Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK

SISTEM KEUANGAN DAN LEMBAGA KEUANGAN


INDONESIA

DOSEN PENGAMPU:

NURUL INAYAH M.E

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:

CINDY AULIA ZALYANTI (0503223207)

DIAN ZAHRA S. LUBIS (0503221028)

PUTRI RAMADHANI (0503221024)

YABIB FIKRI RAMBE (0503223106)

KELAS 4 E
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Lembaga Keuangan Bukan Bank, dengan
judul: ‘Sistem Keuangan Dan Lembaga Keuangan Indonesia’.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Nurul Inayah M.E selaku dosen
pengampu Pengantar Manajemen yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah
ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan beliau
dan banyak pihak yang memberikan referensi untuk menyelesaikan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dunia pendidikan.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………iii

BAB 1 (PENDAHULUAN)………………………………………………………………..1

A. Latar Belakang Makalah……………………………………………………………..1

B. Rumusan Makalah.......................................................................................................1
C. Tujuan Makalah...........................................................................................................2

BAB 2 (PEMBAHASAN)…………………………………………………………………..2

A. Sistem Keuangan Indonesia………………………………………………………….3


B. Peran Sistem Keuangan……………………………………………………………...4
C. Fungsi dan Karakteristik Sistem Keuangan…………………………………………5
D. Jenis Sistem Keuangan Indonesia……………………………………………………6
E. Sistem Keuangan Syariah……………………………………………………………7
F. Definisi Lembaga Keuangan………………………………………………………...8
G. Dasar Hukum Lembaga Keuangan di Indonesia……………………………………10
H. Fungsi Lembaga Keuangan………………………………………………………...10
I. Jenis Lembaga Keuangan di Indonesia……………………………………………..12
J. Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia…………………………………………..14

BAB 3 (PENUTUP)..............................................................................................................18

A. Kesimpulan...............................................................................................................18
B. Saran.........................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem keuangan merupakan suatu sarana penting dalam peradabar masyarakat


modern. Tugas utamanya adalah menghimpun dana dar masyarakat dan menyalurkan dana
tersebut kepada peminjam untul kemudian digunakan untuk ditanamkan pada sektor produksi
atau investasi, disamping digunakan untuk aktivitas membeli barang dan jasa jasa sehingga
aktivitas ekonomi dapat tumbuh dan berkembang serta meningkatkan standar kehidupan.
Oleh karena itu sistem keuangar memiliki peranan yang sangat mendasar dalam
perekonomian dar kehidupan masyarakat.

Sistem keuangan pada dasarnya adalah tatanan dalam perekonomiar suatu Negara yang
memiliki peran terutama dalam menyediakan fasilita: jasa-jasa di bidang keuangan oleh
lembaga-lembaga keuangan dar lembaga-lembaga penunjang lainnya. Sisten keuangan
Indonesia pada prinsipnya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu sistem perbankan dan
sistem lembaga keuangan bukan bank Lembaga keuangan yang masuk dalam sistem
perbankan, yaitu lembaga keuangan yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dapa
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk bentuk lainnya dan dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, karena lembaga keuangan ini dapat
menerima simpanan

B. Rumusan Makalah
1. Bagaimana sistem keuangan di Indonesia?
2. Apa saja peran sistem keuangan?
3. Apa saja fungsi dan karakteristik sistem keuangan?
4. Apa saja jenis sistem keuangan Indonesia?
5. Bagaimana sistem keuangan syariah?
6. Apa defenisi dari lembaga keuangan?
7. Apa dasar hukum lembaga keuangan di Indonesia?

1
8. Bagaimana fungsi dari lembaga keuangan?
9. Apa saja jenis lembaga keuangan di Indoensia?
10. Bagaimana lembaga keuangan syariah di Indonesia?
C. Tujuan Makalah
1. Menjelaskan bagaimana sistem keuangan di Indonesia
2. Mengetahui peran dari sistem keuangan
3. Mengetahui fungsi dan karakteristik dari sistem keuangan
4. Mengetahui jenis sistem keuangan Indonesia
5. Menjelaskan bagaimana sistem keuangan syariah
6. Mengetahui defenisi dari lembaga keuangan
7. Mengetahui apa saja dasar hukum lembaga keuangan di Indonesia
8. Menjelaskan fungsi dari lembaga keuangan
9. Mengetahui jenis dari lembaga keuangan di Indonesia
10. Menjelaskan bagaimana lembaga keuangan syariah di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Keuangan Indonesia


