Keuangan
Bank
Lembaga
Keuangan
LEMBAGA JASA Bukan Bank
KEUANGAN Lembaga
Penjamin
Simpanan
Lembaga
Keuangan
Mikro
Nama : Fazli Mawla Atharrafi Tugas Ekonomi
Kelas : X MIPA 6
Guru Pembimbing :
Bu Rochma Efriyanti S, Pd
OJK pada awalnya didirikan akibat adanya ketidakpuasan dan kekecewaan dari fungsi
pengawasan BI terhadap lembaga- lembaga keuangan di Indonesia. Di lain sisi pada masa itu
lembaga keuangan di Indonesia sudah semakin berkembang dan bergerak di berbagai sektor.
Akibat dari ketidaksigap-an dalam mengawasi dan mengatur lembaga keuangan ini, terjadilah
masalah – masalah lintas sektor industrial.
Puncak dari permasalahan ini adalah saat terjadinya krisis global tahun 1998. Permasalahan
yang trus timbul akhirnya mendorong pemerintah untuk mengeluarkan putusan untuk membentuk
lembaga pengawasan jasa keuangan (LPJK) yang tercantum dalam Pasal 34 tahun 1999.
Atas hal ini pemerintah mengeluarkan UU no. 3 tahun 2004 yang menyatakan bahwa tugas
mengawasi bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang independen.
Akhirnya, pemerintah mengeluarkan undang – undang no. 21 tahun 2011 sebagai dasar
didirikannya OJK yan memiliki tugas untuk mengatur,mengawasi,dan melindungi industry jasa
keuangan.
Pada perkembangannya, OJK melalui beberapa langkah sebelum dapat menjalankan
tugasnya secara penuh. Pada 31 desember 2012, OJK resmi menggantikan badan pengawas pasar
modal – lembaga keuangan (BAPEPAM-LK) dalam mengawasi pasar modal dan industri keuangan
non-bank. Pada Maret 2013, diadakan peralihan wewenang pengaturan dan pengawasan perbankan
dari BI ke OJK. Wewenang ini akhirnya berlaku penuh pada 31 Desember 2013. Pada 1 Januari
2015, OJK akhirnya meluaskan wewenangnya dengan mengawasi lembaga keuangan mikro (LKM).
OJK adalah sebuah lembaga keuangan independen yang bertugas menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan terhadap industri jasa keuangan secara terintegrasi
Adapun tujuan didirikannya OJK adalah agar segala kegiatan dalam sektor keuangan dapat
terselenggara secara adil, transparan, akuntabel, dan teratur sehingga tercipta sistem keuangan
yang berkelanjutan dan stabil. Pendirian OJK juga diharapkan dapat mendukung sektor jasa
keuangan untuk meningkatkan daya saing perekonomian Negara.
Adapun fungsi dari OJK adalah mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan di sektor jasa
keuangan. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam undang – undang no. 21 tahun 2011.
Selain itu OJK juga memiliki visi dan misi. Visi OJK adalah menjadi lembaga pengawas
industri jasa keuangan yang terpercaya melindungi konsumen dan masyarkat dan mampu
mewujudkn industrI Jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional yang berdaya saing global
serta dapat memajukan kesejahteraan umum.
Secara khusus dalam menjalankan tugasnya sebagai pengatur, OJK memiliki kewenangan
tertentu dengan menetapkan peraturan perundangan – undangan pada sektor jasa keuangan. Dalam
UU no. 21 Tahun 2011, diatur wewenang OJK dalam peraturan pengawasan, tata cara pengenaan
sanksi, dan penetapan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK.
Adapun dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas, OJK memiliki kewenangan untuk
melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, dan perlindungan konsumen dan tindakan lain
terhadap lembaga jasa keuangan.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki delapan asas yang
harus dipatuhi dan dilaksanakan dengan sesuai. Asas – asas tersebut ialah :
1). Asas Profesionalitas
Dalam menjalankan tugasnya OJK mengutamakan keahlian dan kompetensi untuk
mencapai tujuan yang terbaik, namun tetap berlandaskan pada kode etik yang telah diatur
dalam undang – undang.
