Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

OTORITAS JASA KEUANGAN


Disusun untuk Memenuhi Tugas Bank dan Lembaga Keuangam
Dosen Pengajar : Arya Muslim, S.E., M.M.

Disusun Oleh :
Tika Apriyani
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan izin-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah Otoritas Jasa Keuangan ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh Dosen mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan “Arya Muslim, S.E., M.M.”

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita dalam mengetahui apa saja yang ada didalam kontrak bisnis. Makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, untuk kritik dan saran yang mambangun sangat saya
harapkan.

Kami harap makalah ini dapat manfaat dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

Karawang, 6 April 2022

Tika Apriyani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................................3
2.1 Otoritas Jasa Keuangan (OJK)..............................................................................................3
2.2 Visi dan Misi OJK...............................................................................................................3
2.3 Tujuan OJK.........................................................................................................................3
2.4 Tugas dan Wewenang..........................................................................................................4
2.5 Fungsi...................................................................................................................................5
2.6 Tugas..........................................................................................................................................6
2.6 Asas dibentuknya OJK........................................................................................................6
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................8
DAFTAR PUSAKA............................................................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Otoritas Jasa keuangan atau OJK merupakan Lembaga negara independent yang bebas
dari campur tangan pemerintah, yang mana OJK memiliki kewenangan, fungdi serta tugas
dalam pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan dalam sector perbankan, pasar
modal, perasuransian, dan pension Lembaga pembiayaan dan Lembaga jasa keuangan lainnya
(Mirza Nasution, 2012). Secara historis ide dibentuknya OJK sudah lama di wacanakan
yaitu, pada masa pemerintahan BJ. Habibie Ketika pemerintah menyusun Rancangan
Undang-Undang tentang BI (Zulkarnain Sitompul, 2004).

Alasan pembentukan Otoritas Jasa Keuangan antra lain adalah makin kompleks dan
bervariasinya produk jasa keuangan dan globalisasi industry jasa keuangan. Di samping itu,
salah satu alasan rencana pembentukan Otoritas Jasa Keuangan adalah karena pemerintah
beranggapan bahwa Bank Indonesia sebagai bank sentral telah gagal dalam mengawasi sector
perbankan. Kegagalan tersebut dapat dilihat pada krisis ekonomi yang terjadi pada tahun
1997, dimana sejumlah bank di Indonesia pada saat itu dilikuidasi. Kemudian Undang-
Undang Nomor 21. Tahun 2011 Tentang Otoritas Keuangan, yaitu di dalam bagian
Penjelasan Umum disebutkan bahwa pembentukan Otoritas Jasa Keuangan dimaksudkan agr
dapat dicapai mekanisme koordinasi yang lebih efektif di dalam menangani masalah
keuangan yang timbul di dalam system keuangan sehingga dapat lebih menjamin tercapainya
stabilitas system keuangan. Pengaturan dan pengawasan terhadap keseluruhan kegiatan
keuangan tersebut harus dilakukan secara terintegrasi. Hal ini juga sebagai akibat globalisasi
di dalam system keuangan dan pesatnya kemajuan di dalam bidang teknologi dan informasi
serta inovasi finansial yang telah menciptakan system keuangan yang sangat kompleks,
dinamis dan saling terkait antara sub sector-keuangan, baik di dalam hal produk dan
kelembagaan. Di samping itu, adanya lembaga jasa keuanagan yang memiliki hubungan di
berbagai sub sector keuangan telah menambah kompleksitas transaksi dan interaksi antara
Lembaga jasa keuangan di dalam system keuangan. Banayaknya permasalahan lintas sectoral
di sector jasa keuangan dan terganggunya stabilitas system keuangan yang meliputi
Tindakan moaral hazar. Belum optimalnya perlindungan jasa keuangan dan terganggunya

1
stabilitasa sistem keuangan, semakin mendorong diperlukannya pembentukan Lembaga
pengawasan di sector jasa keuangan yang terintergrasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Otoritas jasa Keuangan (OJK) ?
2. Apa tugas Otoritas Jasa keuangan (OJK) ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Memahami Otoritas Jasa Keuangan
2. Memahami Visi dan Misi OJK
3. Memahami Tujuan OJK
4. Memahami Tugas dan Wewenang OJK
5. Memahami Fungsi OJK
6. Memahami Tugas OJK
7. Memahami Asas dibentuknya OJK

