Anda di halaman 1dari 16

ASPEK HUKUM DAN SUMBER HUKUM BANK DI INDONESIA

Dosen Pengampu : Nikmah Dalimunthe S. Ag. MH.


D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Kelompok 1

1. Maulana Iskandar (0503183289)


2. Yunita Sari Zebua (0503181036)
3. Ahmad Wildan Fahrozi (0503183270)
4. Rohana Pauliza Nst (0503183338)
5. Laylan Arizha Astuti (0503182139)
6. Yusuf Wildan Nst (0503183300)
7. Eka Khayana Putri (0503182170)
8. Bunga Dwi Fani Rtg (0503181006)

Kelas : Perbankan Syariah 7 B

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan rasa syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, dzat yang telah membuka diri untuk
menuntun hamba-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Shalawat beserta salam semoga terlimpahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW yang merupakan suri tauladan yang baik bagi umatnya, lewat
ajarannya sehingga dapat kita jadikan sebagai titian hidup. Yang syafa’atnya kita
harapkan di yaumil qiyamah nanti.
Penyusunan makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Perbankan
Syariah Internasional. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, kepada ibu Nikmah
Dalimunthe S. Ag. MH., selaku dosen pengampu mata kuliah Aspek Hkukum dalam
Perbankan Syariah. Juga penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua dan teman-
teman penulis yang sudah memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan
makalah ini.
Semoga para pembaca bisa mendapatkan manfaat dari apa yang telah penulis
paparkan dalam makalah ini. Jika ada kesalahan kata maupun makna dalam makalah ini
penulis harap bisa dimaklumi karena penulis juga sedang dalam proses belajar. Penulis
menyadari dalam penyusunan makalah jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis
memohon kepada pembaca atas kritik dan saran guna melengkapi makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Medan, September 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan Masalah...............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2

A. Lingkup Aspek Hukum Perbankan di Indonesia............................................................2

B. Sumber Hukum Perbankan di Indonesia.........................................................................3

C. Konsep Lembaga Perbankan di Indonesia......................................................................5

BAB III PENUTUP................................................................................................................12

A. Kesimpulan...................................................................................................................12

B. Saran..............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Hukum perbankan merupakan regulasi-regulasi atau kumpulan peraturan-
peraturan yang mengatur mengenai aktivitas lembaga perbankan yang mencakup segala
aspek dalam kegiatan lembaga perbankan tersebut. Hukum perbankan merupakan sistem
yang membentuk suatu kesatuan yang di mana sifatnya sangat kompleks, bagian-bagian
yang berhubungan satu sama lain dan bagian-bagian tersebut bekerja sama untuk
mencapai tujuan pokok dari kesatuannya. Perbankan sebagai sektor yang sangat vital
serta memiliki peran yang sangat penting dalam roda perekonomian nasional, lancarnya
aliran uang sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan perekonomian tersebut.
Hukum perbankan Indonesia mengatur masalah-masalah perbankan yang berlaku
saat ini di Indonesia. Hukum yang mengatur masalah perbankan biasa dikenal dengan
istilah Banking Law, yaitu seperangkat kaidah hukum dalam bentuk peraturan perundang-
undangan, yurisprudensi, doktrin dan sumber hukum lainnya yang mengatur mengenai
persoalan perbankan sebagai lembaga, dan aspek kegiatan lembaga tersebut sehari-hari,
rambu-rambu yang harus dipatuhi oleh suatu bank, perilaku petugas-petugasnya, hak,
kewajiban tugas dan tanggung jawab, para pihak yang tersangkut dengan bisnis
perbankan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh bank, eksistensi bank, dan lain-
lain yang berkenaan dengan dunia perbankan tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka terdapat rumusan masalah,
yaitu :
1. Apa saja lingkup aspek hukum perbankan di Indonesia ?
2. Apa saja sumber hukum dalam perbankan di Indonesia ?
3. Bagaimana konsep lembaga perbankan di Indonesia ?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui lingkup aspek hukum perbankan di Indoesia.
2. Untuk mengetahui sumber hukum perbankan di Indoesia.
3. Untuk mengetahui konsep lembaga perbankan di Indoesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Lingkup Aspek Hukum Perbankan di Indonesia