2). Asas Independensi
Seperti yang telah disebutkan pada pengertian OJK, lembaga negara ini bekerja secara
independen dalam mengatur jasa keuangan di Indonesia.
3). Asas Kepastian Hukum
Dalam pembentukan dan penyelenggaraan lembaga OJK berlandaskan pada hukum
dan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia.
4). Asas Kepentingan Umum
OJK dibentuk dan menjalankan tugasnya mengacu kepada kepentingan umum
(konsumen). Dengan kata lain, dalam pelaksanaan tugas OJK harus melindungi dan
membela kepentingan konsumen.
5). Asas Keterbukaan
OJK memberikan akses terbuka kepada masyarakat apabila ingin memberikan
informasi yang jujur dan tidak diskriminatif terkait dengan adanya pelanggaran di sektor jasa
keuangan.
6). Asas Profesionalisme
OJK terdiri dari individu-individu yang profesional sehingga dalam pelaksaan tugas dan
wewenangnya OJK harus berlandaskan asas profesionalisme.
7). Asas Integritas
Dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya, OJK harus berpegang teguh kepada
nilai-nilai moral dan norma yang berlaku.
8). Asas Akuntabilitas
Segala tindakan dan keputusan yang dilakukan oleh OJK adalah untuk kebaikan
konsumen dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
B. Lembaga Keuangan
Lembaga Keuangan di Indonesia terbagi menjadi dua jenis lembaga yaitu lembaga keuangan
bank (LKB) dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB).
Pada abad 18 SM di Babilonia, sudah dikenal sistem bank. Pada masa itu orang – orang
menjadikan tempat ibadah sebagai tempat menyimpan barang berharga dan tempat melakukan
pertukaran barang. Tempat ibadah dipilih karena tempat tersebut relative aman dengan logika,
bahwa orang – orang yang hendak beribadah adalah orang – orang baik sehingga tidak mungkin
memiliki niat untuk mencuri. Pada abad 4 Masehi di Yunani dan Romawi kuno, sudah terdapat
kegiatan perbankan yang lebih bervariasi. Pada masa itu mereka sudah mengatur untuk menerima
simpanan, menyalurkan penyimpanan, pertukaran uang, dan pengujian keaslian koin. Kegiatan ini
berakhir dengan runtuhnn ini berakhir dengan runtuhnya kerajaan Roma.
Pada abad 12 – 14 di Italia, sudah dikenal kegiatan perbankan modern pertama. Kegiatan
tersebut khususnya terdapat di Kota Venice, Genoa, dan fiorence. Masyarakat pada masa itu
memiliki bangku khusus yang digunakan untuk melakukan pertukaran barang (Banca). Di Fiorence,
Italia bahkan telah mengenal fasilitas perdagangan dengan alat pembayaran yang disebut ‘bill of
exchange’. Pada zaman sekarang, alat pembayaran ini lebih dikenal dengan sebutan cek (withdrawal
slip). Pada abad 16, Pemerintah Italia mendirikan Bank Piazza yang pada akhirnya dikenal sebagai
bank modern pertama di dunia.
Perkembangan perbankan di Eropa semakin meluas, hingga akhirnya tersebar ke seluruh
dunia. Pada zaman penjajahan, Belanda membawa aktivitas perbankan pada Negara jajahannya
termasuk Indonesia. Pada 10 Oktober 1827, didirikanlah bank pertama di Indonesia yang diberi nama
‘De Javasche Bank’.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, Lembaga Keuangan Bank (LKB) adalah lembaga yang
berperan sebagai perantara keuangan (Financial Intermediary) antara pihak yang memiliki dana,
serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.
Adapun menurut Undang – Undang Republik Indonesa Nomor 10 Tahun 1998, yang dimaksud
bank (perbankan) adakah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit
dan/atau bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Para ahli juga memberikan pengertian yang berbeda beda mengenai bank, diantaranya sebagai
berikut :
Menurut Thomas Mayer, James D. Duesenberry dan Z. Aliber
“Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang sangat penting bagi kita untuk
menciptakan beberapa uang dan memiliki berbagai macam kegiatan yang lainnya.”
