNI/Polri ditipu

 Pengawas rekanan TNI/Polri membolehkan kecurangan

 Penerima barang untuk kebutuhan TNI/Polri membiarkan praktik


penipuan

 Pejabat negara melanggar batas tanah nasional, sehingga merugikan


orang lain

f. Konflik Kepentingan dalam Pengadaan

 Pejabat Negara berpartisipasi dalam pengadaan yang mereka kelola

g. Gratifikasi

 Penyelenggara negara yang terkait dengan jabatan/kewenangannya


menerima gratifikasi dan tidak melapor kepada KPK dalam jangka
waktu 30 hari

TINDAKAN LAIN YANG MENDUKUNG TERJADINYA KORUPSI


1. Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi
2. Tidak memberi keterangan atau memberikan keterangan yang tidak benar
3. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka
4. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan/memberikan keterangan palsu
5. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan atau memberi
keterangan palsu
6. Saksi yang membuka identitas pelapor

DAMPAK KORUPSI
1. Dampak Korupsi di Bidang Ekonomi
Korupsi berdampak buruk pada perekonomian sebuah negara. Salah satunya
pertumbuhan ekonomi yang lambat akibat dari multiplier effect rendahnya tingkat
investasi. Hal ini terjadi akibat investor enggan masuk ke negara dengan tingkat korupsi
yang tinggi. Ada banyak cara orang untuk tahu tingkat korupsi sebuah negara, salah
satunya lewat Indeks Persepsi Korupsi (IPK).
2. Dampak Korupsi di Bidang kesehatan
Dampak dari korupsi bidang kesehatan adalah secara langsung mengancam nyawa
masyarakat. ICW mencatat, pengadaan alat kesehatan dan obat merupakan dua sektor
paling rawan korupsi.  Perangkat medis yang dibeli dalam proses korupsi berkualitas
buruk, pelayanan purnajualnya juga jelek, serta tidak presisi. Begitu juga dengan obat
yang pembeliannya mengandung unsur korupsi, pasti keampuhannya dipertanyakan.

3. Dampak Korupsi Terhadap Pembangunan


Salah satu sektor yang paling banyak dikorupsi adalah pembangunan dan infrastruktur.
Salah satu modus korupsi di sektor ini, menurut Studi World Bank, adalah mark up yang
sangat tinggi mencapai 40 persen. KPK mencatat, dalam sebuah kasus korupsi
infrastruktur, dari nilai kontrak 100 persen, ternyata nilai riil infrastruktur hanya tinggal
50 persen, karena sisanya dibagi-bagi dalam proyek bancakan para koruptor. Dampak
dari korupsi ini tentu saja kualitas bangunan yang buruk sehingga dapat mengancam
keselamatan publik. Proyek infrastruktur yang sarat korupsi juga tidak akan bertahan
lama, cepat rusak, sehingga harus dibuka proyek baru yang sama untuk dikorupsi lagi. 

4. Korupsi Meningkatkan kemiskinan


Korupsi yang berdampak pada perekonomian menyumbang banyak untuk meningkatnya
kemiskinan masyarakat di sebuah negara. Dampak korupsi melalui pertumbuhan
ekonomi adalah kemiskinan absolut. Sementara dampak korupsi terhadap ketimpangan
pendapatan memunculkan kemiskinan relatif. Alur korupsi yang terus menerus akan
semakin memunculkan kemiskinan masyarakat. Korupsi akan membuat masyarakat
miskin semakin menderita, dengan mahalnya harga pelayanan publik dan kesehatan.
Pendidikan yang buruk akibat korupsi juga tidak akan mampu membawa masyarakat
miskin lepas dari jerat korupsi.

5. Dampak Korupsi Terhadap Budaya


Korupsi juga berdampak buruk terhadap budaya dan norma masyarakat. Ketika korupsi
telah menjadi kebiasaan, maka masyarakat akan menganggapnya sebagai hal lumrah dan
bukan sesuatu yang berbahaya. Hal ini akan membuat korupsi mengakar di tengah
masyarakat sehingga menjadi norma dan budaya. 
(TUGAS 2)
ARMIN SYAIFUL

F131 22 029

NARASI

Mengapa Pendidikan Karakter dan Anti Korupsi Diperlukan dalam


Perspektif Pendekatan Agama

Pendidikan Karakter dan Anti Korupsi adalah sebuah budaya


dalam menumbuhkan nilai antikorupsi dini. Dalam perkuliahan ini
dibahas tentang kewajiban warga negara, lembaga negara, dan organisasi
yang berperan dalam bidang pemberantasan Korupsi baik dalam kajian
hukum perundang-undangan maupun pada dimensi sosial dan politik,
terutama perkembangan bangsa Indonesia di masa yang akan datang.

