Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH NON BANK

PENYELESAIAN SENGKETA

Dosen Pengampu : Andi Muhammad Aidil, S.H., M.H.

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
ANUGERAH ESAWATY M ( 105251104419 )
MUTHIAH AULIA RAMADHANI ( 105251104919 )
RINI FEBRIYANTI ( 105251104019 )
NUR AFNI DELFIANI ( 105251103919 )
RISNA NURUL FIQRIYAH ( 105251106719 )

HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Penyelesaian Sengketa”. Tidak lupa pula sholawat dan salam kita kirimkan kepada
Nabi Muhammad Saw yang telah membawa umat muslim dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.

Makalah ini kami susun untuk memenuhu tugas Mata Kuliah Lembaga
Keuangan Syariah Non Bank. Besar harapan kami agar makalah kami ini dapat
menambah wawasan kepada para pembaca mengenai Penyelesaian Sengketa.

Kami selaku penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Bapak


Ulil Amri, S.Sy., S.H., M.H selaku dosen Mata Kuliah Lembaga Keuangan Syariah Non
Bank, begitu juga kepada teman-teman, para pembaca, dan pihak-pihak yang tekah
berkontribusi dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami juga menyadar bahwa makalah yang kami buat jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun sehingga
kedepannya kita dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

Terima Kasih atas perhatiannya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Terbentuknya OJK dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan untuk melakukan
penataan kembali lembaga-lembaga yang melaksanakan fungsi pengaturan dan
pengawasan di sektor jasa keuangan. Hal tersebut dilandasi oleh beberapa hal, yaitu:
Amanat Undang-Undang, Perkembangan Industri Keuangan, Konglomerasi Lembaga
Jasa Keuangan, Perlindungan Keuangan. Pengalihan fungsi pengawasan perbankan
setelah di bentunya UU OJK ini dimaksudkan untuk memisahkan fungsi pengawasan
perbankan dari bank sentral ke sebuah badan atau lembaga yang independen di luar
bank sentral.

Dasar hukum pemisahan fungsi pengawasan tesebut yaitu Pasal 34 Undang-


Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang menyatakan bahwa Tugas mengawasi Bank
akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang independen, dan
dibentuk dengan Undang-Undang serta pembentukan lembaga pengawasan, sedangkan
pengawasan yang dilakukan yaitu terhadap bank dan perusahaan-perusahaan sektor jasa
keuangan lainnya yang meliputi asuransi, dana pensiun, sekuritas, modal ventura, dan
perusahaan pembiayaan, serta badan-badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan
dana masyarakat.

Lembaga ini bersifat independen dalam menjalankan tugasnya dan kedudukannya


berada di luar pemerintah dan berkewajiban menyampaikan laporan kepada Badan
Pemeriksa Keuangan dan Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam melakukan tugasnya
lembaga ini (supervisory board) melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Bank
Indonesia sebagai Bank Sentral yang akan diatur dalam Undang-Undang pembentukan
lembaga pengawasan dimaksud. Lembaga pengawasan ini dapat mengeluarkan
ketentuan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pengawasan Bank dengan
koordinasi dengan Bank Indonesia dan meminta penjelasan dari Bank Indonesia
keterangan dan data makro yang diperlukan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)?


2. Apa saja Fungsi dan Tugas Otoritas Jasa Keuangan (OJK)?
3. Apa wewenang yang dimiliki Otoritas Jasa Keuangan (OJK)?
4. Apa tujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa itu Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


2. Untuk mengetahui apa saja fungsi dan tugas dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK)
3. Untuk mengetahui wewenang yang dimiliki oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK)
4. Untuk mengetahui tujuan-tujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

BAB II
PEMBAHASAN
A. OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah sebuah lembaga independen yang bebas
dari campur tangan pihak atau lembaga lain. OJK didirikan atas UU Nomor 21 Tahun
2011 dengan fungsi untuk menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan sektor jasa keuangan. Dengan dibentuknya OJK, OJK
menggantikan peran Bapepam-LK dalam pengaturan dan pengawasan pasar modal dan
lembaga keuangan, serta menggantikan peran Bank Indonesia dalam pengaturan dan
pengawasan bank, serta melindungi konsumen jasa keuangan.

OJK juga memiliki Visi dan Misi tersendiri, di antaranya adalah:

 VISI

Dengan dibentuknya OJK, diharapkan OJK dapat menjadi lembaga pengawas


industri jasa keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan
masyarakat, dan mampu mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar
perekonomian nasional yang berdaya saing global serta mampu memajukan
kesejahteraan umum.

 MISI

OJK juga memiliki sebuah misi untuk mewujudkan terselenggaranya seluruh


kegiatan di sektor jasa keuangan secara teratur, adil dan transparan dan akuntabel, serta
mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil.

