Anda di halaman 1dari 14

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

MAKALAH
OTORITAS JASA KEUANGAN
Dosen Pengampu : Refky Fielnanda, S.E, Sy, M.E.I

Disusun Oleh Kelompok 3 :


Ledista Nambela (502220005)
Nofia Ramadanti (502220007)
Vitria Nur Kholifah (502220008)

Kelas/Semester : 2 A

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena berkat rahmat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Makalah yang berjudul “Otoritas Jasa Keuangan’’ dibuat
untuk memenuhi tugas kuliah Lembaga Keuangan Syariah.
Dalam kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada Dosen pengampu mata kuliah Lembaga Keuangan Syariah yang
Terhormat. Apabila dalam pembuatan makalah ini belum lengkap,mohon
dimaafkan karena Penuis adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.
Semoga makalah ini mampu menambahkan pengetahuan khususnya Penulis
sebagai penyusun dan umumnya bagi pembaca.

Jambi,……………………………..,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian OJK, Latar Belakang dan Tujuan Dibentuknya..........................3
B. Fungsi, Tugas dan Wewenang OJK..............................................................4
C. Hubungan OJK Sebagai Lembaga Independen Dengan Sektor Perbankan..7
BAB III PENUTUP...............................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................10
B. Saran...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesuai dengan amanah pasal 34 Undang-Undang No 23 tahun 1999
sebagaimana diubah dengan UU No 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia telah
lahir Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Lembaga Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). UU tersebut diberlakukan mulai 1 Januari 2013. Lembaga
Independen tersebut akan ditugaskan untuk mengatur dan mengawasi lembaga
keuangan bank dan non-bank. Lembaga keuangan non-bank seperti Asuransi,
Dana Pensiun, Bursa Effek/Pasar Modal, Modal Ventura, Perusahaan Anjak
Piutang, reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan asuransi.
Dengan mulai beroperasinya lembaga tersebut, maka sejak republik ini
berdiri baru pertamakalinya lahir Lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang
mengawasi lembaga secara terintegrasi yaitu lembaga keuangan bank dan non
bank. Lembaga independen tersebut akan mengambil alih tugas pengawasan
lembaga keuangan bank dan non yang selama ini dilakukan oleh Bank Indonesia
sebagai pengawas Bank dan Bapepam-LK untuk lembaga keuangan non bank
sebagaimana disebutkan di atas. OJK, adalah institusi yang bukan hanya
menyandang independen, berdiri sendiri, namun wewenangnya juga berbeda
dengan wewenang lembaga sebelumnya yakni Bank Indonesia yang selama ini
tidak memiliki kewenangan untuk melakukan penyidikan, namun OJK
memiliknya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud Otoritas Jasa Keuangan (pengertian, latar belakang
pembentukan,tujuan dibentuknya) ?
2. Bagaimana fungsi, tugas dan wewenang Otoritas Jasa Keuangan ?
3. Bagaimana hubungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai lembaga
independen dengan sektor perbankan ?

1
C. Tujun
1. Untuk mengetahui apa itu Otoritas Jasa Keuangan.
2. Untuk mengetahui fungsi, tugas dan wewenang dari Otoritas Jasa
Keuangan.
3. Untuk mengetahui Hubungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai
lembaga independen dengan sektor perbankan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian OJK, Latar Belakang dan Tujuan Dibentuknya


OJK adalah singkatan dari Otoritas Jasa Keuangan. Seperti namanya, OJK
dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan dalam
sektor jasa keuangan. Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang independen
dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan serta
melindungi konsumen sektor jasa keuangan di Indonesia. OJK dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan. OJK ini dibentuk untuk mendukung kepentingan sektor jasa keuangan
secara menyeluruh sehingga meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia .

 Latar Belakang & Tujuan Dibentuknya OJK


Otoritas Jasa Keuangan atau OJK adalah lembaga yang independen dan
pembentukannya dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan di sektor jasa keuangan.
Kebutuhan yang dimaksud terkait dengan penataan kembali lembaga-lembaga
yang difungsikan untuk mengatur dan mengawasi sektor keuangan.
Pembentukan OJK didasarkan pada UU OJK dengan fungsi menyelenggarakan
sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi dengan seluruh kegiatan
dalam sektor jasa keuangan. Adapun sektor-sektor yang dimaksud, seperti
perbankan, pasar modal, dan sektor jasa keuangan non-bank (asuransi, dana
pensiun, dan lainnya).
Otoritas Jasa Keuangan dibentuk atas beberapa kondisi keuangan dan
ekonomi di Indonesia. Ada dua penyebab utama yang melatarbelakangi berdirinya
OJK, antara lain:
1. Munculnya ketidakpuasan dan kekecewaan terhadap fungsi pengawasan BI
terhadap lembaga-lembaga keuangan di Indonesia pasca krisis ekonomi
1998.

3
2. Sesuai UU No.3 Tahun 2004 tentang BI yang menyatakan bahwa tugas
mengawasi bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa
keuangan yang independen.

OJK kemudian didirikan pada tahun pada Agustus 2012, namun OJK tidak
langsung berperan sebagai pengawas. Pada periode tersebut, dimulai
pembentukan tim pembantu Dewan Komisioner OJK.  Kemudian perkembangan
OJK bisa dijelaskan sebagai berikut:
 Desember 2012, OJK mulai mengawasi pasar modal dan industri keuangan
Non-Bank.
 Maret 2013,  Dibentuknya tim peralihan perbankan dari BI ke OJK.
 31 Desember 2013, OJK secara penuh mengawasi kinerja perbankan.
 1 Januari 2015, OJK mulai mengawasi Lembaga Keuangan Mikro (LKM).

Pembentukan OJK bukanlah tanpa sebab. Secara spesifik, Pasal 4 UU


OJK menerangkan bahwa tujuan didirikannya OJK adalah agar:
1. Keseluruhan kegiatan dalam sektor jasa keuangan terselenggara secara
teratur, adil, transparan, dan akuntabel.
2. Keseluruhan kegiatan dalam sektor jasa keuangan mampu mewujudkan
sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil.
3. Keseluruhan kegiatan dalam sektor jasa keuangan mampu melindungi
kepentingan konsumen dan masyarakat.

B. Fungsi, Tugas dan Wewenang OJK


 Fungsi OJK
OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan . Oleh
sebab itu, segala kegiatan yang dilakukan oleh bank, dan lembaga penyedia jasa
keuangan, akan diawasi, dan OJK akan menjamin keamanan bagi para
konsumennya. Ketentuan Pasal 5 UU OJK menerangkan bahwa fungsi OJK adala

4
h menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.

 Tugas OJK
Terkait fungsi tersebut, berdasarkan pasal 6 dari UU No 21 tahun 2011,
tugas utama dari OJK adalah melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap :
1. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan.
2. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal / sektor non bank
3. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga
pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.

Adapun penjelasannya secara singkat yaitu sebagai berikut :


1. Sektor Perbankan
Pertama, tugas OJK adalah menciptakan lingkungan perbankan sesuai
aturan lembaga keuangan. Pada sektor perbankan, Otoritas Jasa Keuangan
memiliki peranan penting dalam mensukseskan sistem transaksi keuangan
yang aman. Adapun tugas OJK adalah sebagai berikut.
o Menegakkan hukum melalui berbagai kebijakan dan peraturan dalam bidang
perbankan.
o Merencanakan dan menyusun ketetapan dan alur pengawasan bank.
o Membina, mengawasi, dan memeriksa perbankan dalam rangka
mewujudkan lembaga keuangan yang transparan.
o Menentukan kebijakan industri perbankan.
o Meningkatkan dan mengembangkan sistem pengawasan perbankan.
 

2. Sektor Non-Bank
Sektor jasa keuangan non-bank juga menjadi sorotan pengawasan Otoritas
Jasa Keuangan. Dalam sektor non-bank, tugas OJK adalah di bawah ini.
o Mengevaluasi teknis dan kinerja lembaga keuangan non-bank.