A. PENDAHULUAN

Salah satu kasus atau isu yang paling sulit di pecahkan oleh
Bangsa Indonesia dan pemerintah Indonesia adalah masalah
Korupsi. Hal ini disebabkan semakin lama tindak pidana korupsi di
Indonesia semakin sulit untuk diatasi. Maraknya korupsi di
Indonesia disinyalir terjadi di semua bidang dan sektor
pembangunan.
Prinsip-prinsip pendidikan anti korupsi, terdiri dari pertama
akuntabilitas. Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan
pelaksanaan kerja. Akuntabilitas publik memiliki pola-pola tertentu
dalam mekanismenya keuangan, akuntabilitas outcome,
akuntabilitas hukum, dan akuntabilitas politik.

Kedua, Transparansi. Prinsip transparansi ini penting karena


pemberantasan korupsi dimulai dari transparansi dan
mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka.
Ketiga, kewajaran. Prinsip fairness atau kewajaran ini ditujukan
untuk mencegah manipulasi dalam penganggaran. Keempat,
kebijakan. Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi
agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan
masyarakat. Kelima, kontrol kebijakan. Berupa partissipasi yaitu
melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan ikut serta dalam
penyusunan dan pelaksanaannya dan kontrol kebijakan berupa
oposisi.

B. PEMBAHASAN

Secara bahasa agama berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu


dari a berarti tidak, dan gama berarti kacau. Jadi agama berarti
tidak kacau atau teratur. Dengan demikian agama adalah aturan
yang mengatur manusia agar kehidupannya menjadi teratur dan
tidak kacau.
Secara istilah, pengertian agama di kalangan para ahli juga
berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang dan perspektif :

 Soerjono Soekanto, pengertian agama ada tiga macam,


yaitu : (1) kepercayaan pada hal-hal yang spiritual; (2)
perangkat kepercayaan dan praktik-praktik spiritual
yang dianggap sebagi tujuan tersendri; dan (3) idiologi
mengenai hal-hal yang bersifat supranatural.
 Hendropuspito, Agama adalah suatu jenis sistem sosial
yang dibuat oleh penganut-penganutnya yang berproses
pada kekuatan-kekuatan non-empiris yang
dipercayainya dan didayagunkanya untuk mencapai
keeselamatan bagi mereka dan masyarakat luas
umumnya.

1. Perspektif Agama Islam


Hukum Islam menyebut tindakan korupsi dengan Istilah jarimah
atau jinayah. Kedua istilah ini mempunyai pengertian yang
sama, yaitu perbuatan yang dilarang hukum Islam, baik
perbuatan itu mengenai jiwa, harta, atau lainnya.
Pembahasan mengenai tindakan-tindakan yang dipandang
sebagai korupsi dapat dilihat beberapa ayat dalam Al-Qur’an.
Terdapat ayat yang menyebutkan bahwa dilarang makan harta
sesama dengan jalan batil. Dan larangan tentang menyuap
hakim demi menguasai harta yang bukan haknya.

Sebagaimana tercantun dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat


188:
‫َواَل تَْأ ُكلُ ۤوْ ا اَ ْم َوا لَـ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِا ْلبَا ِط ِل َوتُ ْدلُوْ ا بِهَ ۤا اِلَى ْالحُـ َّک ِام لِتَْأ ُکلُوْ ا فَ ِر ْيقًا ِّم ْن اَ ْم َوا ِل‬
َ‫س بِا اْل ِ ْث ِم َواَ ْنـتُ ْم تَ ْعلَ ُموْ ن‬ ِ ‫النَّا‬

Artinya : Dan janganlah kamu dengan jalan yang yang batil dan
(janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim
dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang
lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.

