DOSEN PENGAMPU
Adhi Krisna Yuliawan., SE., MM
DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat yang diberikan
kepada kami, kami dapat menyusun makalah mata kuliah Pengantar Bisnis dengan judul
“Konsep Lembaga Keuangan, Penggabungan Perusahaan dan Konsentrasi Perusahaan”
dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa, kami juga berterimakasih kepada Bapak Dosen Pengampu di mata kuliah
Pengantar Bisnis atas bimbingan dan petunjuk untuk penyusunan makalah kepada kami
sehingga kami dapat lebih memahami tentang Konsep Lembaga Keuangan, Penggabungan
Perusahaan dan Konsentrasi Perusahaan lebih dalam lagi.
Akhir kata dari kami, semoga makalah yang telah kami susun ini dapat bermanfaat
bagi kami sendiri, sebagai tim penyusun makalah maupun bagi para pembaca makalah ini.
Kami memohon maaf atas kesalahan dalam penggunaan bahasa maupun kata yang kurang
berkenan di makalah dan juga kami mohon saran, kritik, dan usulan yang membangun untuk
makalah ini agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan
datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 1
BAB II
ii
BAB I
1
1) Sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan
stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
2) Sebagai perantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-
pihak yang memerlukan dana membawa konsekuensi pada timbulnya interaksi
yang intensif antara bank sebagai pelaku usaha dengan nasabah sebagai
konsumen pengguna jasa perbankan.
2
Berdasarkan kepemilikannya, bank di Indonesia dikelompokkan menjadi
bank milik negara, baik milik swasta, bank milik pemerintah daerah, dan bank
koperasi :
1. Bank Milik Negara (Pemerintah)
Bank milik negara adalah bank yang seluruh modal atau sahamnya
berasal dari pemerintah.
3
Bank milik koperasi,merupakan bank yang kepemilikan saham-
sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.
c. Berdasarkan Penciptaan Uang Giral
Berdasarkan penciptaan uang giral, bank di Indonesia dikelompokkan
menjadi dua, yaitu bank primer dan bank sekunder :
1. Bank primer
Bank primer adalah bank yang dapat menciptakan uang
giral.Semua bank umum adalah bank yang dapat menciptakan uang
giral, karena menerima simpanan dari masyarakat dalam bentuk giro
yang memungkinkan girannya menarik cek atau bilyet giro yang
merupakan uang giral.
2. Bank sekunder
Bank sekunder adalah bank yang tidak dapat menciptakan uang
giral, hanya sebagai perantara dalam menyalurkan kredit. Bank yang
tergolong bank sekunder antara lain bank-bank perkreditan rakyat, bank
tani dan bank desa.
d. Berdasarkan Undang-Undang
Undang-Undang yang menjadi pokok acuan pelaksanaan kegiatan
perbankan di Indonesia adalah UU NO.14/1967, selanjutnya diubah menjadi
UU No.7/1992 dan yang terakhir adalah UU No.10/1998.Khusus untuk Bank
Indonesia, terakhir diatur dengan UU No. 23/1999.Menurut UU No.7/1992 dan
perubahannya dengan UU No.10/1998, jenis bank dikelompokkan menjadi dua
yaitu bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR), Bank umum maupun
bank perkreditan rakyat dapat melaksanakan kegiatan usahannya secara
konvensional maupun dengan prinsip syariah.
Berdasarkan UU Perbankan No.7/1992 yang diubah dengan UU
No.10/1998, pembagian bank yang telah dibicarakan di atas, yaitu berdasarkan
fungsinya pemiliknya dan lain-lain sudah tidak ditempatkan lagi dalam
undang- undang, sehingga pengeloompokan bank saat ini dibedakan dari badan
hukumnya.
4
Dengan ketentuan UU Perbankan No.7/1992 dan UU No.10/1998, tampak
bahwa terdapat tiga kemungkinan bentuk badan usaha yang sama bagi bank
umum dan bank perkreditan rakyat, yaitu perusahaan daerah, koperasi dan
perseroan terbatas. Namun bank perkreditan rakyat tidak dimungkinkan
berbadan hukum perseroan.
Bank umum dapat melakukan emisi saham pada bursa efek di Indonesia
dengan ketentuan bahwa bagi bank dengan badan hukum perusahaan perseroan
(persero) emisi saham hanya mungkin untuk dilakukan tetapi tidak
mengakibatkan perubahan mayoritas kepemilikan atas saham oleh negara.
e. Berdasarkan Barang yang Disimpan dan Disalurkan
Terdapat badan, lembaga, atau institusi bukan bank, namun sering disebut
sebagai bank.Badan, lembaga, atau institusi tersebut disebut bank karena
menyimpan dan menyalurkan suatu barang. Berdasarkan barang yang disimpan
dan disalurkan ini, bank dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
1. Bank mata
2. Bank sampah
3. Bank sperma
Badan, lembaga atau institusi ini menerima atau menampung sesuatu barang atau
organ dari masyarakat yang menyumbangkan, menjual atau menyimpannya,
kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan.
5
a. Keadaan usaha perseroan serta perkembangan hasil usaha perseroan, dengan
memperhatikan pula laporan keuangan perseroan yang telah diaudit oleh
akuntan yang terdaftar di Bapepam selama 3 tahun terakhir.
b. Hasil analisis pihak independen mengenai kewajaran nilai saham dan aktiva
tetap perseroan seta aspek hukum penggabungan usaha atau peleburan usaha.
c. Metode dan tata cara konversi saham yang akan digunakan, yang didukung
oleh keterangan pihak independen mengenai hal tersebut.
d. Cara penyelesaian kewajiban perseroan.
e. Cara penyelesaian hak-hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap
penggabungan usaha atau peleburan usaha.
f. Struktur organisasi dan sumber daya manusia setelah penggabungan usaha atau
peleburan usaha.
g. Analisa manajemen terhadap perseroan setelah penggabungan usaha atau
peleburan usaha.