Pada hakikatnya, Hukum perbankan mengandung pengertian: Keseluruhan asas –
asas hukum dan kaidah – kaidah hukum yang mengatur tentang tata kelola perbankan
yang meliputi aspek operasional perbankan, pengawasan dan hubungan antara bank dan
nasabah dan Lembaga terkait lainnya.
Merujuk pada definisi hukum perbankan, maka ruang lingkup hukum perbankan
mencakup lima aspek yaitu :
1. Asas – asas dan kaidah – kaidah hukum perbankan;
2. Tata Kelola perbankan sebagai sebuah Lembaga keuangan;
3. Hubungan hukum antara bank dan nasabah perorangan dan korporasi;
4. Hubungan hukum antara bank dengan Lembaga terkait lainnya. Contoh : Pemerintah,
BI, OJK, Bank lain, dan, Lembaga keuangan lainnya;
5. Pengawasan perbankan dan sanksi yang dijatahkan atas pelanggaran aturan – aturan
perbankan.

Aspek – aspek hukum yang diatur dalam hukum perbankan seperti :


1. Asas – asas hukum perbankan sebagai nilai – nilai atau prinsip – prinsip dalam
perbankan.
2. Kaidah – kaidah atau norma yang terdapat dalam peraturan perundang – undangan
terkait dengan perbankan yang mengatur tentang :
a. Kegiatan operasional bank;
b. Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Komisaris, Direksi dan jajaran dalam
struktur perbankan;
c. Analisis dan Manajemen Risiko Perbankan;
d. Penilaian tingkat Kesehatan perbankan;
e. Pengawasan Internal dan eksternal perbankan;
f. Tindak pidana dalam lingkup perbankan; dan
g. Penyelesaian Sangketa.

Adapun yang merupakan ruang lingkup dari pengaturan hukum perbankan


adalah sebagai berikut1:

1
Muhammad Djumhana, Asas-asas Hukum Perbankan di Indonesia, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1993), hlm.
10.

2
a. Asas-asas perbankan, seperti norma efisiensi, keefektivan, kesehatan bank,
profesionalisme pelaku perbankan, maksud dan tujuan lembaga perbankan,
hubungan, hak dan kewajiban bank;
b. Para pelaku bidang perbankan, seperti dewan komisaris, direksi dan karyawan,
maupun pihak terafiliasi. Mengenai bentuk badan hukumpengelola, seperti PT
Persero, Perusahaan Daerah, koperasi atau perseroan terbatas. Mengenai bentuk
kepemilikan, seperti pemerintah, swasta, patungan dengan asing, atau bank asing.
c. Kaidah-kaidah perbankan yang khusus diperuntukkan untuk mengatur
perlindungan kepentingan umum dari tindakan perbankan, seperti pencegahan
persaingan yang tidak sehat, anti-trust, perlindungan nasabah, dan lain-lain.
d. Yang menyangkut dengan struktur organisasi yang berhubungan dengan bidang
perbankan, seperti eksistensi dari Dewan Moneter, Bank Sentral, dan lain-lain.

Yang mengarah kepada pengamanan tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh


bisnisnya bank tersebut, seperti pengadilan, sanksi, insentif, pengawasan, prudent
banking, dan lain-lain.

B. Sumber Hukum Perbankan di Indonesia


Hukum perbankan merupakan regulasi-regulasi atau kumpulan peraturanperaturan
yang mengatur mengenai aktivitas lembaga perbankan yang mencakup segala aspek
dalam kegiatan lembaga perbankan tersebut2. Hukum perbankan merupakan sistem yang
membentuk suatu kesatuan yang di mana sifatnya sangat kompleks, bagian-bagian yang
berhubungan satu sama lain dan bagian-bagian tersebut bekerja sama untuk mencapai
tujuan pokok dari kesatuannya. Perbankan sebagai sektor yang sangat vital serta memiliki
peran yang sangat penting dalam roda perekonomian nasional, lancarnya aliran uang
sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan perekonomian tersebut.
Sumber hukum perbankan dapat dibedakan atas sumber hukum dalam arti formal
dan sumber hukum dalam arti materil. Sumber hukum dalam arti materil adalah sumber
hukum yang menentukan isi hukum itu sendiri dan itu tergantung dari sudut mana
dilakukan peninjauannya, apakah dari sudut pandang ekonomi, sejarah, teknologi, filsafat,
dan lain sebagainya.
Ahli-ahli perbankan cenderung menyatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan terhadap
lembaga perbankan dalam suatu masyarakat itulah yang menimbulkan isi hukum yang
bersangkutan.Sumber hukum material baru dapat diperhatikan jika dianggap perlu untuk
2
Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia (Bandung : Citra Aditya Bakti, 2003), hlm. 1

