DOSEN PEMBIMBING
M. SYAIFULLAH S.E.,M.M
DISUSUN OLEH
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat yang telah dilimpahkan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya dengan
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak M. Syaifullah, S.E., M.M selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi kami sebagai
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan
waktu, pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami harapkan kritik dan saran dari
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................................................1
1.2 Latar Belakang......................................................................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................................................................3
BAB II.................................................................................................................................................................4
LANDASAN TEORI.........................................................................................................................................4
2.1 Pengertian Lembaga Penjamin Simpanan.............................................................................................4
2.2 Visi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).............................................................................................4
3.1 Misi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)............................................................................................4
BAB III................................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.................................................................................................................................................5
3.1 Pengertian Lembaga Penjamin Simpanan secara umum.......................................................................5
3.2 Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan...................................................................................................5
3.3 Tugas dan Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan..........................................................................6
3.4 Bentuk simpanan Lembaga Penjamin Simpanan..................................................................................7
BAB IV..............................................................................................................................................................11
PENUTUP.........................................................................................................................................................11
4.1 KESIMPULAN...................................................................................................................................11
4.2 Saran....................................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah pendirian Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menerangkan pada tahun saat terjadinya krisis
moneter dan perbankan yang menghantam Indonesia, yang ditandai dengan likuidasinya 16 bank
mengakibatkan turunya tingkat kepercayaan masyarakat pada sistem perbankan. Untuk mengatasi krisis yang
terjadi, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan diantaranya memberikan jaminan atas seluruh
kewajiban pembayaran bank, termasuk simpanan masyarakat (blanket guarante). Hal ini ditetapkan dalam
Keputusan Presiden no.26 tahun 1998 tentang jaminan terhadap kewajiban pembayaran bank perkreditan
rakyat.
Jaminan yang diberikan pemerintah tentang pengembalian dana masyarakat yang dititipkan dan
diinvestasikan melalui bank disamping dapat menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap
industri perbankan ternyata ada juga dampak jeleknya yaitu timbulnya moral hazard baik dari sisi pengelola
bank menjadi kurang hati-hati dalam mengelola dana masyarakat, sementara nasabah tidak peduli untuk
mengetahui kondisi keuangan bank karena simpanannya dijamin secara penuh oleh pemerintah. Banyak
Negara sepakat bahwa salah satu pendekatan yang diperlukan untuk membangun suatu sistem perbankan
yang sehat dan kuat adalah dengan memberikan jaminan yang eksplisit bagi nasabah penyimpan. Akan tetapi
sebelum pembentukan suatu lembaga penjamin yang permanen, diperlukan langkah-langkah pembaruan
sistem perbankan sebagai prasyarat agar sistem tersebut dapat berjalan efektif.
Alasan dasar bagi pemerintah untuk memfasilitasi pendirian Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
adalah kepercayaan pada industri perbankan sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan pada sistem
perbankan yang diawasi secara baik dapat menimbulkan terjadinya kebangkrutan bank, dan kebangkrutan itu
sendiri dapat diprediksi dan merupakan kejadian dapat dicegah. Selain itu, kesetaraan sosial juga merupakan
pertimbangan.
1
Perlindungan nasabah kecil dari bankir yang tidak bertanggung jawab merupakan suatu pendekatan
yang adil dan tepat. Pentingnya kepercayaan masyarakat terhadap bank telah menciptakan hubungan
kepercayaan antara bank dengan nasabahnya menjadi penting. Hal ini terjadi karena bank memiliki status
yang unik ditengah masyarakat selain bank sebagai sandaran suatu kepercayaan ia juga menempati posisi
Disamping itu, dalam menjalankan kegiatan usahanya bank juga terlibat dalam masalah-masalah
internal perusahaan dan individu sehingga peran bank telah melampaui hubungan tradisional antara kreditur
dan debitur. Dengan karakteristik demikian itu, maka hubungan antara bank dengan nasabah adalah
hubungan kepercayaan. Hal itu lebih diperjelas lagi dalam praktek perbankan modern yang melibatkan
struktur yang sangat kompleks dan sering kali menyebabkan bank berperan sebagai penasehat keuangan
(financial adviser) bagi nasabahnya sehingga menciptakan hubungan kepercayaan dan kerahasiaan
(confidentiality), dengan demikian maka bank memiliki kewajiban untuk mengungkapkan (a duty to disclose)
seluruh fakta material pada nasabahnya, apabila bank memiliki pengetahuan yang mungkin sangat penting
bagi nasabah.
