Anda di halaman 1dari 14

OTORITAS JASA KEUANGAN SELAKU PENGATUR DAN

PENGAWAS JASA KEUANGAN DI INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebanksentralan dan OJK.

Dosen Pengampu : Agus Setiawan M.E

Disusun Oleh:

Fanni Damayanti 195231140


Yoanita Della Arsvinda 195231141
Annisya’ Nur Aini 195231142
Lidya Zahra Wibowo 195231143

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Otoritas Jasa Keuangan
Selaku Pengatur Dan Pengawas Jasa Keuangan Di Indonesia” tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Agus Seyiawan M.E. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi kami
selaku penulis makalah.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Agus Seyiawan M.E, selaku dosen
Kebanksentralan dan OJK yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.Kami menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, 19 Maret 2021

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................I
DAFTAR ISI...............................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Dasar Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan..................................................3
B. Latar Belakang Lahirnya OJK........................................................................4
C. Tugas Pokok OJK...........................................................................................5
• Dibidang Pengawasan Sektor Perbankan...........................................5
• Dibidang Pengawasan Sektor Pasar Modal........................................5
• Dibidang Pengawasan Sektor IKNB..................................................6
D. Fungsi OJK.....................................................................................................7
E. Asas OJK........................................................................................................8
F. Kebijakan Strategis OJK 2020 dan 2021.......................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................III

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan lembaga independen yang bebas dari
campur tangan pihak lain.Memiliki tugas,fungsi,dan wewenang mengatur,memeriksa,
mengawasi dan menyelidiki yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 21 tahun 2011.
Terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan di latar belakangi oleh tiga hal,yaitu terdiri dari
permasalahan lintas sektoral industri jasa keuangan, perkembangan industri sektor jasa
keuangan di Indonesia, dan amanat yang ada dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004
pasal 34 tentang Bank Indonesia.Otoritas Jasa Keuanga dibentuk dengan tujuan agar semua
kegiatan lembaga jasa keuangan berlangsung dengan teratur, adil, dan transparan.Selain itu
diharapkan dapat mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara stabil dan dapat
melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat

Otoritas Jasa Keuangan memiiki fungsi menyelenggarakan pengaturan dan pengawasan


sektor jasa keuangan, yaitu independensi dan terintegrasi.Fungsi ini dilaksanakan pada
lembaga-lembaga keuangan, seperti perbankan,pasar modal dan lembaga keuangan non bank.
Sejak adanya Otoritas Jasa Keuangan maka semua bisnis berbasis jasa keuangan di Indonesia
berada dibawah pengaturan dan pengawasannya.Dijelaskan dalam Undang-Undang pada
bagian penjelasan umum bahwa pembentukan Otoritas Jasa Keuangan dimaksudkan untuk
mencapai mekanisme efektif dalam penanganan masalah dalam sistem keuangan
sehingga dapat lebih stabilitas. Selain itu Otoritas Jasa Keuangan diharapkan dapat
meningkatkan daya saing dan membuat perkembangan kea rah positif terhadap seluruh
lembaga jasa keuangan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa dasar pembentukan Otoritas Jasa Keuangan.?
2. Bagaimana latar belakang lahirnya Otoritas Jasa Keuangan.?
3. Apa tugas pokok Otoritas Jasa Keuangan di berbagai bidang pengawasan sektor.?
4. Apa fungsi Otoritas Jasa Keuangan.?
5. Apa asas dibentuknya Otoritas Jasa Keuangan.?
6. Bagaimana kebijakan strategis Otoritas Jasa Keuangan tahun 2020.?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dasar pembentukan Otoritas Jasa Keuangan.
2. Memahami latar belakang lahirnya Otoritas Jasa Keuangan.
3. Untuk mengetahui tugas pokok OJK di berbagai bidang pengawasan sektor.
4. Untuk mengetahui fungsi Otoritas Jasa Keuangan.
5. Untuk mengetahui asas dibentuknya OJK.
6. Untuk menganalisis kebijakan strategis OJK tahun 2020.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Otoritas Jasa Keuangan dibentuk berdasarkan Undang-Undang No.23 Tahun 1999


dalam pasal 34 tentang bank Indonesia disyaratkan untuk membentuk lembaga pengawasan
sektor jasa keuangan baru dan independent.Berdasarkan hal itu dibentuklah Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) yang diatur dalam Undang-Undang No.21 Tahun 2001.Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) adalah lembaga independent yang memiliki wewenang,fungsi,dan tugas
dalam pengawasan,pengaturan,pemeriksaan,dan penyelidikan untuk sektor jasa keuangan.

