Anda di halaman 1dari 12

BANK INDONESIA

DAN OTORITAS JASA KEUANGAN


Dosen Pengampu : Ratu Humaemah, S.Hum, M.Si.

Disusun Oleh:
1. Putriah 201410013
2. Gina Amalia Fitriani 201410021
3. Faisal Rahmat Hidayat 201410033

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas berkat rahmat dan
karunia Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Bank Indonesia dan Otoritas
Jasa Keuangan” tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada junjungan kita yakni nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari zaman jahiliah
hingga jaman islamiyah.

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Ratu
Humaemah, S.Hum, M.Si. sebagai dosen pengampu mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya yang telah memberikan bantuan dengan arahan dan petunjuk yang jelas, sehingga
mempermudah kami untuk menyelesaikan tugas ini. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. makalah yang sederhana ini bisa memberikan manfaat bagi kita
semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang................................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian............................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................. 5
A. Peran dan fungsi penetapan kebijakan Bank Indonesia.............................................................. 5
• Independensi Bank Indonesia ..................................................................................................... 6
• Akuntabilitas dan Transparansi Bank Indonesia ..................................................................... 7
• Peraturan Bank Indonesia .......................................................................................................... 7
B. peran Otoritas Jasa Keuangan ....................................................................................................... 9
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................11
A. KESIMPULAN ..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank adalah bagian dari sistem keuangan dan sistem pembayaran suatu negara dan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kedua sistem tersebut. Dalam rangka
pembangunan Negara Indonesia, perbankan Indonesia diberi peranan yang strategis
oleh Undang-Undang Perbankan sebagai salah satu sarana dalam menyerasikan dan
menyeimbangkan masing-masing unsur dari Trilogi Pembangunan, yaitu pemerataan
pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional
B. Rumusan Masalah
1. Apa peran dan fungsi penetapan kebijakan Bank Indonesia
2. Apa peran Otoritas Jasa Keuangan
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peran dan fungsi penetapan kebijakan Bank Indonesia
2. Untuk mengetahui peran Otoritas Jasa Keuangan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran dan fungsi penetapan kebijakan Bank Indonesia
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana bagi masyarakat dalam
bentuk simpanan, dan menyalutkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk Iainnya dalam rangka meningkatkan hidup rakyat
banyak Bank merupakan bagian dari sistem keuangan dan sistem pembayaran
suatu negara dan mempunyai peran yang sangat penting dalam kedua sistem
tersebut Bank Indonesia merupakan satu-satunya bank di Indonesia yang
mengemban fungsi sebagai bank sentral.
Pelaksanaan fungsi dari suatu bank sentral memegang peranan yang sangat
penting dan sangat menentukan dalam kehidupan perekonomian suatu negara.
Demikian berpengaruhnya bagi kehidupan perekonomian negara, sehingga
Bank Indonesia sebagai bank sentral harus berkiprah sejalan dengan perubahan
tatanan perekonomian yang sedang berlangsung, yaitu dari command economy
kepada market economy.
Dalam market economy yang terbuka, tugas bank sentral menyangkut dua
bidang, yaitu bidang moneter dan bidang perbankan. Dalam hubungan dengan
kebijaksanaan bidang moneter, Bank Indonesia melakukan pengaturan
mengenai jumlah uang beredar. Selain itu Bank Indonesia juga bertugas
menjaga dan memelihara nilai tukar mata uang.
Sedangkan di bidang perbankan, Bank Indonesia sebagai bank sentral
bertugas untuk melakukan pembinaan dan pengawasan bank dalam rangka
pengerahan dana masyarakat melalui perbankan, yang untuk tujuan itu harus
dicapai melalui pemeliharaan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
perbankan. 13 Kepercayaan masyarakat terhadap perbankan juga akan tumbuh
bila Bank Indonesia sebagai bank sentral memiliki kemandirian. Independensi
Bank Indonesia merupakan faktor yang penting dan sangat menentllkan di
dalam bidang moneter dan perbankan di Indonesia.
• Independensi Bank Indonesia
Penerapan konsep bank sentral Yang bersifat mandiri (independen)
merupakan konsep yang diterapkan di banyak negara, demikian pula di
Indonesia. Tujuan penerapan konsep bank sentral yang independen
adalah untuk meningkatkan kinerja ekonomi, terutama menjaga
stabilitas harga barang-barang dan jasa-jasa. Dengan kata lain.
tujuannya adalah menjaga agar tingkat inflasi serendah mungkin. Para
ahli ekonomi yang mendukung konsep kemandirian. berpendapat
bahwa hal ini sejalan dengan teori ekonomi yang mengemukakan bahwa
