Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Abdul Rakhman, S.E., MBA.
Oleh:
KELOMPOK 1
Adriani Usman A021191002
Aini Chandra Kirana A021191184
Akuinas Antoni A021191011
FADLI A021191198
Hikmah Afrianti Setio Susila A021191041
Siti Annisaa Triana A021191132
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan
rahmat & hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah kami yaitu “Bank Dan Perhitungan Bunga Peran Bank Indonesia Dalam
Stabilitas Keuangan” yang disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Seminar Manajemen Keuangan Kelas A. Salawat serta salam tak lupa pula kami
kirimkan kepada Nabi Muhammad saw, keluarga, para sahabat & seluruh
ummatnya.
Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah kami masih belum sempurna
dan masih banyak kekurangan di dalamnya karena pengetahuan kami sebagai
mahasiswa terbatas. Untuk itu, kami meminta maaf yang sebesar-besarnya jika
informasi yang kami bagikan pada makalah ini kurang lengkap ataupun jika ada
kesalahan yang kami kurang perhatikan dalam pembuatan makalah ini.
Kami berharap isi dari makalah ini dapat diambil manfaatnya oleh semua
pihak yang membacanya dan bisa bermanfaat untuk menambah serta memperluas
pengetahuan pembaca. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Perhitungan Bunga......................................................................................
B. Tata Kelola Perbankan........................................................................................
C. Kebijakan Pengkreditan.......................................................................................
D. Penyelamatan Kredit Macet................................................................................
E. Isu Terkini Perbankan..........................................................................................
BAB 3 PENTUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas
utama Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga
stabilitas sistem keuangan (perbankan dan sistem pembayaran).
Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter tapa dikuti
oleh. stabilitas sistem keuangan, tidak akan banyak artinya dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas moneter dan stabilitas
keuaiigan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Kebijakan
moneter memiliki dampak yang signifikan terhadap stabilitas keuangan begitu
pula sebaliknya, stabilitas keuangan merupakan pilar yang mendasari
efektivitas kebijakan moneter. Sistem keuangan. merupakan salah satu alur
transmisi kebijakan moneter, sehingga bila terjadi ketidakstabilan sistem
keuangan maka transmisi kebijakan moneter tidak dapat berjalan secara
normal. Sebaliknya, ketidakstabilan moneter secara fundamental akan
mempengaruhi stabilitas sistem keuangar akibat tidak efektifnya fungsi sistem
keuangan. Inilah yang menjadi latar belakang mengapa stabilitas sistem
keuangan juga masih merupakan tugas dan tanggung jawab Bank Indonesia.
Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama
dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Kelima peran utama yang
mencakup kebijakan dan instrumen dalam menjaga stabilitas sistem
keuangan itu adalah:
Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas
moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar
terbuka. Bank Indonesia dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan
moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini mengingat gangguan stabilitas
moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi.
Kebijakan moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan
cenderung bersifat mematikan kegiatan ekonomi. Begitu pula sebaliknya.
Oleh karena itu, untuk menciptakan stabilitas moneter, Bank Indonesia telah
menerapkan suatu kebijakan yang disebut inflation targeting framework.
Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja
lembada keuangan yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja
lembaga perbankan seperti itu dilakukan melalui mekanisme pengawasan
dan regulasi. Seperti halnya di negara-negara lain, sektor perbankan memiliki
pangsa yang dominan dalam sistem keuangan. Oleh sebab itu, kegagalan di
sektor ini dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan mengganggu
perekonomian. Untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut, sistem
pengawasan dan kebijakan perbankan yang efektif haruslah ditegakkan.
Selain itu, disiplin pasar melalui kewenangan dalam pengawasan dan
pembuat kebijakan serta penegakan hukum (law enforcement) harus
dijalankan. Bukti yang ada menunjukkan bahwa negara-negara yang
menerapkan disiplin pasar, memiliki stabilitas sistem keuangan yang kokoh.
Sementara itu, upaya penegakan hukum (law enforcement) dimaksudkan
untuk melindungi perbankan dan stakeholder serta sekaligus mendorong
kepercayaan terhadap sistem keuangan. Untuk menciptakan stabilitas di
sektor perbankan secara berkelanjutan, Bank Indonesia telah menyusun
Arsitektur Perbankan Indonesia dan rencana implementasi Basel II.
Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to
settle) pada salah satu peserta dalam sistem sistem pembayaran, maka akan
timbul risiko potensial yang cukup serius dan mengganggu kelancaran sistem
pembayaran. Kegagalan tersebut dapat menimbulkan risiko yang bersifat
menular (contagion risk) sehingga menimbulkan gangguan yang bersifat
sistemik. Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk
mengurangi risiko dalam sistem pembayaran yang cenderung semakin
meningkat. Antara lain dengan menerapkan sistem pembayaran yang bersifat
real time atau dikenal dengan nama sistem RTGS (Real Time Gross
Settlement) yang dapat lebih meningkatkan keamanan dan kecepatan sistem
pembayaran. Sebagai otoritas dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia
memiliki informasi dan keahlian untuk mengidentifikasi risiko potensial dalam
sistem pembayaran.
Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank
Indonesia dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam
stabilitas keuangan. Melalui pemantauan secara macroprudential, Bank
Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor keuangan dan mendeteksi
potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas sistem
keuangan. Pemantauan terhadap stabilitas keuangan penting dilakukan untuk
mampu mengukur tekanan risiko yang akan timbul, khususnya gangguan
yang bersifat sistemik atau dapat menciptakan krisis. Melalui deteksi dini ini,
pencegahan terjadinya instabilitas keuangan yang mematikan perekonomian
dapat dilakukan melalui kebijakan bank sentral maupun pemerintah.
Pemantauan stabilitas keuangan merupakan tugas bank sentral yang
merupakan satu kesatuan dalam menjaga stabilitas keuangan. Ada dua
indikator utama yang menjadi target pemantauan, yakni indikator
microprudential dan indikator makroekonomi. Kedua indikator tersebut saling
melengkapi sebagai aksi dan reaksi dalam sistem keuangan dan ekonomi.
Pemantauan indikator microprudential dilakukan terhadap kondisi mikro
institusi keuangan dalam sistem keuangan. Melalui pemantauan ini dapat
diketahui potensi risiko likuiditas, risiko pasar, risiko kredit dan rentabilitas
institusi keuangan, yang dimaksudkan untuk mengukur ketahanan sistem
keuangan. Pemantauan indikator makroekonomi juga perlu dilakukan
terhadap kondisi makroekonomi domestik maupun internasional yang
berdampak signifikan terhadap stabilitas keuangan. Berdasarkan hasil
pemantauan tersebut, selanjutnya dilakukan analisis guna memprediksi
kondisi stabilitas sistem keuangan.
Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman
sistim keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort
(LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran tradisional Bank Indonesia sebagai
bank sentral dalam mengelola krisis guna menghindari terjadinya
ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup
penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun krisis. Fungsi ini hanya
diberikan kepada bank yang menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi
memicu terjadinya krisis yang bersifat sistemik. Pada kondisi normal, fungsi
LoLR dapat diterapkan pada bank yang mengalami kesulitan likuiditas
temporer namun masih memiliki kemampuan untuk membayar kembali.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai LoLR, Bank Indonesia harus
menghindari terjadinya moral hazard. Oleh karena itu, pertimbangan risiko
sistemik dan persyaratan yang ketat harus diterapkan dalam penyediaan
likuiditas tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara perhitungan bunga?
2. Bagaimana tata kelola perbankan?
3. Apa saja kebijakan pengkreditan?
4. Bagaimana penyelamatan kredit macet?
5. Apa isu terkini perbankan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Bagaimana cara perhitungan bunga.
2. Untuk mengetahui Bagaimana tata kelola perbankan.
3. Untuk mengetahui Apa saja kebijakan pengkreditan.
4. Untuk mengetahui Bagaimana penyelamatan kredit macet.
5. Untuk mengetahui Apa isu terkini perbankan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perhitungan Bunga
1. Perhitungan bunga tabungan
Para nasabah perbankan sebaiknya memahami cara penghitungan
bunga tabungan, karena metode perhitungan yang berbeda akan
menghasilkan jumlah bunga tabungan yang berbeda pula. Dengan
mengetahui cara perhitungan bunga tabungan, nasabah dapat
memperhitungkan berapa saldo minimum tabungan yang harus dipelihara
agar pokok simpanan tidak terpotong oleh biaya administrasi bank.
a. Metode Perhitungan Bunga
Secara umum ada 3 metode perhitungan bunga tabungan yaitu:
berdasarkan saldo terendah, saldo rata-rata, dan saldo harian.
Beberapa bank menerapkan jumlah hari dalam 1 tahun 365 hari,
namun ada pula yang menerapkan jumlah hari bunga 360 hari. Berikut
sebuah ilustrasi rekening tabungan:
Misalkan Anda membuka tabungan pada tanggal 1 Juni dengan
setoran awal Rp 1.000.000,00 kemudian Anda melakukan penyetoran
dan penarikan selama bulan Juni sebagai berikut:
1 1.000.000,00 1.000.000,00
5 5.000.000,00 6.000.000,00
6 5.00.000,00 5.500.000,00
10 2.500.000,00 8.000.000,00
20 1.000.000,00 7.000.000,00
25 10.000.000,00 17.000.000,00
30 2.000.000,00 15.000.000,00
Bunga yang akan diperoleh ditentukan oleh cara perhitungan
bunga yang dilakukan bank. Besarnya bunga tabungan berdasarkan
tiga metode perhitungan dapat dilihat dibawah ini.
