Anda di halaman 1dari 18

KONSEP LEMBAGA KEUANGAN, PENGGABUNGAN PERUSAHAAN

DAN KONSENTRASI PERUSAHAAN

DOSEN PENGAMPU
Adhi Krisna Yuliawan., SE., MM

DISUSUN OLEH :

 Ni Ketut Lilis Karlina 02/ 2002622010183


 Ni Putu Manik Ika Anjani 09/ 2002622010190
 Ni Kadek Puspita Dewi 27/ 2002622010208

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS AKUNTANSI
2021

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat yang diberikan
kepada kami, kami dapat menyusun makalah mata kuliah Pengantar Bisnis dengan judul
“Konsep Lembaga Keuangan, Penggabungan Perusahaan dan Konsentrasi Perusahaan”
dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa, kami juga berterimakasih kepada Bapak Dosen Pengampu di mata kuliah
Pengantar Bisnis atas bimbingan dan petunjuk untuk penyusunan makalah kepada kami
sehingga kami dapat lebih memahami tentang Konsep Lembaga Keuangan, Penggabungan
Perusahaan dan Konsentrasi Perusahaan lebih dalam lagi.
Akhir kata dari kami, semoga makalah yang telah kami susun ini dapat bermanfaat
bagi kami sendiri, sebagai tim penyusun makalah maupun bagi para pembaca makalah ini.
Kami memohon maaf atas kesalahan dalam penggunaan bahasa maupun kata yang kurang
berkenan di makalah dan juga kami mohon saran, kritik, dan usulan yang membangun untuk
makalah ini agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan
datang.

Denpasar, 10 Maret 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 1
BAB II

2.1 Lembaga Perbankan


2.1.1 Pengertian Lembaga Perbankan .................................................................... 2
2.1.2 Fungsi Lembaga Perbankan ........................................................................... 2
2.1.3 Jenis-Jenis Lembaga Perbankan .................................................................... 3

2.2 Penggabungan Perusahaan


2.2.1 Pengertian Penggabungan Perusahaan .......................................................... 6
2.2.2 Tata Cara Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha ................................ 6
2.2.3 Jenis-Jenis Penggabungan Usaha .................................................................. 7
2.2.4 Alasan-Alasan Melakukan Penggabungan Perusahaan ................................. 8
2.3 Persekutuan Komanditer ...................................................................................... 9
3. 1 Kesimpulan ........................................................................................................... 12 3. 2
Saran ..................................................................................................................... 12
DAFTARPUSTAKA .............................................................................................13

ii
BAB I

1.1 Latar Belakang


Lembaga perbankan memiliki peranan yang sangat penting dalam tatanan kehidupan
masyarakat. Peran strategis bank dalam pembangunan ekonomi masyarakat, meliputi peran
sebagai media untuk dapat memobilisasi dana masyarakat dalam rangka akselerasi
pembangunan, berperan sebagai dinamisator penggerak kegiatan sektor riil untuk semakin
terpacu sekaligus juga berperan untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
berbagai transaksi dan jasa lalu lintas keuangan.
Perkembangan zaman yang begitu pesat semakin mendorong pemilik atau manajemen
perusahaan untuk mengembangkan usaha atau bisnisnya baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Salah satu caranya adalah dengan penggabungan usaha. Dengan penggabungan
usaha, diharapkan perusahaan-perusahaan itu dapat meningkatkan pasar dari aktivitas
operasional yang ada dan sebagainya. Penggabungan usaha juga dianggap sebagai wacana
untuk mencapai tujuan dan kepentingan usaha yang memberikan pertumbuhan yang relatif
cepat atau memenangkan pasar baru sehingga lebih menarik dibandingkan pengembangan
usaha secara normal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami dapat merumuskan topik tersebut sebagai
permasalahan yang perlu dibahas, di antaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan lembaga perbankan?
2. Apa yang dimaksud dengan penggabungan perusahaan?
3. Apa yang dimaksud dengan pengkonsentrasian perusahaan?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan dari penulisan ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian lembaga perbankan beserta
fungsi dan pengelompokanya.
2. Untuk mengetahui pengertian penggabungan perusahaan dan contoh-contoh
penggabungan perusahan.
3. Untuk mengetahui pengertian dan memahami proses pengkonsentrasian perusahaan.
BAB II

