NIM : 20200430317
Kelas : E
Resume Kuliah Tamu OJK
Nilai-nilai OJK
Integritas: Bertindak objektif, adil, dan konsisten sesuai dengan kode etik dan kebijakan
organisasi dengan menjunjung tinggi kejujuran dan komitmen.
Profesionalisme: Bekerja dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kompetensi yang tinggi
untuk mencapai kinerja terbaik.
Sinergi: Berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal
secara produktif dan berkualitas.
Inklusif: Terbuka dan menerima keberagaman pemangku kepentingan serta memperluas
kesempatan dan akses masyarakat terhadap industri keuangan.
Visioner: Memiliki wawasan yang luas dan mampu melihat kedepan serta dapat berpikir di
luar kebiasaan
Asas OJK
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya Otoritas Jasa Keuangan berlandaskan asas-asas
sebagai berikut:
Asas independensi, yakni independen dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan fungsi,
tugas, dan wewenang OJK, dengan tetap sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Asas kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan
peraturan perundang-undangan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan
Otoritas Jasa Keuangan;
Asas kepentingan umum, yakni asas yang membela dan melindungi kepentingan konsumen
dan masyarakat serta memajukan kesejahteraan umum;
Asas keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan
Otoritas Jasa Keuangan, dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi dan
golongan, serta rahasia negara, termasuk rahasia sebagaimana ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan;
Asas profesionalitas, yakni asas yang mengutamakan keahlian dalam pelaksanaan tugas dan
wewenang Otoritas Jasa Keuangan, dengan tetap berlandaskan pada kode etik dan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
Asas integritas, yakni asas yang berpegang teguh pada nilai-nilai moral dalam setiap tindakan
dan keputusan yang diambil dalam penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan; dan
Asas akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
setiap kegiatan penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada publik.
Strategi 5: Meningkatkan budaya tata kelola dan manajemen risiko di lembaga keuangan.
Budaya tata kelola dan manajemen risiko yang baik harus menjadi jiwa dalam kegiatan di
sektor keuangan. Untuk itu OJK akan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola dan manajemen
risiko yang setara di seluruh lembaga jasa keuangan. Tidak kalah pentingnya adalah
pengembangan budaya integritas yang menuntut kepemimpinan yang kuat dan berkarakter.
Untuk itu ke depan OJK akan memberikan bobot lebih pada penilaian aspek ini dalam proses
fit and proper test pengurus lembaga keuangan.
Strategi 8: Meningkatkan tata kelola internal dan quality assurance. Untuk keperluan ini, OJK
akan menerapkan standar kualitas yang konsisten di seluruh level organisasi, menyelaraskan
antara tujuan OJK dengan kebutuhan pemangku kepentingan antara lain membuka dialog
dengan industri secara berkala, dan memastikan pengambilan keputusan yang tepat sehingga
memberikan manfaat bagi masyarakat.
Pembiayaan OJK
1. Sumber Pembiayaan OJK bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dan pungutan dari pihak yang melakukan kegiatan di sektor jasa keuangan.
2. Pungutan ke Pelaku Industri Keuangan Rencananya OJK akan menarik pungutan dari
lembaga-lembaga keuangan di Indonesia. Mekanisme pungutan itu sendiri tengah
digodok oleh OJK dan pemerintah.
3. Praktik Pungutan di Luar Negeri. Sedikitnya ada 80 negara di dunia yang lembaga
pengawasnya melakukan pungutan. Hubungan kelembagaan OJK?
b. Tidak hanya dalam pembuatan aturan, BI dan OJK juga harus terintegrasi dalam tukar
menukar informasi perbankan. Melalui penggabungan sistem informasi ini, BI dan OJK akan
lebih mudah mengakses informasi perbankan yang disediakan masing-masing lembaga setiap
saat (timely basis). Informasi strategis yang dimiliki masing-masing lembaga dan
aksesibilitas yang mudah sangat menunjang efektivitas pelaksanaan tugas;
c. Dalam rangka pemeriksaan bank, BI dan OJK juga terus melakukan hubungan timbal
balik. BI dalam kondisi tertentu akan melakukan pemeriksaan khusus terhadap bank setelah
berkoordinasi dengan OJK. Begitupun sebaliknya, dalam hal OJK mengidentifikasikan bank
tertentu mengalami kondisi yang memburuk maka OJK akan segera menginformasikan
kepada BI. Kerja sama reciprocal dimaksud sangat bermanfaat untuk mengantisipasi dampak
sistemik negatif dari suatu kondisi perbankan. Dengan kerja sama itu pula tindakan
penanganan yang tepat dapat diambil dengan cepat.
2. Hubungan OJK dengan LPS
OJK menginformasikan kepada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengenai bank
bermasalah yang sedang dalam upaya penyehatan oleh OJK. Begitu juga LPS dapat
melakukan pemeriksaan terhadap bank yang terkait dengan fungsi, tugas dan wewenangnya
serta berkoordinasi terlebih dahulu dengan OJK.
Pertama, meningkatkan kepercayaan dari investor dan konsumen dalam setiap aktivitas dan
kegiatan usaha di sektor jasa keuangan.
Kedua, memberikan peluang dan kesempatan untuk perkembangan sektor jasa keuangan
secara adil, efisien, dan transparansi. Dalam jangka panjang, industri keuangan sendiri juga
akan mendapat manfaat yang positif untuk memacu peningkatan efisiensi sebagai respon dari
tuntutan pelayanan yang lebih prima terhadap pelayanan jasa keuangan.