Adanya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membawa perubahan yang sangat besar,salah
satunya tentang pengawasan dan pengaturan industri jasa keuangan non bank dan pasar
modal.Dimana yang dulu dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan berubah dibawah wewenang Otoritas Jasa Keuangan pada Desember 2012.Dampak
lainnya juga terjadi pada industri perbankan dimana pengawasan dan pengaturan sebelumnya
dilaksanakan oleh Bank Indonesia berubah ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 31
Desember 2013.

Perubahan peran ini membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi satu-satunya
lembaga pengaturan dan pengawasan industri jasa keuangan yang memiliki wewenang untuk
mengawasi seluruh lembaga keuangan di Indonesia. Pengaturan dan pengawasan ini meliputi
Perbankan,Pasar Modal,Asuransi,Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan dll.Semakin
berkembangnya teknologi sistem layanan pada jasa keuangan menjadi salah satu pertimbangan
dalam pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).Selain itu terbentuknya Otoritas Jasa
Keuangan diharapkan menjadi salah satu cara efektif untuk mengatur,mengawasi,dan
mendukung seluruh sektor lembaga jasa keuangan dalam semua bidang tidak hanya
perbankan.Alasan lainnya agar meningkatkan daya saing dalam setiap sektor jasa keuangan di
Indonesia agar lebih maju dan berkembang.

3
B. Latar Belakang Terlahirnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga independent yang dibentuk berdasarkan
UU No.21 Tahun 2011 dengan fungsi untuk melakukan pengawasan dan pengaturan pada
seluruh kegiatan jasa keuangan seperti perbankan, jasa keuangan non-bank sampai pasar
modal.Terdapat beberapa hal yang menjadi latar belakang lahirnya Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) salah satunya kebutuhan untuk penataan ulang lembaga-lembaga sektor jasa keuangan
dalam melaksanakan pengaturan dan pengawasan. Hal tersebut dilandasi oleh beberapa hal,
yaitu :

1. Kongklomerasi lembaga jasa keuangan


Hal ini dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor seperti keinginan lembaga keuangan
untuk berkembang lebih besar melalui akuisisi jasa lembaga keuangan lainnya,melakukan
diversivikasi produk dan layanan jasa keuangan yang lebih baik dan menyeluruh sesuai dengan
keinginan masyarakat.

2. Adanya perkembangan industri keuangan


Seiring berkembangnya teknologi dan tingginya keinginan masyarakat membuat sektor
jasa keuangan melakukan pengembangan produk.Contohnya sektor perbankan yang dulu
hanya menjual produk milik sendiri sekarang bisa menjual produk dari sektor jasa keuangan
lain. Hal ini membuat adanya perpindahan risiko produk jasa keuangan sehingga dibutuhkan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengawasi.

3. Perlindungan Konsumen.
Berdasarkan Undang-Udang No.21 tahun 2011 pasal 4,28,29,dan 31 mengamanatkan
pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memberikan perlindungan konsumen dan
masyarakat di sektor jasa keuangan.

4. Amanat Undang – Undang.


Terdapat amanat Undang-undang untuk melakukan pembentukan lembaga pengawasan
di sektor jasa keuangan dengan cakupan pengaturan yang lebih luas,seperti :
• Perbankan. dan lembaga non bank.
• Dana Pensiun.
• Modal Ventura dan Jasa Pembiayaan.
• Lembaga-lembaga lainnya yang melakukan pengelolaan dana.

4
C. Tugas Pokok Otoritas Jasa Keuangan dalam Berbagai Bidang.

Ototitas Jasa Keuangan (OJK) memiliki beberapa tugas pokok dalam berbagai bidang
berbeda,diantaranya :

1. Tugas Pokok OJK Bidang Pengawasan Sektor Perbankan


Dalam bidang ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan beberapa tugas
pokok,diantaranya :

• Penelitian untuk mendukung pengaturan dan pengembangan sistem pengawasan bank.


