Anda di halaman 1dari 13

Peran Lembaga Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi UMKM


(Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah
Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya)

Dosen Pengampu: Euis Rosidah., S.E., M.Ak.

Penyusun :

Muhamad Enrico Satria D


193403120

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SILIWANGI
TAHUN 2021
KATA PEGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kajian atau Makalah yang berjudul
“Peran Lembaga Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
UMKM”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bank dan
Lembaga Keuangan Lainnya.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua yang senantiasa memberikan doa dan motivasi kepada penulis selama
penyusunan makalah ini;
2. Euis Rosidah., S.E., M.Ak. selaku dosen mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya;
3. Kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan 2019 Universitas Siliwangi
yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi selama penyusunan Makalah
ini;
4. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis.

Penulis menyadari, bahwa Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena
masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal sistematika penulisan, maupun isi.
Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan Makalah ini. Semoga Makalah ini memberikan manfaat bagi penulis dan
pembaca. Aamiin.

Tasikmalaya, November 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR..........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................iii
BAB 1.................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.................................................................................................................................2
1.1. Latar Belakang Masalah.....................................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3. Tujuan Masalah.................................................................................................................2
1.4. Kegunaan Makalah............................................................................................................2
BAB 2.................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1 Pengertian dan Fungsi Perbankan.....................................................................................3
2.2 Pengertian UMKM.............................................................................................................5
2.3 Hubungan antara Perbankan dan UMKM..........................................................................6
2.4 Pertumbuhan UMKM di Indonesia....................................................................................9
BAB 3...............................................................................................................................................10
KESIMPULAN...................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................11

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Saat ini UMKM menjadi entitas penyerap tenaga kerja paling tinggi di
Indonesia yakni mencapai 97% dari total tenaga kerja. Namun, hal ini berbnding
terbalik dengan krdit yang diberikan oleh Bank terhadap pelaku UMKM, jika
dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya Bank di Indonesia termasuk yang
paling kecil dalam pemberian kredit. Hal ini menyebabkan seringkali pelaku
UMKM mengalami masalah permodalan yang berbuntut pada mandeknya
kegiatan operasional UMKM itu sendiri.
Disisi lain, Bank sendiri berpotensi mengalami kredit macet senilai Rp 2500
triliun di ppenghujung 2020 yang diakibatkan terganggunya aktivitas UMKM
akibat pandemic Covid-19. Lemahnya perencanaan dan buruknya system
manajerial mengakibatkan UMKM mengalami kesulitan bertahan di tengah
pandemic. Hal ini menyebabkan pelaku UMKM tidak mampu membayar beban
kredit dan beban bunga yang diberikan oleh Bank.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan ini dapat
dirumuskan:
1. Apa itu lembaga Perbankan dan apa fungsinya?
2. Apa itu UMKM?
3. Bagaimana hubungan antara Perbankan dan UMKM?
4. Bagaimana pertumbuhan UMKM di Indonesia?
1.3. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, makalah ini disusun dengan tujuan
umtuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Mengetahui lembaga Perbankan beserta fungsinya
2. Mengetahui apa itu UMKM
3. Mengetahui hubungan antara Perbankan dan UMKM
4. Perumbuhan UMKM di Indonesia