yang dapat menggerakkan dan mendaya gunakan ekonomi secara
maksimal adalah kemandirian.
Konsep kemandirian mengenai bank sentral berpendirian bahwa
untllk melaksanakan kemandirian itu diperlukan keahlian teknis.
keadaan perekonomian yang baik negara yang bersangkutan, adanya
kesabaran mallplln pandangan yang jauh ke depan dari para
penyelenggara negara. Agar teori ekonomi yang berpendirian bahwa
keberhasilannya tergantllng kepada kemandirian itu akan dapat berjalan,
maka diperlukan adanya kebijaksanaan inflasi jangka menengah yang
dapat dipercaya. Caranya ialah agar Pemerintah dalam rangka mencapai
kestabilan harga menyerahkan kebijaksanaan moneter itu kepada suatu
lembaga yang terpisah, yaitu bank sentral, dari yang memiliki otonomi
dan memiliki keahlian teknis untuk dapat mencapai sasaran
kebijaksanaan tersebul. Bukti keberhasilan teori ini didukung oleh
kenyataan bahwa negara-negara yang mempunyai bank sentral yang
independen pada umumnya memiliki tingkat inflasi yang lebih rendah.
• Akuntabilitas dan Transparansi Bank Indonesia
Undang-Undang BanI( Indonesia mengatur mengenai kewajiban Bank
Indonesia untuk melakukan transparansi kepada masyarakat. Di dalam
Pasal 58 ayat (I), Bank Indonesia wajib menyampaikan informasi
kepada masyarakat secara lerbuka melalui media massa pada setiap
awal tahun anggaran yang memuat:
a. evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan moneter pada tahun
sebelumnya
b. rencana kebijakan moneter dan penetapan sasaran-sasaran moneter
untuk tahun yang akan datang dengan mempertimbangkan sasaran
laju inflasi serta perkembangan kondisi ekonomi dan keuangan.
Dalam ayat (2) pasal tersebut, mewajibkan Bank Indonesia
menyampaikan informasi tersebut kepada Presiden dan DPR.
Apabila ternyata menurut penilaian masyarakat, evaluasi terhadap
pelaksanaan kebijakan moneter pada tahun sebelumnya dinilai
buruk atau informasi itu dinilai direkayasa untuk menyembuny ikan
keadaan yang sebenarnya, maka sekalipun sanksi hukum tidak
ditentukan seeara eksplisit oleh Undang-Undang BI, namun besar
kemungkinannya sanksi politik dan sanksi moral akan dapat dia
lami oleh anggota Dewan Gubemur yang bersangkutan.
• Peraturan Bank Indonesia
1. Materi Muatan Peraturan Bank Indonesia
Materi muatan Peraturan Bank Indonesia adalah hal-hal yang perlu
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bank Indonesia yang
merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang No. 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang berkaitan dengan tujuan
dan tugas Bank Indonesia mengenai kestabilan rupiah, kebijakan
moneter, kelancaran sistem pembayaran. dan pengawasan
perbankan.
Materi muatan Peraturan Bank Indonesia berisi materi yang
diperintahkan oleh Undang-Undang Bank Indonesia. Undang-
Undang Bank Indonesia mengeluarkan dua jenis atau bentuk
peraturan perundang-undangan yang baru, yaitu Peraturan Bank
Indonesia dan Peraturan Dewan Gubernur.
2. Peraturan Bank Indonesia dan Peraturan Dewan Gubernur Bank
Indonesia
Peraturan Bank Indonesia adalah ketentuan hukum yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia dan mengikat setiap orang atau badan dan
dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Fungsi
Peratllran Bank Indonesia adalah untuk menyelenggarakan lebih
lanjllt ketentuan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia yang berkaitan dengan tujuan dan lugas Bank Indonesia
mengenai kestabilan rupiah, kebijakan moneter, kelancaran sistem
pembayaran, dan pengawasan perbankan
B. peran Otoritas Jasa Keuangan
Alasan pembentukan Otoritas Jasa Keuangan antara lain adalalh makilt
kompleks dan bervariasinya produk jasa keuangan dan globalisasi industri jasa
keuangan. Di samping itu, salah satu alasan rencana pembentukan Otoriitas Jasa
Keuangan adalah karena pemerintah beranggapan bahwa Bank Indonesia
sebagai bank sentral telah gagal dalam mengawasi sektor perbankan. Kegagalan
tersebut dapat dililiat pada krisis ekonomi yang teijadi pada tahun 1997, dimana
sejumlah bank di Indonesia pada saat itu dilikuidasi. Kemudian Undang-
Undang Nomor 21. Taliun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan, yaitu di
dalam bagian Penjelasan Umum disebutkan bahwa pembentukan Otoritas Jasa
Keuangan dimaksudkan agar dapat dicapai mekanisme koordinasi yang lebih
efektif di dalam menangani masalah keuangan yang timbul di dalam sistem
keuangan sehingga dapat lebih menjamin tercapainya stabilitas sistem
keuangan. Pengaturan dan pengawasan terhadap kerseluruhan kegiatan
keuangan tersebut harus dilakukan secara terintegrasi.
Hal ini juga sebagai akibat globalisasi di dalam sistem keuangan dan
pesatnya kemajuan di dalam bidang teknologi dan informasi serta inovasi
finansial yang telah menciptakan sistem keuangan yang sarrgat kompleks,
dinamis dan saling terkait antara sub sektor- keuangan, baik di dalam lral
produk dan kelembagaan.
Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan
di dalam sektor jasa keuangan:
a. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel
b. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil
c. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
Sedangkan nilai strategis Otoritas Jasa Keuangan adalah:

