Anda di halaman 1dari 14

BAB II

OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Setelah memahami prinsip-prinsip mengenai


perbankan, pada pertemuan ini mahasiswa diharapkan
mampu menganalisis peran dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) terhadap pengawasan bank dan Lembaga keuangan
serta pengaruhnya terhadap perekonomian nasional.

B. MATERI

1. Latar Belakang Pendirian OJK

Pada materi ini, akan dijelaskan terkait dengan


latar belakang pendirian OJK, perbedaan dalam hal
pengawasan lembaga keuangan di negara lain serta
fungsi dan peran OJK.

Krisis ekonomi pada tahun 1997-1998


mengharuskan pemerintah memperbaiki kondisi sektor
perbankan agar sistem keuangan stabil dan krisis
ekonomi tidak terulang. Pemerintah membuat suatu
model pengawasan untuk mengawasi semua aktifitas di
sektor keuangan.
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 15
Dalam prakteknya, di dunia ada beberapa model
pengawasan lembaga keuangan yaitu yang dilakukan
oleh satu lembaga atau beberapa lembaga. Inggris
adalah lembaga yang memilih model 1 (satu) lembaga
pengawas. Financial Supervisory Authority (FSA) untuk
mengawasi industri jasa keuangannya, berbeda dengan
Amerika Serikat, di mana pengawasan terhadap industri
jasa keuangan dilakukan oleh beberapa lembaga, yaitu
SEC (Securities and Exchange Comission) untuk
mengawasi pasar modal dan Federal Reserve (The
Fed), FDIC (Federal Deposit Insurance Corporation),
dan OCC (Office of The Comptroller of The Currency)
untuk industri perbankan (Otoritas Jasa Keuangan,
2022a).

Dalam pemilihan model pengawasan yang akan


dipakai, ada beberapa pertimbangan yaitu : kecocokan
dengan sistem perbankan yang berlaku di negara
tersebut serta seberapa konvergen/terpusatnya
lembaga-lembaga keuangan, juga pertimbangan sistem
yang berlaku : commercial banking system dan universal
banking system. Sistem Commercial banking,
diimplementasikan di Indonesia dan Amerika Serikat di
mana bank tidak diperkenankan melakukan aktifitas
seperti asuransi/usaha keuangan non-bank. Sedangkan
negara-negara di Eropa dan Jepang membolehkan hal
tersebut karena menganut sistem universal banking,
bank boleh melaksanakan aktifitas bank

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 16


investasi/investment bank dan asuransi (Otoritas Jasa
Keuangan, 2022a)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun


2011, negara harus membentuk Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) sebagai lembaga yang mengelola,
mengatur dan mengawasi seluruh aktifitas di industri
jasa keuangan seperti sektor jasa keuangan non-bank
meliputi asuransi, lembaga pembiayaan, dana pensiun,
perbankan dan pasar modal (Otoritas Jasa Keuangan,
2022). Sesuai amanat undang-undang, OJK merupakan
lembaga yang independen dan memiliki tugas, fungsi
dan wewenang tertentu.

Beberapa tugas OJK merupakan peralihan dari


beberapa tugas lembaga lainnya yaitu :

Tujuan pembentukan OJK adalah untuk


merealisasikan sistem keuangan yang berkembang
secara berkesinambungan dan stabil, mampu
melindungi kepentingan masyarakat serta agar semua
aktifitas di sektor jasa keuangan dijalankan dengan
teratur, akuntabel, adil dan transparan.