Definisi sistem keuangan berbeda-beda tergantung pada apa yang hendak
ditekankan. Dari sudut moneter, sistem keuangan didefinisikan sebagai suatu sistem
yang terdiri dari sistem moneter dan di luar sistem moneter. Sistem moneter terdiri
dari otoritas moneter, yang mempunyai kemampuan untuk menciptakan uang primer,
dan bank- bank pencipta uang giral, sedangkan lembaga-lembaga keuangan lainnya
termasuk dalam kelompok di luar sistem moneter.
Definisi lainnya memberikan penekanan pada pembedaan lembaga keuangan
menjadi dua, yaitu: lembaga keuangan bank (bank financial intermediary) dan
lembaga keuangan bukan bank (non bank financial intermediary). Lembaga-lembaga
keuangan bank merupakan bagian dari sistem moneter, sedangkan lembaga-lembaga
keuangan bukan bank berada di luar sistem moneter.1
Sistem keuangan juga merupakan suatu sarana penting dalam peradaban
masyarakat modern. Tugas utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan dana tersebut kepada peminjam untuk kemudian digunakan untuk
ditanamkan pada sektor produksi atau investasi, di samping digunakan untuk aktivitas
membeli barang dan jasa-jasa sehingga aktivitas ekonomi dapat tumbuh dan
berkembang serta meningkatkan standar kehidupan. Oleh karena itu, sistem keuangan
memiliki peranan yang sangat mendasar dalam perekonomian dan kehidupan
masyarakat.
Sistem keuangan dapat menentukan tingkat bunga kredit dan berapa besar
jumlah kredit yang akan tersedia untuk membiayai berbagai jenis produksi barang
dan jasa dalam aktivitas perekonomian. Sistem ini akan memberi dampak terhadap
kelancaran perekonomian. Apabila tingkat bunga kredit menjadi lebih tinggi dan dana
yang tersedia terbatas, total pengeluaran untuk barang dan jasa akan mengalami
penurunan. Hal ini akan berakibat penurunan aktivitas produksi dan pada sektor

1
Rachmadi Usman, “Aspek-Aspek Hukum Perbankan Di Indonesia,” 2003, 21.

3
produksi akan mengurangi aktivitas tenaga kerja sehingga perusahaan-perusahaan
akan mengurangi karyawannya dan akhirnya menimbulkan banyak pengangguran.
Pengangguran akan meningkat dan pertumbuhan ekonomi menurun karena unit usaha
mengurangi produknya dan memberhentikan pekerjanya. Sebaliknya, apabila bunga
kredit rendah jumlah dana di bank mencukupi, total pengeluaran dalam
perekonomian akan meningkat. Produsen meningkatkan kapasitas produksinya.
Terjadilah penyerapan tenaga kerja dan ekonomi dapat terakselerasi dengan baik.
Dengan demikian, sistem keuangan merupakan bagian integral dari sistem ekonomi
suatu negara.2
B. Peran Sistem Keuangan
Sistem keuangan merupakan tatanan perekonomian dalam suatu negara yang
berperan dan melakukan aktivitas dalam jasa keuangan yang diselenggarakan oleh
lembaga keuangan. Tugas alam berbagai utama sistem keuangan adalah mengalihkan
dana yang tersedia (loa- nable funds) dari penabung kepada pengguna dana untuk
kemudian digunakan membeli barang dan jasa-jasa di samping untuk investasi
sehingga ekonomi dapat tumbuh dan meningkatkan standar kehidupan. Oleh karena
itu, sistem keuangan memiliki peran yang sangat prinsipiil dalam perekonomian dan
kehidupan.
Berbagai studi menunjukkan bahwa sistem keuangan memainkan peran vital
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Perkembang- an sistem keuangan
memengaruhi tingkat tabungan, investasi, inova- si teknologi, dan pertumbuhan
ekonomi jangka panjang di suatu negara, bahkan perkembangan sistem keuangan
mampu memprediksi perkembangan ekonomi ke depan. Umumnya, negara-negara
yang menjadi pemimpin perekonomian dunia adalah negara-negara yang berhasil
mengembangkan sistem keuangan yang relatif lebih maju dan berfungsi dengan baik.