tahun 1998 tentang perbankan yaitu dalam pasal 37B yang bunyinya “Bahwa setiap bank wajib menjamin
dana dalam masyarakat yang disimpan pada bank yang bersangkutan”. Untuk menjamin simpanan
masyarakat pada bank sebagaimana yang dimaksud dibentuklah Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam
rangka melindungi kepentingan nasabah dan sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
perbankan.
Undang-Undang RI No.24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) jumlah saldo yang
dijamin turut berubah-ubah bertahap mengikuti dengan kondisi yang terjadi, yaitu jumlah saldo nasabah yang
dijamin pada program penjaminan yang diberikan pemerintah. Suatu statemen yang terjadi diantaranya saldo
2
1. Seluruhnya, sejak tanggal 22 september 2005 sampai dengan 21 maret 2006
2. Paling tinggi sebesar Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah), sejak tanggal 22 maret 2006
3. Paling tinggi sebesar Rp. 1. 000.000.000,00 (satu miliar rupiah), sejak tanggal 22 september 2006
4. Paling tinggi sebesar Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah), sejak tanggal 22 maret 2007.
Pada masa krisis ini ditetapkan lagi UU RI No. 7 Tahun 2009 7 yang isinya yaitu syarat perubahan
jumlah saldo yang dijamin. Perubahan jumlah yang sekarang menjadi Rp. 2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah) adalah suatu bentuk usaha pemerintah agar dapat menstabilkan sistem ekonomi pada saat terjadi
tekanan akibat krisis global. Begitu pula dalam Islam yaitu usaha Abu Qotadah seorang pemimpin pada
waktu itu menjamin terbayarnya hutang pada seorang yang sudah meninggal dunia, agar jenazahnya dapat
segera dishalati peristiwa itu disebut akad kafalah yaitu jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada
pihak ketiga untuk memenuhi pihak kedua atau yang ditanggung bank.
1.2 Tujuan
Berkaitan dengan penulisan makalah ini penyusun mempunyai tujuan yaitu agar mengetahui pengertian,
3
BAB II
LANDASAN TEORI
LPS adalah lembaga yang independen, transparan, dan akuntabel dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya yang mempunyai fungsi menjamin simpanan nasabah penyimpan; dan turut aktif dalam
memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya. Dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya, LPS dapat meminta data, informasi, dan/atau dokumen kepada pihak lain. Setiap pihak
yang dimintai data, informasi, dan/atau dokumen wajib memberikannya kepada LPS. Setiap Bank yang
melakukan kegiatan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia wajib menjadi peserta Penjaminan.
Kewajiban bank menjadi peserta Penjaminan sebagaimana dimaksud tidak termasuk Badan Kredit Desa.
LPS juga menjamin Simpanan nasabah bank yang berbentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan,
dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Sedangkan menurut UUD No 24 Tahun 2004 LPS
adalah lembaga yang independen, transparan, dan akuntabel dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.
Menjadi lembaga yang terdepan, tepercaya, dan diakui di tingkat nasional dan internasional dalam
menjamin simpanan nasabah dan melaksanakan resolusi bank untuk mendorong dan memelihara stabilitas
sistem keuangan
c) Melaksanakan penanganan krisis melalui restrukturisasi bank yang efektif dan efisien, dan
d) Berperan aktif dalam mendorong dan memelihara stabilitas sistem keuangan nasional melalui
PEMBAHASAN
LPS atau Lembaga Penjamin Simpanan merupakan sebuah badan hukum yang dibentuk berdasarkan
UU no.24 tahun 2004 yang fungsi-nya menjamin simpanan nasabah penyimpan dan melakukan penyelesaian
dan penanganan bank gagal sebagai bagian dari pemeliharaan stabilitas sistem perbankan.