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 17


Pengawasan lembaga keuangan oleh OJK
didasarkan pada pertimbangan yaitu edukasi dan
perlindungan terhadap konsumen, dan dilakukan untuk
mencapai dua tujuan utama :

Dalam jangka panjang, tuntutan masyarakat akan


layanan yang prima terhadap pelaku di industri jasa
keuangan, akan mendorong peningkatan efisiensi dari
pelaku industri jasa (Otoritas Jasa Keuangan, 2022a)

2. Tugas dan Wewenang OJK

Fungsi OJK adalah melakukan pengaturan dan


pengawasan secara menyeluruh terhadap semua
aktifitas di sektor jasa keuangan. Pasal 6 dari UU No 21
Tahun 2011 mengamanatkan OJK untuk melaksanakan
pengaturan dan pengawasan atas (Otoritas Jasa
Keuangan, 2022) :

a. Aktifitas di sektor Perbankan;


b. Aktifitas di sektor Pasar Modal;
c. Aktifitas di sektor Lembaga Pembiayaan, Dana
Pensiun, Perasuransian dan Lembaga lainnya.

Dalam menjalankan fungsinya, OJK memiliki


kewenangan antara lain

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 18


a. Pengawasan di sektor perbankan meliputi (Otoritas
Jasa Keuangan, 2022a):
 Perizinan dalam pendirian bank, pembukaan
kantor cabang bank, pencabutan izin usaha
termasuk pengaturan terkait operasional bank
seperti penetapan anggaran dasar, rencana kerja,
kepemilikan bank, kepengurusan dan SDM dan
juga terkait strategi bank seperti akuisisi bank,
konsolidasi dan merger;
 Aktifitas usaha bank seperti penghimpunan dana,
produk hibridasi, dan jasa-jasa bank;
 Kesehatan bank meliputi: pengukuran solvabilitas,
kualitas aset, likuiditas, rentabilitas, rasio
kecukupan modal minimum, pencadangan bank,
rasio pinjaman terhadap simpanan, batas
maksimum pemberian kredit, sistem informasi
debitur;
 Aspek kehati-hatian bank, meliputi: tata kelola
bank, manajemen risiko, Know Your Customer
(KYC) dan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme (APU PPT) serta
pemeriksaan perbankan.

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 19


b. Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan meliputi:
 Membuat ketentuan perundangan untuk sektor
jasa keuangan
 Membuat ketentuan dan kebijakan OJK;
 Membuat ketentuan tentang pengawasan di sektor
jasa keuangan
 Membuat peraturan mengenai tata cara
penentuan pengelola statuter pada bank dan non
bank, menetapkan struktur organisasi dan
infrastruktur, juga mengelola dan menatausahakan
aset dan utang;
 Menentukan peraturan tentang tata cara
pengenaan sanksi.
c. Pengawasan Lembaga jasa keuangan antara lain

• Membuat kebijakan operasional pengawasan


untuk kegiatan jasa keuangan;

• Melakukan kegiatan pengawasan yang dilakukan


Kepala Eksekutif;

• Melaksanakan perlindungan konsumen,


pemeriksaan penyidikan pengawasan pada
lembaga jasa keuangan;

• Menunjuk pengelola dan pemakaian pengelola


statuter;

• Memberikan sanksi administratif pada pihak yang


melanggar di industri jasa keuangan;

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 20


• Memberikan persetujuan melakukan kegiatan
usaha dan pengesahan, serta mengizinkan dan
atau menarik izin usaha, izin orang perseorangan;

Proses pengawasan yang dilaksanakan oleh OJK


dibedakan menjadi :

Kewenangan lainnya yang dimiliki oleh OJK adalah

a. mengenakan sanksi, menjatuhkan sanksi terhadap


bank apabila bank tidak patuh terhadap ketentuan.
b. melakukan penyidikan, menyidik di sektor jasa
keuangan bank dan non bank. Proses penyidikan
dilaksanakan oleh Kepolisian dan pejabat Pegawai
Negeri Sipil OJK. Selanjutnya hasil penyidikan
diteruskan ke proses penuntutan oleh Jaksa.
c. Melindungi konsumen, mencegah kerugian
konsumen dan masyarakat, melayani pengaduan
konsumen dan melakukan pembelaan hukum
(Otoritas Jasa Keuangan, 2022d).