a. Integritas, Integritas adalah bertindak objektif, adil, dan konsisten


sesuai dengan kode etik dan kebijakan organisasi dengan menjunjung
tinggi kejujuran dan komitmen.
b. Profesionalisme, Profesionalisme adalah Bekerja dengan penuh
tanggung jawab berdasarkan kompetensi yang tinggi untuk mencapai
kinerja terbaik.
c. Sinergi, Sinergi adalah berkolaborasi dengan seluruh pemangku
kepentingan baik internal maupun eksternal secara produktif dan
berkualitas
d. Inklusif, Inklusif adalah terbuka dan menerima keberagaman pemangku
kepentingan serta memperluas kesempatan dan akses masyarakat
terhadap industri keuangan
e. Visioner, Visioner adalah memiliki wawasan yang luas dan mampu
melihat kedepan (Forward Looking) serta dapat berpikir di luar
kebiasaan {Out of The Box Thinking).

Awal pembentukan Otoritas Jasa Keuangan berawal dari adanya keresahan


dari beberapa pihak dalam hal fungsi pengawasan Bank Indonesia. Ada tiga
hal yang melatarbelakangi pembentukan Otoritas Jasa Keuangan, yaitu
perkembangan industri sektor jasa keuangan di Indonesia, permasalahan
lintas sektoral industri jasa keuangan, dan amanat Undang-Undang Nomor
3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia (Pasal 34). Pasal 34 Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia merupakan respon dari krisis
Asia yang terjadi pada 1997- 1998 yang berdampak sangat berat terhadap
Indonesia, khususnya sektor perbankan (Adrian Sutedi, 2014)'.
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan utama dari suatu bank adalah menghimpun dana dari
rnasyarakat dan rnenyalurkannya kembali dalam bentuk kredit kepada
masyarakat. Sampai saat ini kegiatan pemberian kredit bank-bank di
Indonesia masih rnerupakan sumber pendapatan utama bagi bank.
Bentuk pendapatan bank yang diperoleh dari pemberian kredit itu
adalah berupa bunga kredit, atau yang disebut interest income.
Bank Indonesia merupakan satu-satunya bank di Indonesia yang
mengemban fungsi sebagai bank sentral. Pelaksanaan fungsi dari suatu
bank sentral memegang peranan yang sangat penting dan sangat
menentukan dalam kehidupan perekonornian suatu negara. Demikian
berpengaruhnya bagi kehidupan perekonomian negara. sehingga Bank
Indonesia sebagai bank sentral harus berkiprah sejalan dengan
perubahan tatanan perekonomian yang sedang berlangsung, yaitu dari
command economy kepada market economy.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK.) terbebas dari campur tangan pemerintah
tidak sepenuhnya benar. Secara historis, pembentukan Otoritas Jasa
Keuangan sebenarnya adalah hasil kompromi untuk menghindari jalan
buntu pembahasan Undang-Undang tentang Bank oleh Dewan
Perwakilan Rakyat. OJK melaksanakan tugas pengaturan dan
pengawasan terhadap: 1) kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan; 2)
kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan 3) kegiatan jasa
keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan,
dan. lembaga jasa keuangan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa Arifka Sari,2018, Peran Otoritas Jasa Keuangan dalam
mengawasi jasa keuangan di Indonesia, Supremasi Jurnal hukum Vol.1,
No.
Mutiara Hikrnah, Fungsi Bank Indonesia sebagia pengawas perbankan
di Indonesia,

Anda mungkin juga menyukai