2.1 Lembaga Perbankan


2.1.1 Pengertian Lembaga Perbankan
Lembaga Perbankan Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan
umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang,
meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.
Kata bank berasal daribahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan
menurut undang-undang perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
Berdasarkan undang-undang, struktur perbankan di Indonesia, terdiri atas bank
umum dan BPR. Perbedaan utama bank umum dan BPR adalah dalam hal kegiatan
operasionalnya.BPR tidak dapat menciptakan uang giral, dan memiliki jangkauan dan
kegiatan operasional yang terbatas. Selanjutnya, dalam kegiatan usahanya dianut dual
bank sistem, yaitu bank umum dapat melaksanakan kegiatan usaha bank konvensional
dan atau berdasarkan prinsip syariah. Sementara prinsip kegiatan BPR dibatasi pada
hanya dapat melakukan kegiatan usaha bank konvensional atau berdasarkan prinsip
syariah.
Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun
terakhir.Industri ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan. Saat ini,
bank memiliki fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka
beroperasi, dan tarif yang mereka bayar untuk simpanan deposan.

2.1.2 Fungsi Lembaga Perbankan


Fungsi Lembaga Perbankan Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya
berasaskan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama lembaga perbankan Indonesia

1
1) Sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan
stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
2) Sebagai perantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-
pihak yang memerlukan dana membawa konsekuensi pada timbulnya interaksi
yang intensif antara bank sebagai pelaku usaha dengan nasabah sebagai
konsumen pengguna jasa perbankan.

2.1.3 Jenis-Jenis Lembaga Perbankan


Jenis lembaga perbankan dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, antara lain :
a. Berdasarkan Fungsinya
Bedasarkan fungsinya, bank di Indonesia dikelompokkan menjadi bank
sentral, bank umum, bank tabungan, bank pembangunan, bank desa, dan bank
umum syariah.
1. Bank Sentral (Central Bank)
Bank sentral adalah bank yang berfungsi mengurus peredaran uang
dalam negeri, mengawasi bank lain, serta memajukan lalu lintas
pembayaran luar negeri.
2. Bank Umum (Commercial Bank)
Bank umum adalah bank yang memiliki fungsi utama sebagai
penghimpun dari penyalur dana masyarakat serta pemberi jasa dalam
lalu lintas pembayaran.
3. Bank Umum Syariah
Bank umum syariah adalah bank umum yang kegiatannya
mengumpulkan dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut
ke masyarakat, serta ikut memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran, yang semuanya dilakukan dengan prinsip syariah.
b. Berdasarkan Kepemilikannya

2
Berdasarkan kepemilikannya, bank di Indonesia dikelompokkan menjadi
bank milik negara, baik milik swasta, bank milik pemerintah daerah, dan bank
koperasi :
1. Bank Milik Negara (Pemerintah)
Bank milik negara adalah bank yang seluruh modal atau sahamnya
berasal dari pemerintah.

2. Bank Milik Swasta


Bank milik swasta adalah bank yang seluruh modal atau sahamnya
berasal dari pemodal swasta. Terdapat tiga kelompok bank milik swasta
yaitu :
1) Bank Milik Swasta Asing
Yaitu bank-bankyang seluruh sahamnya dimilki oleh pihak asing,
baik oleh warga negara asing maupun badan hukum yang pimpinan
dan pesertanya warga negara asing.
2) Bank Milik Swasta Nasional
Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya
dimiliki oleh swastanasional.
3) Bank Milik Campuran atau Kerja Sama Antara Swasta Nasional
dan Swasta Asing.
Yaitu bank yang berdiri di Indonesia yang modal sahamnya
merupakan gabungan antara pihak swasta Indonesia dan swasta
asing.
3. Bank Milik Pemerintah Daerah
Keberadaan bank milik pemerintah daerah diatur dengan UU
No.13/1962. Setiap daerah provinsi (daerah tingkat I) memiliki bank
pemerintah daerah yang lazim disebut Bank Pembangunan Daerah
(BPD).
4. Bank Koperasi

3
Bank milik koperasi,merupakan bank yang kepemilikan saham-
sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.
c. Berdasarkan Penciptaan Uang Giral
Berdasarkan penciptaan uang giral, bank di Indonesia dikelompokkan
menjadi dua, yaitu bank primer dan bank sekunder :
1. Bank primer
Bank primer adalah bank yang dapat menciptakan uang
giral.Semua bank umum adalah bank yang dapat menciptakan uang
giral, karena menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro
yang memungkinkan girannya menarik cek atau bilyet giro yang
merupakan uang giral.