OJK melakukan pengawasan dengan metode (Otoritas


Jasa Keuangan, 2022):

a. On-site supervision atau mengawasi bank secara


langsung, dengan melakukan pemeriksaan khusus
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 21
dan pemeriksaan umum. Tujuannya adalah agar
diperoleh kondisi keuangan bank dan melihat
kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku
serta bila ada praktik yang membahayakan usaha
bank;
b. Off-site supervision atau mengawasi secara tidak
langsung, dengan memantau melalui laporan yang
disampaikan bank secara periode, laporan hasil
pemeriksaan dan lainnya.

3. Struktur Organisasi OJK

Sebagai lembaga pengawas di industri jasa keuangan,


Otoritas Jasa Keuangan dijalankan oleh Dewan
Komisioner terdiri dari 9 (sembilan) orang dan diangkat
Presiden Republik Indonesia. Dewan Komisioner
menjalankan OJK secara kolektif dan kolegial di mana
setiap anggota Dewan Komisioner mempunyai hak
suara yang sama.

Dewan Komisioner OJK terdiri atas (Otoritas Jasa


Keuangan, 2022a):

a. Ketua yang juga sebagai anggota


b. Wakil Ketua
c. Kepala Eksekutif Pengawas untuk sektor Perbankan
d. Kepala Eksekutif Pengawas untuk sektor Pasar
Modal

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 22


e. Kepala Eksekutif Pengawas untuk sektor Industri jasa
keuangan Non-Bank
f. Ketua Dewan Audit
g. Anggota untuk bidang Edukasi dan Perlindungan
Konsumen
h. Anggota ex-officio dari Bank Indonesia
i. Anggota ex-officio dari Kementerian Keuangan
Republik Indonesia.

Untuk aktifitas operasional OJK, terdiri dari beberapa


bidang :

a. Manajemen Strategis I dipimpin oleh Ketua Dewan


Komisioner;
b. Manajemen Strategis II dipimpin oleh Wakil Ketua
Dewan Komisioner;
c. Pengawasan Sektor Perbankan di pimpin oleh
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan;
d. Pengawasan Sektor Pasar Modal dipimpin oleh
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal;
e. Pengawasan Sektor IKNB dimpimpin oleh Kepala
Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun,
Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa
Keuangan Lainnya.
f. Audit Internal dan Manajemen Risiko dipimpin oleh
Ketua Dewan Audit memimpin bidang;
g. Edukasi dan Perlindungan Konsumen dipimpin oleh
Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan
Perlindungan Konsumen.

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 23


4. Kerja Sama OJK dengan Lembaga lain

Agar tugas yang diamanatkan ke OJK dapat berjalan


dengan baik, OJK bekerja sama dengan beberapa
lembaga terkait yaitu :

Berkoordinasi antara OJK dengan BI adalah dalam


pembuatan ketentuan pengawasan perbankan seperti :
keharusan bank memenuhi modal minimum; bank
memiliki sistem informasi yang terpadu; ketentuan terkait
dana dari luar negeri/valuta asing dan pinjaman komersial
dari luar negeri; transaksi derivatif dan aktifitas bank
lainnya (Otoritas Jasa Keuangan, 2022a)

Berkoordinasi OJK dengan BI dalam membuat


ketentuan pengawasan perbankan. Tujuannya adalah
untuk membentuk kompetensi yang merupakan
gabungan dari personalia kedua lembaga, dan mampu
membuat suatu ketentuan perbankan yang lebih
sempurna, sehingga dihasilkan sistem perbankan yang
mampu menghadapi segala kondisi ekonomi;

OJK dan BI juga berkoordinasi dalam proses tukar


menukar informasi perbankan, untuk membentuk suatu
sistem informasi gabungan, agar kedua lembaga mudah
mengakses informasi perbankan yang disiapkan oleh
kedua lembaga setiap saat, sehingga pelaksanaan
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 24
tugas kedua lembaga menjadi lebih efektif (Otoritas
Jasa Keuangan, 2022a);

Koordinasi antara OJK dan BI juga terjadi saat


proses pemeriksaan perbankan. BI akan berkoordinasi
dengan OJK sebelum melakukan pemeriksaan, begitu
pula sebaliknya bila OJK mengidentifikasikan bank yang
mengalami keadaan memburuk. Koordinasi kedua
lembaga memiliki tujuan agar kedua lembaga dapat
mengantisipasi dampak negatif yang sistemik dari bank
yang bermasalah dan proses penanganan lebih tepat
dan cepat (Otoritas Jasa Keuangan, 2022a).