3
diketahui asal-usul hukum, sedangkan sumber hukum formil adalah tempat ditemukannya
ketentuan hukum dan perundang-undangan baik tertulis maupun tidak tertulis3.
Sebagaimana diketahui bahwa didalam Ilmu Hukum dikenal beberapa sumber hukum
sebagai berikut 4:
1. Undang-Undang (dalam arti formil dan materiel)
2. Kebiasaan (Hukum tidak tertulis)
3. Yurisprudensi
4. Traktat
5. Doktrin
Adapun sumber hukum perbankan di Indonesia diatur dalam berbagai peraturan
perundang-undangan sebagai berikut5.
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun1992 tentang Perbankan, Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 1992 yang diubah dengan Undang-
UndangNomor 10 Tahun 2008, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 182
Tahun 2008 selanjutnya disebut UUP.
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, kemudian di ubah
dan disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004, yang selanjutnya
mengalami perubahan kembali dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia menjadi Undang-Undang yakni menjadi UndangUndang Nomor 6 Tahun
2009.
3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan, yang
kemudian mengalami perubahan dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang nomor 24
Tahun 2004 yang kemudian di sahkan menjadi Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2009.
4. Undang-Undang nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
5. Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 1999 tentang Merger, Konsolidasi dan
Akuisisi Bank.
6. Peraturan Bank Indonesia Nomor B/26PBI/2006 tanggal 8 November 2006 tentang
Bank Perkreditan Rakyat.

3
Rachmadi Usaman, Aspek Aspek Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2001),
hlm. 4.
4
H. Zainal Asikin, Pengantar Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta : Rajawali Pers, 2015), hlm. 21.
5
Ibid.

4
7. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/PBI/2009 tanggal 27 Januari 2009 tentang
Bank Umum.

Sifat hukum perbankan kita bersifat hukum imperatif atau hukum memaksa
artinya bank dalam menjalankan usahanya harus tunduk dan patuh terhadap rambu –
rambu yang telah diterapkan dalam undang-undang, apabila rambu perbankan dilarang,
Bank Indonesia berwenang menindak bank yang bersangkutan dengan menjatuhkan
sanksi administrasi seperti mencabut izin usahanya. Walaupun demikian dalam rangka
pengawasan internal, bank diperkenankan membuat aturan internal (self regulation)
dengan berpedoman kepada kebijakan umum Bank Indonesia.Ketentuan internal ini
dimaksudkan sebagai standar yang jelas dan tegas dalam pengawasan internal bank,
sehingga diharapkan dapat melaksanakan kebijakannya sendiri dengan baik dan penuh
tanggung jawab.

Lahirnya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa


Keuangan yang diundangkan tanggal 22 November 2011, dengan pertimbangan untuk
mewujudkan perekonomian nasional yang mampu tumbuh secara berkelanjutan dan
stabil, diperlukan kegiatan didalam sektor jasa keuangan yang terselenggara secara
teratur, adil, transparan, dan akuntabel, serta mampu mewujudkan sistem keuangan yang
tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan mampu melindungi kepentingan konsumen
dan masyarakat, dari pertimbangan tersebut dibentuklah sebuah lembaga pengawasan
dibidang jasa keuangan yang mana menggantikan tugastugas Bank Indonesia, dalam hal
pengawasan yang memiliki fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan
terhadap kegiatan didalam sektor jasa keuangan secara terpadu, independen,dan
akuntabel6.

C. Konsep Lembaga Perbankan di Indonesia


Lembaga Perbankan di Indonesia yang terus berkembang menjadikan perbankan
sebagai komponen penting dalam perekonomian nasional saat ini, lembaga perbankan
sudah dikenal di Indonesia sejak VOC mendirikan Bank Van Leening pada tahun 1746
yang kemudian menjadi De Bank Courant en Bank Van Leening pada tahun 1752 di Jawa
yang merupakan bank pertama di Indonesia. 7
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan menyatakan bahwa perbankan
6
Ibid.
7
Theresia Anita Christiani, Dinamika Asas Keseimbangan Kepentingan dalam Perkembangan Pengaturan
Perlindungan Nasabah Bank di Indonesia, (Yogyakarta : Universitas Atama Jaya Yogyakarta, 2012) hlm. 1.

