OLEH :
KELOMPOK 3
KELOMPOK 3
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................2
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................4
A. PENGERTIAN...........................................................................................................4
B. SEJARAH OJK..........................................................................................................5
C. FUNGSI OJK............................................................................................................6
D. BENTUK PENGAWASAN BANK................................................................................8
BAB III PENUTUP....................................................................................14
A. KESIMPULAN........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), adalah lembaga yang
independen dan bebas dari campur tangan pihak lain yang
2
mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang No. 21 tahun 2011 tentang OJK.
Pembentukan lembaga pengawasan sektor jasa keuangan
perbankan dibentuk sesuai dengan amanat Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2004 tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Dalam undang-
undang tersebut dijelaskan bahwa tugas mengawasi bank akan
dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang
independen, dan dibentuk dengan undang-undang.
3
waktu penyusunan RUU (kemudian menjadi Undang-Undang No.
23 Tahun 1999) bertindak sebagai konsultan. Mengambil pola Bank
Sentral Jerman yang tidak mengawasi bank.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan OJK?
2. Bagaimana sejarah terbentuknya OJK?
3. Apa saja fungsi dari OJK?
4. Bagaimana bentuk pengawasan bank?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
OJK adalah singkatan dari Otoritas Jasa Keuangan. OJK
artinya lembaga negara yang berfungsi menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap seluruh
kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) adalah lembaga independen dan bebas campur tangan
pihak lain yang memiliki fungsi menyelenggarakan sistem
4
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Sektor jasa
keuangan di bawah OJK mencakup kegiatan di sektor perbankan,
pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan,
dan lembaga jasa keuangan lainnya.
B. SEJARAH OJK
OJK adalah lembaga yang sudah berdiri sejak 16 Juli 2012 lalu.
Sejarah berdirinya OJK adalah berangkat dari upaya untuk
menghadirkan sistem pengaturan dan pengawasan pada kegiatan
jasa keuangan di Indonesia. OJK adalah terbentuk berdasarkan
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa
Keuangan. Sesuai Pasal 4 dalam UU tersebut, Otoritas Jasa
Keuangan dibentuk dengan tujuan agar semua sektor jasa
keuangan terselenggara secara adil, teratur, transparan dan
akuntabel. Dengan adanya OJK, maka secara otomatis mengambil
alih fungsi regulator dan pengawasan pada perbankan yang
sebelumnyua dijalankan oleh bank sentral dalam hal ini Bank
Indonesia (BI).
5
terhadap keseluruhan kegiatan sektor keuangan, baik perbankan
maupun Lembaga keuangan non-bank. Secara fungsi, lembaga ini
menggantikan tugas Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bappepam-LK) serta mengambil alih tugas Bank
Indonesia dalam hal pengawasan perbankan. Setelah Undang-
Undang No. 21 Tahun 2011 disahkan, Presiden Republik Indonesia
saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono pada 16 Juli 2012
menetapkan sembilan anggota dewan komisioner Otoritas Jasa
Keuangan, termasuk dua anggota komisioner ex-officio dari
Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia. Setelah itu, pada 15
Agustus 2012 dibentuklah Tim Transisi Otoritas Jasa Keuangan
Tahap I, untuk membantu Dewan Komisioner Otoritas Jasa
Keuangan melaksanakan tugas selama masa transisi. Mulai 31
Desember 2012, Otoritas Jasa Keuangan secara efektif beroperasi
dengan cakupan tugas Pengawasan Pasar Modal dan Industri
Keuangan Non-Bank. Setelah itu, pada 18 Maret 2013 dibentuk
Tim Transisi Otoritas Jasa Keuangan Tahap II untuk membantu
Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan dalam pelaksanaan
pengalihan fungsi, tugas dan wewenang Pengaturan dan
Pengawasan Perbankan dari Bank Indonesia.Per 31 Desember
2013 Pengawasan Perbankan sepenuhnya beralih dari Bank
Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan, sekaligus menandai
dimulainya operasional Otoritas Jasa Keuangan secara penuh.
Perluasan fungsi pengawasan Industri Keuangan Non-Bank, pada
1 Januari 2015 Otoritas Jasa Keuangan memulai Pengaturan dan
Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro (LKM).
C. FUNGSI OJK
Fungsi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam sektor keuangan
Indonesia sangat penting, terutama untuk memastikan kestabilan
dan kesehatan sistem keuangan. Beberapa fungsi OJK dalam
sektor keuangan antara lain:
6
1. Mengatur dan mengawasi bank, asuransi, pasar modal, dan
lembaga pembiayaan.
OJK bertugas memastikan bahwa semua lembaga jasa
keuangan tersebut memenuhi persyaratan yang ditentukan dan
beroperasi sesuai dengan regulasi yang ada.
2. Melindungi konsumen jasa keuangan.
OJK memberikan perlindungan terhadap konsumen jasa
keuangan dengan memastikan bahwa lembaga keuangan
tersebut memberikan produk dan layanan yang sesuai,
transparan, dan adil.
3. Meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
OJK memberikan edukasi dan penyuluhan keuangan pada
masyarakat agar mereka memahami dan mampu
memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan dengan
tepat.