2. Bank sekunder
Bank sekunder adalah bank yang tidak dapat menciptakan uang
giral, hanya sebagai perantara dalam menyalurkan kredit. Bank yang
tergolong bank sekunder antara lain bank-bank perkreditan rakyat, bank
tani dan bank desa.
d. Berdasarkan Undang-Undang
Undang-Undang yang menjadi pokok acuan pelaksanaan kegiatan
perbankan di Indonesia adalah UU NO.14/1967, selanjutnya diubah menjadi
UU No.7/1992 dan yang terakhir adalah UU No.10/1998.Khusus untuk Bank
Indonesia, terakhir diatur dengan UU No. 23/1999.Menurut UU No.7/1992 dan
perubahannya dengan UU No.10/1998, jenis bank dikelompokkan menjadi dua
yaitu bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR), Bank umum maupun
bank perkreditan rakyat dapat melaksanakan kegiatan usahannya secara
konvensional maupun dengan prinsip syariah.
Berdasarkan UU Perbankan No.7/1992 yang diubah dengan UU
No.10/1998, pembagian bank yang telah dibicarakan di atas, yaitu berdasarkan
fungsinya pemiliknya dan lain-lain sudah tidak ditempatkan lagi dalam
undang- undang, sehingga pengeloompokan bank saat ini dibedakan dari badan
hukumnya.

4
Dengan ketentuan UU Perbankan No.7/1992 dan UU No.10/1998, tampak
bahwa terdapat tiga kemungkinan bentuk badan usaha yang sama bagi bank
umum dan bank perkreditan rakyat, yaitu perusahaan daerah, koperasi dan
perseroan terbatas. Namun bank perkreditan rakyat tidak dimungkinkan
berbadan hukum perseroan.
Bank umum dapat melakukan emisi saham pada bursa efek di Indonesia
dengan ketentuan bahwa bagi bank dengan badan hukum perusahaan perseroan
(persero) emisi saham hanya mungkin untuk dilakukan tetapi tidak
mengakibatkan perubahan mayoritas kepemilikan atas saham oleh negara.
e. Berdasarkan Barang yang Disimpan dan Disalurkan
Terdapat badan, lembaga, atau institusi bukan bank, namun sering disebut
sebagai bank.Badan, lembaga, atau institusi tersebut disebut bank karena
menyimpan dan menyalurkan suatu barang. Berdasarkan barang yang disimpan
dan disalurkan ini, bank dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
1. Bank mata
2. Bank sampah
3. Bank sperma
Badan, lembaga atau institusi ini menerima atau menampung sesuatu barang atau
organ dari masyarakat yang menyumbangkan, menjual atau menyimpannya,
kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan.

2.2 Penggabungan Perusahaan

2.2.1 Pengertian Penggabungan Perusahaan


Penggabungan perusahaan adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan
dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomi, sebagai upaya
untuk memperluas usaha.

2.2.2 Tata Cara Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha


Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha wajib dilaksanakan dengan
memenuhi tata cara sebagai berikut :

5
a. Keadaan usaha perseroan serta perkembangan hasil usaha perseroan, dengan
memperhatikan pula laporan keuangan perseroan yang telah diaudit oleh
akuntan yang terdaftar di Bapepam selama 3 tahun terakhir.
b. Hasil analisis pihak independen mengenai kewajaran nilai saham dan aktiva
tetap perseroan seta aspek hukum penggabungan usaha atau peleburan usaha.
c. Metode dan tata cara konversi saham yang akan digunakan, yang didukung
oleh keterangan pihak independen mengenai hal tersebut.
d. Cara penyelesaian kewajiban perseroan.
e. Cara penyelesaian hak-hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap
penggabungan usaha atau peleburan usaha.
f. Struktur organisasi dan sumber daya manusia setelah penggabungan usaha atau
peleburan usaha.
g. Analisa manajemen terhadap perseroan setelah penggabungan usaha atau
peleburan usaha.

