Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH

PERBEDAAN BANK KONVENSIONAL DENGAN BANK SYARIAH

Disusun guna memenuhi tugas kuliah Manajemen Operasional Perbankan Syariah

Dosen Pengampu: Diyah Ariyani, S.E.I, M.A.

Disusun Oleh:

Nurmalisa Ismaya Dewi (63010170051)

Tiarani Barokah (63010170166)

Annisa Nidaul Firdaus (63010170287)

Santi (63010170417)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta


alam. Tak lupa shalawat serta salam saya haturkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, sahabat serta para pengikutnya hingga akhir zaman.
Sebagai tanggung jawab atas tugas mata kuliah Manajemen Operasional
Perbankan Syariah yang membahas tentang “Perbedaan Bank Konvensional dengan
Bank Syariah”. Bank Konvensional yang menggunakan hukum barat berbeda dengan
Bank syariah yang menggunakan seutuhnya hukum islam, meskipun demikian
perkembangan yang terjadi saat ini ialah, kini setiap bank berlomba-lomba untuk
merubah system perbankan kepada system masyarakat, semua itu tak luput dari
akibat krisis global. Kita pun tahu bahwa krisis hampir terjadi di seluruh bank
Indonesia yang menggunakan konsep barat dan bank-bank Islam yang menggunakan
konsep syariah. Demikianlah sedikit pengantar makalah kami.

Salatiga, 20 Februari 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2
BAB I ........................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 5
BAB II....................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAAN .................................................................................................................... 5
A. Pengertian Bank Konvensional ..................................................................................... 5
B. Prinsip Bank Konvensional :......................................................................................... 6
C. Produk-produk Bank Konvensional : ............................................................................ 6
D. Fungsi Bank Konvensional ........................................................................................... 7
E. Bank Syariah atau bank islam ....................................................................................... 8
F. Proses Berdirinya Perbankan Syariah di Indonesia ...................................................... 9
G. Prinsip Bank Syariah................................................................................................... 10
H. Produk Bank Syariah .................................................................................................. 11
I. Tujuan bank syariah .................................................................................................... 12
J. Ciri-ciri Bank Islam .................................................................................................... 13
K. Keistimewaan Bank Islam .......................................................................................... 15
L. Perbedaan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah ........................................... 16
L) Perbedaan Akad / Perjanjian. Dalam Bank Syariah. ................................................... 16
BAB III ................................................................................................................................... 17
PENUTUP .............................................................................................................................. 17
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 17
B. Saran ........................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim
terbesar di dunia. Meskipun ada 6 agama yang diakui di Indonesia tetapi islam
menjadi agama mayoritas yang dianut. Namun demikian, sistem perekonomian di
indonesia lebih mengarah kepada sistem ekonomi kapitalis termasuk dalam dunia
perbankan. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang sangat penting dalam
penyaluran dan pengelolaan dana masyarakat.
Dana dari masyarakat yang diterima oleh bank akan dikelola dan disalurkan
pada unit kegiatan ekonomilainnya. Keuntungan yang dihasilkan dari unit kegiatan
usaha lainnya akan dikembalikan lagi kepada masyarakat. Dengan ditetapkannya
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, Indonesia menjalanakan
Dual Banking System yaitu beroperasiya sistem perbanakan baik secara konvensional
maupun syariah sekaligus dengan tetap memisahkan pengelolaan dan
pengoprasiannya. Namun sistem perbankan syariah pada saat itu belum begitu kuat
secara hukum perdata mengingat belum adanya UU yang mengatur secara jelas
mengenai perbankan syariah.
Dengan adanya UU yang terkait pemerintah saat mendukung perkembangan
perbankan syariah. Akan tetapi, masyarakat Indonesia masih memiliki presepsi yang
keliru tentang Perbankan Syariah. Bank syariah adalah suatu badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lain dengan tujuan untuk
meningkatkan taraf hidup banyak orang dengan menggunakan prinsip-prinsip yang
berdasarkan pada syariah dan ajaran-ajaran agama Islam yang bersumber dalam Al-
Qur’an dan Hadist namun tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia.