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Otoritas Jasa Keuangan adalah Lembaga yang independent yanga mempunyai fungsi, tugas,
dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. OJK dibentuk
berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan system pengaturan
dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sector jasa
keuangan. OJK didirikan untuk menggantikan peran hapepan-Ik dalam pengaturan dan
pengawasan pasar modal dan Lembaga keuangan serta menggantikan peran bank Indonesia
dalam pengaturan dan pengawasan bank, serta melindungi konsumen industri jasa keuangan.

2.2 Visi dan Misi OJK

Visi

Visi Otoritas Jasa Keuangan adalah menjadi Lembaga pengawas industry jasa
keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan
mampu mewujudkan industry jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional yang
berdaya saing global serta dapat memajukan kesejahteraan umum.

Misi

Misi Otoritas Jasa Keuangan adalah :

a) Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan secara


teratur, adil, transparan. Dan akuntabel
b) Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil
c) Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat

2.3 Tujuan OJK


Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatna di dalam
sektor jasa keuangan :

3
a) Terselenggara secara teratur, adil, trasparan, dan akuntabel
b) Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil
c) Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat

2.4 Tugas dan Wewenang


OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap :

1) Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan


2) Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal
3) Kegiatan jasa keuanagn di sektor perasuransian, dana pension, Lembaga pembiayaan,
dan Lembaga jasa keuangan lainnya

Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang :

1) Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini


2) Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan
3) Menetapkan peraturan dan keputusan OJK
4) Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan
5) Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK
6) Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap
Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu
7) Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statute pada Lembaga
Jasa keuangan
8) Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan
menetausahakan kekayaan dan kewajiban, dan
9) Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan

Untuk melaksanakan tugas pengawasan, OJK mempunyai wewenang :

1) Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan


2) Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif
3) Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan
Tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan
jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor
jasa keuangan
4) Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu

4
5) Melakukan penunjukan pengelola statute
6) Menetapkan penggunaan pengelola statute
7) Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan
8) Memberikan dan/atau mencabut :
a) Izin usaha
b) Izin orang perseorangan
c) Efektifnya pernyataan pendaftaran
d) Surat tanda terdaftar
e) Persetujuan melakuakan kegiatan usaha
f) Pengesahan
g) Persetujuan atau penetapan pembubaran
h) Penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di
sektor jasa keuangan

2.5 Fungsi
Lembaga otoritas jasa keuangan (OJK) mempunyai tugas dan peranan yang penting bagisektor
keuangan dan ekonomi di indonesia. Berikut ini adalah beberapa fungsi otoritas jasa keuangan,
lengkap dengan penjelasannya.

1. Menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan

Otoritas jasa keuangan (OJK) berfungsi dalam menyelenggarakan sistem pengaturan dan
pengawasan pada seluruh aktivitas dalam sektor jasa keuangan. Hal tersebut termasuk sektor
modal, pasar uang, dan sektor industi keuangan non-bank atau iknb.

2. Mengambil keputusan dalam hal perkembangan dan kemajuan keuangan

Fungsi lain dari OJK adalah mengambil keputusan yang bijak mengenai perkembangan dan juga
kemajuan keuangan di indonesia. Pengambilan keputusan ini harus berasal dari berbagai sektor,
seperti sektor perbankan, pasar modal, fintech, dan industri non-bank lain yang terlibat di
dalamnya.

3. Melindungi konsumen

OJK juga memiliki fungsi dalam melindungi konsumen. Hal ini adalah salah satu fungsi utama
dibentuknya lembaga OJK, yaitu demi mewujudkan keuangan inklusif untuk masyarakat

5
indonesia dengan perlindungan konsumen yang sudah terpercaya. Oleh karena itu, OJK akan
mengatur regulasi yang berkaitan dengan perlindungan data masyarakat untuk pihak terkait.

2.6 Tugas
Otoritas jasa keuangan (OJK) memiliki tugas melakukan pengaturan dan pengawasanterhadap
kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, sektor pasar modal, dan sektor iknb.

