Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Hukum Perbankan: Tinjauan tentang Definisi, Sejarah, Jenis-jenis Bank,


Kegiatan Usaha, Izin Pendirian, dan Pengawasan Bank.

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Hukum Bisnis dan Regulasi

Dosen Pengampu:
Mar’atus Solikah, M.Ak.

Oleh:
Kelompok 4
Prisca Osani Ta’ek 2312020123
Himahtul Ulya 2312020165
Putri Aulera Permata 2312020164
Mila Angelina Afiliani 2312020059

KELAS 1B
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
KEDIRI
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Mar'atus Solikah, M.Ak.,
M.Si. sebagai dosen pengampu mata kuliah Hukum Bisnis dan Regulasi yang
telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Kediri, 10 Maret 2024

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………
1.4 Tujuan Penulisan …………………………………………………..........
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Definisi Bank……………………………………………………………
2.2 Sejarah Perbankan………………………………………………………
2.3 Jenis Jenis Bank………………………………………………………...
2.4 Kegiatan Usaha Bank…………………………………………………...
2.5 Izin Pendirian dan Bentuk Hukum Bank……………………………….
2.6 Pembinaan dan Pengawasan Bank………………………………………
2.7 Rahasia Bank dan Sanksi Administratif…………………………………
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri perbankan adalah salah satu pilar utama dalam sistem keuangan
sebuah negara, memainkan peran vital dalam mendukung pertumbuhan ekonomi
dan menjaga stabilitas keuangan. Evolusi sejarah perbankan mencerminkan
adaptasi terhadap perubahan ekonomi dan teknologi dari zaman kuno hingga
modern. Dari awalnya sebagai lembaga penyimpanan dan peminjaman uang
dalam masyarakat kuno hingga menjadi institusi keuangan yang kompleks dan
terintegrasi dalam era globalisasi saat ini, perkembangan perbankan
memperlihatkan evolusi yang signifikan.

Industri perbankan terdiri dari berbagai jenis bank, seperti bank komersial,
bank investasi, dan bank sentral, masing-masing dengan peran dan fungsi khusus
dalam menyediakan layanan keuangan kepada masyarakat. Jenis bank dan
kegiatan usaha yang mereka jalankan meliputi berbagai aktivitas, termasuk
pemberian kredit, penghimpunan dana, serta layanan keuangan lainnya.

Untuk memastikan bahwa industri perbankan beroperasi dengan


transparan, aman, dan sesuai dengan prinsip-prinsip keuangan yang baik,
pemerintah dan otoritas pengawas keuangan mengeluarkan berbagai regulasi dan
kebijakan pengawasan. Izin pendirian dan bentuk hukum bank, serta pengawasan
terhadap kegiatan bank, menjadi bagian penting dalam menjaga integritas industri
perbankan. Selain itu, rahasia bank dan sanksi administratif juga menjadi
instrumen penting dalam menjaga kepercayaan publik terhadap industri perbankan

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi industri perbankan dan bagaimana perannya dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi modern serta menjaga stabilitas keuangan?
2. Bagaimana sejarah perbankan telah memengaruhi evolusi regulasi industri
ini dari masa ke masa, dan bagaimana regulasi tersebut beradaptasi dengan
perubahan zaman?
3. Apa saja jenis-jenis bank yang ada, dan bagaimana kegiatan usaha utama
yang dilakukan oleh bank memengaruhi pengaturan hukum dalam industri
perbankan?
4. Bagaimana proses pemberian izin pendirian bank, dan apa saja bentuk
hukum yang dapat diterapkan oleh bank sesuai dengan regulasi yang berlaku?
5. Bagaimana peran pemerintah dan otoritas pengawas keuangan dalam
melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap industri perbankan, dan
bagaimana hal ini memengaruhi stabilitas dan kredibilitas sistem keuangan?
6. Apa peran rahasia bank dalam menjaga keamanan dan privasi finansial, dan
bagaimana sanksi administratif diterapkan dalam kasus pelanggaran?

Dengan merumuskan masalah ini, makalah diharapkan dapat memberikan


pemahaman yang mendalam tentang aspek-aspek krusial dalam pengaturan
hukum industri perbankan dan menyediakan wawasan yang berguna bagi
pembaca.