5
o Menerapkan kebijakan lembaga keuangan non-bank berdasarkan Undang-
Undang.
o Menyusun dan merumuskan standar, norma, prosedur dan kriteria dalam
sektor non-bank.
o Menjalankan protokol manajemen saat muncul isu dan masalah krisis pada
sektor non-bank.
o Menetapkan aturan dan kebijakan lembaga non-bank
 

3. Sektor Investasi
Lembaga investasi sangat beragam di Indonesia. Demi menjaga keamanan
dan keterjaminan investor, maka Otoritas Jasa Keuangan berperan penting dalam
menetapkan kebijakan di sektor tersebut. Demi terwujudnya lembaga investasi
yang aman, beberapa tugas OJK adalah sebagai berikut.
o Memproduksi prinsip-prinsip pengelolaan investasi, transaksi, efek, dan tata
kelola emiten serta perusahaan publik.
o Menjalankan protokol manajemen ketika terdapat isu atau masalah dalam
lembaga investasi.
o Melakukan analisa pengawasan dan pengembangan lembaga investasi.
o Menentukan aturan dan kebijakan akuntansi.
o Mengawasi dan membina pihak atau lembaga yang mendapat izin usaha,
persetujuan, dan peresmian dari Otoritas Jasa Keuangan.

 Wewenang OJK
Diterangkan dalam laman OJK, Otoritas Jasa Keuangan memiliki berbagai
kewenangan yang dikategorikan secara khusus. Pengkategorian ini dilakukan
berdasarkan fungsi pengaturan, pengawasan, serta edukasi dan perlindungan
konsumen.
 Wewenang pengaturan OJK adalah sebagai berikut.
1. Peraturan pelaksanaan UU OJK.
2. Peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

6
3. Peraturan mengenai pengawasan.
4. Peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis.

 Wewenang pengawasan OJK adalah sebagai berikut.


1. Melakukan pengawasan dan perlindungan konsumen sektor perbankan,
pasar modal, dan IKNB.
2. Memberikan data atau mencabut izin usaha, pengesahan, persetujuan, atau
penetapan pembubaran.
3. Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan menunjuk
pengelola statuter.
4. Menetapkan sanksi administratif.

 Terkait edukasi dan perlindungan konsumen, OJK berhak melakukan hal-


hal sebagai berikut :
1. Memberikan edukasi kepada masyarakat dalam rangka pencegahan kerugian
konsumen dan masyarakat.
2. Memberikan pelayanan pengaduan konsumen.
3. Melakukan pembelaan hukum untuk kepentingan perlindungan konsumen
dan masyarakat.

C. Hubungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sebagai Lembaga


Independen Dengan Sektor Perbankan
Setelah adanya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan, pengaturan dan pengawasan sektor perbankan yang semula berada
pada Bank Indonesia sebagai bank sentral di negara kita dialihkan pada Otoritas
Jasa Keuangan. Pembentukan undang-undang OJK ini dimaksudkan untuk
memisahkan fungsi pengawasan perbankan dari bank sentral ke sebuah badan atau
lembaga yang independen di luar bank sentral. Pengawasan yang dilakukan
terhadap bank dan perusahaan-perusahaan sektor jasa keuangan lainnya yang

7
meliputi asuransi, dana pensiun, sekuritas, modal ventura, dan perusahaan
pembiayaan, serta badan-badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan dana
masyarakat.
Lembaga ini bersifat independen dalam menjalankan tugasnya dan
kedudukannya berada diluar pemerintah dan berkewajiban menyampaikan laopran
kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Dalam melaksanakan tugasnya lembaga OJK melakukan koordinasi dan
kerjasama dengan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang akan diatur dalam
undnagundang pembentukan lembaga pengawasan yang dimaksud. Lembaga
pengawasan ini dapat mengeluarkan ketentuan yang berkaitan dnegan
pelaksanakan tugas pengawasan bank berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan
meminta penjelasan dari Bank Indonesia keterangan dan data makro yang
diperlukan. Keindependenan OJK berkaitan dengan beberapa hal yang pertama,
independen yang berkaitan dengan pemberhentian anggota lembaga yang hanya
dapat dilakukan berdasarkan sebab-sebab yang diatur dalam undang-undang
pembentukan lembaga yang bersangkutan, tidak sebagaimana lazimnya
administrative agencies yang dapat sewaktuwaktu oleh Presiden karena jelas
merupakan bagian dari eksekutif. Independensi dan sistem pengawasan
terintegrasi merupakan dua fitur penting yang dimiliki Otoritas Jasa Keuangan.
Otoritas pengawasan lembaga jasa keuangan membutuhkan independensi, baik
dari Pemerintah maupun Industri yang diawasi.
Dengan begitu, tujuan Otoritas Jasa Keuangan untuk memastikan
keseluruhan kegiatan di dalam sector jasa keuangan terselenggara dengan teratur,
adil, trasparan, dan akuntabel dapat tercapai. Otoritas Jasa Keuangan juga
diharapkan mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil serta mampu melindungi kepentingan konsumen dan
masyarakat. Itu sebabnya Pasal 2 Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan
menetapkan bahwa Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga sulit untuk dicapai
tanpa pengaturan yang jelas tentang independensi institusi dan anggaran.
Independensi regulasi dimaksudkan sebagai kemampuan dari lembaga pengawas
memperoleh suatu tingkatan otonomi dalam menetapkan peraturan teknis yang