2
Thamrin Abdullah and Sintha Wahjusaputri, Bank & Lembaga Keuangan, Mitra Wacana Media, 2018.

4
C. Fungsi dan Karakteristik Sistem Keuangan
Ketidaksempurnaan pasar menyebabkan tingginya biaya-biaya yang terkait
dengan pengumpulan informasi, penerapan kontrak, dan pelaksanaan transaksi. Hal
ini mendorong berkembangnya berbagai jenis kontrak keuangan, pasar keuangan, dan
lembaga intermediasi keuangan. Masing-masing fungsi sistem keuangan tersebut
dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui jalur akumulasi modal (modal
fisik dan modal manusia) dan jalur inovasi teknologi.
Kedua jalur tersebut merupakan dua sumber utama pertumbu han ekonomi
jangka panjang yang berkembang di dalam literatur teori pertumbuhan ekonomi.
Sistem keuangan memengaruhi kedua sumber pertumbuhan dengan cara
memengaruhi tingkat tabungan (sisi penawaran dana) dan dengan merealokasikan
tabungan ke dalam berbagai alternatif investasi (sisi permintaan dana), baik investasi
modal fisik, investasi sumber daya manusia, maupun inves tasi teknologi. Semakin
baik sistem keuangan dalam menjalankan fungsi-fungsi dasarnya, semakin besar
kontribusi sistem keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
Sistem keuangan memiliki fungsi yang sangat vital dalam per- ekonomian
modern. Sistem keuangan berfungsi menyediakan mekanisme pembayaran,
menyediakan dana untuk pembiayaan/kredit, penciptaan alat penukaran (uang), dan
sebagai sarana mobilisasi tabungan. Secara mendasar fungsi sistem keuangan ada
lima, yaitu:
1. Memobilisasi tabungan. Sistem keuangan dapat menciptakan berbagai instrumen
yang dapat digunakan untuk memobilisasi dana dalam jumlah kecil tetapi banyak.
Karakteristik pertama sistem keuangan adalah kredibilitas yang memainkan peran
penting. Sistem keuangan yang kredibel akan mampu mengum- pulkan dana
masyarakat dengan biaya yang rendah
2. Mengalokasikan sumber daya. Sistem keuangan dapat berperan sebagai pengumpul
informasi mengenai peluang-peluang investasi secara lebih efisien sehingga
membantu memperbaiki alokasi sumber daya. Maka, karakteristik kedua dari sistem
keuangan yang berfungsi dengan baik adalah kemampuan mengumpulkan,
mengolah, dan menerjemahkan informasi menjadi alat pengambil keputusan

5
investasi yang terlihat pada pergerakan harga instrumen keuangan yang
mencerminkan kondisi fundamental.
3. Memantau para manajer dan malaksanakan pengawasan perusahaan. Sistem
keuangan dapat berperan dalam melakukan kegiatan monitoring dan verifikasi
tersebut sehingga berdampak positif pada perkembangan investasi dan efisiensi
ekonomi. Dari sini diperoleh karakteristik ketiga dari sistem keuangan yang
berfungsi dengan baik, yaitu rendahnya kasus-kasus penyelewe- ngan oleh
manajemen perusahaan-perusahaan publik atau per- usahaan-perusahaan yang
mendapatkan dana melalui lembaga intermediasi.
4. Memfasilitası perdagangan, lindung nilai, diversifikasi, dan penggabungan risiko.
Karakteristik kelima dari sistem keuangan yang berfungsi dengan baik adalah
kemampuan mendiversifikasikan risiko dengan baik.
5. Memfasilitasi transaksi barang dan jasa agar lebih efisien. Sistem keuangan yang
mampu menyediakan fasilitas transaksi dengan biaya yang rendah akan mendukung
pertumbuhan produktivitas ekonomi. Dengan demikian, karakteristik keenam dari
sistem keuangan yang berfungsi baik adalah adanya mekanisme transaksi keuangan
yang cepat, aman, dan biaya rendah.3
D. Jenis Sistem Keuangan Indonesia
Pada prinsipnya sistem keuangan Indonesia digolongkan dalam 2 jenis yaitu,
sistem perbankan dan sistem lembaga keuangan bukan bank.
1. Sistem perbankan. Lembaga keuangan yang termasuk dalam sistem perbankan
adalah lembaga keuangan yang berdasarkan peraturan perundangan yang dapat
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit atau bentuk-bentuk
lainnya dan dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Lembaga keuangan yang dapat menerima simpanan dari masyarakat disebut
depository financial institutions. Lembaga ini terdiri dari bank umum dan bank
pengkreditan rakyat.