Industri keuangan yang masuk pada pengawasan OJK yaitu pasar modal,
perbankan, dana pensiun, asuransi, lembaga pembiayaan maupun lembaga jasa
keuangan yang lainnya. OJK menjadi lembaga negara yang memiliki sifat independen
dan terbebas dari adanya campur tangan dari pihak lain pada saat menjalankan
tugasnya.1

Dalam bahasa Indonesia yang dimaksud dengan pengawasan adalah penilikan


dan penjagaan, penilikan dan pengarahan kebijakan jalannya perusahaan. Controlling,
pengawasan adalah upaya agar sesuatu dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang telah

1
Ike Nofalia, “Pengertian OJK: Fungsi, Tugas, dan Kewenangannya”, (16 April 2019)
ditetapkan dan instruksi dan yang telah dikeluarkan. Dilihat dari sisi yang lebih longgar
pengawasan dalam arti pengawasan manajerial, adalah kegiatan untuk menjamin bahwa
pelaksanaan sesuai dengan rencana. Pengawasan tersebut merupakan salah satu fungsi
dalam proses manajemen yang mencakup penafsiran dan pengembangan standar
pelaksanaan, pengukuran pelaksanaan yang sebenarnya, penilaian pelaksanaan dan
tindakan perbaikan bila mana pelaksanaan berbeda dengan rencana.2

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa Otoritas


adalah kekuasaan yang sah yang diberikan kepada lembaga dalam masyarakat yang
memungkinkan para pejabatnya menjalankan fungsi, hak untuk bertindak, kekuasaan,
wewenang, hak melakukan tindakan atau hak yang membuat peraturan untuk
memerintah orang lain.3

B. FUNGSI DAN TUGAS OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

Ketentuan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa


Keuangan menyatakan bahwa fungsi OJK adalah menyelenggarakan sistem pengaturan
dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor
keuangan. Dalam melakukan fungsi pengaturan dan pengawasan di sektor jasa
keuangan, OJK dilandasi oleh beberapa hal berikut:

1. Amanat undang-undang.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia telah


mengalami beberapa kali perubahan hingga menjadi Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2009 yang mengamanatkan pembentukan lembaga pengawasan sektor
jasa keuangan yang mencakup perbankan, asuransi, dana pensiun sekuritas,
modal ventura dan perusahaan pembiayaan, serta badan-badan lain yang
menyelenggarakan pengelolaan dana masyarakat.

2. Perkembangan industri keuangan.

Globalisasi telah mendukung untuk menciptakan teknologi industri keuangan


yang sangat kompleks, dinamis, dan saling terkait.

2
Aldi, “JASA KEUANGAN, KOPERASI, KONSUMEN DAN BADAN PENYELESAIAN
SENGKETA KONSUMEN.”
3
KBBI
3. Konglomerasi lembaga jasa keuangan.

Di dalam lembaga jasa keuangan, terdapat beberapa hal yang sangat besar dan
memiliki anak perusahaan di bidang keuangan yang berbeda dengan kegiatan
usahanya. Contohnya, perbankan yang memiliki anak perusahaan dalam bentuk
asuransi, sekuritas, atau pembiayaan dan dana pensiun.

4. Perlindungan konsumen.

Permasalahan yang sering terjadi di industri jasa keuangan semakin beragam


sehingga diperlukannya fungsi edukasi, perlindungan konsumen, dan pembelaan
hukum.

Tugas Otoritas Jasa Keuangan tertuang pada Pasal 6 Undang-Undang Nomor 21


Tahun 2011 yaitu sebagai berikut: Ketentuan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2011 bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaksanakan tugas pengaturan dan
pengawasan terhadap:

a. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan.


b. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal.
c. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya.

Tugas pengaturan OJK dititikberatkan pada pemenuhan peraturan perundang-


undangan di sektor jasa keuangan baik perbankan maupun non bank serta mencegah dan
mengurangi kerugian konsumen dan masyarakat. Sedangkan tugas pengawasan OJK
dititikberatkan pada pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan, pemeriksaan,
penyidikan, perlindungan konsumen, dan menetapkan sanksi administratif terhadap
pihak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan.4

C. WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

4
Dewi Suci Ramadhani, “OJK juga dapat dipahami sebagai institusi yang memiliki wewenang
untuk melakukan penyidikan dan memungut fee dari lembaga keuangan yang diawasi” (05
September 2022)
Sama seperti lembaga lainnya, OJK-pun memiliki wewenangnya sesuai dengan
Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan. Wewenang tersebut dikelompokkan menjadi
4 aspek meliputi:

 Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank

Perizinan pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana


kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger,
konsolidasi dan akuisisi bank, pencabutan izin usaha bank. Kegiatan usaha bank:
sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan aktivitas dibidang jasa.

 Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank


a. Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas asset, rasio kecukupan, modal
minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio peminjaman terhadap
simpanan, dan cadangan bank.
b. Laporan bank terkait dengan kesehatan dan kinerja bank.
c. Sistem informasi debitur.
d. Pengujian kredit (credit testing)
e. Standar akuntansi bank.
 Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank
a. Manajemen resiko
b. Tata kelola bank
c. Prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang
d. Pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan
 Pemeriksaan bank

OJK dalam menjalankan fungsi pengawasan pada bank, dilakukan dengan


strategi pada dua jenis pendekatan, yakni pengawasan tidak langsung atau off
site supervision dan pengawasan langsung atau on site examination. Secara
ringkas, dijelaskan bahwa pengawasan tidak langsung merupakan tindakan
pengawasan dan analisis yang dilakukan berdasarkan laporan berkala
atau regulatory reports sementara pengawasan langsung yakni melakukan
pemeriksaan pada bank untuk meneliti dan mengevaluasi tingkat kepatuhan
bank terhadap ketentuan yang berlaku.5

D. TUJUAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Berdasarkan penelitian di OJK Perwakilan Lampung, Iwan Kurniawan


mengatakan bahwa dalam mewujudkan pembangunan perekonomian nasional yang
mampu tumbuh dengan stabil dan berkelanjutan, menciptakan kesempatan kerja yang
luas dan seimbang disemua sektor perekonomian serta memberikan kesejahteraan
secara adil kepada seluruh rakyat Indonesia maka program pembangunan ekonomi
nasional harus dilaksanakan secara komprehensif dan mampu menggerakkan kegiatan
perekonomian nasional yang memiliki jangkauan yang luas dan menyentuh keseluruh
sektor riil dari perekonomian masyarakat Indonesia.Guna mewujudkan hal tersebut
diatas program pembangunan ekonomi nasional perlu didukung oleh tata kelola
perusahaan yang baik secara berkesinambungan dan melakukan perbaikan dalam sistem
keuangan dan seluruh kegiatan jasa keuangan. OJK dalam pembentukannya mempunyai
beberapa tujuan guna melaksanakan pengawasan khususnya disektor jasa keuangan.

Berdasarkan Pasal 4 UU OJK, OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan
didalam sektor jasa keuangan :

 Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;


 Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan
stabil; dan
 Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.6

5
Leo Bisma, “Mengenal OJK (Otoritas Jasa Keuangan), Fungsi, dan Wewenangnya | Ekonomi
Kelas 10” (11 November 2021)
6
Pranata Hukum, “Jurnal Ilmu Hukum,” Volume 13 (2 Juli 2018)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah sebuah lembaga independen yang bebas dari
campur tangan pihak atau lembaga lain. OJK didirikan atas UU Nomor 21 Tahun 2011
dengan fungsi untuk menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan sektor jasa keuangan. Dengan dibentuknya OJK, OJK
menggantikan peran Bapepam-LK dalam pengaturan dan pengawasan pasar modal dan
lembaga keuangan, serta menggantikan peran Bank Indonesia dalam pengaturan dan
pengawasan bank, serta melindungi konsumen jasa keuangan.

fungsi OJK adalah menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang


terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor keuangan. Tugas Otoritas
Jasa Keuangan tertuang pada Pasal 6 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 yaitu
sebagai berikut: Ketentuan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 bahwa
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan
terhadap:

a. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan.


b. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal.
c. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya.

Sama seperti lembaga lainnya, OJK-pun memiliki wewenangnya sesuai dengan


Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan. Wewenang tersebut dikelompokkan menjadi
4 aspek meliputi:

 Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank


 Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank
 Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank
 Pemeriksaan bank

Berdasarkan Pasal 4 UU OJK, OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan


kegiatan didalam sektor jasa keuangan :
 Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;
 Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan
stabil; dan

Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat

A. SARAN

Penulis makalah diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca untuk
dapat memperkaya khasanah perpustakan serta bermanfaat bagi semua pihak. Penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca mengenai mata kuliah ini guna
kesempurnaan makalah selanjutnya. Kami juga meminta maaf jika ada kesalahan kata
dalam makalah kami.

Terima Kasih atas perhatiannya. Wassalamualaikum Warahmatullahi


Wabaralatuh.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.ojk.go.id/id/tentang-ojk/Pages/Tugas-dan-
Fungsi.aspx#:~:text=Otoritas%20Jasa%20Keuangan%20(OJK)
%20mempunyai,kegiatan%20di%20sektor%20jasa%20keuangan.
2. https://www.ruangguru.com/blog/mengenal-ojk-otoritas-jasa-keuangan
3. https://money.kompas.com/read/2021/04/18/130400226/mengenal-ojk--tujuan-
pembentukan-tugas-fungsi-dan-wewenangnya?page=all
4. https://www.finansialku.com/ojk-adalah/
5. https://www.brilio.net/wow/pengertian-ojk-adalah-ketahui-tugas-fungsi-dan-
tujuan-dibentuknya-220905r.html

Anda mungkin juga menyukai