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Fungsi Perbankan

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan bank


adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangkah meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut Dictionary of Banking an Services by Jerry Rosenbeg bahwa : Bank
adalah lembaga yang menerima simpanan giro, deposito, dan membayar atas dokumen
yang tertarik pada satu orang atau lembaga tertentu, mendiskonto surat berharga,
memberikan pinjaman dan menanamkan dananya dalam surat berharga.
Menurut Kasmir, SE, MM (2008:25), secara sederhana bank dapat diartikan
sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan
jasa-jasa bank lainnya.
Menurut Lukman Dendawijaya (2005:14), mengemukakan “ Bank adalah
suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan
(financial intermediaries), yang menyelurkan dana dari pihak yang kelebihan dana
(surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit
unit) pada waktu yang ditentukan.”
Menurut berbagai pendapat mengenai pengertian bank yang telah dijelaskan di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa bank adalah lembaga/perusahaan yang
aktifitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan, dan simpanan yang
lain dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian melemparkan
kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana (deficit spending unit) dalam
bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangkah meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
Arus perputaran uang yang ada di bank dari masyarakat kembali ke
masyarakat, dimana bank sebagai perantara dapat djelaskan sebagai berikut :
1. Nasabah (masyarakat) yang kelebihan dana menyimpan uangnya di bank
dalam bentuk simpanan Giro, Tabungan, dan Deposito. Bagi bank dana yang
disimpan oleh masyarakat adalah sama artinya dengan membeli dana. Dalam
hal ini nasabah sebagai penyimpan dan bank sebagai penerima titipan. Nasabah
dapat memilih sendiri untuk menyimpan dana dalam bentuk Giro, Tabungan,
dan Deposito.
2. Nasabah penyimpan akan memperoleh balas jasa dari bank berupa bunga bagi
bank konvensional dan bagi hasil bagi bank yang berdasarkan Prinsip Syariah.
Besarnya jasa bunga dan bagi hasil tergantung dari besar kecilnya dana yang
disimpan dan faktor lainnya.

5
3. Kemudian oleh bank, dana yang disimpan oleh nasabah di bank yang
bersangkutan disalurkan kembali (dijual) kepada masyarakat yang kekurangan
atau membutuhkan dana dalam bentuk pinajaman/kredit.

Menurut Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso (2006:9), “fungsi utama bank
adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary”. Secara
lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of development,
dan agent of services.
a. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal
menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan
dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat
percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan
dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang dijanjikan
simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Kegiatan perekonomian
masyarakat disektor ri’il tidak dapat dipisahkan. Sektor ri’il tidak dapat
berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik.
Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan
bagi kelancaran kegiatan perekonomian di sektor ri’il.
b. Agent of Development
Kegiatan bank berupa dan menyalurkan dana sangat diperlukan bagi lancarnya
kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan
masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan
konsumsi barang dan jasa. Mengingat bahwa kegiatan investasi-distribusi-
konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran
kegiatan investasi-distribusi-konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan
pembangunan perekonomian suatu masyarakat.
c. Agent of Service
Selain melakukan penghimpuna dan penyaluran dana bank juga memberikan
penawaran jasa perbankan lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan ini
erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa
ini antara lain dapat berupa jasa penitipan uang, penitipan barang-barang
berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.

6
2.2 Pengertian UMKM
Penjelasan tentang pengertian UMKM adalah usaha perdaganganyang dikelola
oleh badan usaha atau perorangan yang merujuk pada usaha ekonomi produktif sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008.
UMKM Menurut Bank Dunia

Berbeda halnya dengan BPS, Bank Dunia mendefinisikan UMKM menurut tiga
klasifikasi, yaitu berdasarkan kondisi karyawan, pendapatan, dan nilai aset. Berikut
penjelasannya:

a. Micro Enterprise. Memiliki kriteria jumlah karyawan kurang dari 30 orang, dan
pendapatan setahun tidak melebihi USD3 juta.

b. Small Enterprise. Kriteria jumlah karyawan kurang dari 100 orang, pendapatan
setahun tak melebihi USD100 ribu, dan jumlah aset tak melebihi USD100 ribu.

c. Medium Enterprise. Memiliki kriteria jumlah karyawan maksimal 300 orang,


pendapatan setahun hingga USD15 juta, dan jumlah aset mencapai USD15 juta.

UMKM Menurut UU

Dalam perkembangannya, dunia usaha tidak lagi diklasifikasikan


berdasarkan jumlah karyawannya.Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pemerintah
mengelompokkan jenis usaha berdasarkan kriteria aset dan omzet.Usaha Mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria kekayaan bersih maksimal Rp50 juta tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha. Selain itu, memiliki omzet tahunan maksimal Rp300
juta.