3
Andri Soemitra, “Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah,” 2010, 17–19.

6
2. Sistem lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan bukan bank adalah
lembaga keuangan selain dari bank yang dalam kegiatan usahanya tidak
diperkenankan menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk
simpanan. Lembaga keuangan bukan bank disebut non depository financial
institutions yang terdiri dari: perusahaan pembiayaan, perusahaan modal ventura,
perusahaan asuransi, dana pensiun. Perusahaan efek, dan pegadaian.4
E. Sistem Keuangan Syariah
Sistem keuangan syariah merupakan sistem keuangan yang men- jembatani
antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana
melalui produk dan jasa keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Seluruh transaksi yang terjadi dalam kegiatan keuangan syariah harus dilaksanakan
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Prinsip syariah adalah prinsip yang didasarkan
kepada ajaran Al-Quran dan Sunnah. Dalam konteks Indonesia, Prinsip Syariah
adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan dan keuangan berdasarkan
fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan
fatwa di bidang syariah. Sistem keuangan syariah didasari oleh dua prinsip utama,
yaitu prinsip syar’i dan prinsip tabi’i.
Di antara prinsip-prinsip syar’i dalam sistem keuangan yaitu:
1. Kebebasan bertransaksi, namun harus didasari prinsip suka sa- ma suka dan tidak ada
pihak yang dizalimi dengan didasari oleh akad yang sah. Di samping itu, transaksi
tidak boleh dilakukan pada produk-produk yang haram seperti babi, organ tubuh
manusia, pornografi dan sebagainya.
2. Bebas dari maghrib (maysır, yaitu judi, gharar, yaitu ketidak pastian/penipuan; dan
riba, yaitu pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara Batil (tidak
sah).
3. Bebas dari upaya mengendalikan, merekayasa dan memanipulası harga.
4. Semua orang berhak mendapatkan informasi yang berimbang, memadai, dan akurat
agar bebas dari ketidaktahuan dalam bertransaksi

4
Francis Tantri Thamrin Abdullah, Bank Dan Lembaga Keuangan (Jakarta, 2017).

7
5. Pihak-pihak yang bertransaksi harus mempertimbangkan kepentingan pihak ketiga
yang mungkin dapat terganggu, oleh karenanya pihak ketiga diberikan hak atau
pilihan.
6. Transaksi didasarkan pada kerja sama yang saling menguntung- kan dan solidaritas
(persaudaraan dan saling membantu).
7. Setiap transaksi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan kemas lahatan manusia.
8. Mengimplementasikan zakat.
Sedangkan prinsip-prinsip tabi’i adalah prinsip-prinsip yang di hasilkan
melalui interpretasi akal dan ilmu pengetahuan dalam menn jalankan bisnis seperti
manajemen permodalan, dasar dan analisis teknis, manajemen cash flow, manajemen
risiko dan lainnya.
Dengan demikian, sistem keuangan syariah diformulasikan da ri kombinasi
dua kekuatan sekaligus, pertama prinsip-prinsip yar yang diambil dari Al-Quran dan
Sunnah dan kedua prinsip-prinsip tabt’t yang merupakan hasil interpretasi akal
manusia dalam meng hadapi masalah-masalah ekonomi seperti manajemen,
keuangan bisnis dan prinsip-prinsip ekonomi lainnya yang relevan. Sistem ke uangan
syariah merupakan aliran sistem keuangan yang didasarkan pada etika Islam. Sistem
keuangan syariah tidak sekadar memperhitungkan aspek return (keuntungan) dan
risiko, namun juga ikut mempertimbangkan nilai-nilai Islam di dalamnya.5
F. Definisi Lembaga Keuangan
Dunia bisnis, merupakan dunia yang paling ramai dibicarakan di berbagai
forum, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Ramainya pembicaraan ini
di karenakan tolak ukur kemajuan suatu negara adalah dari kemajuan ekonominya
dan tulang punggung dari kemajuan ekonomi adalah dunia bisnis. Perusahaan yang
bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam perusahaan dan bergerak dalam
berbagai bidang usaha mulai dari usaha perdagangan, industri, pertanian, manufaktur,
peternakan, perumahan, keuangan dan lain-lain. Perusahaan merupakan kombinasi
dan berbagai sumber daya ekonomi (resources) seperti alam, tenaga kerja, modal,

5
Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta, 2010).

8
dan manajemen (managerial skill) dalam memproduksi barang dan jasa untuk
mencapai tujuan tertentu. Banyak tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, untuk
memperoleh keuntungan maksimal, menjamin kelangsungan hidup perusahaan,
memenuhi kebutuhan masyarakat, menciptakan kesempatan kerja, dan beberapa ahli
manajemen keuangan mengemukakan tujuan perusahaan adalah untuk memak-
simumkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kemak- muran pemegang saham.
Masalah pokok dan paling sering dihadapi oleh setiap perusahaan yang
bergerak dalam bidang usaha selalu berkaitan akan kebutuhan dana (modal) untuk
membiayai usahanya. Kebutuhan akan dana ini diperlukan baik untuk modal investasi
perusahaan, kegiatan konsumsi, serta kegiatan distribusi barang dan jasa. Dana
(modal) sangat dibutuhkan oleh perusahaan baik yang baru berdiri maupun yang
sudah berjalan bertahun-tahun. Oleh sebab itu perusahaan membutuhkan bantuan
akan dana (modal). Dalam hal ini perusahaan yang bergerak dibidang keuanganlah
yang memiliki kemampuan dan peranan dalam memenuhi kebutuhan akan dana.
Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak dibidang keuangan
atau yang sering kita sebut dengan lembaga keuangan. Lembaga keuangan
dimaksudkan sebagai perantara antara pihak yang mempunyai dana atau kelebihan
dana (surplus of funds) dengan pihak-pihak yang kekurangan atau membutuhkan
dana (lack of funds).
Adapun definisi lembaga Keuangan menurut UU Nomor 14 tahun 1967
Tentang Pokok-pokok Perbankan.
1. Lembaga Keuangan adalah semua badan yang melakukan kegiatan-kegiatan
dibidang keuangan menarik uang dari masyarakat dan menyalurkan uang tersebut
kembali ke masyarakat.
2. Lembaga keuangan menyalurkan kredit kepada nasabah atau menginvestasikan
dananya dalam surat berharga di pasar keuangan.
3. Lembaga keuangan menawarkan bermacam-macam jasa keuangan seperti asuransi,
dana pensiun, penyimpanan barang berharga, penyediaan mekanisme untuk
pembayaran dan transfer dana.