Menurut G.M. Verryn Stuart
“Bank merupakan suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit,
baik dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang
lain, maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat baru berupa uang giral.”
Menurut Pierson (Ahli ekonomi dari Belanda)
“Bank adalah badan atau lembaga yang menerima kredit. Bank menerima simpanan
dari masyarkat dalam bentuk giro, deposito berjangka dan tabungan. Simpanan dari
masyarakat tersebut kemudian dikelola dengan cara menyalurkannya dalam bentuk investasi
dan kredit kepada badan usaha swata atau pemerintah. Dari kegiatan tersebut, bank
memeperoleh keuntungan berupa dividen atau pendapatan bunga yang dapat digunakan
untuk membayar biaya operasional dan mengambangkan usaha.”
Menurut A. Abdurrachman
“Bank sebagai suatu lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa,
seperti pinjaman, mengedarkan mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-
benda berharga, membiayai usaha perusahaan, dan lain-lain. Menurutnya bank adalah suatu
usaha perdagangan yang menjual jasa penyimpanan uang dan pemberian kredit dengan
tujuan mencari keuntungan yang wajar dari bermoral” (Buku Ensiklopedi Keuangan dan
Perdagangan).
Berdasarkan berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
bank adalah lembaga atau badan usaha yang menghimpun dana dan menyalurkannya kepada
masyarakat dengan tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank juga memiliki berbagai fungsi yang berkontribusi besar bagi perekonomian Negara.
Secara umum, fungsi dari bank adalah :
Tempat penyimpanan uang.
Menghimpun dana dari Masyarakat.
Menyalurkan dana.
Menyediakan layanan jasa bank.
Adapun menurut Prof. Dr. Thamrin Abdullah, M.Pd., Bank memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Sebagai model investasi, berarti transaksi derivatif dapat dijadikan salah satu model
berinvestasi walaupun pada umumnya merupakan jenis investasi jangka pendek (yield
enhancement).
2. Sebagai cara lindung nilai, berarti transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai salah satu cara
untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung nilai (hedging) atau disebut juga sebagai
risk management.
3. Informasi harga, berarti transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai sarana mencari atau
memberikan informasi tentang harga barang komoditas tertentu di kemudian hari (price
discovery).
4. Fungsi spekulatif, berarti transaksi derivatif dapat memberikan kesempatan spekulasi
(untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif itu sendiri.
5. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, berarti transaksi derivatif
dapat memberikan gambaran kepada manajemen produksi sebuah produsen dalam menilai
suatu permintaan dan kebutuhan pasar pada masa mendatang.
IV. Tujuan Bank
Adapun tujuan dari bank adalah sesuai dengan apa yang tercantum dalam Pasal 4 Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang menjelaskan bahwa, ”Perbankan Indonesia bertujuan
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.”
Senada akan hal itu, dalam buku yang tulisan “Manajemen Bank”(disusun oleh
Andrianto,SE.,M.Ak, Dr.Didin Fatihuddin,SE,M.Si., dan Dr. M. Anang Firmansyah,SE,MM.), bahwa
Perbankan Indonesia Bertujuan “menunjang pelaksanaan pemabngunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesejahteraan rakyat banyak.”
Meninjau lebih dalam terhadap kegiatan usaha bank, bank (perbankan) Indonesia dalam
melakukan usahanya harus didasarkan atas asas demokrasi ekonomi yang menggunakan prinsip
kehati-hatian karena secara filosofis bank memiliki fungsi makro dan mikro terhadap proses
pembangunan bangsa.
Bank dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu berdasarkan fungsi dan kepemilikannya.
a) Pembagian Bank Berdasarkan Fungsinya.
Berdasarkan fungsinya, bank dibagi lagi menjadi 3 jenis yaitu bank sentral, bank umum, dan
bank perkreditan rakyat.
Bank Sentral
Berfungsi sebagai perencana dan pelaksana kebijakan moneter dan juga pengatur
kelancaran sistem pembayaran. Bank Indonesia adalah bank sentral di Negara
Indonesia.
Bank Umum
Berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali ke
masyarakat melalui pinjaman. Bank ini dapat berbentuk konvensional maupun syariah.