4. Menciptakan lingkungan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.
OJK harus memastikan lembaga jasa keuangan mengikuti
standar teknis, etika, dan perilaku yang baik untuk mewujudkan
proses usaha yang sehat.
5. Menjaga stabilitas sistem keuangan.
OJK bertugas untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko
pada sistem keuangan, serta mengambil tindakan yang
diperlukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
7
1. Mendorong pengembangan sektor jasa keuangan yang sehat,
efisien, dan berkelanjutan dengan melakukan pengembangan
peraturan dan kebijakan yang relevan.
2. Melakukan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan
yang berlangsung di Indonesia, termasuk dalam hal kepatuhan
terhadap peraturan dan persyaratan yang telah ditetapkan.
3. Memberikan pendidikan dan penyuluhan mengenai jasa
keuangan pada masyarakat, agar masyarakat memiliki
pemahaman yang cukup tentang produk dan layanan jasa
keuangan.
4. Merespons adanya risiko dan ketidakstabilan pada sektor jasa
keuangan, serta berupaya mengatasi dan meminimalisir
dampak dari risiko tersebut.
5. Melakukan kerjasama dengan pihak lain baik di dalam maupun
luar negeri dalam rangka mengembangkan sektor jasa
keuangan yang sehat dan berkelanjutan.
8
untuk menjadi sehat perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan
dan penyehatan atau bagi Bank yang tidak mungkin lagi dapat
disehatkan perlu dilakukan langkah-langkah penyelesaian. Oleh
karena itu perlu ditetapkan persyaratan dan kriteria yang jelas serta
transparan mengenai tingkat kesulitan Bank dalam kegiatan
usahanya, serta langkah-langkah koordinasi dan mekanisme yang
diperlukan dalam rangka pelaksanaan restrukturisasi perbankan
nasional. Langkah-langkah koordinasi antara Bank Indonesia
dengan BPPN dalam rangka restrukturisasi perbankan nasional
antara lain dituangkan dalam Kesepakatan Bersama antara
Gubernur Bank Indonesia dan Ketua BPPN.
9
Pendekatan Pengawasan oleh Bank Indonesia
A. Pengawasan Normal
B. Pengawasan Intensif
10
1. Meminta Bank untuk melaporkan hal-hal tertentu kepada Bank
Indonesia.
2. Melakukan peningkatan frekuensi pengkinian dan penilaian
rencana kerja dengan penyesuaian terhadap sasaran yang
akan dicapai.
3. Meminta Bank untuk menyusun rencana tindakan sesuai
dengan permasalahan yang dihadapi.
4. Menempatkan pengawas dan atau pemeriksa Bank Indonesia
pada Bank, apabila diperlukan.
C. Pengawasan Khusus
11
2. Memerintahkan Bank untuk memenuhi kewajiban
melaksanakan tindakan perbaikan (mandatory supervisory
actions).
3. Memerintahkan Bank dan atau pemegang saham Bank untuk
melakukan tindakan antara lain:
o mengganti dewan komisaris dan atau direksi Bank;
o menghapusbukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan
Prinsip Syariah yang tergolong macet dan memperhitungkan
kerugian Bank dengan modal Bank;
o melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain;
o menjual Bank kepada pembeli yang bersedia mengambil alih
seluruh kewajiban Bank;
o menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan
Bank kepada pihak lain;
o menjual sebagian atau seluruh harta dan atau kewajiban
Bank kepada bank atau pihak lain; dan atau
o membekukan kegiatan usaha tertentu Bank.
12
dalam Pengawasan Khusus pada homepage Bank Indonesia.
Sebaliknya, dalam rangka keseimbangan informasi kepada publik,
maka apabila kondisi Bank membaik dan tidak terkategori sebagai
Bank dalam Pengawasan Khusus, maka Bank Indonesia juga akan
mengumumkannya.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap aktifitas
penghimpunan dana masyarakat sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan yakni
dengan mengatur dan mengawasi aktifitas Jasa Keuangan serta
memberikan perlindungan bagi konsumen jasa keuangan. OJK
mengatur aktifitas penghimpunan dana masyarakat dengan
menetapkan peraturan dan ketetapan di bidang Jasa Keuangan,
melaksanakan tugas pengawasan dengan menetapkan kebijakan
operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan,
mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan, melakukan
pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen,
dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan , pelaku,
dan/atau penunjang kegiatan jasa, memberikan perintah tertulis
14
kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu,
menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan disektor
jasa keuangan memberikan dan/atau mencabut izin Perusahaan
Jasa Keuangan. Serta berkaitan dengan perlindungan hukum bagi
konsumen OJK berkewajiban memberikan informasi dan edukasi
keuangan kepada masyarakat, meminta Lembaga Jasa keuangan
untuk menghentikan kegiatannya apabila kegiatan tersebut
berpotensi merugikan masyarakat; dan tindakan lain yang dianggap
perlu
DAFTAR PUSTAKA
https://ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Bank-dalam-pengawasan-
khusus.aspx
file:///C:/Users/admin/Downloads/4859-9453-1-SM.pdf
file:///C:/Users/admin/Downloads/BAB%20I%20(3)-1.pdf
https://www.telkomsel.com/jelajah/jelajah-lifestyle/apa-itu-ojk-fungsitugas-
dan-wewenang-di-industri-keuangan
15