Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Hukum Perdata
“Perbankan Syariah”

Dosen pengampu: Suarlan Datupalinge S.H M.H

DI SUSUN OLEH :

Muh. Aidil Firmansyah

D10122219

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur atas rahmat dan ridoh Allah SWT, karena tanpa
rahmat dan ridhonya penulis tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat
waktu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.

Palu , 2 juni 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ I

DAFTAR ISI............................................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................. 1
D. Manfaat ............................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 2

A. Pengertian hukum perbankan syariah .............................................................. 2


B. Fungsi hukum perbankan syariah .................................................................... 8
C. Peranan hukum perbankan syariah. ................................................................. 10

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 12


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum perbankan merupakan regulasi-regulasi atau kumpulan peraturanperaturan
yang mengatur mengenai aktivitas lembaga perbankan yang mencakup segala aspek dalam
kegiatan lembaga perbankan tersebut. kompleks, bagian-bagian yang berhubungan satu
sama lain dan bagian-bagian tersebut bekerja sama
Hukum perbankan merupakan sistem yang membentuk suatu kesatuan yang di
mana sifatnya sangat untuk mencapai tujuan pokok dari kesatuannya Perbankan sebagai
sektor yang sangat vital serta memiliki peran yang sangat penting dalam roda perekonomian
nasional, lancarnya aliran uang sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan perekonomian
tersebut. Hukum perbankan Indonesia mengatur masalah-masalah perbankan yang berlaku
saat ini di Indonesia. Hukum yang mengatur masalah perbankan biasa dikenal dengan istilah
Banking Law, yaitu seperangkat kaidah hukum dalam bentuk peraturan perundang-
undangan, yurisprudensi, doktrin dan sumber hukum lainnya yang mengatur mengenai
persoalan perbankan sebagai lembaga, dan aspek kegiatan lembaga tersebut sehari-hari,
rambu-rambu yang harus dipatuhi oleh suatu bank, perilaku petugas-petugasnya, hak,
kewajiban tugas dan tanggung jawab, para pihak yang tersangkut dengan bisnis perbankan
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh bank, eksistensi bank, dan lain-lain yang
berkenaan dengan dunia perbankan tersebut. Lembaga perbankan mempunyai kedudukan
yang sangat strategis dalam ruang lingkup perekonomian di Indonesia. Lembaga perbankan
di Indonesia sendiri bergerak dalam kegiatan perkreditan, dan berbagai jasa yang diberikan,
bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran
bagi semua sektor perekonomian.

Ruang lingkup pengaturan hukum perbankan meliputi sebagai berikut :


1. Asas-asas perbankan, seperti norma efesiensi, keefektifan, kesehatan bank,
profesionalisme
perilaku perbankan, maksud dan tujuan lembaga perbankan, hubungan hak dan kewajiban
bank;
2. Para pelaku bidang perbankan, seperti dewan komisaris, direksi dan karyawan, maupun
pihak terafiliasi mengenai bentuk badan hukum pengelola, seperti PT. Persero,
Perusahaan Daerah dan Koperasi. Mengenai bentuk kepemilikan, seperti milik pemerintah,
swasta, patungan dengan asing atau bank asing;
3. Kaidah-kaidah perbankan yang khusus diperuntukkan untuk mengatur perlindungan
kepentingan umum dari tindakan perbankan, seperti pencegahan persaingan yang tidak
sehat, anti trust, perlindungan nasabah dan lain-lain;
4. Struktur organisasi yang berhubungan dengan bidang perbankan, seperti eksistensi dari
Dewan Komisaris, Bank Sentral dan lain-lain;

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apa Pengertian hukum perbankan syariah ?
2. Apa Fungsi-Fungsi hukum perbankan syariah?
3. Apa Peranan hukum perbankan syariah ?
C. Tujuan
Berdasarkan permasalahan di atas, yang menjadi tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui landasan hukum perbankan syariah
2. Untuk mengetahui tujuan hukum perbankan syariah
3. Untuk mengetahui fungsi hukum perbankan syariah
4. Untuk peranan hukum perbankan syariah
D. Manfaat
Penyusunan makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat yaitu sebagai
berikut:
1. Secara teori, penyusun berharap hasil makalah ini mampu memberikan sumbangan bagi
ilmu social khususnya hukum perbankan syariah.
2. Secara praktis, diharapkan mampu memberi masukan serta pemikiran mengenai hukum
perbankan syariah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Perbankan Syariah