2.2.3 Jenis-Jenis Penggabungan Usaha


1. Consolidation / Konsolidasi
Consolidation/ Konsolidasi adalah penggabungan beberapa perusahaan yang
semula berdiri sendiri-sendiri menjadi satu perusahaan baru dan perusahaan
lama ditutup.
2. Merger
Jenis penggabungan usaha dimana hanya ada satu dari perusahaan yang
bergabung yang bertahan dan perusahaan lainnya dibubarkan.Dengan
melakukan merger, suatu perusahaan mengambil alih satu atau beberapa PT
lainnya.PT yang diambil alih tersebut dibubarkan dan modalnya menjadi modal
PT yang mengambil alih.Para pemegang saham PT yang dibubarkan menjadi
pemegang saham PT yang mengambil alih.
3. Akuisisi
Akuisisi adalah pengambilalihan sebagian saham perusahaan oleh perusahaan
lain dan perusahaan yang mengambil alih menjadi holding sedangkan
perusahaan yang diambil alih menjadi anak perusahaan dan tetap beroperasi
seperti sendiri tanpa penggantian nama dan kegiatan.

6
4. Aliansi Strategi
Aliansi Strategi adalah kerja sama antara dua atau lebih perusahaan dalam
rangka menyatukan keunggulan yang mereka miliki untuk menghadapi
tantangan pasar dengan catatan kedua perusahaan tetap berdiri sendiri-sendiri.

Sedangkan berdasarkan jenis perusahaan yang bergabung, penggabungan perusahaan dapat


dibedakan :
a. Horizontal
Merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan yang bergerak di bidang
industri yang sama bergabung yang bertujuan memperluas daerah pemasaran,
memperbanyak saluran distribusi, memperbanyak produksi, dan metode
penjualan
b. Vertical
Merger terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan supplier atau
customernya yang bertujuan memperluas daerah pemasaran, memperbanyak
saluran distribusi, memperbanyak produksi, dan metode penjualan.
c. Congeneric
Merger terjadi ketika perusahaan dalam industri yang sama tetapi tidak dalam
garis bisnis yang sama dengan supplier atau customernya. Keuntungannya
adalah perusahaan dapat menggunakan penjualan dan distribusi yang sama.
d. Conglomerate
Merger terjadi ketika perusahaan yang tidak berhubungan bisnis melakukan
merger. Konglomerasi tidak hanya penggabungan yang bersifat horizontal saja
atau maupun vertical saja melainkan keduanya. Sehingga bergabung menjadi
sebuah perusahaan yang kuat. Keuntungannya adalah dapat mengurangi resiko.

2.2.4 Alasan-alasan Melakukan Penggabungan Perusahaan


Sebuah perusahaan melakukan merger dapat disebabkan oleh berbagai-bagai alasan seperti
terangkum dibawah ini :
1. Pertumbuhan atau diversifikasi

7
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik dalam ukuran,
pasar saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi.
Sehingga mengurangi resiko perusahaan akibat adanya sebuah produk baru. Adapun
lainnya dengan motif ekspansi yang maksudnya adalah mengurangi perusahaan
pesaing atau dengan tujuan mengurangi daya saing antar perusahaan.
2. Memperkuat Pendanaan
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi
internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal.
Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki
likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan
penurunan kewajiban keuangan.
3. Pertimbangan Pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau
sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak
dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk
memanfaatkan kerugian pajak.
4. Meningkatkan Likuiditas Pemilik
Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang
lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan
saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan
yang lebih kecil.

2.3 Pengkonsemtrasian Perusahaan


Pengkonsentrasian Perusahaan Pengkonsentrasian perusahaan dapat dibagi menjadi :
1. Trust
Trust merupakan suatu bentuk penggabungan / kerjasama perusahaan secara
horisontal untuk membatasi persaingan, maupun rasionalisasi dalam bidang produksi
dan penjualan. Perusahaan-perusahaan yang ingin melakukan trust menyerahkan
saham-sahamnya kepada Trustee (orang kepercayaan) untuk menerbitkan sertifikat
sahamnya.
2. Holding Company

8
Holding company atau perusahaan induk merupakan perusahaan yang berbentuk
corporation, dimana perusahaan tersebut menguasai sebagian besar saham dari
perusahaan lain. Dalam hal ini, perusahaan lain yang menjadi perusahaan anak, dan
kebijakan untuk perusahaan anak akan ditentukan oleh perusahaan induk. Holding
company dapat terbentuk karena adanya penggabungan secara vertikal maupun
horizontal. Contohnya adalah Astra International.
3. Kartel
Kartel merupakan suatu bentuk kerjasama antara badan usaha sejenis secara
sukarela yang didasarkan atas perjanjian bersama untuk mengurangi persaingan.
Karter dapat di golongkan menjadi :
a. Kartel Kondisi atau Syarat, perjanjian dalam kartel ini menekankan pada
syarat- syarat penyerahan barang dan pembayaran. Selain dari perjanjian diatas
anggota kartel bebas melakukan kegiatannya dalam bidangnya masing-masing.
b. Kartel Harga, perjanjian dalam kartel ini menekankan pembatasan harga
produk sejenis. Para anggota tidak boleh menjual dibawah harga yang telah
ditetapkan.
c. Kartel Produksi, perjanjian dalam kartel ini menekankan pembatasan produksi
pada para anggotanya. Biasanya ditetapkan berdasarkan jumlah atau presentase
tertentu dari total produksi. Tujuannya adalah untuk mengatur jumlah produksi
di pasar agar harga dapat dipertahankan pada tingkat tertentu.
d. Kartel Daerah, kartel ini berkaitan dengan pembagian daerah pemasaran atau
bahan mentah kepada para anggotanya.
e. Kartel Pembagian Laba, perjanjian dalam kartel ini menjelaskan tentang
pembagian laba atau keuntungan kepada para anggota. Laba yang diperoleh
oleh para anggota kartel dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kas pusat yang
nantinya akan dibagikan kepada para anggotanya sesuai formula yang telah
ditentukan.
4. Sindikasi
Sindikasi merupakan bentuk perjanjian kerjasama antara beberapa orang untuk
melaksanakan suatu proyek. Sindikasi juga dapat melakukan perjanjian sindikasi
untuk memusatkan penjualan pada satu lokasi tertentu, disebut sindikasi penjualan.

9
Ada juga sindikasi perbankan (beberapa bank bersindikasi untuk membiayai suatu
proyek yang besar).
5. Concern
Concern adalah suatu bentuk penggabungan yang dilakukan baik secara
horisontal maupun vertikal dari sekumpulan perusahaan Holding. Concern dapat
muncul sebagai akibat dari satu perusahaan yang melakukan perluasan usaha secara
horisontal ataupun vertikal melalui pendirian perusahaan baru. Dengan concern,
penarikan dana untuk anak perusahaan dapat dilakukan melalui induk perusahaan
yang kedudukannya di pasar modal lebih kuat dibandingkan bila anak perusahaan
beroperasi sendiri-sendiri di pasar modal.
6. Joint Venture
Joint venture merupakan perusahaan baru yang didirikan atas dasar kerjasama
antara perusahaan-perusahaan yang telah berdiri sendiri.
7. Trade Association
Trade association merupakan persekutuan beberapa perusahaan yang berasal dari
cabang perusahaan yang sama yang bertujuan untuk memajukan anggotanya bukan
untuk mencari laba.
8. Gentlement’s Agreement
Gentlement’s agreement merupakan perjanjian produsen dalam daerah penjualan
dengan maksud mengurangi persaingan.

10
BAB III

3. 1 Kesimpulan
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Fungsi utama
lembaga perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat
serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan
stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
Penggabungan perusahaan adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan
satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomi, sebagai upaya untuk
memperluas usaha.
Pengkonsentrasian perusahaan dapat dibagi menjadi trust, holding company, kartel,
sindikasi, concern, joint venture, trade association, gentlement’s agreement.
3. 2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

11
12
DAFTAR PUSTAKA

https://vially20.wordpress.com/2011/03/30/ definisi-bank-dan-lembaga-keuangan-fungsi-dan-
peranan-bank-jenis-jenis-bank-dan-fungsi-peranan-bank-indonesia/ (Di akses 2 Maret 2021)

http://kusaiguru.blogspot.co.id/2011/03/2-jenis-jenis-lembaga-perbankan.html (Di akses 2 Maret


2021)

http://dokumen.tips/documents/pengkonsentrasian-perusahaan.html (Di akses 2 Maret 2021)

http://meginugrahawa.blogspot.co.id/2012/10/bentuk-yuridis-perusahaan_19.html (Di akses 2


Maret 2021)

https://uiita.wordpress.com/2012/12/09 /bentuk-bentuk-badan-usaha-3/ (Di akses 2 Maret 2021)

13

Anda mungkin juga menyukai