Penjaminan simpanan nasabah yang dilakukan LPS bersifat terbatas, namun dapat mencakup
sebanyak-banyaknya nasabah. Setiap bank yang menjalankan usahanya di Indonesia wajib menjadi peserta
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah lembaga independen yang dibentuk dengan Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan, sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga
b) Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya.
Dalam menjalankan fungsi untuk menjamin simpanan nasabah penyimpan, LPS bertugas
merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan dan melaksanakan penjaminan
simpanan. Sementara dalam menjalankan fungsi untuk turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem
perbankan, LPS bertugas untuk merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara
stabilitas sistem perbankan merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian bank gagal
5
(bank resolution) yang tidak berdampak sistemik dan melaksanakan penanganan bank gagal yang berdampak
sistemik.
6
Khusus untuk penyelesaian bank gagal yang tidak berdampak sistemik, salah satu bentuk
penyelesaiannya adalah melalui likuidasi atas bank gagal yang telah dicabut izin usahanya oleh lembaga
pengawas perbankan, yaitu Otoritas Jasa Keuangan. Pelaksanaan likuidasi bank gagal tersebut dilakukan oleh
tim likuidasi yang dibentuk LPS. Setelah proses likuidasi selesai, maka tim likuidasi menyampaikan neraca
Sejak pencabutan izin usaha bank sampai dengan selesainya proses likuidasi bank yang dicabut izin
usahanya, LPS dan pihak lain yang berkepentingan terhadap proses likuidasi memerlukan informasi
mengenai potensi pengembalian yang akan diterima. Saat ini informasi yang dimaksud dipandang belum
memadai disebabkan laporan keuangan yang disampaikan adalah neraca sementara likuidasi pada awal proses
likuidasi dan neraca akhir likuidasi pada akhir proses likuidasi. Tidak ada laporan keuangan yang disajikan
Di sisi lain, ketentuan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum di Indonesia mensyaratkan
terpenuhinya asumsi dasar kelangsungan usaha (going concern) yang tidak dapat dipenuhi oleh bank dalam
proses dilikuidasi. Sehingga ketentuan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum di Indonesia tidak
dapat diterapkan pada laporan keuangan bank dalam likuidasi (BDL). Oleh karena itu, LPS memandang perlu
adanya panduan akuntansi bagi BDL dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan untuk berbagai
Dalam menjalankan tugasnya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memiliki beberapa tugas antara lain :
c) Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam turut aktif memelihara stabilitas sistem perbankan.
d) Merumuskan, menetapkan dan melaksanakan kebijakan penyelesaian bank gagal (bank resolution) yang
7
Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yaitu :
a) Mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang saham.
b) Menguasai dan mengelola aset dan kewajiban bank gagal yang diselamatkan.
c) Menjual, mengalihkan aset tanpa persetujuan debitur atau kewajiban tanpa persetujuan kreditur.
d) Meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri, mengubah setiap kontrak yang mengikat bank gagal yang
Lembaga Penjamin Simpanan menjamin simpanan nasabah melalui bank dalam bentuk tabungan,
deposito berjangka, setoran pembayaran, sertifikat deposito dan bentuk lainnya yang disamakan dengan hal
diatas. Adapun nilai maksimum simpanan yang dijamin LPS adalah Rp2 miliar per nasabah per bank yang
berlaku sejak tanggal 13 Oktober 2008. Apabila seorang nasabah mempunyai beberapa rekening simpanan
pada satu bank, maka untuk menghitung simpanan yang dijamin, saldo seluruh rekening tersebut
dijumlahkan. Nilai simpanan yang dijamin oleh LPS merupakan simpanan pokok ditambah bunga bagi bank
8
konvensional, atau pokok ditambah bagi hasil menjadi hak nasabah bank syariah. LPS hanya akan menjamin
Sementara itu, setoran di atas Rp 2 miliar akan diselesaikan oleh tim likuidasi berdasarkan hasil
likuidasi aset bank. Selain itu nasabah tidak akan dibebani biaya apapun terkait LPS, biaya penjamin
simpanan LPS akan ditanggung oleh bank ditempat nasabah meyetor dananya Terkait penjaminan oleh LPS,
Lembaga ini menjamin simpanan kepada seluruh bank umum dan bank syariah yang beroperasi di wilayah
negara Republik Indonesia, baik bank umum (bank asing, bank campuran, bank swasta internasional), bank
pembangunan daerah dan bank umum) maupun bank perkreditan rakyat (BPR).
Keikutsertaan bank dalam Lembaga penjamin sosial diatur berdasarkan Pasal 37B Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, dimana setiap bank wajib mengamankan dana masyarakat yang
disimpan pada bank yang bersangkutan. Untuk menjamin simpanan masyarakat ke dalam bank, maka
terbentuklah Lembaga yang disebut LPS. Selain itu dalam pasal 12 UU LPS, keikutsertaan bank dan
ketentuannya juga dipertegas dengan menyebutkan bahwa setiap bank (baik bank umum dan BPR, termasuk
bank nasional, bank campuran, dan bank asing, serta bank konvensional dan bank syariah ) yang melakukan
kegiatan usaha di wilayah Republik Indonesia wajib menjadi peserta penjaminan LPS.
Selain hal diatas ternyata bank juga memiliki kewajiban yang perlu dijalankan sebagai peserta LPS.
o surat pernyataan dari pemegang saham, pengendali bagi yang berbadan hukum koperasi,
9
c) membayar premi penjaminan;
e) Memberikan data, informasi dan dokumen yang dibutuhkan dalam rangka penyelenggaraan
penjaminan;
f) Menempatkan bukti kepesertaan atau salinannya di dalam kantor bank atau tempat lainnya sehingga
g) Menempatkan pengumuman pada seluruh kantor bank yang dapat diketahui dengan mudah oleh
nasabah mengenai:
o maksimum tingkat bunga yang dianggap wajar yang ditetapkan LPS; dan
Simpanan-simpanan yang dijamin merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat, termasuk yang berasal dari
a) Jenis & jumlah simpanan yang dijamin: Giro, Deposito, Sertifikat deposito & Tabungan/sejenis.
b) Nilai simpanan yang dijamin setiap nasabah pada suatu bank maksimal Rp. 2 milyar.
c) Nilai simpanan yang dijamin dapat diubah jika dipenuhi salah satu kriteria.
f) Jumlah nasabah yang dijamin seluruh simpanannya menjadi kurang dari 90% dari jumlah nasabah
a) Menyerahkan dokumen Salinan AD, Akta pendirian, perizinan & tingkat kesehatan bank.
g) Surat pernyataan Direksi, Komisaris & Pemegang Saham, tentang komitmen & kesediaan untuk memenuhi
ketentuan LPS, bertanggung jawab atas kelalaian & pelanggaran, dan kesediaan melepaskan segala hak jika
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa, perkembangan
penjaminan simpanan yang ada di Indonesia, pada intinya untuk melindungi dana atau simpanan nasabah
yang terdapat pada institusi perbankan. Di dalam sistem perbankan Indonesia, mengenai perlindungan
terhadap nasabah penyimpan dana, perlindungan dapat diberikan dengan cara ditetapkannya suatu peraturan
yang mengatur terkait dengan penjaminan simpanan nasabah, dijelaskan siapa aktor penjaminan di dalam
perlindungan nasabah baik dari pihak lembaga penjaminan, bank, ataupun pemerintah.