9
Lembaga keuangan (financial institution) dapat didefinisikan sebagai suatu
badan usaha yang aset utamanya berbentuk aset keuangan (financial assets) maupun
tagihan- tagihan (claims) yang dapat berupa saham (stocks), obligasi (bonds) dan
pinjaman (loans), daripada berupa aktiva riil misalnya bangunan, perlengkapan
(equipment) dan bahan baku.

G. Dasar Hukum Lembaga Keuangan di Indonesia.

Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan


sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian
bank adalah sebagai berikut, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Meskipun dalam peraturan tersebut lembaga keuangan diutamakan untuk
membiayai investasi perusahaan, namun peraturan tersebut tidak membatasi kegiatan
lembaga keuangan hanya untuk investasi perusahaan. Dalam kenyataannya, kegiatan
lembaga keuangan bisa diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi,
serta kegiatan distribusi barang dan jasa.6

H. Fungsi Lembaga Keuangan

1. Melancarkan pertukaran produk (barang dan jasa) dengan menggunakan uang dan
instrumen kredit. Fungsi lembaga keuangan sebagai lembaga yang memperlancar
pertukaran produk tersebut yang istilah “tranmision role”. Media uang berfungsi
sebagai alat tukar-menukar atau alat yang memperlancar pertukaran yang pada tahap
perekonomian ini, pertukaran dilakukan dengan menggunakan alat pembayaran
secara kredit (instrumen kredit) seperti kartu kredit, cek, dan lain-lain.
2. Menghimpun dana dari sektor rumah tangga (masyarakat) dalam bentuk tabungan
dan menyalurkan kepada sektor perusahaan dalam bentuk pinjaman. Dengan kata
lain lembaga keuangan menghimpun dari pihak yang berlebihan dana dan
menyalurkan kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi lembaga keuangan

6
Dwi Saraswati, Ardhansyah Putra Hrp, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya (Surabaya, 2020).

10
yang demikian ini sering disebut dengan “intermediation role”, yaitu peran lembaga
keuangan sebagai lembaga perantara antara sektor rumah tangga dan sektor
perusahaan.
3. Memberikan analisa dan informasi ekonomi, yaitu :

a. Lembaga keuangan melaksanakan tugas sebagai pihak yang ahli dalam analisa
ekonomi dan kredit untuk kepentingan lembaga keuangan dan kepentingan pihak
lain (nasabah).

b. Lembaga keuangan berkewajiban menyebarkan informasi dan kegiatan yang


berguna dan menguntungkan bagi nasabahnya.

c. Analisa dan informasi ekonomi yang diberikan lembaga keuangan sangat berguna
bagi lembaga keuangan itu sendiri dan nasabah.

4. Bagi lembaga keuangan, analisis dan informasi ekonomi berguna untuk keselamatan
dana yang disalurkan kepada nasabah peminjam sehingga akan mengurangi
kemungkinan terjadinya kredit macet. Misalnya, dalam memberikan kredit untuk
kegiatan investasi, lembaga keuangan akan melakukan analisis dan informasi
ekonomi mikro dan makro (dalam analisis dan informasi ekonomi mikro), lembaga
keuangan akan meneliti kelayakan nasabah dalam memperoleh dana pinjaman
sehingga nasabah dapat membayar pinjaman yang diperoleh dari lembaga keuangan
(self liguiditing), sedangkan pada analisa dan informasi ekonomi makro, lembaga
keuangan akan melakukan studi perekonomian secara nasional sehingga diperoleh
data perekonomian makro yang bermanfaat.
5. Memberikan jaminan, dalam arti bahwa lembaga keuangan mampu memberikan
jaminan hukum dan moral mengenai keamanan masyarakat yang dipercayakan
kepada lembaga keuangan tersebut.
6. Menciptakan dan memberikan likuiditas. Hal ini terjadi karena lembaga keuangan
mampu memberikan keyakinan kepada nasabah bahwa dana yang disimpan akan
dikembalikan pada waktu dibutuhkan atau pada waktu jatuh tempo.