Contoh dari bank umum adalah bank BRI, BNI, Danamon, dan lain – lain.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Berfungsi Menghimpun dana dari masyarakat ,menyalurkan dana dari
masyarkat,menyediakan pembiayaan bagi nasabah, dan menempatkan dananya pada
bank lain. Contoh BPR adalah Bank Supra, Bank Wijamulya Santosa, Bank Tapeudana,
dan lain – lain.
Antara BPR dan bank umum memiliki beberapa kesamaan namun BPR tidak memiliki
wewenang untuk melakukan jual beli valuta asing. Sehingga BPR tidak bisa melakukan pertukaran
uang, kliring transfer antar bank, memberikan cek dan giro, membuka asuransi, dan mengeluarkan
kartu kredit. BPR juga hanya melayani sampai tingkat kecamatan/kabupaten.
6 Pengawasan Undang – Undang dan OJK OJK dan Dewan Pengawas Syariah
(DPS)
7 Penyelesaian Peradilan Negeri Badan Arbitrase Muamalah Indonesia
Sengketa
b) Uang Giral
Uang Giral adalah uang yang dikeluarkan oleh bank umum berupa surat-surat
berharga. Uang giral sewaktu-waktu dapat dipakai sebagai alat pembayaran.
- Cek - Giro
- Kartu Kredit
- Wesel Pos
c) Kredit pada bank
Produk terakhir dari bank sentral adalah memberikan jasa perkreditan kepada
bank – bank umum yang ada di Indonesia
c) Deposito ( Deposit)
Simpanan pada Bank yang memiliki jangka waktu tertentu, pencairannya dilakukan
pada saat jatuh tempo simpanan. Kepada pemegang rekening akan diberikan bunga.
Deposito memiliki berbagai jenis yaitu :
i. Deposito Berjangka (Time Deposit)
Merupakan deposito yang diterbitkan atas nama deposan (nasabah) baik
individu maupun institusi untuk jangka waktu tertentu (1,3,6 ,12 bulan).
ii. Sertifikat Deposit ( Certificate of Deposit )
Merupakan deposito yang diterbitkan atas unjuk (tanpa nama) dalam bentuk
sertifikat yang dapat diperjual belikan kepada pihak lain.
iii. Deposit Pemberitahuan ( Deposit on Call )
Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan maksimal 1
bulan, diterbitkan atas nama deposan dalam jumlah minimal yang ditentukan oleh
Bank. Pembayaran bunga dilakukan pada saat pencairan deposito. Sebelum
deposito dicairkan, deposan membuat pemeritahuan kepada bank minimal 3 hari
sebelum jatuh tempo.
I. Pengertian
Lembaga Keuangan Bukan Bank atau yang disingkat LKBB adalah semua lembaga/badan
yang melakukan aktivitas keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung menghimpun
dana dari masyarakat dengan menerbitkan surat-surat berharga dan menyalurkan dana tersebut
untuk membiayai investasi di berbagai perusahaan. Pengertian ini berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Keuangan RI No. KEP-38/MK/IV/1972.
Sama halnya dengan bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank ini juga memiliki peranan yang
sangat penting bagi pertumbuhan perekonomian negara Indonesia. Sebab, dengan adanya LKBB
ini secara otomatis konsumsi domestik akan bergerak maju dan mendorong lajunya perekonomian
Indonesia. Namun, fungsi dan tugasnyalah yang membedakan antara bank dan lembaga
keuangan lain non bank.
Hingga saat ini, sudah ada banyak sekali jenis-jenis perusahaan yang ada di Indonesia. Nah,
agar Anda mengetahui lebih dalam lagi, berikut ini ulasan selengkapnya:
2) Pegadaian
Untuk yang satu ini pasti sudah tidak asing lagi di telinga Anda. Pegadaian termasuk salah
satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki fungsi sebagai penyaluran kredit kepada
masyarakat. Dasar hukum yang digunakan adalah hukum gadai sehingga masyarakat terhindar
dari bunga yang terlalu tinggi. Bagi Anda yang pernah melakukan transaksi di pegadaian, pasti
sudah tahu mekanismenya. Namun, untuk Anda yang baru akan mengikuti program-program di
pegadian, jangan khawatir karena semua prosesnya sangat mudah. Pegadaian bukan hanya
tempat untuk mengadaikan barang saja, tetapi ada beberapa produk layanan lain yang bisa Anda
pilih, di antaranya:
1. Gadai konvensional.
2. Gadai syariah.
3. Gadai emas.
4. Jasa taksiran dan sertifikasi logam mulia.
5. Jasa penitipan barang berharga.
.