Metode Perhitungan Bunga berdasarkan Saldo Terendah pada
metode ini, bunga dalam satu bulan dihitung berdasarkan saldo
terendah dalam bulan tersebut. Bunga dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
t
Bunga=ST x i x
365
ST = Saldo terendah
i = Suku bunga tabungan pertahun
t = Jumlah hari dalam 1 bulan
365 = Jumlah hari dalam 1 tahun
a. Metode Efektif
Metode ini menghitung bunga yang harus dibayar setiap bulan sesuai
dengan saldo pokok pinjam bulan sebelumnya. Rumus perhitungan
bunga adalah:
Bunga = SP x i x (30/360)
SP = Saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya
i = Suku bunga pertahun
30 = Jumlah hari dalam 1 bulan
360 = Jumlah hari dalam 1 tahun
b. Metode Anuitas
Merupakan modifikasi dari metode efektif. Metode ini mengatur
jumlah angsuran pokok dan bunga yang dibayar agar sama setiap
bulan. Rumus perhitungan bunga sama dengan metode efektif yaitu:
Bunga = SP x i x (30/360)
SP = Saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya
i = Suku bunga pertahun
30 = Jumlah hari dalam 1 bulan
360 = Jumlah hari dalam 1 tahun
0 24.000.000 0 0 0
c. Metode Flat
Dalam metode ini, perhitungan bunga selalu menghasilkan nilai
bunga yang sama setiap bulan, karena bunga dihitung dari presentase
bunga dikalikan pokok pinjaman awal. Rumus perhitungannya adalah:
Bunga per bulan = (P x i x t) : jb
P = Pokok Pinjam Awal
i = Suku bunga pertahun
t = Jumlah tahun jangka waktu kredit
jb = Jumlah bulan dalam jangka waktu kredit
3. Prosedur Kredit
a. Merencanakan Pasar Sasaran. Bank harus mempunyai perencanaan, pasar
mana yang akan dituju dalam memasarkan kreditnya, misalkan fokus pada
sektor ritel.
b. Menentukan kriteria risiko yang dapat diterima. Bank hanya memasarkan
kredit apabila kriteria risikonya jelas dan dapat dimitigasi, misalkan dengan:
menetapkan limit exposure, jenis usaha (dibuat ratingnya, dan rating apa saja
yang layak dibiayai), lokasi dsb nya.
c. Menentukan kriteria nasabah kredit yang diberikan, berdasar pada kriteria
nasabah yang jelas.
4. Putusan Kredit
Setiap pemberian kredit harus melalui mekanisme proses dan prosedur baku,
antara lain:
a. Ada permohonan kredit secara tertulis
b. Dilengkapi dengan dokumen yang dipersyaratkan
c. Disertai dengan proposal kredit
d. Dibuat rekomendasi dan putusan kredit
e. Dibuat pemberitahuan putusan kredit secara tertulis
f. Melakukan perjanjian kredit secara hokum
g. Proses pencairan kredit
h. Melakukan pengawasan dan evaluasi
"Sehingga kita akan melihat likuiditas pasar pasti akan terpengaruh lebih
menurun. Dan ini juga akan terdampak juga adanya normalisasi kebijakan moneter
dan fiskal di industri keuangan," ungkapnya.
Bank Mandiri juga melihat adanya tantangan dari sisi risiko volatilitas akibat
capital outflow dari pasar keuangan yang dapat mempengaruhi kualitas dari arus kas
nasabah Bank Mandiri ke depannya.
Kendati demikian, dia tetap optimistis kinerja perseroan akan tetap baik di
2023. Sebab, Bank Mandiri memiliki strategi untuk fokus menggarap ekosistem
nasabah wholesale yang memiliki peluang value chain untuk digarap lebih optimal,
terutama di sektor yang risikonya dapat terukur.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tugas utama Bank Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter,
namun juga stabilitas sistem keuangan (perbankan dan sistem pembayaran).
Kebijakan moneter memiliki dampak yang signifikan terhadap stabilitas
keuangan begitu pula sebaliknya, stabilitas keuangan merupakan pilar yang
mendasari efektivitas kebijakan moneter.
Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama
dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Kelima peran utama yang
mencakup kebijakan dan instrumen dalam menjaga stabilitas sistem
keuangan itu adalah:
1. Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain
melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka.
2. Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembada
keuangan yang sehat, khususnya perbankan.
3. Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran.
4. melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat
mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas
keuangan.
5. Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan
melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR).
B. Saran
Saya sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber yang busa
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan
adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Isna Rifka Sri. 2022. Bos Bank Mandiri Prediksi Exposure Kredit Perbankan
pada 2023 Tidak Setinggi Tahun Ini, (dalam jaringan),
https://money.kompas.com/read/2022/10/27/130000326/bos-bank-mandiri-
prediksi-exposure-kredit-perbankan-pada-2023-tidak-setinggi.