Ada beberapa istilah dalam Al-Qur’an dan hadits yang


memperlihatkan kesesuaian arti dengan unsur korupsi. Istilah
tersebut memiliki arti khusus yaitu, ghulul, al-suht, al sariqah,
risywah, dan ghasab.
1. Ghulul
Ghulul adalah pengkhianatan atas amanah yang seharusnya
dijaga. Awalnya, ghulul merupakan istilah yang digunakan
bagi penggelapan harta rampasan perang sebelum dibagikan.
2. Risywah
Risywah adalah tindakan memberikan harta untuk
membatalkan hak milik lain atau mendapatkan atas hak milik
pihak lain. Dalam kata lain, risywah adalah upaya
memperoleh sesuatu dengan memberikan sesuatu.
Dalam hadits disebutkan, dari Sauban (diriwayatkan
bahwasanya) ia berkata : Rasulullah SAW melaknat pelaku,
penerima dan perantara risywah, yaitu orang yang menjadi
penghubung di antara keduanya (HR. Ahmad).
3. Al Suht
Al-suht artinya makan yang haram. Al-suht sendiri
memanfaatkan unsur jabatan atau kekuasaan atau
kewenangan untuk memperkaya diri atau orang lain atau
suatu korporasi dengan menerima imbalan dari orang lain
atas perbuatan itu.
4. Ghasab
Ghasab menurut bahasa ialah mengambil sesuatu (benda atau
barang) dengan cara zalim secara terang-terangan. Sedangkan
menurut istilah syara’ ialah menguasai hak orang lain secara
aniaya.
5. Al sariqah
Al sariqah artinya adalah pencurian. Dalam hal ini, korupsi
juga bisa dikategorikan dalam perbuatan pencurian. Allah
SWT melaknat seorang muslim yang melakukan pencurian.
2. Perspektif Agama Kristen dan Katolik
Untuk pemeluk agama Kristen, menerangkan bahwa ajaran
agama Kristen menilai korupsi adalah perilaku yang merusak
segala tatanan kehidupan, bertentangan dengan etos kerja yang
harus jujur. Umat Kristen yang melakukan korupsi berarti ia
telah melanggar norma etika, melanggar hukum Tuhan dan
memberontak kepada Tuhan. Agama Kristen meyakini bahwa
perbuatan korupsi akan mendapatkan hukuman dari Tuhan.
Pelaku korupsi akan dimintai pertanggung jawab atas perbuatan
mereka di hadapan pengadilan Tuhan dan sebelum itu terjadi,
pemerintah (dalam hal ini: pengadilan) adalah alat Tuhan
memberantas kejahatan.
Untuk pemeluk agama Katolik menentang korupsi karena
sebagai kejahatan sosial yang tidak bermoral dan tidak jujuran.
Faktor dari memicu adanya perilaku korupsi yaitu adanya
kebutuhan yang melampaui penghasilan, adanya peluang, dan
dikuasai dengan sidat serakah. Dalam kitab suci Perjanjian
Lama, korupsi dianggap sebagai dosa mencuri yang biasanya
dilakukan secara diam-diam sehingga merugikan sesama dan
negara, di samping itu mencuri, suap sebagai bagian dari
korupsi yang mendatangkan keuntungan pribadi sehingga pihak
lain dirugikan, juga dengan tegas dilarang dalam kitab.
3. Perspektif Agama Buddha
Korupsi adalah pelanggaran moralitas yang tercermin
dalam sila kedua dari Pancasila Buddhis, tentang pencurian.
Perilaku pencurian dalam korupsi ini akan mendatangkan karma
buruk dalam kehidupan saat ini dan akan datang.

Perbuatan manusia dalam Buddha Dharma diatur dalam


Karma dan hukum sebab akibat perbuatan, jadi apa yang dia
tabur dan itulah yang akan dia tuai. Maka mereka yang tidak
melaksanakan Pancasila Buddhis adalah sama artinya dengan
tidak menghormati kelahiran sebagai manusia.

Perilaku korupsi berakar dari faktor internal dan eksternal


diri manusia. Dari faktor dalam diri, berasal dalam diri, berasal
dari sifat keserakahan, kebencian dan kebodohan batin.
Sedangkan dari faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan
kesempatan.

4. Perspektif Agama Hindu


Korupsi merupakan perilaku menyimpang dari ajaran dharma
dan dilarang oleh Hindu. Perbuatan ini disebut asubha karma
yang pelakunya akan mengalami penderitaan (samsara) pada
dirinya, keluarganya dan semua pihak yang menikmatinya.
Nilai-nilai integritas dalam perspektif Hindu harus
ditanamkan agar bisa bertanggung jawab, yaitu jujur (lurus hati,
tidak curang), peduli (tidak mementingkan diri sendiri), mandiri
(tidak bergantung pada orang lain), tanggung jawab, disiplin
(taat terhadap aturan hukum), kerja keras, berani (percaya diri),
dan adil (bijaksana dan tidak sewenang-wenang).
5. Perspektif Agama Konghucu
Dalam kitab Suci Si Shu atau Su Si adalah pedoman dan
sumber ajaran agama Konghucu yang melarang melukakan
perbuatan yang tidak terhormat dengan jalan mengumpulkan
kekayaan dengan cara mencuri atau korupsi yang
mengakibatkan kemiskinan dan sia-sia belaka.
Kitab suci Konghucu menekankan kepada manusia supaya
mencari kekayaan dengan jalan yang baik dan halal, bukan
dengan cara mencuri atau korupsi yang tidak akan memberikan
kebahagiaan melainkan memberikan kesengsaraan dan akan
habis yang tidak karuan. Bahkan Konghucu mengakui bahwa
setiap orang menginginkan untuk mencari kekayaan, namun
kekayaan tersebut, haruslah diperoleh dengan jalan layak dan
dengan tujuan yang tepat, inilah jalan kebenaran.

Kasus Korupsi Dana dan Proyek Keagamaan


Korupsi di Indonesia terbukti tak kenal batas, termasuk nilai dan
kepentingan keagamaan. Kasus korupsi dana dan proyek
keagamaan banyak muncul, mulai dari penyelenggara Haji, Al-
Qur’an, pembangunan Masjid, hingga bantuan kepada lembaga
keagamaan.
Pertama, Korupsi pembangunan Masjid Sriwijaya di
Palembang dengan kerugian negara mencapai Rp 130 miliar.
Dengan anggaran fantastis dari APBD Sumatera Selatan tahun
2015 dan 2017.
Kedua, Korupsi Bantuan Operasional Pendidikan (BOP)
penanganan Covid-19 dari kementerian Agama (Kemenag)
untuk lembaga pendidikan keagamaan Islam di Kabupaten
Pekalongan, Kabupaten Takalar, Kabupaten Wajo, dan Kota
Pasuruan.
Ketiga, Korupsi dana hibah Provinsi Banten untuk pondok
pesantren se-Banten tahun 2020. Dana Bansos yang disalurkan
dipotong dan dikumpulkan kepada pegawai Biro Kesra Provinsi
Banten. Seratus lima puluh pengurus pondok pesantren
penerima hibah dipanggil oleh kejaksaan tinggi Banten dan satu
di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka karena diduga
ikut mengumpulkan potongan dana.
Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi RI, Integritas
adalah bertindak dengan cara yang konsisten dengan apa yang
dikatakan. Nilai integritas merupakan kesatuan antara pola pikir,
perasaan, ucapan, dan perilaku yang selaras dengan hati nurani
dan norma yang berlaku. Integritas merupakan salah satu nilai-
nilai ini dapat berasal dari nilai kode etik di tempat dia bekerja,
nilai masyarakat atau nilai moral pribadi. KPK merilis sembilan
nilai integritas yang bisa mencegah terjadinya tindak korupsi.
Kesembilan nilai itu adalah :
1. JUJUR
Adalah sikap lurus hati, tidak berbohong, tidak curang dan
tulus-ikhlas. Seseorang dengan nilai kejujuran di hatinya
tidak akan pernah korupsi, karena tahu tindakan tersebut
adalah bentuk kebohongan dan kejahatan.
2. TANGGUNG JAWAB
Seseorang yang bertanggung jawab berani mengakui
kesalahan yang dilakukan, mereka juga amanah dan dapat
diandalkan. Tanggung jawab akan membuat seseorang
memenuhi tuntutan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Orang yang bertanggung jawab tidak akan korupsi, karena
yakin segala tindakan buruknya akan dibayar dengan
setimpal pula.
3. DISIPLIN
Disiplin adalah sikap mental untuk melakukan hal-hal yang
seharunya pada saat yang tepat dan benar-benar menghargai
waktu. Sikap mental tersebut perlu dilatih agar segala
perbuatannya tepat sesuai aturan yang ada.
4. MANDIRI
Menurut KBBI, kata mandiri dimaknai dalam keadaan dapat
berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain. Adapun
kemandirian merupakan hal atau keadaan dapat berdiri
sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Pribadi yang
mandiri tentunya berani menata diri dan menjaga diri.
5. KERJA KERAS
Adalah kegiatan yang dikerjakan secara bersungguh-sungguh
tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja
tercapai dan selalu mengutamakan atau memperhatikan
kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan.
6. SEDERHANA
Menurut KBBI, sederhana memiliki pengertian bersahaja,
tidak berlebih-lebih atau dapat dinyatakan sedang, dalam arti
pertengahan, tidak tinggi, tidak rendah, dan sebagainya.
Sederhana juga berarti hidup secara wajar.
7. BERANI
Adalah tidak takut untuk menghadapi bahaya atau kesulitan.
Orang yang berani memiliki hati yang mantap dan rasa
kepercayaan diri yang besar, pantang mundur dan tidak
gentar. Nilai keberanian perlu dimiliki oleh masyarakat untuk
mencegah terjadinya korupsi.
8. PEDULI
Menurut KBBI adalah mengindahkan, memperhatikan, dan
menghiraukan. Jadi kepedulian berarti sikap memperhatikan
kondisi sekitar pada orang lain. Dengan kepedulian, kita
menjadikan dunia ini sebagai tempat tinggal yang nyaman
dan damai bagi semua makhluk.
9. ADIL
Menurut KBBI, adil memiliki arti sama berat, tidak berat
sebelah, tidak memihak. Adil juga bisa diartikan berpihak
kepada yang benar. Seseorang yang bersikap adil selalu
bersikap imparsial, tidak memihak kecuali kepada kebenaran.
Sikap ini pada akhirnya mencegah konflik kepentingan yang
menjadi salah satu cikal bakal Korupsi.