4) Perusahaan Leasing
Nyatanya, perusahaan yang bergabung dalam LKBB itu sangat banyak ya, salah satunya
adalah perusahaan leasing atau Multifinance yang memberikan layanan pembiayaan dengan
sistem kontrak sewa yang digabungkan dengan pembelian secara angsuran kepada perusahaan
maupun perorangan. Adanya perusahaan ini tentu sangat membantu sekali untuk Anda yang ingin
memiliki kendaraan bermotor tanpa harus membayar secara tunai. Adapun beberapa perusahaan
leasing yang cukup populer di Indonesia di antaranya sebagai berikut.
1. BCA Finance.
2. BFI Finance.
3. Summit Oto Finance.
4. Indomobil Finance Indonesia.
5. Astra Credit Companies (ACC).
6. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk.
7. Federal International Finance (FIF).
5) Perusahaan Asuransi
Satu lagi perusahaan finasial yang bisa membatu kehidupan Anda, yaitu perusahaan asuransi.
Perusahaan asuransi adalah lembaga yang menghimpun dana dengan cara menarik premi setiap
bulannya selama masa kontrak kepada nasabah sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati
kedua belah pihak dan sesuai yang tertulis di dalam polis. Tujuan dari asuransi ini adalah untuk
mengendalikan keuangan seseorang tetap terjaga ketika terjadi risiko yang membutuhkan biaya.
Adapun beberapa jenis asuransi yang bisa Anda miliki adalah sebagai berikut:
1. Asuransi kesehatan.
2. Asuransi jiwa.
3. Asuransi pendidikan.
4. Asuransi kendaraan.
5. Asuransi kepemilikan rumah dan properti.
6. Asuransi bisnis.
Itulah informasi seputar lembaga jasa keuangan non bank berserta contoh-contoh lembaganya
yang bisa memberikan kemudahan bagi kelangsungan kehidupan Anda. Gunakan lembaga-
lembaga tersebut dengan bijak dan sesuaikan dengan kebutuhan Anda.
I. Latar belakang
Pada tahun 1998, Indonesia mengalami krisis moneter parah yang berakibat dilikuidasinya
16 bank. Likuidasi adalah keadaan dimana perusahaan menjual asset – asetnya untuk membayar
utang. Hal ini sama saja dengan penutupan usaha terhadap perusahaan tersebut.
Hal ini sempat membuat kepercayaan masyarakat pada perbankan menurun drastis. Maka
untuk mengatasinya, pemerintah sempat mengeluarkan kebijakan memberikan jaminan untuk
seluruh kewajiban bank terhadap nasabahnya, termasuk simpanan masyarakat (blanket
guarantee). Kebijakan blanket guarantee terbukti dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap perbankan, namun ruang lingkup penjaminan yang terlalu luas telah membebani
keuangan negara dan dapat menimbulkan moral hazard bagi pelaku perbankan dan nasabah
sehingga hal ini dirasa kurang maksimal.
Dengan melihat salah satu sisi negatif blanket guarantee dan setelah mempertimbangkan
faktor lainnya serta semakin membaiknya kondisi perbankan, kebijakan blanket guarantee
akhirnya diputuskan untuk diakhiri. Namun pemerintah menilai bahwa penjaminan simpanan
masih tetap diperlukan untuk memelihara kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan
meminimalkan risiko yang membebani anggaran negara atau risiko yang menimbulkan moral
hazard. Sehingga penjaminan yang sangat luas lingkupnya tersebut diganti dengan sistem
penjaminan yang terbatas.
