Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH EKONOMI

LEMBAGA JASA KEUANGAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

“OTORITAS JASA KEUANGAN”

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Marlina Patrisya Sipatu
2. Angelina Rante Kala
3. Siti Nuranita
4. Fais Alfikri
5. Rafi Pratama

SMA NEGRI 4 LUWU TIMUR


2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
hidayah serta inayah-Nya kami dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas makalah Ekonomi
yang berjudul “OTORITAS JASA KEUANGAN” dengan baik sesuai yang di harapkan.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan secara moral maupun material dalam
proses penyelesaian pengerjaan tugas ini.
Ucapan terima kasih tersebut ditujukan kepada Ibu Runi Dayani P. S,pd. selaku guru
Bidang Studi Ekonomi yang telah membantu dan telah membimbing dalam proses
pembelajaran.

Kami harap, dengan adanya makalah ini dapat memberikan wawasan atau ilmu yang
lebih luas kepada pembaca. Makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk
kritik dan saran dari pembaca yang membangun guna menjadi lebih baik.

Mangkutana, 18 Januari 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...............................................................................................................................1


Kata Pengantar .............................................................................................................................2

Daftar isi .........................................................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN ...........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4

1.3 Tujuan Pembahasan ................................................................................................................5

1.4 Manfaat ..................................................................................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN ............................................................................................................6

2.1 Definisi Otoritas Jasa keuangan .............................................................................................6

2.2 Pembentukan Status dan Tempat Kedudukan Otoritas Jasa Keuangan .................................8

2.3 Visi dan Misi Otoritas Jasa Keuangan ...................................................................................9

2.4 Tujuan, Fungsi dan Kewenangan Otoritas jasa keuangan ....................................................10

BAB III : PENUTUP ..................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................12

3.2 Saran .................................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Secara historis, ide untuk membentuk lembaga khusus untuk melakukan
pengawasan perbankan telah dimunculkan semenjak diundangkannya UU No.
23/1999 tentang Bank Indonesia. Dalam UU tersebut dijelaskan bahwa tugas
pengawasan terhadap bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa
keuangan yang independen, dan dibentuk dengan undang-undang. Dengan melihat
ketentuan tersebut, maka telah jelas tentang pembentukan lembaga pengawasan
sektor jasa keuangan independen harus dibentuk. Dan bahkan pada ketentuan
selanjutnya dinyatakan bahwa pembentukan lembaga pengawasan akan
dilaksanakan selambatnya 31 Desember 2002. Dan hal tersebutlah, yang dijadikan
landasan dasar bagi pembentukan suatu lembaga independen untuk mengawasi
sektor jasa keuangan. Akan tetapi dalam prosesnya, sampai dengan tahun 2010.
Perintah untuk pembentukan lembaga pengawasan ini, yang kemudian dikenal
dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), masih belum terealisasi. Kondisi tersebut
menyebabkan dalam kurun waktu hampir satu dekade, Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) tidak dapat menjadi pengawas perkembangan perbankan yang belakangan
ada banyak fenomena-fenomena negatif. Seperti Kasus Bank Century yang
melakukan penyimpangan tanpa ada ketakutan bertindak dan dikarenakan
memang tidak ada lembaga tertentu yang menjadi pengawas. Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) kini bisa menjadi penting, apabila dalam perkembangan praktek
perbankan dan pengawasan perlu dilakukan dengan cara yang tepat dan sesuai
dengan kepentingan.

1.2 Rumusan Masalah

4
1. Apa pengertian Otoritas Jasa Keuangan?
2. Bagaimana pembentukan status dan tempat kedudukan Otoritas Jasa
Keuangan?
3. Apa saja visi dan misi Otoritas Jasa Keuangan?
4. Apa saja tujuan, fungsi, dan kewenangan Otoritas Jasa Keuangan?

1.3 Tujuan
1. Untuk menghasilkan pengetahuan tentang definisi Otoritas Jasa Keuangan
2. Untuk menghasilkan pengetahuan tentang pembentukan, status, dan tempat
kedudukan Otoritas Jasa Keuangan
3. Untuk menghasilka pengetahuan dari visi dan misi Otoritas Jasa Keuangan
4. Untuk menghasilkan pengetahuan dari tujuan, fungsi serta kewenangan
Otoritas Jasa Keuangan.

