Disusun oleh
2. Stevany J. Snae
Nim : 1923755374
Semester / Kelas : 7 / C
Diampuh oleh :
JURUSAN AKUNTANSI
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas kasih dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang kami bahas mengenai “OTORITAS JASA
KEUANGAN”
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari dosen pengampuh ibu Agnes K. Beda
Mudamakin, SE, M.Acc pada bidang studi Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank di
politeknik negeri kupang.
Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank dalam hal ini Otoritas Jasa
Keuangan.
Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Table of Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1 LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN OJK.........................................................6
2.2 MENGENAL DEKAT TENTANG OJK....................................................................7
2.3 TUJUAN DARI OJK..................................................................................................7
2.4 FUNGSI DARI OJK....................................................................................................8
2.5 TUGAS DARI OJK.....................................................................................................8
2.6 WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN......................................................8
2.7 FUNGSI DAN TUGAS POKOK PENGAWSAN PERBANKAN............................9
2.8 FUNGSI DAN TUGAS POKOK PENGAWAN PASAR MODAL........................10
2.9 FUNGSI DAN TUGAS POKOK PENGAWASAN INDUSTRI KEUANGAN
NONBANK (INKB).............................................................................................................11
2.10 FUNGSI DAN TUGAS POKOK EDUKASI & PERLINDUNGAN KONSUMEN
11
2.11 NILAI STRATEGIS OJK........................................................................................11
2.12 ASAS-ASAS OJK.....................................................................................................12
2.13 KODE ETIK..............................................................................................................13
2.14 STRATEGI MEREALISASIKAN VISI DAN MISI OJK.......................................13
BAB III.....................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................15
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
Visi-Misi, Tujuan, Fungsi,Tugas, dan Wewenang OJK
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
- Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Bukan
Bank
- Menambah pengetahuan tentang Otoritas Jasa Keuangan
- Agar dapat mengenal lebih dekat tentang otoritas jasa keuangan
- Mampu menjelaskan Fungsi dan Tugas Pokok Pengawasan Lembaga
Independen
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga independen bebas dari campur
tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor
jasa keuangan baik dari sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa keuangan
nonbank seperti asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan, fintech, dan lembaga jasa
keuangan lainnya. Dalam operasionalnya OJK mempunyai visi dan misi serta nilai
strategis dan kode etik yang harus dilaksanakan oleh seluruh jajarannya.
vii
dilandasi dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, yang meliputi independensi,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, transparan dan kewajaran (fairness).
viii
uang; dan pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan; serta
pemeriksaan bank.
b. Terkait Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan (Bank dan Non-Bank)meliputi:
1) Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
2) Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
3) Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
4) Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap
Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
5) Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelolastatuter pada
lembaga jasa keuangan;
6) Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara,
dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban;
7) Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasakeuangan.
c. Terkait pengawasan lembaga jasa keuangan (bank dan non-bank) meliputi:
1) Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatanjasakeuangan;
2) Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala
Eksekutif;
3) Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen dan
tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, dan/atau penunjang
kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-
undangan di sektor jasa keuangan;
4) Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangandan/atau pihak
tertentu;
5) Melakukan penunjukan pengelola statuter;
6) Menetapkan penggunaan pengelola statuter;
7) Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan disektor jasa keuangan;
8) Memberikan dan/atau mencabut: izin usaha, izin orang perseorangan, efektifnya
pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan melakukan kegiatan
usaha, pengesahan, persetujuan atau penetapan pembubaran dan penetapan lain.
ix
3. Menyusun sistem dan ketentuan pengawasan bank.
4. Melakukan pembinaan, pengawasan, dan pemeriksaan bank.
5. Melakukan penegakan hukum atas peraturan di bidang perbankan.
6. Melakukan pemeriksaan khusus dan investigasi terhadap penyimpangan yang diduga
mengandung unsur pidana di bidang perbankan.
7. Melaksanakan remedial dan resolusi bank yang memiliki kondisi tidak sehat sebagai
tindak lanjut dari hasil pengawasan bank yang normal.
8. Mengembangkan pengawasan perbankan.
9. Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbankan.
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisioner.
x
1. Menyusun peraturan di bidang IKNB
2. Melaksanakan protokol manajemen krisis IKNB
3. Melakukan penegakan peraturan di bidang IKNB
4. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin
usaha, persetujuan, pendaftaran dari OJK dan pihak lain yang bergerak di IKNB
5. Menyiapkan rumusan kebijakan di bidang IKNB;
6. Melaksanakan kebijakan di bidang IKNB sesuai dengan ketentuanperundang-
undangan
7. Melakukan perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang
IKNB
8. Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang IKNB
9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisioner
xi
Inklusif adalah terbuka dan menerima keberagaman pemangku kepentingan serta
memperluas kesempatan dan akses masyarakat terhadap industri keuangan.
5. Visioner
Visioner adalah memiliki wawasan yang luas dan mampu melihat kedepan
(forward looking) serta dapat berpikir di luar kebiasaan (our of the box thinking).