Maka pemertintah merumuskan Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan
yang berisi “ Pembentukan suatu lembaga penjamin simpanan (LPS) sebagai pelaksana
penjaminan bagi masyarakat.”
Pada 22 September 2004, presiden mengesahkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004
tentang Lembaga Penjamin Simpanan (UU LPS) berisi pernyataan bahwa “LPS merupakan
lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah dan turut aktif dalam
memelihara stabilitas sistem perbankan seusai dengan kewenangannya.” yang diubah dengan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2009. UU LPS diundangkan tanggal 22 September 2004 dan
mulai berlaku 12 bulan setelah diundangkan, yaitu tanggal 22 September 2005. Dengan
berlakunya UU LPS, maka LPS mulai beroperasi sejak tanggal 22 September 2005. Perubahan
yang signifikan dalam penjaminan melalui LPS adalah dihapuskannya blanket guarantee, yaitu
penjaminan seluruh kewajiban bank, tanpa ada batasan nilai menjadi limited guarantee, yaitu
penjaminan secara terbatas.
II. Pengertian
LPS adalah suatu lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah
penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan
kewenangannya.. Badan ini dibentuk berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia nomor 24
tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan yang ditetapkan pada 22 September 2004
Secara detil, LPS mempunyai beberapa tugas dalam menjalankan fungsinya, antara lain:
o Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan
o Melaksanakan penjaminan simpanan
o Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara
stabilitas sistem perbankan
o Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian bank gagal
yang tidak berdampak sistemik
o Melaksanakan penanganan bank gagal yang berdampak sistemik
Untuk menunjang tugas dan fungsi tersebut, LPS diberikan wewenang antara lain:
Menetapkan dan memungut premi penjaminan dan kontribusi ketika bank pertama
kali menjadi peserta sekaligus melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS
Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan
bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak melanggar kerahasiaan
bank sekaligus melakukan rekonsiliasi, verifikasi dan konfirmasi atas data tersebut
Menetapkan syarat, tata cara dan ketentuan pembayaran klaim
Menunjuk, menguasakan, dan menugaskan pihak lain bertindak atas nama LPS,
untuk melaksanakan sebagian tugas tertentu
Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan simpanan
termasuk menjatuhkan sanksi administratif bagi yang melanggar ketentuan
\
V. Kewajiban Bank Terkait Simpanan yang Dijamin LPS
Agar simpanan nasabah di bank mendapatkan jaminan oleh LPS, maka sebagai peserta
penjaminan LPS, setiap bank wajib:
- Menyerahkan dokumen, antara lain:
- Salinan anggaran dasar dan akta pendirian bank
- Salinan dokumen perizinan bank
- Surat keterangan dari LPP mengenai tingkat kesehatan bank
- Surat pernyataan dari pemegang saham atau pengendali bagi yang berbadan
hukum koperasi serta kantor pusat dari cabang bank asing, direksi dan komisaris
- Menyampaikan laporan secara berkala, membayar kontribusi kepesertaan dan premi
penjaminan
- Memberikan data, informasi dan dokumen yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan
penjaminan
- Menempatkan bukti kepesertaan atau salinannya di dalam kantor bank atau tempat
lainnya agar mudah diketahui masyarakat
- Menempatkan pengumuman pada seluruh kantor bank agar diketahui dengan
mudah oleh nasabah, mengenai:
o Maksimum tingkat bunga yang dianggap wajar dan ditetapkan LPS
o Maksimum nilai simpanan yang dijamin LPS
o
Pemerintah mempunyai komitmen untuk tetap menjaga keberlangsungan LPS, serta
menjaga kepercayaan masyarakat terhadap LPS. Untuk menjalankan fungsi tersebut LPS
bisa mengambil sumber pendanaan yang berasal dari:
Modal awal yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan sebesar Rp4 triliun
Kontribusi kepesertaan yang dibayarkan ketika bank pertama kali menjadi peserta
Premi penjaminan yang dibayar bank tiap semester
Hasil investasi cadangan penjaminan
Di dalam UU LPS, sudah diatur jika LPS sampai kekurangan modal awal, maka pemerintah
akan menutup kekurangan tersebut setelah mendapatkan persetujuan dari DPR. Sedangkan jika
LPS mengalami kesulitan likuiditas dalam pembayaran klaim penjaminan, maka Pemerintah akan
memberikan pinjaman kepada LPS. Stuktur Organisasi LPS terdiri dari: Dewan Komisioner dan
Kepala Eksekutif. Dewan Komisioner merupakan pimpinan LPS, yang dipimpin seorang Ketua
Dewan Komisioner. Dewan Komisioner LPS diangkat oleh Presiden. Sedangkan Kepala Eksekutif
merupakan Anggota Dewan Komisioner yang bertugas melaksanakan kegiatan operasional LPS.