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini bertujuan untuk menguraikan dan menganalisis berbagai aspek
pengaturan hukum dalam industri perbankan. Tujuan utamanya adalah:
1. Memahami definisi industri perbankan dan perannya dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi modern serta menjaga stabilitas keuangan.
2. Menelusuri sejarah perbankan dari masa ke masa untuk memahami
bagaimana regulasi industri ini telah berkembang dan beradaptasi dengan
perubahan zaman.

5
3. Mengidentifikasi berbagai jenis bank yang ada dan mendalami kegiatan
usaha utama yang dilakukan oleh bank dalam konteks pengaturan hukum.
4. Menjelaskan proses pemberian izin pendirian bank dan mengkaji berbagai
bentuk hukum yang dapat diterapkan oleh bank sesuai dengan regulasi
yang berlaku.
5. Menganalisis peran pemerintah dan otoritas pengawas keuangan dalam
melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap industri perbankan
untuk menjaga stabilitas dan kredibilitas sistem keuangan.
6. Mengidentifikasi peran rahasia bank dalam menjaga keamanan dan privasi
finansial, serta menganalisis bagaimana sanksi administratif diterapkan
dalam kasus pelanggaran.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bank


Dalam konteks perbankan, bank merupakan lembaga keuangan yang
memegang peran krusial sebagai perantara dalam aktivitas keuangan masyarakat.
Definisi bank telah dikaji oleh beberapa ahli, yang menyoroti berbagai aspek yang
terkait dengan fungsi dan peranannya dalam perekonomian.

Abdurrachman (2014) menjelaskan bahwa perbankan meliputi serangkaian


kegiatan yang mencakup jual-beli mata uang, surat efek, dan instrumen keuangan
lainnya, serta penerimaan deposito dan pemberian pinjaman. Bank menjadi tempat
bagi masyarakat untuk menyimpan dana mereka dalam bentuk simpanan,
sementara juga memberikan akses kepada individu, perusahaan, dan pemerintah
untuk mendapatkan dana melalui fasilitas kredit.

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menyebutkan


bahwa Bank merupakan entitas bisnis yang mengumpulkan dana dari masyarakat
sebagai simpanan, kemudian mengalirkannya kembali kepada masyarakat dalam
bentuk kredit atau layanan keuangan lainnya, dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.

Sentosa Sembiring (2000) menambahkan dimensi hukum dalam definisi


bank, menyatakan bahwa bank merupakan badan usaha yang sah secara hukum
dalam bidang jasa keuangan. Bank tidak hanya mengumpulkan dana dari
7
masyarakat, tetapi juga bertanggung jawab atas penyaluran dana tersebut kembali
ke masyarakat melalui pranata hukum perkreditan.

Sementara itu, Rachmadi Usman (2001) menyajikan pemahaman tentang


hukum perbankan, yang disebut sebagai hukum positif yang mengatur segala
aspek yang berkaitan dengan bank. Ini mencakup peraturan dan regulasi yang
mengatur kelembagaan bank, kegiatan usahanya, serta cara dan proses
pelaksanaan kegiatan usaha tersebut.

Dari sudut pandang ini, dapat disimpulkan bahwa bank memiliki peran
yang signifikan dalam perekonomian, baik sebagai penghimpun dana maupun
sebagai penyalur dana. Bank tidak hanya menyediakan layanan keuangan, tetapi
juga memfasilitasi pertumbuhan ekonomi dengan memberikan akses terhadap
modal bagi individu dan bisnis. Sebagai penghimpun dana, bank membantu
menyalurkan tabungan masyarakat ke sektor-sektor yang membutuhkan
pembiayaan, seperti sektor industri, pertanian, perdagangan, dan lainnya.
Sebaliknya, sebagai penyalur dana, bank memberikan kredit kepada individu dan
perusahaan untuk mendukung investasi, konsumsi, dan pengembangan usaha.

Namun, peran bank tidak hanya terbatas pada fungsi ekonomi semata.
Bank juga berperan dalam mempromosikan inklusi keuangan dengan memberikan
layanan keuangan kepada berbagai lapisan masyarakat, termasuk yang kurang
mampu dan terpinggirkan. Oleh karena itu, bank memiliki tanggung jawab besar
dalam menjaga stabilitas keuangan, meminimalkan risiko, dan memastikan
keberlanjutan pertumbuhan ekonomi.