4
Sedangkan Bank Konvensional adalah sebuah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat
dalam bentuk-bentuk dengan menggunakan prinsip-prinsip yang berdasakan pada UU
dan keijakaan ekonomi yang sedang berlaku di Indonesia. Sistem bagi hasil adalah
salah satu cara bentuk skema pembiyaan alternatif, yang memiliki karakteristik yang
sangat berbeda dibandingkan bunga. Sesuai dengan namanya, skema ini beruapa
pembagian atas hasil usaha yang dibiyayai dengan kredit/pembiyaan.Perbedaan
antara Bank Syariah dan Bank Konvensional dalam cara membagi hasil atau
membagi keuntungan yang didapat. Agar mencapai kesepakatan dan kesejahteraan
bersama antara pihak Perbankan dengan pihak nasabah. Agar kedua belah pihak
sama-sama merasa diuntungkan. Sistem bagi hasil tersebut sesuai dengan peraturan
yang berlaku dan juga harus disepakati oleh kedua belah pihak.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Bank Konvensional?
2. Apa yang dimaksud dengan Bank Syariah?
3. Bagaimana perbedaan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan Bank Konvensional.
2. Mengetahui yang dimaksud dengan Bank Syariah.
3. Mengetahui perbedaan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah.

BAB II

PEMBAHASAAN

A. Pengertian Bank Konvensional

5
Bank Konvensional juga dapat disebut juga dengan Bank Umum.
Bank umum merupakan dari perbankan nasional yang memiliki fungsi utama
sebagai penghimpun dana dan penyalur dana masyarakat serta pemberi jasa
dalam lalu lintas pembayaraan. Dengan fungsi utama yang demikian, bank
konvensional memiliki peranan yang strategis dalam memyelaraskan dan
menyeimbangkan unsur-unsur pemerataan pembangunan, pertumbuhan
ekonomi dan stabilitas nasional guna menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional. Memperhatikan peranan bank umum yang semakin pesat dan
tantangan yang dihadapi saat ini semakin luas dan bersifat internasional, maka
landasan hukum bank konvensional perlu di perkokoh melalui
penyempurnaan ketentuan-ketentuan yang mengatur bank konvensional dan
penerapaan prinsip ke hati-hatian.
B. Prinsip Bank Konvensional :
a) Bunga, sudah ditentukan besarnya terlebih dahulu oleh bank tanpa
memperhitungkan apakah bank sedang mendapatkan keuntungan atau
tidak.
b) Besarnya bunga adalah tetap, baik bank sedang rugi atau laba. Walupun
ekonomi sedang baik dan bank sedang mendapatkan banyak laba, akan
tetapi tetap bunga bank yang diberikan kepada nasabah tidak bertambah.

C. Produk-produk Bank Konvensional :


a) Giro (Demand Deposit) Merupakan simpanan pada bank yang
penarikannya dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro.
b) Tabungan (Saving Deposit) Merupakan simpanan pada bank yeng
penarikan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oelh bank dan dapat
dilakukan menggunakan buku tabungan, slip penarikan, kwitansi, atau
kartu ATM.
c) Deposito (Deposit) M eruoakan simpanan pada bank yang memiliki
jangka waktu tertentu, pencairannya dilakukan pada saat jatuh tempo yang

6
terdiri dari Deposito Berjangka (time deposit), sertifikat deposito dan
deposit on call.
d) Kredit Investasi Meruapakan kredit yang diberikan kepada nasabah untuk
keperluan investasi.
e) Kredit Modal Kerja Merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah
untuk keperluan modal kerja/usaha.
f) Kredit Perdagangan Merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah
untuk keperluan memperbesar atau memperlancar kegiatan perdangangan.
g) Kredit Produktif Merupakan kredit yang dapat diberikan kepada nasabah
yang berupa investasi, modal kerja atau perdagangan.
h) Kredit Konsumtif Merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah untuk
keperluan komsumsi.
i) Kredit Profesi Merupakan kredit yang diberikan kepada kalangan
professional.
j) Kredit Sindikasi Merupakan kredit yang diberikan kepada debitur
korporasi secara bersama-sama dengan beberapa pihak bank lain.
k) Kredit Program Merupakan kredit yang diberikan bank dalam rangka
memenuhi suatu program pemerintah.