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha.Usaha bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian langsung dan tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar.Kriteria
usaha kecil adalah kekayaan bersih berkisar lebih dari Rp 50 juta sampai Rp 500
juta, tidak termasuk tanah dan bangunan usaha. Selain itu, memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp 300 juta sampai dengan paling banyak Rp 2,5 miliar.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan
bukan termasuk anak perusahaan atau cabang perusahaan tertentu.Adapun, kriteria
jumlah kekayaan bersih harus lebih dari Rp 500 juta hingga paling banyak Rp 10
Miliar. Selain itu, penjualan tahunan lebih dari Rp 2,5 miliar sampai paling banyak
Rp 50 miliar.Berdasarkan peraturan UU UMKM tersebut, pemerintah berasumsi
bahwa penjualan tahunan rata-rata suatu bidang usaha adalah lima kali dari
kekayaan bersih usaha tersebut.

Definisi tersebut sesungguhnya lebih mengacu pada kinerja operasional,


karena usaha dengan jumlah karyawan besar sekalipun dapat menjadi usaha kecil
jika penjualan tahunan dan kekayaannya rendah.Sebaliknya, perusahaan bisa
7
tergolong usaha besar jika penjualan tahunan dan kekayaannya besar, meski jumlah
karyawan hanya sedikit.

Hal ini tercermin dari perusahaan-perusahaan baru yang berhasil


mengembangkan usaha dalam waktu singkat karena inovasi teknologinya, seperti
Google, Facebook, dan Yahoo. Mereka bisa ditetapkan sebagai usaha besar dan bukan
UMKM karena mampu meraih pendapatan bombastis, meski jumlah karyawan hanya
sedikit.

2.3 Hubungan antara Perbankan dan UMKM


Pengembangan UMKM harus mendapat perhatian lebih dari pemerintah
sebagai pembuat kebijakan, selain itu masyarakat sebagai pengguna layanan juga perlu
ikut serta dalam pengembangan UKM agar lebih mampu bersaing dengan pelaku
ekonomi lainnya. Pembuat kebijakan, yaitu pemerintah dalam membuat kebijakan
harus pro kepada UMKM agar secara kondusif dapat tumbuh dan berkembang.
Pengembangan UMKM menghadapi dua masalah yang krusial, yaitu berhubungan
dengan tersedianya modal yang mencukupi serta strategi pemasaran produk. Pada
dasarnya modal merupakan hal yang perlu dan diutamakan dalam pengembangan
UMKM. Oleh karenanya, selain pemerintah, pihak UMKM harus menjali kerjasana
dan hubungan yang berkelanjutan dengan lembaga yang mampu membantu dalam segi
permodalan. Lembaga tersebut tidak lain adalah perbankan. Perbankan menjadi salah
satu pihak yang memiliki andil yang besar dalam pengembangan UMKM. Lembaga
keuangan yang handal dan reliabel serta beorientasi pada layanan sangat penting bagi
ekonomi serta memerankan peran yang penting bagi negara untuk mencapai
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi (Dogarawa, 2011).
Di dalam mendapatkan akses permodalan dari perbankan, UMKM seringkali
mengalami kesulitan. Salah satu penyebabnya adalah tingkat suku bunga kredit yang
tinggi dan disertai dengan adanya jaminan kebendaan (collateral minded) dalam
memperoleh kredit yang terkadang sulit untuk mereka penuhi ditambah lagi dengan
administrasi yang rumit. Definisi yang berbeda atas lembaga keuangan juga
berdampak terhadap UMKM yang mengakibatkan mereka kesulitan dalam
mendapatkan akses ke lambaga keuangan dalam berbagai hal secara operasional. Salah
satunya adalah aspek pemasaran, ketidakpercayaan pada lembaha keuangan, tidak
adanya aspek legalitas badan usaha, tidak memiliki laporan keuangan yang lengkap,
tidak memiliki barangan jaminan, serta ketidakmampuan UMKM dalam membuat
proposal pengajuan kredit yang sesuai dengan persyaratan perbankan (Lembaga
Pemeringkat Kredit bagi UMKM, 2015).
Pembiayaan usaha kecil, mikro dan menengah (UKM) telah menarik banyak
perhatian dalam beberapa tahun terakhir dan telah menjadi topik penting bagi para
ekonom dan pembuat kebijakan yang bekerja dalam pengembangan keuangan dan
ekonomi (de la Torre et al, 2010). Namun menjaga hubungan secara berkelanjutan
antara keduanya belum banyak dilakukan penelitian. De la Torre et al. (2010)
menggunakan istilah relationship lending yang menunjukkan hubungan antara sektor
usaha kecil dan perbankan.

8
UMKM berharap hubungannya dengan bank akan memberikan mereka
kemudahan dalam mengkases permodalan dan pembiayaan yang sesuai, dengan biaya
dan persyaratan yang wajar, dimana mereka berharap hubungan yang saling
menguntungkan dan hubungan yeng berkelanjutan di masa depan (Badulescu, 2012).
Kesetiaan UKM dalam menggunakan layanan perbankan, lamanya hubungan
keduanya dan hubungan timbal balik menunjukkan bahwa UKM memperoleh manfaat
dari hubungan ini. Salah satu elemen kunci dalam hubungan keduanya adalah mutual
trust. Mutual trust mengacu pada dua hal utama, pertama kepercayaan adalah kejujuran
partner (trust is the partner honesty) yang mencakup kepercayaan dari pihak pertama
kepada partnernya sebagai pihak kedua bahwa partnernya akan memenuhi janjinya,
serrta kepercayaan adalah binovelen (trust is the partner benevolence) yaitu sampai
sejauh mana pihak pertama percaya pada partnernya benar benar tertarik kepada
kesejahteraan (welfare) pihak pertama (Sanzo et al., 2003).
UKM yang memiliki hubungan dengan secara berkelanjutan terbukti akan
mampu meningkatkan akses ke pinjaman, walaupun pada saat yang sama mereka
mengeluarkan biaya lebih tinggi untuk hutang mereka (Canovas dan Solano, 2010).
Salah satu hal yang menarik adalah tentang bagaimana menganalisis cara alternatif
memperkuat pinjaman yang menghasilkan efek yang lebih menguntungkan pada
pembiayaan UKM. Hubungan antara perbankan dan kliennya tidak tergantung pada
lamanya hubungan atau jumlah bank, tetapi lebih pada partisipasi bank dalam
pembiayaan perusahaan, pada kapasitasnya untuk menghasilkan informasi, dan
komitmennya untuk membantu UKM saat mengalami kesulitan keuangan (Canovas
dan Solano, 2010). Dhliwayo (2014) mengungkapkan adanya kerja sama dengan
pemangku kepentingan dalam mengembangkan sebuah kerangka inklusi keuangan
untuk meningkatkan akses ke layanan permodalan oleh masyarakat yang terpinggirkan
di daerah terpencil termasuk UKM dengan efisien, efektif dan sehat yang mampu
menyediakan berbagai layanan keuangan yang digerakkan oleh permintaan termasuk
persyaratan pembiayaan sektor UKM.
Beck et al. (2009) mengungkapkan untuk melayani UKM, bank
mengembangkan berbagai jenis model bisnis baru, teknologi, serta sistem manajemen
risiko. Pemberian pinjaman adalah sebagian kecil dari apa yang bank tawarkan kepada
UKM, karena bank mencoba melayani UKM secara holistik melalui berbagai macam
produk dan layanan. Model hubungan kemitraan stratgeis antara UMKM dengan
perbankan syariah pernah dilakukan dalam penelitian Firmansyah dan Prajawati
(2016). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kemitraan yang dibangun
berdasarkan pada aspek kepercayaan. Selain itu, UMKM yang memiliki kemampuan
mengelola keuangan dengan baik, pengembangan UMKM dilakukan melalui kegiatan
pelatihan secara bersama antara keduanya. Hal inilah yang menjadi pengembangan
bagi perbankan syariah untuk mengembangkan pola kemitraan dengan UMKM.
Selain itu, Basir & Prajawati (2016) dalam penelitiannya tentang model
pengembangan ekonomi koperasi dan UMKM berbasis syariah di Kabupaten Malang
menemukan bahwa strategi koperasi dan UMKM di Kabupaten Malang dalam
membangun kemitraan antara koperasi, UMKM dan lembaga keuangan lainnya
dilakukan berdasarkan pada asas manfaat saling menguntungkan atau dengan kata lain
memperoleh kemaslahatan. UMKM dan koperasi perlu memperbaiki diri untuk dapat