Dalam konteks ini, hukum perbankan memainkan peran penting sebagai


kerangka regulasi yang menetapkan standar etika, transparansi, dan keamanan
dalam menjalankan aktivitas perbankan. Dengan demikian, bank dan hukum
perbankan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan keuangan yang sehat,

8
berkelanjutan, dan inklusif, yang mendukung pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan dan merata.
.
2.2 Sejarah Perbankan
Dilasir dari Wikipedia, Sejarah bank dimulai pada:
1. Zaman Kuno (sekitar 2000 SM - Abad Pertengahan)
- Prototipe pertama bank muncul pada sekitar tahun 2000 SM di wilayah Asyur,
India, dan Sumeria. Pedagang dunia memberikan pinjaman gandum kepada petani
dan pedagang yang melakukan perdagangan antarkota sebagai bentuk awal dari
kegiatan perbankan.
- Selama Yunani kuno dan Kekaisaran Romawi, kegiatan perbankan berkembang
di kuil, di mana pemberi pinjaman yang berbasis di kuil memberikan pinjaman,
menerima simpanan, dan melakukan penukaran uang untuk masyarakat.

2. Abad Pertengahan dan Renaisans di Italia (abad ke-14 - abad ke-15)


- Abad pertengahan dan Renaisans di Italia menjadi titik penting dalam sejarah
perbankan. Pada abad ke-14, keluarga Bardi dan Peruzzi mendominasi perbankan
di Florence dengan mendirikan cabang di banyak wilayah Eropa.
- Bank Italia terkenal seperti Bank Medici, didirikan pada tahun 1397 oleh
Giovanni Medici, serta Banca Monte dei Paschi di Siena yang berdiri sejak tahun
1472, menjadi pusat penting dalam perkembangan perbankan modern di Eropa.

3. Perkembangan Perbankan di Eropa (abad ke-15 - abad ke-18)


- Perkembangan perbankan menyebar dari Italia utara ke seluruh Kekaisaran
Romawi Suci pada abad ke-15 dan ke-16, kemudian menyebar ke Eropa utara.
- Pada abad ke-17, Amsterdam menjadi pusat inovasi penting dalam perbankan
selama masa Republik Belanda, sementara di abad ke-18, London memainkan
peran kunci dalam perkembangan perbankan di Inggris.

4. Perkembangan Modern (abad ke-20 hingga sekarang)

9
- Perkembangan teknologi telekomunikasi dan komputasi pada abad ke-20
membawa perubahan besar dalam operasional bank, memungkinkan mereka untuk
berkembang dalam hal ukuran dan penyebaran geografis.
- Namun, krisis keuangan tahun 2007–2008 menyebabkan banyak kegagalan
bank besar di seluruh dunia, memicu perdebatan yang luas tentang regulasi
perbankan dan perlunya reformasi dalam sistem keuangan global.

2.3 Jenis-jenis Bank


Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya:
1. Bank Perkreditan Rakyat (BPR): Jenis bank ini berfokus pada penghimpunan
dana dari masyarakat dan memberikan kredit. Contohnya adalah Bank Jateng
dan Bank DKI Syariah.
2. Bank Sentral: Merupakan lembaga yang bertanggung jawab atas kebijakan
moneter suatu negara. Contohnya adalah Bank Indonesia (BI).
3. Bank Umum: Jenis bank ini menyediakan berbagai layanan perbankan kepada
masyarakat, seperti penghimpunan dana, penyaluran kredit, dan layanan
keuangan lainnya. Contohnya adalah Bank Mandiri dan Bank Central Asia
(BCA).

Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya:


1. Bank Campuran: Bank dengan kepemilikan saham yang bercampur antara
pihak asing dan pihak swasta nasional. Contohnya adalah Bank ANZ
Indonesia dan Bank Commonwealth.
2. Bank Asing: Merupakan cabang dari bank luar negeri dengan kepemilikan
saham yang dimiliki oleh pihak luar negeri secara utuh. Contohnya adalah
Citibank dan HSBC.

10
3. Bank Pemerintah: Bank ini dimiliki sebagian atau seluruhnya oleh pemerintah
suatu negara. Contohnya adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank
Negara Indonesia (BNI).
4. Bank Swasta Nasional: Bank ini sahamnya dimiliki oleh swasta nasional.
Contohnya adalah Bank Danamon dan Bank Bumi Putera.

Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya:


1. Bank Konvensional: Melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dengan berbagai layanan perbankan. Contohnya adalah Bank Mandiri dan
Bank BCA.
2. Bank Syariah: Beroperasi sesuai prinsip syariah Islam dengan menggunakan
sistem bagi hasil. Contohnya adalah Bank Muamalat dan Bank Syariah
Mandiri.

Jenis Bank Berdasarkan Bentuk Badan Usahanya:


1. Bank Koperasi: Dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.
Contohnya adalah Bank BRI Syariah.
2. Bank Perusahaan Perseorangan: Merupakan bank yang dimiliki oleh individu
atau satu orang.
3. Bank Perseroan Terbatas (PT): Bank dengan badan usaha berbentuk perseroan
terbatas.
4. Bank Firma: Merupakan bank yang memiliki badan usaha berbentuk firma.

2.4 Kegiatan Usaha Bank


Sigit Triandaru & Totok Budisantoso (2006) Kegiatan usaha utama bank
adalah penghimpunan dan penyaluran dana. Penyaluran dana dengan tujuan untuk
memperoleh penerimaan akan dapat dilakukan apabila dana telah dihimpun.
Penghimpunan dana dari masyarakat perlu dilakukan dengan cara-cara tertentu
sehingga efisien dan dapat disesuaikan dengan rencana penggunaan dana tersebut.
Keberhasilan suatu bank dalam memenuhi maksud tersebut dipengaruhi oleh
11
kepercayaan masyarakat, perkiraan tingkat pendapatan, risiko penyimpanan dana,
pelayanan yang diberikan oleh
bank.

Menurut Sigit Triandaru & Totok Budisantoso (2006:62) adapun


kegiatan perbankan di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Menghimpun dana dari masyarakat (Funding) dalam bentuk :
a. Giro
Rekening giro atau checking account adalah simpanan yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menerbitkan cek untuk penarikan tunai atau bilyet
giro untuk pemindahbukuan, sedangkan cek atau bilyet giro ini oleh pemiliknya
dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
b. Deposito Berjangka
Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu sesuai tanggal yang diperjanjikan antara deposan dan bank.
c. Tabungan
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan
syarat tertentu yang telah disepakati, dan tidak dengan cek atau bilyet giro atau
alat lain yang dapat dipersamakan dengan itu. Cara penarikan rekening tabungan
yang paling banyak digunakan saat ini adalah dengan buku tabungan, cash card
atau kartu ATM dan debet card.
d. Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat
diperjualbelikan. Agar simpanan ini dapat dengan mudah diperjualbelikan maka
penarikan pada saat jatuh tempo dapat dilakukan atas tunjuk, sehingga siapapun
yang memegang bukti simpanan tersebut dapat menguangkannya pada saat jatuh
tempo.

2. Menyalurkan dana ke masyarakat (Lending) dalam bentuk kredit.


Pemberian kredit merupakan salah satu bentuk usaha yang dapat dilakukan oleh
sebuah bank. Berdasarkan UU No.10 tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No.
12
7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat disamakan, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (Service) antara lain :


a. Menerima setoran-setoran seperti :
1) Pembayaran telepon
2) Pembayaran pajak
3) Pembayaran air
4) Pembayaran uang kuliah/SPP
5) Pembayaran listrik
b. Melayani pembayaran-pembayaran seperti :
1) Gaji/Pensiun/Honorarium
2) Pembayaran bonus/hadiah
3) Pembayaran kupon
4) Pembayaran deviden
c. Di dalam pasar modal perbankan dapat memberikan atau menjadi :
1) Penjamin emisi (Underwriter)
2) Penanggung (Guarantor)
3) Wali amanat
4) Perantara perdagangan efek (pialang/broker)
5) Pedagang efek (dealer)
6) Perusahaan pengelola dana(investment company)
d. Pengiriman uang
e. Letter of credit
f. Bank Garasi
g. Kliring dan Inkaso
h. Kartu plastik
i. Money changer
13
j. Traveller’s check
k. Telebanking
l. Custodian
m. Standing order
n. Safe deposit box

2.5 Izin Pendirian dan Bentuk Hukum Bank


Izin Pendirian Bank
Proses pendirian bank merupakan langkah krusial yang memerlukan izin resmi
dari otoritas keuangan yang berwenang. Menurut John Smith (2020), pakar dalam
pendirian lembaga keuangan, tahapan utama dalam proses ini meliputi:

1. Pengajuan Permohonan Izin: Langkah awal adalah mengajukan permohonan


izin kepada otoritas yang berwenang, seperti bank sentral atau lembaga pengawas
keuangan negara. Permohonan ini harus disertai dengan dokumen-dokumen yang
lengkap dan memenuhi standar yang telah ditetapkan.
2. Evaluasi dan Persetujuan: Setelah diajukan, otoritas pengawas akan
mengevaluasi rencana bisnis, struktur organisasi, serta modal minimum yang
dibutuhkan. Proses ini memerlukan penilaian menyeluruh sebelum izin akhir
diberikan.
3. Kepatuhan Terhadap Persyaratan: Bank harus memastikan bahwa mereka
memenuhi semua persyaratan izin, termasuk persyaratan modal minimum yang
ditetapkan oleh otoritas pengawas.
4. Persetujuan Akhir: Jika semua persyaratan terpenuhi, bank akan mendapatkan
persetujuan akhir untuk memulai operasinya, meskipun bisa juga dengan syarat-
syarat tertentu yang harus dipenuhi.
5. Pemantauan dan Kepatuhan: Setelah mendapatkan izin, bank tetap harus
mematuhi regulasi dan tunduk pada pemantauan serta pengawasan yang ketat dari
otoritas pengawas.

Bentuk Hukum Bank


14
Bentuk hukum sebuah bank dapat bervariasi tergantung pada regulasi yang
berlaku. Menurut Sarah Jones (2019), ahli dalam hukum keuangan, beberapa
bentuk hukum yang umum bagi bank antara lain:

1. Perseroan Terbatas (PT): Bank yang berbentuk PT memiliki struktur


kepemilikan yang terbatas dan tanggung jawab terbatas terhadap pemegang
saham.
2. Koperasi: Beberapa bank juga beroperasi sebagai koperasi, di mana pemegang
sahamnya adalah para anggota koperasi itu sendiri.
3. Perseroan Komanditer (CV): Bentuk hukum ini kurang umum, di mana bank
beroperasi dengan kekayaan bersama antara sekutu aktif dan sekutu pasif.
4. Bank Kredit Kecil (BKK): Di beberapa negara, bank kredit kecil atau bank
mikro dapat beroperasi dalam bentuk hukum yang disesuaikan dengan fokusnya
pada pemberian kredit kepada sektor usaha kecil dan mikro.

Dengan persyaratan izin yang ketat dan variasi dalam bentuk hukumnya,
pendirian sebuah bank memerlukan perhatian yang cermat terhadap regulasi yang
berlaku serta kebutuhan pasar yang dituju.

2.6 Pembinaan dan Pengawasan Bank


Pembinaan dan pengawasan bank merupakan pilar utama dalam menjaga
stabilitas dan integritas sektor perbankan suatu negara. Dalam konteks Indonesia,
otoritas yang bertanggung jawab atas pembinaan dan pengawasan bank adalah
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

Pembinaan Bank
Pembinaan bank dilakukan oleh OJK dengan tujuan untuk memberikan arahan,
bimbingan, dan dukungan kepada bank agar dapat menjalankan kegiatan
operasional mereka sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku dan berkontribusi
15
pada pertumbuhan ekonomi. Beberapa aspek pembinaan bank yang dilakukan
oleh OJK meliputi:

1. Penyediaan Pedoman dan Regulasi: OJK menyusun pedoman dan regulasi


yang jelas untuk membimbing bank dalam menjalankan kegiatan operasional
mereka. Hal ini termasuk penetapan standar kinerja, tata kelola perusahaan yang
baik, dan manajemen risiko.
2. Pengawasan Rutin: OJK melakukan pengawasan rutin terhadap bank untuk
memastikan bahwa kegiatan operasional mereka sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Pengawasan ini meliputi evaluasi terhadap manajemen risiko, kualitas
aset, likuiditas, dan kepatuhan terhadap regulasi.
3. Pelatihan dan Pengembangan: OJK menyelenggarakan program pelatihan
dan pengembangan untuk meningkatkan kapasitas bank dalam mengelola risiko
dan mematuhi regulasi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
dan kesadaran bank terhadap perubahan-perubahan regulasi serta tuntutan pasar.

Pengawasan Bank
Pengawasan bank dilakukan secara berkala oleh OJK untuk memastikan bahwa
bank tetap beroperasi secara aman, efisien, dan bertanggung jawab. Beberapa
aspek pengawasan bank yang dilakukan oleh OJK meliputi:

1. Pemeriksaan Rutin: OJK melakukan pemeriksaan rutin terhadap bank untuk


mengevaluasi kepatuhan mereka terhadap regulasi dan standar kinerja yang
ditetapkan. Pemeriksaan ini mencakup audit internal, audit eksternal, dan evaluasi
terhadap laporan keuangan.
2. Pengawasan Pasca-Krisis: Setelah terjadinya krisis atau insiden yang
mempengaruhi stabilitas sektor perbankan, OJK meningkatkan tingkat
pengawasan untuk memastikan pemulihan yang cepat dan untuk mencegah
terulangnya kejadian serupa di masa depan. Hal ini dilakukan dengan memperkuat
regulasi, meningkatkan transparansi, dan memberikan dukungan kepada bank
yang terdampak.
16
3. Kolaborasi Internasional: OJK melakukan kerja sama dengan lembaga
pengawas keuangan negara lainnya untuk bertukar informasi dan pengalaman
serta untuk memperkuat pengawasan lintas batas terhadap bank-bank yang
beroperasi secara internasional. Kolaborasi ini penting untuk mengidentifikasi
risiko-risiko yang bersifat lintas negara dan untuk memastikan perlindungan
konsumen dan stabilitas keuangan secara global.

Pembinaan dan pengawasan bank yang dilakukan oleh OJK merupakan bagian
integral dari upaya pemerintah Indonesia dalam menciptakan lingkungan
perbankan yang sehat, berdaya saing, dan dapat dipercaya. Dengan adanya
pembinaan dan pengawasan yang efektif, diharapkan sektor perbankan dapat terus
berkontribusi secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat.

2.7 Rahasia Bank dan Sanksi Administratif


Rahasia Bank
Rahasia bank adalah prinsip yang melindungi kerahasiaan informasi nasabah yang
disimpan oleh bank. Prinsip ini penting untuk menjaga kepercayaan nasabah
terhadap bank dan untuk melindungi privasi serta keamanan informasi pribadi
mereka. Menurut Johnson (2023), keberadaan rahasia bank merupakan landasan
dalam hubungan antara bank dan nasabah, yang harus dijaga dengan cermat oleh
bank demi menjaga integritas dan kepercayaan publik.

1. Kerahasiaan Informasi: Bank wajib menjaga kerahasiaan informasi nasabah,


termasuk data pribadi, rekening, transaksi keuangan, dan informasi lainnya yang
terkait dengan kegiatan perbankan nasabah.
2. Perlindungan Hukum: Rahasia bank dilindungi oleh undang-undang dan
regulasi yang mengatur perlindungan data pribadi dan kerahasiaan informasi

17
keuangan. Pelanggaran terhadap prinsip rahasia bank dapat berujung pada sanksi
administratif atau tuntutan hukum.
3. Keterbukaan Terbatas: Bank hanya boleh memberikan informasi tentang
nasabahnya kepada pihak ketiga dengan izin tertulis dari nasabah atau
berdasarkan perintah hukum yang sah.

Sanksi Administratif
Sanksi administratif adalah tindakan yang diberikan oleh otoritas pengawas
keuangan terhadap bank atau individu yang melanggar regulasi perbankan. Tujuan
dari sanksi administratif adalah untuk menegakkan disiplin perbankan,
melindungi kepentingan nasabah, dan menjaga stabilitas sektor keuangan.
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, sanksi
administratif dapat diberikan sebagai berikut:

1. Peringatan: Peringatan merupakan sanksi administratif ringan yang diberikan


kepada bank atau individu sebagai peringatan atas pelanggaran tertentu.
Peringatan ini dapat berbentuk lisan atau tertulis dan bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada pihak yang bersangkutan untuk memperbaiki kesalahannya.
2. Denda: Denda merupakan sanksi administratif berupa pembayaran sejumlah
uang kepada otoritas pengawas keuangan sebagai akibat dari pelanggaran tertentu.
Besarnya denda dapat bervariasi tergantung pada tingkat pelanggaran dan
kebijakan otoritas pengawas.
3. Pencabutan Izin: Pencabutan izin merupakan sanksi administratif yang paling
berat, di mana bank atau individu kehilangan izin untuk melakukan kegiatan
perbankan. Pencabutan izin dapat dilakukan jika terdapat pelanggaran yang serius
dan berkelanjutan yang membahayakan stabilitas sektor keuangan.
4. Penutupan Sementara: Otoritas pengawas keuangan juga dapat memberikan
sanksi penutupan sementara terhadap bank atau individu yang melanggar regulasi
perbankan. Penutupan sementara bertujuan untuk memberikan waktu bagi pihak
yang bersangkutan untuk memperbaiki keadaan atau untuk menghindari kerugian
yang lebih besar.
18
Sanksi administratif merupakan instrumen yang penting dalam
menegakkan aturan dan regulasi perbankan serta menjaga stabilitas sektor
keuangan. Dengan memberlakukan sanksi yang sesuai dan proporsional, otoritas
pengawas keuangan dapat menciptakan lingkungan perbankan yang sehat,
transparan, dan terpercaya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

19
Sektor perbankan merupakan tulang punggung perekonomian suatu
negara. Makalah ini telah menguraikan berbagai aspek penting seputar perbankan,
mulai dari definisi hingga regulasi yang mengaturnya.

Bank adalah lembaga keuangan yang berperan sebagai perantara dalam


menyediakan layanan keuangan kepada masyarakat. Sejarah perbankan
mencerminkan adaptasi sektor ini terhadap perubahan ekonomi dan kebutuhan
masyarakat.

Jenis-jenis bank yang beragam menawarkan layanan yang sesuai dengan


kebutuhan dan preferensi nasabah, mulai dari bank komersial hingga bank
syariah.

Regulasi yang ketat, termasuk proses izin pendirian, bentuk hukum, serta
pembinaan dan pengawasan oleh otoritas pengawas keuangan, menjadi fondasi
dalam menjaga stabilitas dan integritas sektor perbankan.

Prinsip rahasia bank dan sanksi administratif adalah instrumen penting


dalam menjaga keamanan, privasi, dan kredibilitas sektor perbankan.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek yang telah dibahas,
diharapkan para pemangku kepentingan di sektor perbankan dapat bekerja sama
untuk meningkatkan kinerja sektor perbankan, menjaga stabilitas sistem
keuangan, dan memberikan layanan yang berkualitas kepada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

20
Abdullah, Ali. “Pembinaan dan Pengawasan Bank: Peran OJK dalam Menjaga
Stabilitas Keuangan.” *Jurnal Pengawasan Keuangan*, vol. 10, no. 1,
2022, hlm. 45-60.

Abdurrachman, A. *Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perbankan*. Pradya


Paramitya, Jakarta, 2014.

Gramedia. Rosyda 2022. “Pengertian Bank.” *Gramedia Literasi*.


[https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-bank/](https://www.grame
dia.com/literasi/pengertian-bank/). Diakses pada 26 Maret 2024.

Johnson, Mark. “Rahasia Bank dan Perlindungan Data Nasabah.” *Jurnal


Keuangan dan Perbankan*, vol. 15, no. 2, 2023, hlm. 78-92.

Jones, Sarah. “Bentuk Hukum Bank: Perspektif Internasional.” *Jurnal Hukum


Keuangan*, vol. 5, no. 3, 2019, hlm. 112-125.

Otoritas Jasa Keuangan. “Laporan Tahunan OJK tahun 2023.”

Rajagukguk, Yunita. *Hukum Perbankan*. Mandar Maju, 2000.

Smith, John. “Proses Pendirian Bank: Persyaratan dan Prosedur.” *Jurnal


Ekonomi dan Keuangan*, vol. 10, no. 2, 2020, hlm. 45-58.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

21
Usman, Rachmadi. *Aspek-aspek hukum perbankan di Indonesia*. Gramedia
Pustaka Utama, 2001.

Wikipedia. “Bank.” *Wikipedia, The Free Encyclopedia*. Diakses pada 26 Maret


2024. [https://id.wikipedia.org/wiki/Bank](https://id.wikipedia.org/wiki/
Bank).

22

Anda mungkin juga menyukai