Menurut Djumhana, hukum perbankan adalah sebagai kumpulan


peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank yang meliputi segala aspek,
dilihat dari segi esensi, dan eksistensinya, serta hubungannya dengan bidang kehidupan yang lain

Istilah, Pengertian dan Dasar Hukum Bank Syariah Bank Syariah dikenal dengan
nama lain yaitu bank tanpa bunga (La Riba Bank), Bank Islam (Islamic Bank), dan Bank
Nirbunga. Perbankan Syariah mulai diprakarsai sejak tahun 1990-an. Bank Syariah yang pertama
kali berdiri di Indonesia dan murni syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Hubungan hukum
antara bank dan nasabah merupakan bagian dari kegiatan muamalah. Di dalam Hukum Islam
muamalah dalam arti luas adalah aturan-aturan (hukum) Allah untuk mengatur manusia dalam
kaitannya dengan urusan duniawi dalam pergaulan sosial4. Bank syariah adalah bank yang
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah Islam, yaitu bank yang tata cara beroperasinya
mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al Qur’an dan Hadits. Makna bank yang beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip Syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti
ketentuan-ketentuan Syariah Islam khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara
Islam. Dalam tatacara bermuamalat dijauhi praktik-praktik yang dikhawatirkan mengandung
unsur-unsur riba untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan
pembiayaan perdagangan.

Bank yang tata cara operasinya mengacu kepada Al Qur’an dan Hadits adalah bank yang
tata cara beroperasinya itu mengikuti perintah dan larangan yang tercantum dalam Al Qur’an dan
Hadits. Sesuai dengan perintah dan larangan itu maka yang dijauhi adalah praktik-praktik usaha
yang dilakukan di zaman Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya tetapi
tidak dilarang oleh beliau. Di dalam mengoperasionalkan bank syariah agar tidak menyimpang
dari tuntunan syariah maka pada setiap bank syariah hanya diangkat manager dan pimpinan bank
yang sedikit banyak menguasai prinsip muamalah Islam, selain itu dibentuk Dewan Pengawas
Syariah (DPS) yang bertugas mengawasi operasional bank dari sudut syariahnya.
B. Fungsi Hukum Perbankan Syariah

Perbankan merupakan lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima
simpanan, meminjamkan uang dan memberikan jasa pengiriman uang. Di dalam sejarah
perekonomian umat Islam, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah
menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah SAW. Bentuk akad seperti
menerima titipan, meminjamkan uang dan pembiayaan usaha, serta melakukan berbagai akad
terkait dengan jasa keuangan sudah merupakan bagian dari kehidupan muamalat saat itu. Dengan
demikian, fungsi utama perbankan modern seperti menerima deposit, memberikan kredit dan
melakukan jasa transfer keuangan, dan lain – lain merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan umat Islam.

Adapun tujuan pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Memenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak dapat menerima konsep
bunga.

2. Menyediakan alternatif investasi, pembiayaan dan jasa keuangan lainnya.

3. Mengurangi resiko sistemik dari kegagalan sistem keuangan di Indonesia.

4. Mendorong peran perbankan secara optimal dalam menggerakkan sektor riil dan membatasi
spekulasi atau pembiayaan yang tidak produktif.