Kelima nilai strategis OJK tersebut dielaborasi lagi ke dalam 15 perilaku utama
yang harus dijunjung tinggi oleh seluruh pejabat dan pegawai OJK, yakni jujur,
konsisten, bijak dan adil, belajar berkelanjutan, memberikan pelayanan prima kepada
pemangku kepentingan, berkomitmen terhadap hasil karya yang berkualitas,
membangun rasa saling percaya, berkomunikasi secara efektif, mencari solusi terbaik
untuk memperoleh nilai tambah, menghargai keberagaman, partisipatif dan kontributif,
fasilitatif dan edukatif, mencari dan mengembangkan konsep dan ide baru, melihat jauh
ke depan, serta menginspirasi dan mendukung perubahan
2.13KODE ETIK
Kode Etik OJK adalah norma dan asas mengenai kepatutan dan kepantasan
yang wajib dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh Anggota Dewan Komisioner,
xii
pejabat, dan pegawai OJK dalam pelaksanaan tugas. Komite etik adalah organ
pendukung Dewan Komisioner yang bertugas mengawasi kepatuhan Dewan
Komisioner, pejabat, dan pegawai OJK terhadap kode etik. Nilai dasar kode etik OJK
ini dicerminkan dalam perilaku yang sesuai dengan nilai strategis organisasi OJK
yakni integritas, profesionalisme, transparansi, akuntabilitas, sinergi, dan kesetaraan.
Peraturan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan No. 01/17/PDK/ XII/2012,
mengenai Kode Etik Otoritas Jasa Keuangan.
xiii
Strategi 6: Membangun sistem perlindungan konsumen keuangan yang
terintegrasi dan melaksanakan edukasi dan sosialisasi yang masif dan komprehensif.
Strategi ini diperlukan untuk mengefektifkan dan memperkuat bentuk-bentuk
perlindungan konsumen yang selama ini masih tersebar, sehingga bersama sama
dengan kegiatan edukasi dan sosialisasi akan mewujudkan level playing field yang
sama antara lembaga jasa keuangan dan konsumen keuangan.
Strategi 7: Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia. Strategi ini
diperlukan untuk menjawab kebutuhan akan capacity building bagi pengawas.
Strategi 8: Meningkatkan tata kelola internal dan quality assurance.Untuk
keperluan ini, OJK akan menerapkan standar kualitas yang konsisten di seluruh level
organisasi, menyelaraskan antara tujuan OJK dan kebutuhan pemangku kepentingan
antara lain membuka dialog dengan industri secara berkala, dan memastikan
pengambilan keputusan yang tepat sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat.
Dalam tata kelola OJK Sesuai pasal 17 UU OJK, anggota dewan komisioner
tidak dapat diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir,kecuali apabila
memenuhi alasan sebagai berikut: meninggal dunia, mengundurkan diri, masa
jabatannya telah berakhir dan tidak dipilih kembali, berhalangan tetap sehingga tidak
dapat melaksanakan tugas lebih dari enam bulan berturut-turut, tidak menjalankan
tugasnya sebagai anggota dewan komisioner lebih dari tiga bulan berturut-turut tanpa
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, tidak lagi menjadi anggota Dewan
Gubernur BI bagi anggota ex-officio dewan komisioner yang berasal dari Bank
Indonesia, tidak lagi menjadi pejabat setingkat eselon 1 pada Kementerian Keuangan
bagi anggota ex-officio dewan komisioner yang berasal dari Kementerian Keuangan,
memiliki hubungan keluarga sampai derajat kedua dengan anggota Dewan
Komisioner lain.
Setiap anggota Dewan Komisioner memiliki hak untuk memberikan pendapat
dalam setiap proses pengambilan keputusan Dewan Komisioner, dan memiliki hak
suara pada saat keputusan ditetapkan berdasarkan suara terbanyak.
OJK diawasi oleh DPR, dalam hal ini, Komisi XI. Sebagai bagian dari
akuntabilitas publik, OJK wajib menyusun laporan keuangan yang terdiri atas laporan
keuangan tiga bulanan, semester dan tahunan. Laporan ini akan berikan kepada Badan
Pemeriksa Keuangan dan DPR. Selain itu OJK juga wajib menyusun laporan kegiatan
yang terdiri atas laporan kegiatan bulanan, triwulanan, dan tahunan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Secara lebih lengkap, OJK adalah lembaga independen dan bebas dari campur
tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawaasan pemeriksaan dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
xiv
undang Nomor 21 tersebut. Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan merupakan upaya
pemerintah Republik Indonesia menghadirkan lembaga yang mampu menyelenggarakan
sistem pengaturan dan pengawasan terhadap keseluruhan kegiatan sektor keuangan, baik
perbankan maupun lembaga keuangan nonbank. Setelah itu, pada 18 Maret 2013
dibentuk Tim Transisi Otoritas Jasa Keuangan Tahap II untuk membantu Dewan
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan dalam pelaksanaan pengalihan fungsi, tugas dan
wewe- nang pengaturan dan pengawasan perbankan dari Bank Indonesia.
Tugas pengawasan industri keuangan non-bank dan pasar modal secara resmi
beralih dari Kementerian Keuangan dan Bapepam-LK ke OJK pada 31 Desember 2012.
Perluasan fungsi pengawasan Industri Keuangan Non-Bank, pada 1 Januari 2015 di mana
Otoritas Jasa Keuangan memulai Pengaturan dan Pengawasan Lembaga Keuangan
Mikro (LKM).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga independen bebas dari campur
tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor
jasa keuangan baik dari sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa keuangan
nonbank seperti asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan, fintech, dan lembaga jasa
keuangan lainnya. Otoritas Jasa Keuangan adalah sebuah lembaga pengawasan jasa
keuangan seperti industri perbankan, pasar modal, reksadana, perusahaan pembiayaan,
dana pensiun dan asuransi. Keberadaan Otoritas Jasa Keuangan (Otoritas Jasa Keuangan)
sebagai suatu lembaga pengawasan sektor keuangan di Indonesia memiliki tujuan dan
fungsi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai fungsi menyelenggarakansistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor
jasa keuangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai tugas melakukan pengaturan
dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, sektor pasar
modal, dan sektor Industri Keuangan Nonbank (INKB).
xv