Koordinasi OJK dan LPS adalah terkait kondisi


bank yang bermasalah dan OJK berperan menyehatkan
bank tersebut. OJK akan menginformasikan ke BI dan
LPS bila ada bank yang kondisinya memburuk. Dengan
berkoordinasi terlebih dulu dengan OJK, LPS akan
melaksanakan pemeriksaan pada bank yang selaras
dengan tugas, fungsi dan wewenangnya.

5. Peran OJK Dalam Perlindungan Konsumen dan


Masyarakat

Pengawasan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa


Keuangan pada industri jasa keuangan adalah
didasarkan untuk memberikan perlindungan kepada
konsumen dan masyarakat. Terkait dengan hal tersebut,
OJK memiliki wewenang untuk mencegah terjadinya

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 25


kerugian pada konsumen dan masyarakat dengan cara
(Otoritas Jasa Keuangan, 2022a):

a. Menyampaikan informasi dan pendidikan kepada


masyarakat mengenai karakteristik industri jasa
keuangan termasuk layanan dan produk.
b. Menghentikan aktifitas lembaga jasa keuangan yang
berpotensi merugikan konsumen dan masyarakat.

Dalam melayani pengaduan konsumen, OJK


melaksanakan :

a. Membuat sarana untuk melayani pengaduan


konsumen atas kerugian yang ditimbulkan oleh
Lembaga Jasa Keuangan
b. Menetapkan mekanisme pengaduan konsumen
c. Memfasilitasi proses penyelesaian pengaduan
konsumen

OJK berwenang melakukan pembelaan hukum dalam


melaksanakan perlindungan konsumen dan masyarakat,
meliputi (Otoritas Jasa Keuangan, 2022b):

a. Mengharuskan lembaga jasa keuangan untuk


menyelesaikan setiap pengaduan konsumen.
b. Membuat gugatan :
1) Agar harta kekayaan milik yang dirugikan dapat
kembali dari pihak yang menyebabkan kerugian
dan/atau
2) Agar konsumen dan masyarakat mendapatkan
ganti rugi dari pihak yang menimbulkan kerugian

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 26


sebagai akibat dari melanggar peraturan
perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

C. LATIHAN

1. Menurut analisis Anda mengapa Indonesia memilih


metode pengawasan dengan mendirikan OJK, jelaskan !
2. Jelaskan fungsi dan wewenang OJK !
3. Dengan lembaga mana saja OJK perlu bekerjasama
dan berkoordinasi, jelaskan !
4. Salah satu tujuan dididirkanny OJK adalah melindungi
kepentingan konsumen, jelaskan !

D. REFERENSI

Otoritas Jasa Keuangan. (2022). Retrieved from


https://www.ojk.go.id/id/Pages/FAQ-otoritas-jasa-
keuangan.aspx: https://www.ojk.go.id/id/Pages/FAQ-
otoritas-jasa-keuangan.aspx

Otoritas Jasa Keuangan. (2022). Pengaturan dan


Pengawasan Perbankan.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/ikhtisar-
perbankan/Pages/Peraturan-dan-Pengawasan-
Perbankan.aspx

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 27


Otoritas Jasa Keuangan. (2022b). POJK tentang
Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan.
https://www.ojk.go.id/id/regulasi/Pages/POJK-
tentang-Perlindungan-Konsumen-Sektor-Jasa-
Keuangan.aspx

Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 28

Anda mungkin juga menyukai