11
Untuk menguatkan dana tabungan yang dapat digali dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit maka
perlu dilakukan kebijakan moneter. Kebijakan moneter tersebut antara lain:
melakukan jual beli surat-surat berharga di dalam pasar surat-surat berharga (operasi
pasar terbuka); membuat perubahan ke atas tingkat diskonto dan tingkat bunga yang
harus dibayar oleh bank-bank umum, dan membuat perubahan keaatas tingkat
cadangan minimum yang harus disimpan oleh bank-bank umum.

I. Jenis Lembaga Keuangan di Indonesia

Sistem keuangan di Indonesia dijalankan oleh dua jenis lembaga keuangan,


yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank. Secara umum lembaga
keuangan di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Lembaga Keuangan Bank


Lembaga Keuangan Bank adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang
keuangan dimana kegiataannya baik hanya menghimpun dana atau hanya
menyalurkan dana, atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana serta
memberikan pelayanan jasa jasa atau service.
a. Bank Sentral.
Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang-undang Nomor
13 Tahun 1968, junto UU No 23 Tahun 1999, junto UU No 6 Tahun 2009
yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, mengatur pengerahan
dana-dana, mengatur perbankan, mengatur perkreditan, menjaga stabilitas
mata uang, mengajukan pencetakan penambahan mata uang rupiah dan lain
sebagainya. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh bank yang
ada di Indonesia.
b. Bank Umum
Bank umum adalah lembaga keuangan yang menawarkan berbagai layanan
produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana
secara langsung dari masyarakat dalam berbagai bentuk, memberi kredit
pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan, jual beli valuta asing/valas,

12
menjual jasa asuransi, jasa giro, jasa cek, menerima penitipan barang
berharga, dan lain sebagainya.
c. Bank Perkreditan Rakyat/BPR
Bank perkreditan rakyat adalah bank penunjang yang memiliki keterbatasan
wilayah operasional dan dana yang dimiliki dengan layanan yang terbatas
pula seperti memberikan kredit pinjaman dengan jumlah yang terbatas,
menerima simpanan masyarakat umum, menyediakan pembiayaan dengan
prinsip bagi hasil, penempatan dana dalam sbi/sertifikat bank indonesia,
deposito berjangka, sertifikat/surat berharga, tabungan, dan lain sebagainya.
2. Lembaga Keuangan Non-Bank
Pengertian lembaga keuangan bukan bank atau sering juga digunakan istilah
lembaga keuangan non bank adalah semua badan yang melakukan kegiatan di bidang
keuangan, yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana terutama
dengan jalan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkan dalam masyarakat
terutama guna membiayai investasi perusahaan untuk mendapatkan kemakmuran dan
keadilan masyarakat. Lembaga keuangan non bank ini berkembang sejak tahun 1972,
dengan tujuan untuk mendorong perkembangan pasar modal serta membantu
permodalan perusahaan-perusahaan ekonomi lemah. Lembaga keuangan bukan bank
yang dapat memberikan pelayanan memberikan jasa dalam bidang keuangan cukup
banyak jenisnya.
Adapun jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yang ada di Indonesia saat
ini antara lain:
a. Perusahaan Asuransi merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha
pertanggungan.
b. Dana Pensiun, merupakan perusahaan yang 2 kegiatannya mengelola dana
pensiun suatu perusahaan pemberi kerja.
c. Koperasi Simpan Pinjam yaitu menghimpun dana dari anggotanya kemudian
menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggota koperasi dan
masyarakat umum.

13
d. Pasar Modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi
antara pencari dana dengan para penanam modal, dengan instrumen utama
saham dan obligasi.
e. Perusahaan Anjak Piutang, merupakan yang usahanya adalah mengambil alih
pembayaran kredit suatu perusahaan dengan cara mengambil kredit
bermasalah.
f. Perusahaan Modal Ventura merupakan pembiayaan oleh perusahaan-
perusahaan yang usahanya mengandung resiko tinggi.
g. Perusahaan Pegadaian merupakan lembaga. keuangan yang menyediakan
fasilitas pinjaman dengan jaminan tertentu.
h. Perusahaan Sewa guna usaha lebih di tekankan kepada pembiayaan barang
barang modal yang di inginkan oleh nasabahnya.
i. Perusahaan Kartu Kredit
j. Pasar Uang yaitu pasar tempat memperoleh dana dan investasi dana.
k. Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur.7

J. Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia

Lembaga keuangan syariah di Indonesia juga terdiri dari dua jenis lembaga
keuangan, yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan nonbank.