5
adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mecakup tentang kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Lembaga perbankan semakin mendapat kepercayaan masyarakat Indonesia hal ini
terbukti dengan semakin tumbuh dan berkembangannya bank mulai dari jenis hingga
bermacam-macam kegiatan operasional perbankan yang ditawarkan kepada masyarakat.
Kata bank dari kata banque dalam bahasa Prancis, dan dari kata banco dalam
bahasa Italia, yang berarti peti/lemari atau bangku. Kata peti atau lemari menyiratkan
fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda bemarga, seperti peti emas. peti uang dan
sebagainya. Bank merupakan sektor perekonomian yang sangat penting disetiap Negara.
Secara umum tentulah dalam suatu negara terdapat berjenis-jenis bank yang selalu
melayani kepentingan nasabahnya.
Terhadap jenis-jenis bank tersebut, dan dilihat dari fungsinya serta kinerjanya,
dapatlah di berikan pembagiannya dari masing-masing bank tersebut. Pembagian jenis
bank ini sangat penting karena terdapatnya perbedaan jenis kegiatan yang boleh
dilakukan oleh bank-bank yang berbeda tersebut. Dalam hal ini kegiatan ini dapatlah
disebutkan pembagiannya berdasarkan jenis karena telah diatur oleh Bank Indonesia
tentang kegiatan yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan oleh bank-bank tersebut.
1. Dilihat Dari Bidang Usahanya
Kegiatan usaha bank tidak sama antara bank yang satu dengan bank yang lainnya.
Dengan Undang-Undang yang telah diubah, kembali kelembagaan bank ditata dalam
struktur yang lebih sederhana, menjadi dua jenis bank saja, yaitu : Bank Umum dan
Bank Perkreditan Rakyat. Pembedaan bank menurut jenisnya ini ditegaskan dalam
Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Perbankan.
a. Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan/atau berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.Sifat jasa yang diberikan adalah
umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu
pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum
sering disebut Bank Komersil. Dengan sendirinya Bank Umum adalah bank
pencipta uang giral. Bank Umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan
kegiatan tertentu atau memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan
tertentu. Dalam Pasal 6 Undang-Undang Perbankan disebutkan Usaha Bank
Umum meliputi :

6
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, 25 tabungan, dan/atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu ;
b) Memberikan kredit;
c) Menerbitkan surat pengakuan hutang;
d) Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya : 1). Suratsurat wesel termasuk
wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama
daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; 2). Surat-
surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya
tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
3). Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah; 4).
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 5). Obligasi; 6). Surat dagang berjangka
waktu sampai dengan 1 tahun; 7). Instrumen surat berharga lain yang
berjangka waktu sampai dengan 1 tahun;
e) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah;
f) Memindahkan dana pada, menjamin dana dari, atau meminjamkan dana
bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi
maupun dengan wesel unjul, cek atau sarana lainnya;
g) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antara pihak ketiga;
h) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;
i) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu kontrak;
j) Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam
bentuk surat berharga yang tidak tercatat dibursa efek;
k) Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali
amanat;
l) Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan
prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia;

7
Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang
tidak bertentangan dengan UU ini dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

b. Bank Perkreditan Rakyat


Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya disini kegiatan BPR jauh
lebih sempit 27 jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum. Dengan sendirinya
Bank Perkreditan Rakyat adalah bukan bank pencipta uang giral, sebab Bank
Perkreditan Rakyat tidak ikut memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Usaha
Bank Perkreditan Rakyat dijabarkan dalam Pasal 13 Undang- Undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang Perbankan, yaitu :
1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito
berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
2) Memberikan kredit;
3) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasrkan prinsip syariah
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;
4) Menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.
2. Dilihat Dari Kepemilikannya
Dilihat dari kepemilikannya bank dapat dibagi dalam dua (2) golongan, yaitu :
a. Bank Milik Pemerintah (Negara) artinya baik akte pendirian dan modal bank
yang bersangkutan berasal dari pemerintah.
b. Bank Milik Swasta:
1) Swasta Nasional, artinya modal bank ini dimiliki oleh orang atau pun
badan hukum Indonesia;
2) Swasta Asing, artinya modal bank tersebut dimiliki oleh Warga Negara
Asing dan atau Badan Hukum Asing. Dalam hal ini ada kemungkinan
bank ini merupakan kantor cabang dari negara asal bank yang
bersangkutan;
3) Di samping kedua jenis bank ini, dalam dunia perbankan pun dikenal pula
dengan Bank Campuran. “Bank campuran adalah bank umum yang
didirikan bersama oleh satu atau lebih bank umum yang berkedudukan di