9
memenuhi kriteria feasible serta bankable yang meliputi aspek organisasi (legalitas
usaha, prinsip 5C serta administrasi dan manajemen) serta aspek sumberdaya manusia.
Hubungan kemitraan antara perbankan dan UMKM dapat dilihat sebagai
hubungan kerja sama usaha diantara berbagai pihak yang dibangun secara sinergis dan
dilandasi oleh prinsip slaing membutuhkan, saling menghidupi, saling memperkuat
serta saling menguntungkan. Hubungan jangka panjang antara sektor UMKM dan
perbankan akan mampu menghasilkan efisiensi dan sinergi atas sumber daya yang
dimiliki oleh pihak-pihak yang bermitra. Hubungan kemitraan akan memperkuat
mekanisme pasar serta persaingan usaha yang efisien dan produktif. Dengan demikian,
diharapkan kontribusi perbankan akan lebih maksimal pada semua jenis sektor
UMKM. Dengan memperhatikan beberapa hal diatas berhubungan dengan
membangun hubungan berkelanjutan antara sektor UMKM dengan pihak perbankan
serta manfaat jangka panjangnya yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan
kinerja UMKM. Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Menguji dan
menganalis pengaruh trust terhadap affective commitment; Menguji dan menganalis
pengaruh social bonding terhadap affective commitment; Menguji dan menganalisis
pengaruh affective commitment terhadap behavioral intention. Serta menguji dan
menganalis pengaruh hubungan antara affective commitment dengan behavioral
intention.

10
2.4 Pertumbuhan UMKM di Indonesia
Sektor UMKM kemampuan yang handal dan mumpuni serta memiliki peranan
penting dalam kancah perekonomian Nasional. UMKM memiliki proporsi sebesar
99,99% dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia atau sebanyak 56,54 juta
unit. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah telah mampu membuktikan eksistensinya
dalam perekonomian di Indonesia. Ketika badai krisis moneter melanda Indonesia
di tahun 1998 usaha berskala kecil dan menengah yang relatif mampu bertahan
dibandingkan perusahaan besar. Karena mayoritas usaha berskala kecil tidak terlalu
tergantung pada modal besar atau pinjaman dari luar dalam mata uang asing.
Sehingga, ketika ada fluktuasi nilai tukar, perusahaan berskala besar yang secara
umum selalu berurusan dengan mata uang asing adalah yang paling berpotensi
mengalami imbas krisis.
Kemandirian UMKM bisa terlihat berdasarkan data industri perbankan yang
menunjukan pertumbuhan kredit UMKM hanya rata-rata mencapai 13,67%
pertahun. Pemberian kredit masih didominasi oleh Bank Umum Nasional, yang
memang telah diistruksikan oleh Pemerintah untuk lebih memperhatikan UMKM
melalui intrumen kebijakan ekonomi “Paket 4”.
Tabel.1 Penyaluran Kredit UMKM Tahun 2014
Keterangan Pertumbuhan (%)
Bank Umum BUMN Nasional 57
Bank Umum Swasta Nasional 40
Bank Asing 3
Keterangan Pertumbuhan (%) Bank Umum BUMN Nasional 57% Bank
Umum Swasta Nasional 40% Bank Asing 3% Kemudian, selama tahun 2011
hingga tahun 2012 terjadi fluktuasi pertumbuhan UMKM. Tabel 2 berikut dapat
menjadi gambaran bagaimana peningkatan UMKM di Indoneisa.
Tabel 2 Perkembangan UMKM dan Usaha Besar Nasional di Indonesia
Tahun 2011-2012
Keterangan 2011 2012
Usaha Besar 41,95% 40,92%
Usaha Menengah 13,46% 13,59%
Usaha Kecil 9,94% 9,68%