• Melakukan pengaturan bank dan industri perbankan.
• Menyusun sistem dan ketentuan pengawasan bank.
• Menjalankan pembinaan, pengawasan, dan pemeriksaan bank.
• Melakukan penegakan hukum atas peraturan di bidang perbankan.
• Melakukan pemeriksaan khusus dan investigasi terhadap penyimpangan yang diduga
mengandung unsur pidana di bidang perbankan.
• Melaksanakan remedial dan resolusi bank yang memiliki kondisi tidak sehat sebagai
tindak lanjut dari hasil pengawasan bank yang normal.
• Mengembangkan pengawasan perbankan.
• Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbankan.
• Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisioner.

2. Tugas Pokok OJK Bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal


Bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal mempunyai tugas penyelenggaraan sistem
pengaturan dan pengawasan sektor pasar modal yang terintegrasi terhadap keseluruhan
kegiatan di sektor jasa keuangan.Dalam melaksanakan fungsi bidang Pengawasan Sektor Pasar
Modal mempunya tugas pokok :

• Menyusun peraturan pelaksanaan di bidang Pasar Modal.


• Melaksanakan Protokol Manajemen Krisis Pasar Modal.
• Menetapkan ketentuan akuntasi di bidang Pasar Modal.
• Merumuskan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang Pasar Modal.
• Melaksanakan analisis, pengembangan dan pengawasan Pasar Modal termasuk Pasar
Modal Syariah.
• Melaksanakan penegakan hukum di bidang Pasar Modal.

5
• Menyelesaikan keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh OJK,
Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian.
• Merumuskan prinsip-prinsip Pengelolaan Investasi, Transaksi dan Lembaga Efek, dan
tata kelola Emiten dan Perusahaan Publik.
• Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperolah izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari OJK dan pihak lain yang bergerak di bidang Pasar Modal.
• Memberikan perintah tertulis, menunjuk dan/atau menetapkan penggunaan pengelola
statuter terhadap pihak/lembaga jasa keuangan yang melakukan kegiatan di bidang
Pasar Modal dalam rangka mencegah dan mengurangi kerugian konsumen, masyarakat
dan sektor jasa keuangan.
• Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisioner.

3. Tugas Pokok OJK Bidang Pengawasan Sektor IKNB


Bidang pengawasan sektor IKNB mempunyai fungsi penyelenggaraan sistem
pengaturan dan pengawasan sektor IKNB yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di
sektor jasa keuangan.Dalam melaksanakan fungsi bidang pengawasan sektor IKNB
mempunyai tugas pokok :

• Menyusun peraturan di bidang IKNB.


• Melaksanakan protokol manajemen krisis IKNB.
• Melakukan penegakan peraturan di bidang IKNB.
• Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha,
persetujuan, pendaftaran dari OJK dan pihak lain yang bergerak di IKNB.
• Menyiapkan rumusan kebijakan di bidang IKNB.
• Melaksanakan kebijakan di bidang IKNB sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
• Melakukan perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang
IKNB.
• Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang IKNB.
• Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisioner.

6
D. Fungsi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki fungsi yang penting untuk sektor jasa
keuangan.Dengan fungsi utamanya yaitu sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan Sistem Pengaturan dan Pengawasan Sektor Jasa Keuangan.


Penyelenggaran ini dilakukan dengan secara menyeluruh dalam semua kegiatan sektor
jasa keuangan,yang meliputi perbankan,pasar modal serta sektor industri keuangan
non-bank (IKNB)

2. Mengambil Keputusan Mengenai Perkembangan dan Kemajuan Keuangan.


Fungsi lainnya adalah sebagai pengambil keputusan mengenai perkembangan dan
kemajuan keuangan.Hal ini untuk meminimalisir adanya kesalahan yang dapat
merugikan atau menghambat perkembangan lembaga jasa keuangan.