C. Peranan Hukum Perbankan Syariah

Peranan Bank Syariah secara garis besar tidak berbeda dengan bank konvensional, yakni
sebagai lembaga intermediasi (intermediary institution) yang mengerahkan dana dari masyarakat
dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam
bentuk fasilitas pembiayaan. Perbedaan pokoknya terletak dalamjenis keuntungan yang diambil
bank dari transaksi-transaksi yang dilakukannya. Bila bank konvensional mendasarkan
keuntungannya dari pengambilan bunga, maka Bank Syariah dari apa yang disebut sebagai
imbalan, baik berupa jasa (fee-base income) maupun mark-up atau profit margin, serta bagi hasil
(loss and profit sharing).
Disamping dilibatkannya Hukum Islam dan pembebasan transaksi dari mekanisme bunga
(interest free), posisi unik lainnya dari Bank Syariah dibandingkan dengan bank konvensional
adalah diperbolehkannya Bank Syariah melakukan kegiatan-kegiatan usaha yang bersifat multi-
finance dan perdagangan (trading). Hal ini berkenaan dengan sifat dasar transaksi Bank Syariah
yang merupakan investasi dan jual beli serta sangat beragamnya pelaksanaan pembiayaan yang
dapat dilakukan Bank Syariah, seperti pembiayaan dengan prinsip murabahah (jual beli), ijarah
(sewa) atau ijarah wa iqtina (sewa beli) dan lain-lain.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bank Syariah adalah lembaga finansial yang memiliki misi (risalah) dan
methodology (manhaj) yang ekslusif, misi yang bukan sekedar ada pada jumlah
nominal investasi tapi juga mencakup pada jenis, objek dan tujuannya itu sendiri.
Adapun methodologynya adalah kerangka Syariat dan kaidah-kaidahnya yang
bersumber dari ethika dan nilai-nilai Syariat Islam yang komprehensif dan universal.
Hadirnya bank syariah di tengah-tengah masyarakat muslim di dunia telah membawa
angin segar dalam dunia ekonomi, sekaligus menjawab keresahan masyarakat atas
dampak negatif yang ditimbulkan oleh sistem bunga pada perbankan konvensional.
Terlepas apakah bunga bank termasuk riba yang diharamkan atau tidak, dimana hal itu
masih menjadi perdebatan antara para ilmuwan Islam. Sesuai dengan namanya, bank
syariah adalah bank yang menerapkan syariat Islamdalam produk layanannya dan juga
dalam operasionalnya.

Secara garis besar aktivitas bank syariah dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
aktivitas penghimpunan dana, penyaluran dana, jasa. Dalam penghimpunan dana, bank
syariah mengaplikasikan akad mudlarabah dalambentuk tabungan atau deposito. Dalam
penyaluran dana bank syariah mengaplikasikan beberapa akad, diantaranya:
murabahah, salam, istishna`, ijarah,mudlarabah, musyarakah. Dalam aktivitas jasa,
bank syariah mengaplikasikan beberapa akad, diantaranya: kafalah (bank garansi),
hawalah (pengalihan hutang), sharf (jual beli valas), wakalah. Meski agak terlambat
dibanding negara-negara lain, Namun, terhadap sengketa perbankan syariah di
Indonesia sesungguhnya telah ditetapkan bahwa Pengadilan Agama yang akan
memeriksa dan mengadili perkaar tersebut sesuai dengan UU no. 3 tahun 2006, tapi
belakang dengan terbitnya UU No 21 Tahun 2008 kewenangan itu direduksi menjadi
kewenangan pilihan (choice) antara Pengadilan Agama atau Pengadilan Umum, sesuai
dengan akad kontrak para pihak

B. SARAN
Makalah ini tidak jauh dari kesempurnaan, maka dari itu masih perlu kritik dan
saran dari pembaca yang sifatnya membangun. Terima Kasih
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Abdul Husain al-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip Dasar dan Tujuan, terjemah: Irfan
Showani, cet. Pertama (Yogyakarta: Magistra Insania Press: 2004).

Abdullah al-Muslih & Shalah al-Shawi, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, terjemah Abu Umar
Basyir, cet. Pertama (Jakarta: Darul Haq: 2004).

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, cet. Pertama (Jakarta: Raja
Grafindo Persada: 2004).

Amiur Nuruddin, Keadilan dalam al-Quran, (Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2008).
---------------------, Ekonomi Syariah, Menepis Badai dalam Semangat Kerakyatan,
(Bandung, Citapustaka Media Perintis, 2009).

Fathurrahman Djamil, Hukum Perjanjian Syariah, dalam Kompilasi Hukum perikatan oleh
Mariah Darus Badrulzaman, (Bandung: Citra aditya Bakti, 2011)

Gemala Dewi, Aspek-aspek Perbankan & Perasuransian syariah di Indonesia, cet.1 (Prenada
Media: 2004).

Gemala Dewi, Hukum Perikatan islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005)

Karnaen Perwataatmadja dan M. Syafii Antonio, 1992, Apa dan Bagaimana Bank Islam,
(Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf).

M. Dawam Raharjo, dalam Kata Pengantar Bank Islam Analisa Fiqih dan Keuangan karya
Adiwarman Karim - IIIT Indonesia, 2003
Muhammad Husein Haykal, Hayatu Muhammad, Terjemah Muhammad Ali Audah, (Jakarta:
Pustaka Kautsar, 2002)

Anda mungkin juga menyukai