1.4 Manfaat
Tujuan penulisan makalah dimaksudkan untuk menambah wawasan kepada para
pembaca dan penulis agar lebih memahami materi Otoritas Jasa Keuangan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan sebuah lembaga baru yang dirancang
untuk melakukan pengawasan secara ketat lembaga keuangan seperti perbankan, pasar
modal, reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan asuransi. Adapun tujuan
utama pendirian OJK adalah: Pertama, meningkatkan dan memelihara kepercayaan
publik di bidang jasa keuangan. Kedua, menegakkan peraturan perundang-undangan di
bidang jasa keuangan. Ketiga, meningkatkan pemahaman publik mengenai bidang jasa
keuangan. Keempat, melindungi kepentingan konsumen jasa keuangan. Adapun sasaran
akhirnya adalah agar krisis keuangan seperti yang terjadi pada tahun 1997-1998 yang lalu
tidak terulang kembali.
Menurut UU No. 21 tahun 2011 Bab I pasal 1 ayat 1 yang dimaksud dengan OJK
“adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang
mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan
penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. “
Pada dasarnya UU mengenai OJK hanya mengatur mengenai pengorganisasian dan
tata pelaksanaan kegiatan keuangan dari lembaga yang memiliki otoritas pengaturan dan
pengawasan terhadap sektor jasa keuangan. Diharapkan dengan dibentuknya OJK ini
dapat dicapai mekanisme koordinasi yang lebih efektif di dalam menangani permasalahan
yang timbul dalam sistem keuangan sehingga dapat lebih menjamin tercapainya stabilitas
sistem keuangan dan agar adanya pengaturan juga pengawasan yang lebih terintegrasi.
Industri Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (Khusus) berisi beberapa lembaga atau
perusahaan yang dibentuk atau didirikan untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang
bersifat khusus, umumnya berkaitan dengan upaya mendukung program pemerintah bagi
kesejahteraan masyarakat.
Lembaga atau perusahaan jasa keuangan tersebut adalah:
6
- Lembaga atau Perusahaan Penjaminan Kredit Perusahaan Penjaminan Kredit
adalah badan hukum yang bergerak di bidang keuangan dengan kegiatan usaha
pokoknya melakukan penjaminan kredit. Pembentukan Lembaga atau
Perusahaan Penjaminan Kredit dimaksudkan untuk membantu Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam rangka mengakses pendanaan dari
perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
- Perusahaan Penjaminan Infrastruktur Perusahaan Penjaminan Infrastruktur
adalah pesero yang didirikan untuk tujuan memberikan penjaminan pada proyek
kerja sama pemerintah, badan usaha di bidang infrastruktur dengan cara
penyediaan penjaminan infrastruktur.
- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia (LPEI) adalah lembaga yang secara khusus dibentuk untuk
mendukung kebijakan pemerintah dalam rangka mendorong program ekspor
nasional. Pembentukan LPEI ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2009 Tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.
- Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan Perusahaan Pembiayaan
Sekunder Perumahan adalah lembaga atau perusahaan yang dibentuk dengan
tugas menyediakan fasilitas pembiayaan perumahan dalam rangka
meningkatkan kapasitas dan kesinambungan pembiayaan perumahan yang
terjangkau oleh masyarakat. Saat ini, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero),
atau biasanya disingkat PT SMF (Persero) adalah satu-satunya Perusahaan
Pembiayaan Sekunder Perumahan yang didirikan di Indonesia.
- Perusahaan Pegadaian Perusahaan Pegadaian adalah perusahaan yang didirikan
dengan maksud untuk membantu program pemerintah dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan rakyat, khususnya golongan menengah ke bawah
melalui penyaluran pinjaman kepada usaha skala mikro, kecil, dan menengah
atas dasar hukum gadai dan fidusia.
- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) adalah lembaga yang didirikan dengan tugas dan fungsi

7
menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan, Jaminan Kecelakaan Kerja,
Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Pensiun. BPJS dibentuk
sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial
- Lembaga Keuangan Mikro Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah lembaga
keuangan yang secara khusus didirikan dengan maksud untuk memberikan jasa
pengembangan usaha dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, baik melalui
pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggotanya dan
masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi
pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan.

2.2 Pembentukan Status dan Tempat Kedudukan Otoritas Jasa


Keuangan (OJK)

1. Pasal 2
a. Dengan Undang-Undang ini dibentuk OJK.
b. OJK adalah lembaga yang independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, bebas dari campur tangan pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang
secara tegas diatur dalam Undang-Undang ini.
2. Pasal 3
a. OJK berkedudukan di ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. OJK dapat mempunyai kantor di dalam dan di luar wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan.

Ada beberapa hal yang melatar belakangi lahirnya UU ini selain pertimbangan UU
tentang Bank Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah, yakni:
1. Sistem keuangan dan seluruh kegiatan jasa keuangan yang menjalankan fungsi
intermediasi bagi berbagai kegiatan produktif di dalam perekonomian nasional
merupakan salah satu komponen penting dalam sistem perekonomian nasional.

8
2. Terjadinya proses globalisasi dalam sistem keuangan dan pesatnya kemajuan di
bidang teknologi informasi serta inovasi finansial telah menciptakan sistem
keuangan yang sangat kompleks, dinamis, dan saling terkait antar-subsektor
keuangan baik dalam hal produk maupun kelembagaan.
3. Adanya lembaga jasa keuangan yang memiliki hubungan kepemilikan di berbagai
subsektor keuangan (konglomerasi) telah menambah kompleksitas transaksi dan
interaksi antarlembaga jasa keuangan di dalam sistem keuangan
4. Banyaknya permasalahan lintas sektoral di sektor jasa keuangan, yang meliputi
tindakan moral hazard, belum optimalnya perlindungan konsumen jasa keuangan,
dan terganggunya stabilitas sistem keuangan.

Harapan penataan melalui UU No. 21 Tentang Otoritas Jasa Keuangan:


Penataan dimaksud dilakukan agar dapat dicapai mekanisme koordinasi yang lebih
efektif di dalam menangani permasalahan yang timbul dalam sistem keuangan sehingga
dapat lebih menjamin tercapainya stabilitas sistem keuangan. Agar pengaturan dan
pengawasan terhadap keseluruhan kegiatan jasa keuangan tersebut harus dilakukan secara
terintegrasi.

2.3 Visi dan Misi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

- Visi
Visi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah menjadi lembaga pengawas industri jasa
keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan
mampu mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional yang
berdaya saing global serta dapat memajukan kesejahteraan umum.
- Misi
Misi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah:
a. Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan
secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;

9
b. Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil;
c. Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
d. OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:
e. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan;
f. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan
g. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga
pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.

2.4 Tujuan, Fungsi, dan Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

 Tujuan Otoritas Jasa Keuangan


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di
dalam sektor jasa keuangan:
a. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;
b. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan
stabil; dan
c. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

 Fungsi Otoritas Jasa Keuangan


a. Mengawasi aturan main yang sudah dijalankan dari forum stabilitas keuangan;
b. Menjaga stabilitas sistem keuangan;
c. Melakukan pengawasan non-Bank dalam struktur yang sama seperti sekarang;
d. Pengawasan Bank keluar dari otoritas BI sebagai bank sentral dan dipegang oleh
lembaga baru.

 Wewenang Otoritas Jasa Keuangan


Dalam melaksanakan tugas pengaturan, OJK memiliki beberapa wewenang yang
bisa dilakukan. Wewenang tersebut antara lain adalah:
a. Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;

10
b. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
c. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
d. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
e. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
f. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap
Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
g. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuta pada
Lembaga Jasa Keuangan;
h. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara,
dan menata usahakan kekayaan dan kewajiban; dan
i. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan sebuah lembaga baru yang dirancang
untuk melakukan pengawasan secara ketat lembaga keuangan seperti perbankan, pasar
modal, reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan asuransi. Adapun tujuan
utama pendirian OJK adalah: Pertama, meningkatkan dan memelihara kepercayaan
publik di bidang jasa keuangan. Kedua, menegakkan peraturan perundang-undangan di
bidang jasa keuangan. Ketiga, meningkatkan pemahaman publik mengenai bidang jasa
keuangan. Keempat, melindungi kepentingan konsumen jasa keuangan. Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) mempunyai Visi dan Misi, Tujuan, Fungsi, dan Kewenangan yang
semuanya sudah dipaparkan pada Bab II bagian Pembahasan. Rendahnya peran
pengawasan OJK dan agar peran OJK dikembalikan lagi ke Bank Indonesia menjadi
masukan paling fundamental.

3.2. Saran
Berdasarkan hasil Pembahasan yang telah dikemukakan , maka dapat disampaikan
beberapa saran, yaitu:
1. Otoritas Jasa Keuangan dalam mengatur, mengawasi, dan melaksanakan perlindungan
konsumen Jasa Keuangan agar lebih memaksimalkan produk hukum di bidang keuangan
terutama aturan yang tegas di bidang jasa keuangan agar pelanggaran-pelanggaran di
bidang jasa keuangan dapat ducegah dan ditangani dengan baik.
2. Sistem koordinasi antara OJK, BI, dan Kementrian Keuangan merupakan kunci
berhasil tidaknya sistem pengawasan jasa keuangan di Indonesia. Jika tidak, maka akan
terjadi kegagalan. Selain itu, OJK sendiri harus independen, adil, transparan,
akuntabilitas, dan tanggung jawab agar tujuan pembentukan OJK sendiri bisa terwujud.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://bettynmawengku. blogspot. com/2017/03/otoritas-jasa-keuangan-ojk. Html

https://www. ojk. go. id/id/tentang-ojk/Pages/Visi-Misi. aspx

13

Anda mungkin juga menyukai