6
4. Aliansi Strategi
Aliansi Strategi adalah kerja sama antara dua atau lebih perusahaan dalam
rangka menyatukan keunggulan yang mereka miliki untuk menghadapi
tantangan pasar dengan catatan kedua perusahaan tetap berdiri sendiri-sendiri.
7
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik dalam ukuran,
pasar saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi.
Sehingga mengurangi resiko perusahaan akibat adanya sebuah produk baru. Adapun
lainnya dengan motif ekspansi yang maksudnya adalah mengurangi perusahaan
pesaing atau dengan tujuan mengurangi daya saing antar perusahaan.
2. Memperkuat Pendanaan
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi
internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal.
Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki
likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan
penurunan kewajiban keuangan.
3. Pertimbangan Pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau
sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak
dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk
memanfaatkan kerugian pajak.
4. Meningkatkan Likuiditas Pemilik
Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang
lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan
saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan
yang lebih kecil.
8
Holding company atau perusahaan induk merupakan perusahaan yang berbentuk
corporation, dimana perusahaan tersebut menguasai sebagian besar saham dari
perusahaan lain. Dalam hal ini, perusahaan lain yang menjadi perusahaan anak, dan
kebijakan untuk perusahaan anak akan ditentukan oleh perusahaan induk. Holding
company dapat terbentuk karena adanya penggabungan secara vertikal maupun
horizontal. Contohnya adalah Astra International.
3. Kartel
Kartel merupakan suatu bentuk kerjasama antara badan usaha sejenis secara
sukarela yang didasarkan atas perjanjian bersama untuk mengurangi persaingan.
Karter dapat di golongkan menjadi :
a. Kartel Kondisi atau Syarat, perjanjian dalam kartel ini menekankan pada
syarat- syarat penyerahan barang dan pembayaran. Selain dari perjanjian diatas
anggota kartel bebas melakukan kegiatannya dalam bidangnya masing-masing.
b. Kartel Harga, perjanjian dalam kartel ini menekankan pembatasan harga
produk sejenis. Para anggota tidak boleh menjual dibawah harga yang telah
ditetapkan.
c. Kartel Produksi, perjanjian dalam kartel ini menekankan pembatasan produksi
pada para anggotanya. Biasanya ditetapkan berdasarkan jumlah atau presentase
tertentu dari total produksi. Tujuannya adalah untuk mengatur jumlah produksi
di pasar agar harga dapat dipertahankan pada tingkat tertentu.
d. Kartel Daerah, kartel ini berkaitan dengan pembagian daerah pemasaran atau
bahan mentah kepada para anggotanya.
e. Kartel Pembagian Laba, perjanjian dalam kartel ini menjelaskan tentang
pembagian laba atau keuntungan kepada para anggota. Laba yang diperoleh
oleh para anggota kartel dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kas pusat yang
nantinya akan dibagikan kepada para anggotanya sesuai formula yang telah
ditentukan.
4. Sindikasi
Sindikasi merupakan bentuk perjanjian kerjasama antara beberapa orang untuk
melaksanakan suatu proyek. Sindikasi juga dapat melakukan perjanjian sindikasi
untuk memusatkan penjualan pada satu lokasi tertentu, disebut sindikasi penjualan.
9
Ada juga sindikasi perbankan (beberapa bank bersindikasi untuk membiayai suatu
proyek yang besar).
5. Concern
Concern adalah suatu bentuk penggabungan yang dilakukan baik secara
horisontal maupun vertikal dari sekumpulan perusahaan Holding. Concern dapat
muncul sebagai akibat dari satu perusahaan yang melakukan perluasan usaha secara
horisontal ataupun vertikal melalui pendirian perusahaan baru. Dengan concern,
penarikan dana untuk anak perusahaan dapat dilakukan melalui induk perusahaan
yang kedudukannya di pasar modal lebih kuat dibandingkan bila anak perusahaan
beroperasi sendiri-sendiri di pasar modal.
6. Joint Venture
Joint venture merupakan perusahaan baru yang didirikan atas dasar kerjasama
antara perusahaan-perusahaan yang telah berdiri sendiri.
7. Trade Association
Trade association merupakan persekutuan beberapa perusahaan yang berasal dari
cabang perusahaan yang sama yang bertujuan untuk memajukan anggotanya bukan
untuk mencari laba.
8. Gentlement’s Agreement
Gentlement’s agreement merupakan perjanjian produsen dalam daerah penjualan
dengan maksud mengurangi persaingan.
10
BAB III
3. 1 Kesimpulan
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Fungsi utama
lembaga perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat
serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan
stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.
Penggabungan perusahaan adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan
satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomi, sebagai upaya untuk
memperluas usaha.
Pengkonsentrasian perusahaan dapat dibagi menjadi trust, holding company, kartel,
sindikasi, concern, joint venture, trade association, gentlement’s agreement.
3. 2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
https://vially20.wordpress.com/2011/03/30/ definisi-bank-dan-lembaga-keuangan-fungsi-dan-
peranan-bank-jenis-jenis-bank-dan-fungsi-peranan-bank-indonesia/ (Di akses 2 Maret 2021)
13