8
Indonesia dan didirikan oleh Warga Negara Indonesia dan/atau Badan
Hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh Warga Negara
Indonesia, dengan satu atau lebih bank yang berkedudukan di luar negeri.”

3. Dilihat Dari Segi Operasionalnya


Dilihat dari ruang lingkup operasional bidang usahanya, maka bank dapat dibagi
dalam dua golongan, yakni
a. Bank Devisa, artinya bank yang memperoleh surat penunjukan dari Bank
Indonesia untuk melakukan usaha perbankan dalam valuta asing.
b. Bank Nondevisa, artinya Bank yang tidak dapat melakukan usaha di bidang
transaksi valuta asing.
4. Dilihat Dari Segi Fungsinya
Dari segi fungsi dibedakan atas 4 jenis bank, antara lain yaitu :8
a. Bank Sentral (Central Bank), yaitu bank yang dapat bertindak sebagai
bankers, bank pimpinan, penguasa moneter, mendorong dan mengarahkan
semua jenis bank yang ada.
b. Bank Umum (Commercial Bank), yaitu bank milik negara, swasta, maupun
koperasi, baik pusat maupun daerah yang dalam pengumpulan dananya
terutama menerima simpanan dalam bentuk giro, deposito serta tabungan dan
dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek. Dikatakan
sebagai bank umum karena bank tersebut mendapatkan keuntungannya dari
selisi bunga yang diterima dari peminjam dengan yang dibayarkan oleh bank
pada deposito.
c. Bank Tabungan (Saving Bank), yaitu bank milik Negara, swasta, maupun
koperasi yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan
dalam bentuk tabungan, sedangkan usahanya terutama memperbungakan
dananya dalam kertas berharga.
d. Bank Pembangunan (Development Bank), yaitu bank baik milik Negara,
swasta, maupun koperasi baik pusat maupun daerah yang dalam pengumpulan
dana terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito, dan/atau
mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang dibidang
pembangunan.
8
Ibid., hlm 83

9
5. Dari Segi Penciptaan Uang Giral
Dari segi Penciptaan Uang Giral, dikenal 2 jenis bank, antara lain:
a. Bank Primer, yaitu bank yang dapat menciptakan uang giral, yang dapat
bertindak sebagai bank primer adalah bank umum.
b. Bank Sekunder, yaitu bank-bank yang tidak dapat menciptakan uang melalui
simpanan masyarakat yang ada padanya, bank ini hanya bertugas sebagai
perantara dalam menyalurkan kredit. Umumnya bank yang bergerak pada
bank sekunder adalah bank tabungan dan bank pembangunan.

Fungsi perbankan dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 3 Undang-Undang


perbankan Nomor 7 Tahun 1992 yang merumuskan fungsi utama Perbankan
Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Dari Pasal
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi bank dalam sistem hukum perbankan
di Indonesia sebagai intermediary bagi masyarakat yang surplus dana dan masyarakat
yang kekurangan dana.

Penghimpun dana masyarakat yang dilakukan oleh bank berdasarkan Pasal


tersebut dinamakan “simpanan”, sedangkan penyalurannya kembali dari bank kepada
masyarakat dianamakan “kredit”. Kesimpulan ini mengandung suatu konsep dasar
dari sistem perbankan di Indonesia bahwa dana masyarakat yang ditempatkan pada
lembaga perbankan disebut “simpanan”, tetapi dana yang ditempatkan pada
masyarakat disebut “kredit”. 9

Bank disini bertindak sebagai penghubung antara pengguna jasa bank dan
sektor perbankan yang memiliki posisi strategis sebagai lembaga keuangan yang
menunjang sistem pembayaran. Dengan demikian diperlukan penyempurnaan
terhadap sistem perbankan nasional yang bukan hanya mencakup gaya penyehatan
bank secara individual, melainkan juga penyehatan perbankan secara menyeluruh.
Upaya penyehatan perbankan nasional menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah, bank-bank itu sendiri, dan masyarakat pengguna jasa bank.