11
BAB 3
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Secara teorits kerjasama yang dilakukan oleh Perbankan dengan
UMKM adalah sebuah simbiosis mutualisme dimana kedua belah pihak »ama
sama diuntungkan. Pihak perbankan akan mendapat keuntungan dari pembayaran
bunga yang dibayarkan oleh pelaku UMKM, sehingga dalam kegiatan
operasionalnya keuangan Bank akan tetap stabil. Sedangkan bagi pelaku
UMKM, dengan adanya suntikan modal dari Bank, UMKM akan lebih leluasa
untuk mengembangkan unit bisnisnya.

Namun pada kenyataannya di lapangan, hal tersebut tidak semudah apa yang di
bayangkan, banyak permasalahan yang harua di hadapi dan juga di benahi dalam
mencapai keuntungan bersama itu. Salah satunya yakni, tidak semua pelaku UMKM
memiliki SDM yang mumpuni guna memanfaatkan kredit yanç diberikan oleh Bank
secva nuksimal. Alih-alih mendapat keuntungan disisi ini malah Bank terke»an di
rugikan, karena apabila kegiatan usaha UMKM tidak berjalan lancar maka akan
berimba» pada ketiüakmampuan pelaku UMKM membayar kredit yang di bebankan
oleh Bank.

Maka dari itu guna mencapai kemajuan ekonomi, diperlukan sinergi antara
berbagai elemen baik itu pelaku UMKM, lembaga Perbankan, dan juga pemerintah.
Selain memberikan pendanaan ada hal lain juga yang harus dibenahi terlebih dahulu,
yakni kualitas SDM yang dimiliki pelaku UMKM. Dengan adanya berbagai macam
pelatihan dan pembinaan, baik itu dari lembaga Perbankan maupun dari
pemefintahan, dihvapkan pelaku UMKM bisa menjadi lebih terampil sehingga
kredit yang sudah dikucurkan bisa dimanfaatkan dençan maksimal. Dan salah »atu
pendorong kemajuan UMKM diantaranya adalah kebijakan pemerintah, pemerintah
harus mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dapat mendorong kemajuan UMKM,
karena apabila UMKM bisa berjaya maka yang diuntungkan bukan hanya pelaku
UMKM ataupun pihak Perbankan, melainkan keuntungan pula bagi pemerintahan
dengan terbukanya lapangan pekerjaan dan pendapatan pajak yang diterima.

12
DAFTAR PUSTAKA

Basir. S1* , Maretha Ika Prajawati2. 2020. “Membangun Hubungan Berkelanjutan Sektor
UMKM dan Perbankan” Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia,
IQTISHODUNA Vol. 16 (2), 2020.

http://eprints.perbanas.ac.id/2380/4/BAB%20II.pdf

https://www.jurnal.id/id/blog/apa-itu-arti-yang-dimaksud-pengertian-umkm-artinya-
adalah/#Apa_Itu_Arti_UMKM

https://pascasarjanafe.untan.ac.id/wp-content/uploads/2021/01/35.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai