Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Marlina Patrisya Sipatu
2. Angelina Rante Kala
3. Siti Nuranita
4. Fais Alfikri
5. Rafi Pratama
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
hidayah serta inayah-Nya kami dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas makalah Ekonomi
yang berjudul “OTORITAS JASA KEUANGAN” dengan baik sesuai yang di harapkan.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan secara moral maupun material dalam
proses penyelesaian pengerjaan tugas ini.
Ucapan terima kasih tersebut ditujukan kepada Ibu Runi Dayani P. S,pd. selaku guru
Bidang Studi Ekonomi yang telah membantu dan telah membimbing dalam proses
pembelajaran.
Kami harap, dengan adanya makalah ini dapat memberikan wawasan atau ilmu yang
lebih luas kepada pembaca. Makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk
kritik dan saran dari pembaca yang membangun guna menjadi lebih baik.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
2.2 Pembentukan Status dan Tempat Kedudukan Otoritas Jasa Keuangan .................................8
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1. Apa pengertian Otoritas Jasa Keuangan?
2. Bagaimana pembentukan status dan tempat kedudukan Otoritas Jasa
Keuangan?
3. Apa saja visi dan misi Otoritas Jasa Keuangan?
4. Apa saja tujuan, fungsi, dan kewenangan Otoritas Jasa Keuangan?
1.3 Tujuan
1. Untuk menghasilkan pengetahuan tentang definisi Otoritas Jasa Keuangan
2. Untuk menghasilkan pengetahuan tentang pembentukan, status, dan tempat
kedudukan Otoritas Jasa Keuangan
3. Untuk menghasilka pengetahuan dari visi dan misi Otoritas Jasa Keuangan
4. Untuk menghasilkan pengetahuan dari tujuan, fungsi serta kewenangan
Otoritas Jasa Keuangan.
1.4 Manfaat
Tujuan penulisan makalah dimaksudkan untuk menambah wawasan kepada para
pembaca dan penulis agar lebih memahami materi Otoritas Jasa Keuangan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
7
menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan, Jaminan Kecelakaan Kerja,
Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Pensiun. BPJS dibentuk
sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial
- Lembaga Keuangan Mikro Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah lembaga
keuangan yang secara khusus didirikan dengan maksud untuk memberikan jasa
pengembangan usaha dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, baik melalui
pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggotanya dan
masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi
pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari keuntungan.
1. Pasal 2
a. Dengan Undang-Undang ini dibentuk OJK.
b. OJK adalah lembaga yang independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, bebas dari campur tangan pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang
secara tegas diatur dalam Undang-Undang ini.
2. Pasal 3
a. OJK berkedudukan di ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. OJK dapat mempunyai kantor di dalam dan di luar wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan.
Ada beberapa hal yang melatar belakangi lahirnya UU ini selain pertimbangan UU
tentang Bank Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah, yakni:
1. Sistem keuangan dan seluruh kegiatan jasa keuangan yang menjalankan fungsi
intermediasi bagi berbagai kegiatan produktif di dalam perekonomian nasional
merupakan salah satu komponen penting dalam sistem perekonomian nasional.
8
2. Terjadinya proses globalisasi dalam sistem keuangan dan pesatnya kemajuan di
bidang teknologi informasi serta inovasi finansial telah menciptakan sistem
keuangan yang sangat kompleks, dinamis, dan saling terkait antar-subsektor
keuangan baik dalam hal produk maupun kelembagaan.
3. Adanya lembaga jasa keuangan yang memiliki hubungan kepemilikan di berbagai
subsektor keuangan (konglomerasi) telah menambah kompleksitas transaksi dan
interaksi antarlembaga jasa keuangan di dalam sistem keuangan
4. Banyaknya permasalahan lintas sektoral di sektor jasa keuangan, yang meliputi
tindakan moral hazard, belum optimalnya perlindungan konsumen jasa keuangan,
dan terganggunya stabilitas sistem keuangan.
- Visi
Visi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah menjadi lembaga pengawas industri jasa
keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan
mampu mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional yang
berdaya saing global serta dapat memajukan kesejahteraan umum.
- Misi
Misi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah:
a. Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan
secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;
9
b. Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil;
c. Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
d. OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:
e. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan;
f. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan
g. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga
pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.
10
b. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
c. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
d. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
e. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
f. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap
Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
g. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuta pada
Lembaga Jasa Keuangan;
h. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara,
dan menata usahakan kekayaan dan kewajiban; dan
i. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan sebuah lembaga baru yang dirancang
untuk melakukan pengawasan secara ketat lembaga keuangan seperti perbankan, pasar
modal, reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan asuransi. Adapun tujuan
utama pendirian OJK adalah: Pertama, meningkatkan dan memelihara kepercayaan
publik di bidang jasa keuangan. Kedua, menegakkan peraturan perundang-undangan di
bidang jasa keuangan. Ketiga, meningkatkan pemahaman publik mengenai bidang jasa
keuangan. Keempat, melindungi kepentingan konsumen jasa keuangan. Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) mempunyai Visi dan Misi, Tujuan, Fungsi, dan Kewenangan yang
semuanya sudah dipaparkan pada Bab II bagian Pembahasan. Rendahnya peran
pengawasan OJK dan agar peran OJK dikembalikan lagi ke Bank Indonesia menjadi
masukan paling fundamental.
3.2. Saran
Berdasarkan hasil Pembahasan yang telah dikemukakan , maka dapat disampaikan
beberapa saran, yaitu:
1. Otoritas Jasa Keuangan dalam mengatur, mengawasi, dan melaksanakan perlindungan
konsumen Jasa Keuangan agar lebih memaksimalkan produk hukum di bidang keuangan
terutama aturan yang tegas di bidang jasa keuangan agar pelanggaran-pelanggaran di
bidang jasa keuangan dapat ducegah dan ditangani dengan baik.
2. Sistem koordinasi antara OJK, BI, dan Kementrian Keuangan merupakan kunci
berhasil tidaknya sistem pengawasan jasa keuangan di Indonesia. Jika tidak, maka akan
terjadi kegagalan. Selain itu, OJK sendiri harus independen, adil, transparan,
akuntabilitas, dan tanggung jawab agar tujuan pembentukan OJK sendiri bisa terwujud.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://bettynmawengku. blogspot. com/2017/03/otoritas-jasa-keuangan-ojk. Html
13