2.6 Asas dibentuknya OJK

 Asas independensi

Pada dasarnya, asas independensi ini akan menunjukkan bahwa setiap keputusan yang
ditempuh oleh lembaga otoritas jasa keuangan (OJK) akan bersifat independen.
Artinya,seluruh keputusan yang diambil tidak disertai dengan campur tangan dan
intervensi dari pihak lain. Namun, keputusan yang diambil tersebut tentunya tetap
berlandaskan pada peraturan perundang-undangan yang sedang berlansung dengan tanpa
merugikan pihak manapun.

 Asas kepastian hukum

Landasan perundangan-undangan yang sedang berlaku dan menjadi dasar atas segala
tindakan OJK tentunya sudah harus jelas. Dengan menggunakan landasan peraturan
perundang-undangan yang jelas dan menjadi landasan hukum, maka OJK sudah bisa
menjamin bahwa tindakan mereka tidak akan menyimpang dari jalur hukum. Bahkan,
seluruh kebijakan penyelenggaraan harus dilakukan secara adil.

 Asas kepentingan umum

Sebagai salah satu lembaga negara, maka otoritas jasa keuangan akan bekerja untuk
kepentingan banyak masyarakat. Dalam hal ini, lembaga OJK akan menyelenggarakan
dan bertindak sesuai dengan tujuan awal demi melindungi kepentingan masyarakat
umum.Selain itu, lembaga ini juga bisa melakukan tindak pembelaan pada konsumen dan
masyarakat. Tidak berhenti disana, lembaga ini juga berfungsi untuk memajukan
kesejahteraan umum.

 Asas keterbukaan

Jika ditelusuri secara mendalam, maka anda akan menemukan fakta bahwa lembaga OJK
memiliki sifat terbuka. OJK akan membuka diri pada berbagai hak masyarakat dan tidak

6
membedakan kepentingan masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya. Selain
itu,lembaga ini juga tidak akan menutupi satu hal pun pada masyarakat. Namun, lembaga
ini juga harus tetap melakukan perlindungan atas setiap hak asasi pribadi, golongan, dan
rahasia negara.

 Asas profesionalitas

Karena lembaga ini bersifar profesional, maka kinerja dari lembaga keuangan ini sudah
tidak perlu diragukan lagi. OJK memang selalu mengutamakan keahliannya dalam
melakukan seluruh tugas dan wewenangnya sebagai salah satu lembaga negara.
Namun,seluruh tindakannya harus selalu berlandaskan pada berbagai kode etik dan
ketentuan yangsudah diatur dalam sistem perundang-undangan.

 Asas integritas

Lembaga otoritas jasa keuangan ini akan berpegang teguh pada seluruh nilai moral
yangada dalam melakukan seluruh tugasnya. Termasuk dalam hal pengambilan keputusan
yang bijak, dan hal lainnya. Untuk itu, OJK bisa dikatakan sebagai salah satu lembaga
negara yang memiliki integritas tinggi.

 Asas akuntabilitas

Seluruh aktivitas dan hasil yang dilakukan OJK tetap harus dipertanggungjawabkan
dihadapan hukum yang berlaku. Pertanggungjawaban ini harus dilakukan dan ditunjukan
pada publik agar lembaga keuangan ini bisa disebut sebagai salah satu lembaga yang
transparan.

7
BAB III
PENUTUP
7.1 Kesimpulan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK.) terbebas dari campur tangan pemerintah tidak
sepenuhnya benar. Secara historis, pembentukan Otoritas Jasa Keuangan sebenarnya adalah
hasil kompromi untuk menghindari jalan buntu pembahasan Undang-Undang tentang Bank
oleh Dewan Perwakilan Rakyat. OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan
terhadap: 1) kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan; 2) kegiatan jasa keuangan di sektor
pasar modal; dan 3) kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun,

8
DAFTAR PUSAKA

Sari, Annisa Arifka. 2018. “Peran Otoritas Jasa Keuangan Dalam Mengawasi Jasa Keuangan
Indonesia’. http://jurnal.usahid.ac.id/index.php/hukum/article/view/154/146

iii

Anda mungkin juga menyukai