Logo LPS Lama Logo LPS Baru
a) Tujuan LKM:
1. Meningkatkan akses pendanaan skala mikro bagi masyarakat;
2. Membantu peningkatan pemberdayaan ekonomi dan produktivitas masyarakat; dan
3. Membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat
miskin atau berpenghasilan rendah
d) Kepemilikan LKM
LKM hanya dapat dimiliki oleh:
1. Warga Negara Indonesia;
2. Badan usaha milik desa/kelurahan;
3. Pemerintah daerah kabupaten/kota; atau
4. Koperasi.
LKM dilarang dimiliki, baik langsung maupun tidak langsung, oleh warga negara asing atau
badan usaha yang sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh warga negara asing atau badan usaha
asing.
C. Jenjang Manajemen
1. Top Manajer
Merupakan tingkatan manajemen tertinggi dalam struktur organisasi, dan memiliki tanggung jawab
dalam membuat keputusan organsasi serta menyusun rencana dan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan.
2. Middle Manajer
Merupakan tingkatan dalam klasifikasi manajemen yang menjembatani antara tingkatan lower
manajer dengan top manajer. Selain itu, middle manajer bertugas mengelola pekerjaan lower manajer dan
mempertanggungjawabkannya kepada top manajer.
3. Lower Manajer
Merupakan tingkatan paling bawah dalam klasifikasi manajemen memiliki tugas untuk mengelola
pekerjaan dari pekerja-pekerja diluar tingkatan manajerial, yang meliputi orang-orang yang melakukan
pekerjaan di bidang produksi dan pelayanan pada pelanggan. Selain itu lower manajer juga harus
mempertanggungjawabkan pekerjaan karyawan-karyawan yang dipimpinnya kepada middle manajer.
E. Fungsi manajemen
Adalah membuat agar setiap jenjang memiliki ritme yang sama untuk melaksanakan tugasnya
masing masing.
1. Perencanaan (palanning)
2. Pengorganisasian (organizing)
Adalah proses menyatukan orang orang untuk bekerja sama dan membagi tugas dalam
mencapai tujuan.
a) Organisasi garis
Adalah wewengan oranisasi yang dipegang langsung oleh menejer atas yang
diterapkan pada karyawannya untuk mencapai keberhasilan
c) Organisasi fungsional
Adalah bentuk organisasi yang dirancang sesuai jenis fungsinya dan dibagi menurut
pekerjaan tiap bagaian.
d) Organisasi matriks
Adalah bentuk organisasi yang mengharuskan adanya tanggung jawab dari setiap
bagian kpd atasan dan bagian lainnya.
3. Pelaksanaan ( actuating)
a) Otoriter
b) Demokratis
c) Kendali bebas
4. Pengawasan (controling)
F. Bidang manajemen
1. Menejemen produksi
Adalah manajemen yang menekan pada terencana dan tersistemnya sebuah kegiatan produksi
yang mengubah input menjadi output.
2. Manajemen pemasaran
3. Manajemen keuangan
Memaksimalkan keuntungan
Mengutamakan kesejahteraan perusahaan
Memastikan bahwa member member keuangan digunakan secara efektif dan
efesien.
4. Manajemen SDA
Adalah yang kegiatan utamannya berkaitan dengan input produksi berupa tenaga kerja
5. Manajemen administrasi
adalah sebuah usaha dan kegiatan yang berhubungan dengan pengaturan kebijakan di dalam
organisasi dengan tujuan agar sasaran organisasi dapat tercapai dengan baik.