8
mengatur industry yang diawasinya sesuai UndangUndang yang berlaku. Dalam
kaitan ini, Undang-Undang yang mengatur industri keuangan sebaiknya hanya
mengatur hal-hal prinsip. Lembaga pengawas dapat leluasa menerbitkan dan
mengamandemen regulasi teknis tanpa perlu melibatkan atau melalui proses
politik. Hanya saja perlu diwaspadai bahaya independen regulasi, yaitu pengawas
dapat saja menjadi curiga yang berlebihan sehingga terjadi pengaturan yang
berlebihan (ever regulated) tanpa mempertimbangakan biaya regulasi terhadap
industri yang diawasi.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
OJK atau Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang independen dan
bebas dari campur tangan pihak lain. Terbentuknya OJK dilatarbelakangi oleh
adanya kebutuhan di sektor jasa keuangan. Kebutuhan yang dimaksud terkait
dengan penataan kembali lembaga-lembaga yang difungsikan untuk mengatur dan
mengawasi sektor keuangan. OJK, adalah institusi yang bukan hanya menyandang
independen, berdiri sendiri, namun wewenangnya juga berbeda dengan wewenang
lembaga sebelumnya yakni Bank Indonesia yang selama ini tidak memiliki
kewenangan untuk melakukan penyidikan. OJK mempunyai fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan serta
melindungi konsumen sektor jasa keuangan di Indonesia. Hubungan Otoritas Jasa
Keuangan sebagai lembaga independen dengan sektor perbankan meliputi:
Pertama, pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank. Kedua,
pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank. Ketiga, pengaturan dan
pengawasan mengenai aspek kehatihatian bank. Keempat pemeriksaan bank.

B. Saran
Pengawasan dan pengaturan dalam sektor perbankan setelah adanya Otoritas
Jasa Keuangan diharapkan dapat lebih baik lagi sehingga kasus seperti Bank
Century tidak terulang lagi, kedepannya Otoritas Jasa Keuangan harus lebih aktif
lagi dalam melakukan sosialisasi yang luas sehingga Otoritas Jasa Keuangan bisa
dikenal secara lebih luas bukan hanya di kalangan tertentu saja

10
DAFTAR PUSTAKA

Bisma, L. (2021, November 11). Mengenal OJK (Otoritas Jasa Keuangan), Fungsi, dan
Wewenangnya . Retrieved Maret 19, 2023, from Ruang Guru:
https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-ojk-otoritas-jasa-keuangan

Hamid Muhammad, P. (2017, Februari). Mengenal Otoritas Jasa Keuangan dan Industri
Jasa Keuangan. Jakarta, Jakarta, Jakarta.

Inkiriwang, J. (2017). HUBUNGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK). Vol. V/No. 2.

Latar Belakang Pembentukan OJK serta Tugas dan Fungsinya. (2022, April 07). Retrieved
Maret 19, 2023, from Hukum Online.com:
https://www.hukumonline.com/berita/a/pembentukan-ojk-serta-tugas-dan-
fungsinya-lt624e445a5e213/?page=3

Murdadi, B. (2012). OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK). Jurnal.Unimus, Vol.8, No.2.

11

Anda mungkin juga menyukai