Kemudian perlindungan terhadap nasabah penyimpan dana dapat juga dilakukan melalui dua cara,
yaitu: Perlindungan secara implisit (implicit deposit protection), yaitu perlindungan yang dihasilkan oleh
pengawasan dan pembinaan bank yang efektif, yang dapat menghindarkan terjadinya kebangkrutan bank.
Perlindungan secara eksplisit (explicit deposit protection), yaitu perlindungan melalui pembentukan suatu
lembaga yang menjamin simpanan masyarakat, sehingga apabila bank mengalami kegagalan, lembaga
tersebut yang akan mengganti dana masyarakat yang disimpan pada bank yang gagal tersebut.
Perlindungan ini diperoleh melalui pembentukan lembaga yang menjamin simpanan masyarakat,
sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 1998 tentang Jaminan
Terhadap Kewajiban Bank Umum. Sehingga, hakikat dari perlindungan hukum tersebut adalah melindungi
kepentingan dari nasabah penyimpan dan simpanannya yang disimpan di suatu bank tertentu terhadap suatu
risiko kerugian. Perlindungan hukum ini merupakan upaya untuk mempertahankan dan memelihara
kepercayaan masyarakat khususnya nasabah, maka sudah sepatutnya dunia perbankan perlu memberikan
perlindungan hukum. Dengan memperhatikan siapa aktor penjaminan, dasar penjaminan untuk memberikan
12
4.2 Saran
Keberadaan Lembaga Penjamin Simpanan juga diharapkan dapat menjalankan fungsinya dengan baik
dalam menjamin simpanan nasabah bank secara terbatas, sehingga mendukung upaya menjaga stabilitas
sektor perbankan. Pada saat bersamaan, LPS juga diharapkan dapat menangani permasalahan yang dialami
oleh bank peserta program penjaminan. Fungsi ini idealnya dilengkapi kewenangan untuk menangani
penutupan bank bermasalah hingga pelaksanaan likuidasinya. Semangat dari kelaziman fungsi ini adalah
karena sebagai lembaga yang menjamin simpanan nasabah, LPS memiliki exposure risiko terbesar apabila
bank peserta ditutup. Bagaimana tidak, LPS yang akan membayar seluruh simpanan nasabah bank yang
dijamin secara terbatas, dan juga dengan sistem penjaminan yang telah ditetapkan secara resmi.
Dengan demikian, perlindungan hukum bagi nasabah bank di Indonesia yang simpanannya tidak
dijamin oleh LPS atau masih kurangnya hak-hak yang harus didapatkan dikarenakan harus melalui proses
yang tidak banyak diketahui oleh pihak nasabah atau masyarakat, maka lebih baiknya Pemerintah segera
mengeluarkan atau menyusun peraturan terkait dengan tata cara tentang likuidasi dan tata cara mengenai
upaya hukum bagi nasabah penyimpan yang dana simpanannya belum kembali setelah bank dilikuidasi dan
aset bank telah habis atau nasabah yang nilai simpanannya melebihi dari batas yang telah ditetapkan.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://universalbpr.co.id/blog/lembaga-penjamin-simpanan-lps-fungsi-tugas-kewajibannya/
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjz9sOHmPn0AhX1TGwGHSFv
BMQQFnoFCI4BEAE&url=https%3A%2F%2Frangkulteman.id%2Fberita%2Flembaga-penjamin-simpanan-
lps-adalah-tugas-dan-fungsinya&usg=AOvVaw1SJc8D8bbkrYHO7E2glZNj&cshid=1640237559562420
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjq3svmnfn0AhUgTGwGHeXzB
UkQFnoECBwQAQ&url=https%3A%2F%2Frepository.uksw.edu%2Fbitstream
%2F123456789%2F19403%2F3%2FT1_312015122_BAB
%2520III.pdf&usg=AOvVaw2fVzSmANaMc0H4zE_l_kni
14