Adanya tanggung jawab bersama tersebut membantu memelihara tingkat


kesehatan perbankan nasional sehingga dapat berperan secara maksimal dalam

9
Try Widiyono, Aspek Hukum Operasional Transaksi Produk Perbankan di Indonesia: Simpanan, Jasa dan
Kredit, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2006), hlm. 7.

10
perekonomian nasional mengingat perannya dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan nasional tidak berlebihan apabila perbankan ditempatkan begitu
strategis, sehingga tidak berlebihan apabila terhadap lembaga perbankan tersebut
pemerintah mengadakan pembinaan dan pengawasan yang ketat. Semua itu didasari
oleh landasan pemikiran agar lembaga perbankan di Indonesia mampu berfungsi
secara efisien, sehat, wajar serta mampu melindungi, baik terhadap dana yang
dititipkan masyarakat kepadanya serta mampu menyalurkan dana masyarakat tersebut
ke bidang-bidang yang produktif bagi pencapaian sasaran pembangunan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum perbankan merupakan regulasi-regulasi atau kumpulan peraturanperaturan
yang mengatur mengenai aktivitas lembaga perbankan yang mencakup segala aspek
dalam kegiatan lembaga perbankan tersebut. Hukum perbankan merupakan sistem yang
membentuk suatu kesatuan yang di mana sifatnya sangat kompleks, bagian-bagian yang
berhubungan satu sama lain dan bagian-bagian tersebut bekerja sama untuk mencapai
tujuan pokok dari kesatuannya.
Perbankan sebagai sektor yang sangat vital serta memiliki peran yang sangat
penting dalam roda perekonomian nasional, lancarnya aliran uang sangat diperlukan
untuk mendukung kegiatan perekonomian tersebut.Sumber hukum perbankan dapat
dibedakan atas sumber hukum dalam arti formal dan sumber hukum dalam arti materil.
Merujuk pada definisi hukum perbankan, maka ruang lingkup hukum perbankan
mencakup lima aspek yaitu :
1. Asas – asas dan kaidah – kaidah hukum perbankan;
2. Tata Kelola perbankan sebagai sebuah Lembaga keuangan;
3. Hubungan hukum antara bank dan nasabah perorangan dan korporasi;
4. Hubungan hukum antara bank dengan Lembaga terkait lainnya. Contoh :
Pemerintah, BI, OJK, Bank lain, dan, Lembaga keuangan lainnya;
5. Pengawasan perbankan dan sanksi yang dijatahkan atas pelanggaran aturan –
aturan perbankan.

B. Saran
Berdasarkan dari hasil penulisan di atas penulis berharap makalah ini dapat
dijadikan bahan referensi untuk memperkaya kajian yang digunakan sebagai tambahan
pengetahuan dalam menyelesaikan tugas maupun penulisan yang akan datanng.

12
DAFTAR PUSTAKA

Asikin, H. Zainal . 2015. Pengantar Hukum Perbankan Indonesia. (Jakarta, Rajawali Pers).

Christiani, Theresia Anita. 2012. Dinamika Asas Keseimbangan Kepentingan dalam


Perkembangan Pengaturan Perlindungan Nasabah Bank di Indonesia, (Yogyakarta :
Universitas Atama Jaya Yogyakarta).

Djumhana, Muhammad. 1993. Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia. (Bandung :


Citra Aditya Bakti).

Djumhana, Muhammad. 2003. Hukum Perbankan di Indonesia. (Bandung : Citra Aditya


Bakti)

Usaman, Rachmadi.2001. Aspek Aspek Hukum Perbankan Indonesia. (Jakarta, Gramedia


Pustaka Utama).

Widiyono, Try. 2006. Aspek Hukum Operasional Transaksi Produk Perbankan di Indonesia:
Simpanan, Jasa dan Kredit. (Bogor : Ghalia Indonesia).

13

Anda mungkin juga menyukai