Pengertian OJK
Secara umum, pengertian OJK adalah lembaga yang berperan menyelenggarakan sistem
dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan di sektor keuangan.
Pengertian OJK atau Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga independen sebagai
penyelenggara sistem pengaturan dan pengawasan terintegrasi pada seluruh aktivitas di
sektor jasa keuangan dan non-keuangan. Pengawasan sektor jasa keuangan, mulai dari
pasar modal hingga perbankan. Sedangkan, sektor jasa non-keuangan seperti dana
pensiun, asuransi, dan lembaga pembiayaan lainnya.
Dalam menjalankan tugasnya, OJK berdiri sendiri tanpa campur tangan pihak lain.
Sehingga lembaga ini mempunyai sejumlah fungsi dan wewenang baik pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan.
OJK dibangun untuk menggantikan peran dari Bapepam-LK dalam pengaturan serta
pengawasan pasar modal dan juga lembaga keuangan, menggantikan peran Bank
Indonesia dalam pengawasan dan pengaturan bank, serta melindungi konsumen jasa
keuangan.
Dikutip dari laman resminya, ojk.go.id, tujuan OJK adalah agar keseluruhan kegiatan di
dalam sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel.
Kedua, tujuan OJK adalah agar mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh
secara berkelanjutan dan stabil.
Ketiga, tujuan OJK adalah supaya mampu melindungi kepentingan konsumen dan
masyarakat.
Keempat, tujuan OJK adalah enjamin keamanan aktivitas keuangan di berbagai lembaga
pembiayaan yang telah diakui OJK.
Sedangkan fungsi dari OJK adalah untuk menyelenggarakan sistem pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan
3. Fungsi OJK
Fungsi lain dari Otoritas Jasa Keuangan adalah membangun ekosistem keuangan saling
menguntungkan. Terdapat pihak dalam mewujudkan perekonomian dan keuangan yang
memadai. OJK adalah salah satunya. Dengan berbagai peranan, tugas, dan wewenangnya
diharapkan Otoritas Jasa Keuangan mampu menciptakan berbagai transaksi keuangan
yang menguntungkan dari pihak masyarakat, jasa keuangan, hingga pemerintah.
Dikutip dari laman gramedia.com, latar belakang pembentukan OJK adalah karena
dengan adanya kebutuhan dalam hal penataan lembaga-lembaga pelaksana yang bertugas
dalam mengatur serta memberikan pengawasan sektor jasa keuangan.
Di sisi lain, globalisasi dan inovasi dalam sebuah sistem keuangan serta kemajuan
teknologi informasi yang sangat pesat, membuat industri keuangan menjadi sangat
dinamis, kompleks, dan juga akan saling terhubung. Karena itu, diperlukan OJK untuk
pengawasan.
Pengawasan terhadap sebuah lembaga jasa keuangan yang memiliki beberapa anak
perusahaan di bidang jasa keuangan yang berbeda kegiatan usaha (konglomerasi) mutlak
diperlukan.
Semakin kompleksnya layanan jasa keuangan, membuat permasalahan dan pelanggaran
di industri ini juga semakin bertambah. Maka dari itu, diperlukan fungsi edukasi,
perlindungan konsumen serta pembelaan hukum terhadap konsumen oleh pihak-pihak
terkait.
5. Tugas OJK
Terdapat beberapa tugas OJK di berbagai sektor keuangan, seperti perbankan, investasi, dan non-
perbankan. Simak penjelasan lengkapnya terkait tugas OJK di bawah ini.
1) Sektor Perbankan
Pertama, tugas OJK adalah menciptakan lingkungan perbankan sesuai aturan
lembaga keuangan. Pada sektor perbankan, Otoritas Jasa Keuangan memiliki
peranan penting dalam mensukseskan sistem transaksi keuangan yang aman.
Adapun tugas OJK adalah sebagai berikut.
2) Sektor Non-Bank
Sektor jasa keuangan non-bank juga menjadi sorotan pengawasan Otoritas Jasa
Keuangan. Dalam sektor non-bank, tugas OJK adalah di bawah ini.
3) Sektor Investasi
Lembaga investasi sangat beragam di Indonesia. Demi menjaga keamanan dan
keterjaminan investor, maka Otoritas Jasa Keuangan berperan penting dalam
menetapkan kebijakan di sektor tersebut. Demi terwujudnya lembaga investasi
yang aman, beberapa tugas OJK adalah sebagai berikut.
6. Wewenang OJK
1) Terkait khusus pengawasan dan pengaturan lembaga jasa keuangan bank yang
meliputi:
a. Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana
kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi
dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank;
b. Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi,
dan aktivitas di bidang jasa;
c. Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi: likuiditas,
rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas
maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan dan pencadangan
bank; laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank; sistem
informasi debitur; pengujian kredit (credit testing); dan standar akuntansi bank;
d. Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi:
manajemen risiko; tata kelola bank; prinsip mengenal nasabah dan anti-pencucian
uang; dan pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan; serta
pemeriksaan bank.
7. Prinsip OJK
Lalu prinsip keandalan berarti konsumen memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan
yang akurat dimana sistem, prosedur, infrastruktur dan SDM yang diberikan oleh PUJK
harus mumpuni dan profesional.
"Prinsip keamanan data, OJK melarang PUJK membagikan data atau informasi tentang
konsumennya ke pihak ketiga. Data yang dimiliki PUJK hanya digunakan untuk
kepentingan dan tujuan yang disetujui konsumen,
Perlindungan terhadap konsumen ini juga diperkuat dengan adanya Portal Perlindungan
Konsumen, dimana sejak 1 Januari 2021, OJK telah meluncurkan Aplikasi Portal
Perlindungan Konsumen (APPK) sebagai sistem layanan konsumen terintegrasi di sektor
jasa keuangan yang berkaitan dengan penanganan pengaduan konsumen dan
penyelesaian sengketa.
Sektor keuangan yang diawasi OJK adalah meliputi kegiatan yang ada di sektor
perbankan, pasar modal, hingga sektor industri keuangan non bank (IKNB) seperti
asuransi, dana pensiun, lembaga pembiyaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya.
Beberapa lembaga khusus yaitu Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI),
Perusahaan Pergadaian, Lembaga Penjamin, Perusahaan Pembiayaan Sekunder
Perumahan, PT Permodalan Nasional Madani (Persero), dan PT Danareksa (Persero).
Otoritas Jasa Keuangan harus menjalin hubungan kelembagaan dengan berbagai lembaga
negara lainnya seperti Bank Indonesia (BI), Direktorat Jenderal Pajak hingga Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS).
Tujuan dari hubungan kelembagaan OJK ini adalah untuk menjamin kestabilan dalam
sektor keuangan. Mengutip situs OJK, berikut hubungan kelembagaan OJK