1. Lembaga Keuangan Bank


Lembaga keuangan bank merupakan lembaga yang memberi- kan jasa
keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan di samping
menyalurkan dana atau memberikan pembiayaan/kredit juga melakukan usaha
menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan Kemudian usaha
bank lainnya memberikan jasa-jasa keuangan yang mendukung dan memperlancar
kegiatan memberikan pinjaman dengan kegiatan menghimpun dana. Lembaga

7
Jamal Wiwoho, “Peran Lembaga Keuangan Bank Dan Lembaga Keuangan Bukan Bank Dalam Memberikan
Distribusi Keadilan Bagi Masyarakat,” Peran Lembaga Keuangan Bank Dan Lembaga Keuangan Bukan
Bank Dalam Memberikan Distribusi Keadilan Bagi Masyarakat Vol.43 no (2014): 89–91.

14
keuangan bank secara operasional dibina dan diawasi oleh Bank Indonesia sebagai
bank sentral di Indonesia. Sedangkan pembinaan dan pengawasan dari sisi
pemenuhan prinsip-prinsip syariah dilakukan oleh Dewan Syariah Nasional MUI.
Lembaga keuangan bank terdiri dari:
a. Bank Umum Syariah
Bank umum merupakan bank yang bertugas melayani seluruh jasa-jasa
perbankan dan melayani segenap masyarakat, baik ma- syarakat perorangan
maupun lembaga-lembaga lainnya. Bank umum juga dikenal dengan nama
bank komersial dan dike- lompokkan ke dalam 2 jenis, yaitu bank umum
devisa dan bank umum nondevisa. Bank umum yang berstatus devisa
memiliki produk yang lebih luas daripada bank yang berstatus nondevisa,
antara lain dapat melaksanakan jasa yang berhubungan dengan seluruh mata
uang asing atau jasa bank ke luar negeri. Bank amum, berfungsi sebagai
pencipta uang giral dan uang kuasi, dengan fungsi mempertemukan antara
penabung dan penanam modal, dan menyelenggarakan lalu lintas pembayaran
yang efi. sien. Sejak dikeluarkannya UU No. 7 Tahun 1992 yang telah diubah
dengan UU No. 10 Tahun 1998 bank umum terdiri dari bank konvensional
dan bank syariah Belakangan, disahkan pula UU No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah dalam rapat paripurna DPR tanggal 17 Juni 2008 yang
menjadi payung hukum perbankan syariah nasional di mana Bank Syariah ter
diri dari Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
b. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
berfungsi sebagai pelaksana sebagian fungsi bank umum, tetapi di tingkat
regional dengan berlandaskan kepada prinsip-prinsip syariah Pada sistem
kon- vensional dikenal dengan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah merupakan bank yang khusus melayani masyarakat kecil di
kecamatan dan pedesaan. Jenis produk yang ditawarkan oleh Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah relatif sempit jika dibandingkan dengan bank
umum, bahkan ada beberapa jenis jasa bank yang tidak boleh diselenggarakan

15
oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, seperti pembukaan rekening giro dan
ikut kliring.
2. Lembaga Keuangan Non-Bank.
Lembaga keuangan nonbank merupakan lembaga keuangan yang lebih
banyak jenisnya dari lembaga keuangan bank. Masing-masing lembaga keuangan
nonbank mempunyai ciri-ciri usahanya sendiri. Lembaga keuangan nonbank secara
operasional dibina dan diawasi oleh Departemen Keuangan yang dijalankan oleh
Bapepam LK Sedangkan pembinaan dan pengawasan dari sisi pemenuhan prinsip-
prinsip syariah dilakukan oleh Dewan Syariah Nasional MUI Lembaga keuangan
nonbank antara, lain terdiri dari:
a. Pasar Modal (Capital Market).
Pasar modal merupakan tempat pertemuan yang melakukan transaksi antara
para pencari dana (emiten) dengan para penanam modal (investor). Dalam
pasar modal yang diperjualbelikan adalah efek-efek seperti saham dan
obligasi dimana jika diukur dari waktunya modal yang diperjualbelikan
merupakan modal jangka panjang.
b. Pasar Uang (money market).
Pasar uang sama halnya dengan pasar modal, yaitu pasar tempat memperoleh
dana dan investasi dana. Hanya bedanya modal yang ditawarkan di pasar uang
adalah berjangka waktu pendek dan di pasar malam berjangka waktu panjang.
c. Perusahaan Asuransi.
Asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong
diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aspek yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui
akad yang sesuai dengan syariah.
d. Dana Pensiun.
Dana pensiun merupakan perusahaan yang kegiatannya mengelola dana
pensiun suatu perusahaan pemberi kerja atau perusahaan itu sendiri. Dana
pensiun syariah di Indonesia, baru hadir dalam bentuk Dana Pensiun Lembaga

