Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS KASUS KORUPSI

OLEH:
HERMANSYAH LUBIS
MONICA KJ SIMATUPANG
JULIANI
SELAMAT RIADI
MHD. RIZKY DAULAY
SEJARAH KORUPSI
 Di Indonesia Korupsi dimulai sejak era Orde Lama sekitar tahun 1960-an bahkan
sangat mungkin pada tahun-tahun sebelumnya.

 Melalui Undang-Undang Nomor 24 Peraturan Pemerintah Tahun 1960 yang diikuti


dengan dilaksanakannya “Operasi Budhi”

 Pembentukan Tim Pemberantasan Korupsi berdasarkan Keputusan Presiden Nomor


228 Tahun 1967 yang dipimpin langsung oleh Jaksa Agung.

 Zaman era Orde Baru, muncul Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971 dengan
“Operasi Tertib”yang dilakukan Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan
Ketertiban (Kopkamtib), namun dengan kemajuan iptek, modus operansi korupsi
semakin canggih dan rumit sehingga Undang-Undang tersebut gagal dilaksanakan.

 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang korupsi.

 Korupsi di Indonesia semakin banyak sejak akhir 1997 saat negara mengalami
krisis politik, sosial, kepemimpinan, dan kepercayaan yang pada akhirnya menjadi
krisis multidimensi.

 Hingga sekarang tindakan korupsi masih saja terjadi.


APAKAH
KORUPSI ITU???
PENGERTIAN KORUPSI
 Menurut Fockema Andreae, kata “korupsi” berasal dari bahasa latin yaitu “ corruptio atau

corruptus“. Namun kata “corruptio” itu berasal pula dari kata asal “corrumpere“, yaitu
suatu kata dalam bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin ini kemudian turun ke

banyak bahasa Eropa seperti Inggris yaitu corruption, Prancis yaitu corruption, Belanda

yaitu corruptie. Dari bahasa Belanda inilah yang kemudian turun ke bahasa Indonesia,

sehingga menjadi korupsi.

 UU. No 20 tahun 2001 Jo UU No.31 Tahun 1999, Pengertian korupsi yaitu setiap orang

yang dengan sengaja secara melawan hukum dengan menyalahgunakan

kewenangan/kesempatan/sarana yang ada pada seseorang karena

jabatan/kedudukannya untuk melakukan perbuatan dengan tujuan memperkaya diri

sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang mengakibatkan kerugian keuangan

negara atau perekonomian negara.

 Secara umum korupsi dapat diartikan sebagai penyalahgunaan jabatan resmi untuk

keuntungan pribadi.
CIRI-CIRI KORUPSI
Ciri-ciri korupsi menurut Syed Hussein Alatas memberikan ciri-ciri korupsi, sebagai berikut :
 Selalu melibatkan lebih dari dari satu orang. Inilah yang membedakan antara korupsi dengan pencurian atau

penggelapan.
 Pada umumnya bersifat rahasia, tertutup terutama motif yang melatarbelakangi perbuan korupsi tersebut.
 Melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik. Kewajiban dan keuntungan tersebut tidaklah selalu

berbentuk uang.
 Berusaha untuk berlindung dibalik pembenaran hukum.
 Mereka yang terlibat korupsi ialah mereka yang memiliki kekuasaan atau wewenang serta mempengaruhi

keputusan-keputusan itu.
 Pada setiap tindakan mengandung penipuan, biasanya pada badan publik atau pada masyarakat umum.
 Setiap bentuknya melibatkan fungsi ganda yang kontradiktif dari mereka yang melakukan tindakan t ersebut.
 Dilandaskan dengan niat kesengajaan untuk menempatkan kepentingan umum di bawah kepentingan pribadi.
Bentuk Korupsi
Beberapa bentuk korupsi diantaranya adalah sebagai berikut:
 Penyuapan (bribery) mencakup tindakan memberi dan menerima suap, baik berupa uang maupun

barang.
 Embezzlement, merupakan tindakan penipuan dan pencurian sumber daya yang dilakukan oleh
pihak-pihak tertentu yang mengelola sumber daya tersebut, baik berupa dana publik atau sumber

daya alam tertentu.


 Fraud, merupakan suatu tindakan kejahatan ekonomi yang melibatkan penipuan (trickery or
swindle). Termasuk didalamnya proses manipulasi atau mendistorsi informasi dan fakta dengan

tujuan mengambil keuntungan-keuntungan tertentu.


 Extortion, tindakan meminta uang atau sumber daya lainnya dengan cara paksa atau disertai dengan
intimidasi-intimidasi tertentu oleh pihak yang memiliki kekuasaan. Lazimnya dilakukan oleh mafia-

mafia lokal dan regional.


 Favouritism, adalah mekanisme penyalahgunaan kekuasaan yang berimplikasi pada tindakan
privatisasi sumber daya.
 Melanggar hukum yang berlaku dan merugikan negara.
 Serba kerahasiaan, meskipun dilakukan secara kolektif atau korupsi berjamaah.
Jenis Korupsi
Jenis korupsi yang lebih operasional juga diklasifikasikan oleh tokoh reformasi, M.

Amien Rais yang menyatakan sedikitnya ada empat jenis korupsi, (Anwar, 2006:18)

yaitu :
 Korupsi ekstortif, yakni berupa sogokan atau suap yang dilakukan pengusaha kepada

penguasa.
 Korupsi manipulatif, seperti permintaan seseorang yang memiliki kepentingan

ekonomi kepada eksekutif atau legislatif untuk membuat peraturan atau UU yang

menguntungkan bagi usaha ekonominya.


 Korupsi nepotistik, yaitu terjadinya korupsi karena ada ikatan kekeluargaan,

pertemanan, dan sebagainya.


 Korupsi subversif, yakni mereka yang merampok kekayaan negara secara sewenang-

wenang untuk dialihkan ke pihak asing dengan sejumlah keuntungan pribadi.


FUNGSI DAN DISFUNGSI
 Fungsi diartikan sebagai akibat-akibat yang dapat diamati yang menuju

pada adaptasi atau penyesuaian dalam suatu sistem, karena fungsi itu

bersifat netral. Dalam hal ini fungsi korupsi dapat menimbulkan akibat-

akibat yang bersifat negatif, salah satunya mendapatkan sanksi sosial

yaitu dikucilkan dalam masyarakat.

 Tetapi sebaliknya korupsi mempunyai disfungsi, bahwa korupsi

membuat pelaku dan tindakan korupsi semakin marak terjadi terutama

di Indonesia sebagai akibat lemahnya sistem dan undang-undang

tentang pemberantasan korupsi, membuat negara tetap menjadi negara

berkembang (negara miskin) dan tidak siap menuju negara maju.


Korupsi Dalam Pandangan Struktural Fungsional

 Teori Fungsionalisme Struktural, teori ini dikemukakan oleh Durkheim yaitu melihat

kenyataan persoalan dalam masyarakat tidak lepas dari fungsi sosial dalam

masyarakat.
 Teori Fungsionalisme Struktural mempunyai pandangan bahwa kehidupan sosial

berlangsung dalam keteraturan, keseimbangan, dan keharmonisan. Hal ini

Disebabkan oleh masing-masing anggotanya mematuhi norma-norma sosial yang

disepakati.

 Fenomena korupsi dari sudut pandang Fungsionalisme Struktural dapat dijelaskan

dari adanya ketidakpatuhan pemegang kekuasaan terhadap norma-norma yang

mengatur penggunaan kekuasaan. Mereka berpandangan bahwa tujuan

penggunaan kekuasaan itu tidak sepenuhnya dapat mewujudkan kepentingan atau

tujuan pribadinya. Sementara itu sarana untuk mewujudkan tujuan kekuasaan itu

belum memadai, seperti sedikitnya prasarana untuk memberikan pelayanan.


Fungsi Manifes dan Fungsi Laten
Fungsi manifes

Fungsi manifes adalah fungsi yang diharapkan. Fungsi manifes dari korupsi yang terjadi

adalah untuk meningkatkan lembaga pemberantasan korupsi dalam mengatasi kasus

korupsi. Dan jika seseorang melakukan tindak korupsi diharapkan uang yang

dikorupsikannya dapat disumbangkan atau diberikan kepada orang miskin atau yang

membutuhkan sehingga meskipun melakukan tindak korupsi dengan mengambil uang yang

bukan miliknya tetapi dapat diberikan kepada orang yang membutuhkan. Dalam hal ini

korupsi tapi uang yang dikorupsikan disumbangkan kepada orang yang membutuhkan.
Fungsi Laten

Fungsi laten adalah fungsi yang tidak diharapkan. Fungsi Laten korupsi adalah jika korupsi

benar-benar sudah terjadi maka dampaknya akan menghancurkan perekonomian rakyat dan

sangat berbahaya dampaknya bagi kesejahteraaan masyarakat. Akibat korupsi,

pembangunan ekonomi negara jadi semakin sulit dan berantakan. Korupsi juga membuat

kesenjangan sosial ekonomi antara si kaya dan si miskin semakin lebar.


Dampak Korupsi
1. Dampak Terhadap Ekonomi

Ekonomi berfungsi sebagai faktor terpenting bagi masyarakat. apabila


korupsi sudah masuk pada perekonomian negara mana mungkin bisa
makmur masyaraktnya jikalau semua proses ekonomi dijalankan oleh
oknum yang korup. Hasil dari dampak korupsi terhadp ekonomi yakni,
 Lambatnya Pertumbuhan ekonomi dan Investasi
 Turunya Produktifitas
 Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa
 Menurunnya Pendapatan Negara dari Sektor Pajak
 Meningkatnya Hutang Negara
2. Dampak Sosial dan Kemiskinan Rakyat :
 Dari dampak sosial dan kemiskinan rakyat akan menyebabkan
 Mahalnya harga jasa dan pelayanan publik
 Lambatnya pengentasan kemiskinan rakyat
 Akses bagi masyarakat sangat terbatas
 bertambahnya anka kriminalitas

3. Runtuhnya Otoritas Pemerintahan :


 Matinya Etika Sosial Politik

Para wakil rakyat sudah tidak dapat dipercaya sebagai pelindung rakyat, karna mereka
hanya memikirkan anak buah mereka jika salah satu dari mereka melakukan tindak
korupsi dengan kekuatan politiknya mereka akan melakukan berbagai cara untuk
menyelamatkannya.
 Tidak Berlakunya Peraturan dan Perundang Undangan

Peraturan perundang undangan tidak lagi berlaku karna, kebanyakan para pejabat
tinggi, pemegang kekuasaan atau hakim sering kali dijumpai bahwa mereka mudah
sekali terbawa oleh hawa nafsu mereka. Dan juga seringkali semua permasalahan
selalu diselesaikan dengan korupsi.
4. Dampak Terhadap Politik dan Demokrasi :

 Munculnya kepemimpinan yang korup


 Hilangnya kepercayaam publik pada demokrasi
 Menguatnya sistem politik yang dikuasai oleh pemilik modal
 Hancurnya kedaulatan rakyat.

5. Dampak Terhadap Penegak Hukum :

 Korupsi terhadap penegak hukum dapat melemahkan suatu pemerintahan.


bahwasanya setiap pejabat atau pemegang kekusaan memiliki peran penting
dalam membangun suatu negara, apabila pejabat sudah melalaikan
kewajibannya maka yang akan terjadi yakni,
 Fungsi pemerintahan tidak berjalan dengan baik
 Masyarakat akan kehilangan kepercayaan kepada pemerintah
6. Dampak Terhadap Pertahanan dan Keamanan :
 Lemahnya alusistra (senjata) dan SDM
 Lemahnya garis batas negara
 Menguatnya kekerasan dalam masyarakat

7. Dampak Terhadap Lingkungan :


 Menurunya kualitas lingkungan
 Menurunnya kualitas hidup

8. Dampak Terhadap Politik :


 Dampak korupsi di dunia politik akan mempersulit berkembangnya
demokrasi dan terselenggaranya tata pemerintahan yang baik dan bersih.

9. Dampak Terhadap Hukum :


 Akan menghambat ketertiban dan penegakkan hukum.
ALASAN MENGAPA KORUPSI TETAP TERJADI

 Konsentrasi kekuasaan dalam pengambilan keputusan yang tidak


bertanggung jawab langsung kepada rakyat, seperti yang sering terlihat
di rezim-rezim yang tidak demokratis.
 Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah.
 Kampanye politik yang mahal, pengeluaran lebih besar dari pendanaan
parpol .
 Proyek yang melibatkan uang dalam jumlah besar publik.
 Lingkungan tertutup egois dan jaringan “teman lama”.
 Peraturan hukum yang lemah.
 Kelemahan profesi hukum.
 Kurangnya kebebasan berbicara atau kebebasan media massa.
 Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil
KESIMPULAN
Secara umum korupsi dapat diartikan sebagai penyalahgunaan jabatan resmi untuk

keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah, pemerintahan rentan korupsi dalam

prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk

penggunaan pengaruh dan dukungan utuk memberi dan menerima pertolongan, sampai

dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah

kleptokrasi yang artinya pemerintahan oleh para pencuri, dimana pura-pura bertindak jujur

pun tidak ada sama sekali.

Sebenarnya tindakan korupsi tidak memiliki manfaat apapun baik dari aspek sosial, politik,

hukum dan ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat dan pembangunan negara. Namun,

korupsi hanya menguntungkan dan memperkaya si pelaku (koruptor) saja.

Tindakan korupsi berkaitan dengan moralitas manusia (pelaku), korupsi tidak dapat

diberantas selain dengan memperbaiki moralitas. Seorang pejabat, memiliki wewenang dan

kekuasaan tetapi harus memiliki moralitas yang tinggi sehingga mampu mempergunakan

kekuasaannya.
Sekian dan terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai