Disusun Oleh :
Resky Jaya Witama
NIM A.111.21.0076
Kelas B (Pagi)
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan Rahmat nya,saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Analisis
Peran Otoritas Jasa Keuangan Dalam Melakukan Pengawasan Sektor Perbankan” dengan baik
dan lancer guna memenuhi tugas UTS Hukum Lembaga Keuangan.pada kesempatan ini saya
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Hukum
Lembaga Keuangan yang telah memberikan tugas UTS ini kepada saya
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,oleh karena
itu saya mengharapkan segala bentuk dan saran serta masukan dari bapak/ibu dosen
pengampu.semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan menambah pengetahuan bagi
saya.terimakasih
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................................4
1.3 TUJUAN..............................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
2.1 PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MELAKUKAN PENGAWASAN BANK PERKREDITAN
RAKYAT....................................................................................................................................................5
2.2 PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN MEMBERI PERLINDUNGAN KONSUMEN NASABAH BANNK......6
3.3 WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN MENGAWASI SEKTOR PERBANKAN DAN NON BANK......8
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................................10
3.1 KESIMPULAN...................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang memiliki peran sangat penting dalam
pertumbuhan ekonomi sebuah Negara,sistem keuangan sendiri merupakan pondasi awal
perekonomian suatu Negara yang berperan dalam melakukan aktivitas yang dilakukan oleh
lembaga keuangan. lembaga keuangan sendiri memiliki beberapa fungsi salah satunya yaitu
menghimpun dana dan menyalurkan dana Lembaga keuangan mengeluarkan berbagai macam
dokumen berharga seperti saham obligasi dan klaim keuangan lainnya.Dengan fungsi
ini,masyarakat dapat menyimpan dana mereka secara lebih aman serta minim risiko. Lembaga
keuangan juga menyediakan layanan seperti tabungan,deposito,giro,maupun kredit, masyarakat
dapat memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun jangka panjang.selain itu lembaga
keuangan juga dapat menyalurkan dana agar masyarakat dapat menggunakannya untuk berbagai
keperluan,melelui fungsi inilah le,baga keuangan dapat mengelola serta mengembangkan dana
yang sudah terhimpun dari masyarakat1
Oleh sebeb itu suatu perekonomian harus memiliki kestabilan sistem keuangan dalam
mengatur segala jenis permasalahan keuangan agar perekonomian dapat berjalan dengan baik
sehingga dapat tumbuh dan meningkatkan standar kehidupan masyarakat,maka dari itu
diperlukannya adanya lembaga keuangan yang berperan sebagai lembaga intermediasi keuangan
dan menjalankan sistem keuangan.untuk memastikan sistem keuangan berjalan dengan sehat dan
aman diperlukannya lembaga yang memiliki tugas untuk melakukan pengaturan dan pengawasan
keuangan,maka dibentuklah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengawasi segala masalah
keuangan.Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan suatu lembaga indipenden yang bebas dari
campur tangan pihak lain.
1
Yandi M. Rofiyandi, ”Definisi Lembaga Keuangan, Apa Saja Fungsi, Jenis, dan Manfaatnya?”, 6 Juli 2022,
https://katadata.co.id/redaksi/ekonopedia/62c50d762d7d6/definisi-lembaga-keuangan-apa-saja-fungsi-jenis-dan-
manfaatnya
1
Otoritas Jasa Keuangan sendiri merupakan lembaga Negara yang dibentuk berdasarkan
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 yang bertugas menyelenggarakan sistem pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan baik
di sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa keuangan non-bank seperti Asuransi, Dana
Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya.Secara lebih lengkap, OJK
adalah lembaga independen dan bebas dari campur tangan pihak lain yang mempunyai fungsi,
tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Nomor 21 tersebut..2
1. Tugas pengawasan bank akan dilakukan oleh lembaga sector jasa keuangan yang telah
dibentuk dengan Undang-Undang
2. Pembentukan lembaga keuangan yang sebagaimana dimaksud dalam ayat
1,dilaksanakan selambat-lambatnya 31 Desember 20103
Lalu secara yuridis yang melatar belakangi pembentukan Undang-Undang OJK ini
berdasarkan amanat Undang-Undang Bank Indonesia yang mengamanatkan pembentukan
lembaga pengawasan yang mandiri tanpa campur tangan pihak lain guna mengawasi segala
kegiatan sector jasa keuangan.pembentukan lembaga ini bertujuan melakukan pengawasan
keuangan sesuai yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang
perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 yang menyatakan tugas mengawasi bank
akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang indipenden yang dibentuk
atas Undang-Undang.guna tetap menjaga sistem kestabilan perekonomian terutama dari sektor
perbankan
2
Otoritas Jasa Keuangan,”peran Otoritas Jasa Keuangan”, https://www.ojk.go.id/id/pages/faq-otoritas-jasa-
keuangan.aspx#:~:text=Otoritas%20Jasa%20Keuangan%20(OJK)%20adalah,modal%2C%20dan%20sektor%20jasa
%20keuangan ,Diakses pada Tanggal 6 Mei 2023
3
Miftakhul Huda, “Peran Otoritas Jasa Keuangan dalam Pengawasan Kesehatan Perbankan di Indonesia”, VOL 2,
Jurnal studi ilmu keagagamaan Islam, September 2021, Hal 62.
2
Dalam melaksanakan tugasnya OJK berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk
membentuk peraturan pengawasan dalam bidang perbankan.Otoritas Jasa Keuangan bekerjasama
dengan lembaga penjamin simpanan (LPS) tentang bank yang bermasalah,sebagaimana yang
telah dimaksud pada peraturan perundang-undangan,pihak LPS dapat memeriksa bank yang
bermasalah terkait dengan fungsi,tugas,dan wewenangnya,dan berkoordinasi terlebih dahulu
dengan pihak OJK.OJK,Bank Indonesia,dan LPS harus sama-sama bertukar informasi guna
sama-sama membagi tugas dalam pengawasan sektor perbankan4
Sebagai contoh masalah yang pernah ada yang berhasil ditangani oleh OJK yaitu kasus
tindak pidana perbankan yang dilakukan oleh direktur utama BPR KS bali Agung Sedana terkain
pemberian kredit sebanyak 54 debitur yang nilainya Rp24,225M yang tidak sesuai prosedur
sehingga menimbulkan pencatatan palsu5,selanjutnya ada juga kasus yang pernah dilakukan
komisaris BPR Multi Artha Mas Sejahtra yang nilainya mencapai Rp6,280M yang saat itu
dugunakan untuk kepentingan pribadi yang dilakukan dengan pencatatan palsu di pembukuan
atau proses laporan,serta dalam dokumen usaha,laporan transaksi rekening bank,serta masih
banyak lagi kasus-kasus kejahatan keuangan lainnya
Dengan begitu adanya Otoritas Jasa Keuangan dalam melakukan tugasnya sebagai
lembaga yang melakukan pengawasan sangat diharapkan oleh masyarakat dapat menjadi pihak
yang membantu kelancaran segala bentuk kegiatan jasa keuangan sehingga meminimalisir
adanya permasalahan keuangan di kemudian hari.karena OJK merupakan salah satu komponen
penting dalam sistem keuangan dan seluruh kegiatan jasa keuangan yang menjalankan fungsi
intermediasi bagi berbagai kegiatan perekonomian
4
Sigiel Ratumbuysang, “Peran Otoritas Jasa Keuangan”, Vol 4 No3, Maret 2016, Hal.73-74
5
“Siaran Pers :OJK Ungkap kasus penyelewengan di BPR KS BAS Bali”, https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-
kegiatan/siaran-pers/Pages/Siaran-Pers-OJK-Ungkap-Kasus-Penyelewengan-di-BPR-KS-BAS-Bali.aspx ,Diakses Pada
6 Mei 2023
3
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Bank Perkreditan Rakyat merupakan Bank yang melakukan kegiatan usaha baik
konvensional maupun syariah dan pada kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.BPR merupakan lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanyya dalam
bentuk deposito berjangka,tabungan,dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dan
menyalurkan dana sebagai usaha BPR,usaha yang dilakukannya pun meliputi usaha untuk
menghimpun dan menyalurkan dana dengan tujuan mendapatkan keuntungan,keuntungan inipun
diperoleh dari hasil mendapatkan bunga yang diperoleh6
guna mencegah permasalahan keuangan yang timbul maka dilakukanlah pengawasan
oleh pihak Otoritas Jasa Keuangan, Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011
pengawasan Otoritas Jasa Keuangan pada BPR mencakup pengawasan pada aspek kegiatan
kegiatan usaha Bank Perkreditan Rakyat,pengawasan yang dilakukan berdasarkan kepatuhan
pada laporan-laporan yang di laporkan oleh bank serta pengawasan yang berlandaskan
resiko.pengawasan tersebut dilakukan guna mengetahui kondisi BPR serta melakukan tindak
lanjut yang akan dilakukan bilamana Bank tersebut berada dalam pengawasan intensif
Proses pengawasannya pun dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan terhadap kegiatan
yang dilakukan Badan Perkereditan memiliki berbagai tahapan yang dimulai dengan
mempersiapkan tim serta merencanakan pengawasan,melakukan pengawasan atas laporan-
laporan yang dikirim oleh Badan Perkereditan selanjutnya dilakukan pemerksaan langsung di
lokasi Badan Perkereditan berada dan memutuskan status BPR berdasarkan hasil evaluasi dari
pengawasan yang dilakukan,hasil tersebut didapatkan dengan menelaah laporan berkala yang
6
PT Bank Perkreditan Rakyat, “Pengertian Bank Perkreditan Rakyat”, https://bprpuridana.co.id/pengertian-bpr ,
Diakases pada 7 Mei 2023
5
dikirim oleh BPR melalui pengawasan tidak langsung,hasil laporan tadi digunakan untukmenilai
tingkat kesehatan bank,rencana bisnis bank,serta laporan lainnya 7
Kita ketahui bersama sejak akhir tahun 2013 tepatnya ditanggal 31 Desember
tugas,fungsi, dan wewenang pengaturan dan pengawasan segala jenis kegiatan bidang jasa
keuangan di sektor perbankan beralih dari yang semula dipegang Bank Indonesia beralih ke
Otoritas Jasa Keuangan (OJK),pelaksanaan pengawasan yang terintegrasi diharapkan dapat
menurunkan potensi resiko sistematik kelompok jasa keuangan,mengurangi potensi moral
hazard,mengoptimalkan perlindungan konsumen jasa keuangan,dan mewujudkan stabilitas
sistem keuangan8
Saat ini sebagian besar nasabah banyak yang mengunakan aplikasi Elektronik Banking
atau yang biasa disebut juga dengan E Banking,layanan ini lebih mempermudah nasabah dalam
melakukan segala jenis transaksi tanpa harus dating ke mesin ATM cukup dengan mendownload
aplikasi E banking lalu mendaftarkan akun yang telah dibuat dan segala jenis transaksi pun
langsung bisa dilakukan dengan handpone seperti transfer uang,melakukan pembayaran,ataupun
transaksi lainnya.seiring berkembangnya zaman layanan ini menjadi sangan popular seiring
dengan kemudahan penggunaannya.tapi dibalik begitu banyaknya keunggulan yang ditawarkan
dalam fitur E Banking tersebut banyak juga pihak-pihak tertentu yang menyalahgunakan fitur
aplikasi tersebut guna meraup keuntungan pribadi
Maka dari itu dalam pasal 9 huruf C undang-Undang No 21 Tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuanganyang menyatakan untuk melaksananakan tugasn pengawasan
OJK,mempunyai wewenang melakukan pengawasan,pemeriksaan,penyidikan,dan/atau
penunjang kegiatan jasa keuangan,sebagaimana yang telah dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan oleh karena itu OJK berperan sangat penting sebagai lembaga pengawasan
dalam sektor perbankan hal ini didukung oleh pasal 8 ayat (1) dan (2) peraturan OJK Nomor
1/POJK.07?2013 tentang perlindungan konsumen sektor jasa keuangan yang menyatakn bahwa
7
Fadhil Irfan Muhammad, “Peran Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dalam rangka Pengembangan Bank
Perkreditan Rakyat”,Hal.8
8
Nazarudin, “Peran Otoritas Jasa Keuangan Dalam Perlindungan Konsumen Electronic Banking Pada PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Sigli”, VOL 3, Law Jurnal, Desember 2019, Hal.460
6
Pasal 8 ayat 1 yang berbunyi pelaku usaha jasa keuangan wajib menyusun dan
menyediakan ringkasan informasi produk dan/layanan
Pasal 8 ayat 2 ringkasan informasi produk dan/atau layanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib disebut secara tertulis sekurang-kurangnya memuat
manfaat,resiko,dan biaya produksi layanan,dan syarat dan ketentuan.
Selanjutnya berdasarkan tanggung jawab secara hukum atas kerugian yang dialami
konsumen perbankan akibat penggunaan aplikasi E Banking pihak OJK berupaya menyelesaikan
kasus tersebut berdasarkan tanggung jawab pihak OJK selaku lembaga yang bertugas mengawasi
sektor jasa keuangan melalui dua penyelesaian yang melibatkan pihak bank dan konsumen yaitu
penyelesaian yang dilakukan di internal lembaga jasa keuangan dan penyelesaian melalui
lembaga alternatif.jika dirasa jalur tersebut tidak dapat menyelesaikan permasalahn maka
konsumen dapat memilih proses jalur external dipute resolution dengan mengajukan permohonan
fasilitas dari OJK dan memilih akan mengunakan jalur litigasi atau non litigasi,dalam jalur
litigasi OJK dapat menjadi pendamping Hukum pagi pihak konsumen,sedangan dijalur non
litigasi OJK dapat berberan sebagai fasiliator,jika belum juga menemukan titik terang maka OJK
akan melakukan gugatan ganti rugi untuk mengembalikan kerugian yang diterima konsumen
perbankan9
9
Otoritas Jasa Keuangan, “POJK Tentang Penerapan Manajemen Resiko Bagi Bank Umum”,
https://www.ojk.go.id/id/regulasi/Pages/POJK-tentang-Penerapan-Manajemen-Resiko-bagi-Bank-
Umum.aspx ,Diakses pada 7Mei 2023
7
3.3 WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN MENGAWASI SEKTOR
PERBANKAN DAN NON BANK
Dalam sektor perbankan tugas OJK ialah sebagai lembaga indipenden yang bertugas
menyusun sistem pengawasan seluruh bank yang beroprasi di Indonesia selanjutnya OJK wajib
menegakkan hukum dalam sektor bank dan yang terakhir OJK bertugas untuk megadakan
pembinaan,pemeriksaan,dan pengawasan dalam sektor bank
Dalam sektor Non Bank tugas OJK menjalankan semua kebijakan Industri Keuangan
Non Bank sesui ketentuan yang berlaaku dan bertugas melakukan evaluasi,merumuskan
prosedur sektor industry keuangan non bank. Lalu dalam wewenangnya Otoritas Jasa Keuangan
memiliki wewenang yaitu :
8
Menerapkan peraturan daan keputusan OJK
Menetapkan peraturan pengawasan sektor jasa keuangan
Menetapkan kebijakan mengenai pengawasan OJK
Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur,serta mengelola,dan menata
usaha kekayaan,dan kewajiban
Menetapkan peraturan tentang tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Yandi M. Rofiyandi, ”Definisi Lembaga Keuangan, Apa Saja Fungsi, Jenis, dan Manfaatnya?”, 6 Juli 2022,
https://katadata.co.id/redaksi/ekonopedia/62c50d762d7d6/definisi-lembaga-keuangan-apa-
saja-fungsi-jenis-dan-manfaatnya
Sigiel Ratumbuysang, “Peran Otoritas Jasa Keuangan”, Vol 4 No3, Maret 2016, Hal.73-74
“Siaran Pers :OJK Ungkap kasus penyelewengan di BPR KS BAS Bali”, https://www.ojk.go.id/id/berita-
dan-kegiatan/siaran-pers/Pages/Siaran-Pers-OJK-Ungkap-Kasus-Penyelewengan-di-BPR-KS-BAS-
Bali.aspx ,Diakses Pada 6 Mei 2023
Nazarudin, “Peran Otoritas Jasa Keuangan Dalam Perlindungan Konsumen Electronic Banking Pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Sigli”, VOL 3, Law Jurnal, Desember 2019, Hal.460
Otoritas Jasa Keuangan, “POJK Tentang Penerapan Manajemen Resiko Bagi Bank Umum”,
https://www.ojk.go.id/id/regulasi/Pages/POJK-tentang-Penerapan-Manajemen-Resiko-bagi-
Bank-Umum.aspx ,Diakses pada 7Mei 2023
11