3. Melindungi Konsumen.
Fungsi ini sesuai dengan tujuan dibentuknya Otoritas Jasa Keuangan yaitu mewujudkan
keuangan yang stabil bagi masyarakat melalui perlindungan konsumen yang baik.

E. Asas Dibentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

1. Asas Independensi.
Hal ini berarti berdiri sendiri,dapat diartikan OJK sebagai lembaga pengatur jasa
keuangan mengambil keputusan berdasarkan undang-undang yang ada dan tidak
mudah terpengaruh dengan campur tangan pihak lain.

2. Asas Kepastian Hukum.


Otoritas Jasa keuangan (OJK) dilandaskan pada peraturan perundang-undangan dan
keadilan dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan.

3. Asas Kepentingan Umum.


Otoritas Jasa Keuangan diharapkan dapat membela dan melindungi kepentingan
konsumen dalam segala bentuk kebijakan yang berlaku.

7
4. Asas Keterbukaan.
Otoritas Jasa Keuangan diharuskan terbuka pada hak masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar,jujur,dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraannya.

5. Asas Profesionalitas.
Dalam asas ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus melaksanakan tugas dan
wewenangnya dengan berdasarkan kode etik dan ketentuan perundang-undangan.

6. Asas Integritas.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam tugasnya harus tetap berpegang pada nilai-nilai
moral untuk setiap keputusan yang diambil.

7. Asas Akuntabilitas.
Adanya bentuk pertanggung jawaban atas segala kebijakan yang dikeluarkan oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

F. Kebijakan Strategi Ototiras Jasa Keuangan (OJK) tahun 2020.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2020 menyiapkan lima kebijakan dan
inisiatif yang diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor prioritas pemerintah dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi,pemberdayaan UMKM dan masyarakat kecil,serta
mendorong inovasi teknologi informasi industri jasa keuangan.Lima kebijakan dan inisiatif
tersebut,yaitu :
1. Peningkatan skala ekonomi industri keuangan.Beberapa cara yang dilakukan,yaitu
dengan :
• Melakukan peningkatkan modal minimum secara bertahap.
• Mengakselerasi konsolidasi dengan kebijakan insentif dan disinsentif termasuk
kebijakan exit policy.
• Mempercepat reformasi industri keuangan non bank.
• Memperketat perizinan usaha perusahaan efek berdasarkan tingkat modal.

2. Mempersempit regulatory dan supervisory gap antara sektor jasa keuangan,dengan cara
• Harmonisasi pengaturan dan pengawasan maupun enforcement disektor jasa
keuangan.
• Melakukan pengaturan dan pengawasan market maker di bursa saham dengan
kapitalisasi pasar kecil.

8
• Prospek adopsi konsep investment bank.
• Memperkuat aspek prudensial industri keuangan non bank.
3. Transformasi digital sektor jasa keuangan
• Membangun ekosistem keuangan digital dan start-up fintech.
• Mempercepat digitalisasi di sektor jasa keuangan.
• Mempermudah perizinan produk dan layanan keuangan berbasis digital serta
potensi membuka perizinan bagi virtual banking.
• Mengembangkan peraturan dan pengawasan berbasis teknologi.
• Mengembangkan perizinan terintegrasi antar institut dengan pemanfaatan
teknologi.
4. Mempercepat penyediaan akses keuangan serta mendorong penguatan penerapan
market conduct dan perlindungan konsumen.
• Memfasilitasi pengembangan UMKM.
• Memfasilitasi program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.
• Meningkatkan edukasi dan membuka akses layanan keuangan sejak usia dini.
5. Pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah.
• Mendorong pengembangan industri halal unggulan di Indonesia.
• Mendorong lembaga keuangan syariah untuk meningkatkan skala usaha dan
adopsi teknologi.
• Memperkuat sinergi antara pelaku industri halal dengan industri jasa keuangan
dan stakeholder lainnya.

Sedangkan pada tahun 2021 Otoritas Jasa keuangan (OJK) telah menyiapkan enam inisiatif
strategis ,yang meliputi :

1. Arah pengembangan dan pengawasan sektor jasa keuangan (SJK).


2. Penajaman pengawasan SJK terintegrasi berbasis teknologi informasi.
3. Percepatan digitalisasi serta optimalisasi ekosistem digital dan literasi digital untuk
mendukung pemulihan ekonomi nasional.
4. Perluasan akses keuangan dalam rangka mendukung pertumbuhan UMKM dan
pemulihan ekonomi nasioanl.
5. Penguatan ketahanan dan daya saing SJK.
6. Pengembangan keuangan berkelanjutan.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dasar pembentukan Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan amanat pasal 34 Undang-
Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dipersyaratkan pembentukan suatu
lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang baru dan independen yang dibentuk dengan
Undang-Undang. Sebagai perwujudan pasal tersebut dibentuklah Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) melalui Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011.Ada beberapa hal yang menjadi latar
belakang terbentuknya OJK,antara lain :
1. Adanya kongklomerasi bisnis.
2. Integrasi produk dan jasa keuangan.
3. Hybrid product dan arbitrase peraturan.
4. Koordinasi lintas sektoral.
5. Perlindungan konsumen
6. Amanat UU.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki tugas pokok dalam berbagai bidang,diantaranya dalam
bidang pengawasan sektor perbankan,bidang pengawasan sektor pasar modal dan bidang
pengawasan sektor IKNB.Selain itu fungsi OJK,antara lain :
1. Menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan.
2. Mengambil keputusan dalam perkembangan dan kemajuan keuangan.
3. Melindungi konsumen.
Asas OJK,antara lain :
1. Asas independensi. 5. Asas profesionalitas.
2. Asas kepastian hukum. 6. Asas integritas.
3. Asas kepentingan umum. 7. Asas Akuntabilitas
4. Asas keterbukaan.

Kebijakan strategis OJK tahun 2020 meliputi 5 hal,yaitu :


1. Peningkatan skala ekonomi industri keuangan.
2. Mempersempit regulatory dan supervisory gap antara sektor jasa keuangan.
3. Transformasi digital sektor jasa keuangan
4. Mempercepat penyediaan akses keuangan serta mendorong penguatan penerapan
market conduct dan perlindungan konsumen.
5. Pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/tentang-perbankan/Pages/Tugas.aspx
,diakses pada 20 Maret 2021
https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/tentang-pasar-modal/Pages/Tugas.aspx,diakses
pada 20 Maret 2021
https://ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/info-terkini/Pages/Kebijakan-Strategis-OJK-2020-
Ekosistem-Keuangan-Berdaya-Saing-untuk-Pertumbuhan-Berkualitas.aspx diakses pada 20
Maret 2021

Kusjuniati. (2019). Dasar Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan Selaku Pengatur dan
Pengawas Jasa Keuangan di Indonesia. Jurnal Staiden Pasar, 1–12. journal.staidenpasar.ac.id

https://accurate.id/ekonomi-keuangan/fungsi-otoritas-jasa-keuangan/,diakses 20-03-21

https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/Pages/Lembaga-Jasa-Keuangankhusus.aspx,diakses pada
21 maret 2021

Kadir, Abdul, M., & Machasin, D. (2014). JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 2 Juni
2014. 22, 1–17.

Maulidiana, L. (2014). Fungsi Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Lembaga Pengawas Perbankan
Nasional di Indonesia. Keadilan Progresif, 5(1), 18.

Murdadi, B. (2012). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pengawas Lembaga Keuangan Baru Yang
Memiliki Kewenangan Penyidikan. Value Added, 8(2), 32–46.

Polignano, M. V. (2019). 済無No Title No Title. Journal of Chemical Information and


Modeling, 53(9), 1689–1699.

Maiti, & Bidinger. (1981). 済無No Title No Title. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.

Firmansyah, M. (2013). Kewenangan otoritas jasa keuangan (ojk) sebagai lembaga


pengawasan perbankan di indonesia.

Dharmakusuma, A. A. G. A. (n.d.). Mengawasi Lembaga Keuangan Non Bank. 1–15.


Siapkan, O. J. K., Inisiatif, E., & Kebijakan, S. (2021). 1. 2. 3. November 2020.
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/otoritas-jasa-keuangan diakses 21 Maret 2021

III

Anda mungkin juga menyukai