C. KESIMPULAN
Istilah Korupsi tidak asing lagi di telinga masyarakat
Indonesia. Dibaca di media cetak, ditonton di televisi atau di
dengar di radio. Salah satu kasus atau isu yang paling sulit di
pecahkan oleh Bangsa Indonesia dan pemerintah Indonesia adalah
masalah Korupsi. Hal ini disebabkan semakin lama tindak pidana
korupsi di Indonesia semakin sulit untuk diatasi. Maraknya korupsi
di Indonesia disinyalir terjadi di semua bidang dan sektor
pembangunan.
Terdapat banyak sekali sektor tempat terjadinya korupsi,
salah satunya yaitu dalam agama. Bahkan di setiap ke enam Kitab
Suci yang dipercaya di Indonesia mulai dari Kita Suci Umat Islam,
Kristen, Katolik, Buddha, Hindu dan Konghucu semua
menjelaskan bahwa Korupsi merupakan pelanggaran dan itu
melanggar norma-norma kehidupan dan dapat berdampak
merugikan. Namun kasus Korupsi tersebut masih sering terjadi,
bahkan sekarang Korupsi juga terjadi dalam sektor agama seperti
Kasus korupsi dana dan proyek keagamaan banyak muncul, mulai
dari penyelenggara Haji, Al-Qur’an, pembangunan Masjid, hingga
bantuan kepada lembaga keagamaan.

D. DAFTAR PUSTAKA
Hafid Iqbal. 2015 Pengaruh Pendidikan Agama, Karakter Dan
Budaya (culture) Terhadap budaya Korupsi Yang Terjadi di
Indonesia. Palu. 2015.

https://www.academia.edu/33362993/Pengaruh_Pendidikan
_Agama_Karakter_dan_Budaya_Culture_Terhadap_Budaya
_Korupsi_yang_Terjadi_di_Indonesia

Wifia, Putri Salma. Pengertian Agama menurut Bahasa dan istilah


https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/
1844190049/02tugas2.pdf
Damayanty, Putry. 2023. Korupsi dalam Perspektif Islam dan
Cara Pencegahannya.
https://www.liputan6.com/islami/read/5235482/korupsi-
dalam-perspektif-islam-dan-cara-pencegahannya
Setya, Devi. 2023. Korupsi dalam Pandangan Islam, Perbuatan
Buruk yang Merugikan Orang Lain.
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d6499274/korupsi-
dalam-pandangan-islam-perbuatan-buruk-yang-merugikan-
oranglain#:~:text=Dalam%20ajaran%20Islam%2C
%20korupsi%20jelas,perilaku%20jahiliyah%20yang
%20harus%20disudahi.
Pusat Edukasi Anti Korupsi. 2022. Review 5 Buku Perspektif
Agama Untuk Antikoupsi.
https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220214-
review-5-buku-perspektif-agama-untuk-antikorupsi
Sasangka, Naufal. 2021. Pandangan Agama-Agama Tentang
Korupsi: Yahudi, Kristen, Islam, Hindu, Buddha, dan
Konghucu.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-
semarang/pendidikan-anti-korupsi/korupsi-dalam-
pandangan-berbagai-agama/45433288
Indonesia Corruption Watch. 2021. Marak Korupsi Dana dan
Proyek Keagamaan: Penodaan Agama dalam Arti
Sebenarnya.
https://antikorupsi.org/id/article/marak-korupsi-dana-dan-
proyek-keagamaan-penodaan-agama-dalam-arti-
sebenarnya
Pusat Edukasi Anri Korupsi. 2022. Memahami 9 Nilai Integritas
Untuk Mencegah Korupsi.

https://aclc.kpk.go.id/action-information/lorem-ipsum/2022
0517-null

Anda mungkin juga menyukai