16
Keuangan yang diselenggarakan oleh beberapa DPLK bank dan asuransi
syariah.
e. Perusahaan Modal Ventura.
Perusahaan modal ventura merupakan pembiayaan oleh perusahaan-
perusahaan yang usahanya mengandung risiko tinggi. Usahanya lebih banyak
memberikan pembiayaan tanpa jaminan yang umumnya tidak dilayani oleh
lembaga keuangan lainnya.
f. Lembaga Pembiayaan.
Lembaga pembiayaan adalah badan usaha di luar bank dan lembaga keuangan
bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan termasuk dalam
bidang usaha lembaga pembiayaan yang mencakup usaha sewa guna usaha,
anjak piutang (factoring), usaha kartu kredit, dan pembiayaan konsumen.
g. Perusahaan pegadaian
Perusahaan Pegadaian yang merupakan lembaga keuangan yang
menyediakan fasilitas pinjaman dengan jaminan tertentu. Pegadaian Syariah
hadir di Indonesia dalam bentuk kerjasama Bank Syariah dengan perum
Pegadaian membentuk Unit Layanan Gadai Syariah di beberapa kota di
Indonesia. Di samping itu, ada pula bank syariah yang menjalankan kegiatan
Pegadaian Syariah sendiri.
h. Lembaga Keuangan Syariah Mikro.
Lembaga keuangan syariah mikro terdiri dari tiga macam, yaitu lembaga
pengelolaan zakat (BAZ dan LAZ), lembaga pengelolaan wakaf, dan Balai
Usaha Mandiri Terpadu atau Baitul Mal wat Tamwil (BMT).8

8
Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta, 2010).

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Definisi sistem keuangan berbeda-beda tergantung pada apa yang hendak ditekankan.
Dari sudut moneter, sistem keuangan didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari
sistem moneter dan di luar sistem moneter. Tugas utama sistem keuangan adalah
mengalihkan dana yang tersedia (loanable funds) dari penabung kepada pengguna dana untuk
kemudian digunakan membeli barang dan jasa-jasa di samping untuk inveatasi sehingga
ekonomi dapat tumbuh dan meningkatkan standar kehidupan.

Sistem keuangan memiliki fungsi yang sangat vital dalam perekonomian modern.
Sistem keuangan berfungsi menyediakan mekanisme pembayaran, menyediakan dana untuk
pembiayaan/kredit, penciptaan alat penukaran (uang), dan sebagai sarana mobilisasi
tabungan. Sistem keuangan syariah merupakan sistem keuangan yang men- jembatani antara
pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana melalui produk
dan jasa keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Seluruh transaksi yang terjadi
dalam kegiatan keuangan syariah harus dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip syariah

Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia ada dua yaitu:

1. Lembaga keuangan bank

Lembaga keuangan bank secara operasional dibina dan diawasi oleh Bank Indonesia sebagai
bank sentral di Indonesia. Sedangkan pembinaan dan pengawasan dari sisi pemenuhan
prinsip-prinsip syariah dilakukan oleh Dewan Syariah Nasional MUI.

2. Lembaga keuangan nonbank

Lembaga keuangan nonbank secara operasional dibina dan diawasi oleh Departemen
Keuangan yang dijalankan oleh Bapepam LK.

18
C. Saran

Selesailah makalah yang telah kami diskusikan ini. Kami sadar jika makalah jauh dari
kata sempurna, mulai dari penulisan ataupun sumber referensi. Maka dari itu, dengan rendah
hati dan lapang dada, kami berharap saran dari teman teman pembaca.

Kami ucapkan terima kasih pada seluruh aspek yang bersangkutan dalam memproses
makalah kami, kami harap makalah kami menimbulkan manfaat kepada penulis pada
khususnya dan bagi teman teman pembaca sekalian.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Thamrin, and Sintha Wahjusaputri. Bank & Lembaga Keuangan. Mitra Wacana
Media, 2018.

Ardhansyah Putra Hrp, Dwi Saraswati. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Surabaya,
2020.

Jamal Wiwoho. “Peran Lembaga Keuangan Bank Dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
Dalam Memberikan Distribusi Keadilan Bagi Masyarakat.” Peran Lembaga
Keuangan Bank Dan Lembaga Keuangan Bukan Bank Dalam Memberikan Distribusi
Keadilan Bagi Masyarakat Vol.43 no (2014): 89–91.

Soemitra, Andri. “Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah,” 17–19, 2010.

———. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta, 2010.

———. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta, 2010.

Thamrin Abdullah, Francis Tantri. Bank Dan Lembaga Keuangan. Jakarta, 2017.

Usman, Rachmadi. “Aspek-Aspek Hukum Perbankan Di Indonesia,” 21, 2003.

20

Anda mungkin juga menyukai