D. Fungsi Bank Konvensional

Fungsi bank konvensional menurut Santoso (2006:9)

1. Agent of Trust : Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau


kepercayaan, baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran
dana.

7
2. Agent of Development : Kelancaran kegiatan investasi, distribusi,
konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian
masyarakat.
3. Agent of Service : Selain menghimpun dana da menyalurkan dana,
bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain
kepada masyarakat seperti jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang
berharga, dll.

Fungsi Bank Konvesional menurut Arifin (2006:2)

1. Menyediakan tempat untuk menitipkan uang dengan aman (safe


keeping function), dan
2. Menyediakan alat pembayaran untuk membeli barang dan jasa
(transaction function).

Fungsi Bank Konvensional menurut Siamat (2001:88)

1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien


dalam kegiatan ekonomi.
2. Menciptakan uang.
3. Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat.
4. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain.
5. Menyediakan fasilitas untuk perdagangan internasional.

E. Bank Syariah atau bank islam


Istilah lain yang digunakan untuk sebutan bank islam adalah bank
syariah. Menurut ensiklopedia Islam, bank Islam adalah lembaga keuangan
yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan
prisip-prinsip syariat islam. Bank islam berarti bank yang tata cara

8
beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalat secara islam, yakni
mengacu pada ketentuan-ketentuan Al Qur’an dan Hadist, sedangkan
pengertian “muammalat adalah ketentuan yang mengatur hubunngan manusia
dengan manusia, baik hubungan pribadi maupun antara perorangan dengan
masyarakat. Muamala ini meliputi bidang kegiatan jual beli, bunga, piutang,
gadai, memindahkan utang, bagi untung dalam perdagangan, jaminan,
persekutuan, persewaan.
Bank syariah dikenal dengan nama lain bank tanpa bunga (La Riba
Bank) dan bank Nirbunga. Kegiatan dalam praktik Bank Syariah merupakan
bagian dari muamalah. Muamalah adalah semua akad yang memperbolehkan
manusia saling menukar manfaatnya, yang dalam pembahasaan pada buku ini
akan dikhususkan dalam operasional kegiatan muamalah dalam bidang
ekonomi melalui perbankan atau Bank Syariah.
Bank Syariah adalah bank yang beropersi sesuai dengan prinsip-
prinsip Syariah Islam, yaitu bank yang tata cara beroperasinya mengacu
kepada ketentua-ketentuan Al-Qur’an dan Hadist. Maka bank yang
beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuann Syariah islam khususnya yang
menyangkut tata cara bermuamalah secara islam. Dalam tata cara
bermuamalah dijahui praktik – praktik yang dikhawatirkan mengandung unsur
– unsur riba untuk diisi dengan kegiatan – kegiatan invesatasi atas dasar bagi
hasil dan pembiyaan perdangangan.

F. Proses Berdirinya Perbankan Syariah di Indonesia

Secara mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim, maka hadirnya


bank syariah sudah menjadi obsesi banyak orang bahkan sebelum Indonesia
merdeka. Sejarah mencatat K.H Mas Mansyur, ketua pengurus besar
Muhammadiyah periode 1937-1944 pernah menyatakan kalau umat Islam di

9
Indonesia terpaksa mengunakan jasa bank konvensional karena belum
memiliki lembaga yang bebas riba.

Di tahun 1983 pemerintah Indonesia pernah berencana menerapkan


“sistem bagi hasil” dalam berkreditan yang merupakan konsep dari perbankan
syariah. Saat itu kondisi perbankan Indonesia memang parah-parahnya karena
Bank Indonesia tidak bisa mengendalikan tingkat suku bunga di bank-bank
yang membumbung tinggi. Sehingga pemerintah mengeluarkan deregulasi
tanggal 1 Juni 1983 yang menimbulkan kemungkinan bank mengambil
untung dari bagi hasil sistem kredit.

Namun lima tahun kemudian, pemerintah menganggap bisnis


perbankan harus dibuka seluas-luasnya untuk menunjang pembangunan. Dan
tanggal 27 Oktober 1988, pemerintah pun mengeluarkan Paket Kebijaksanaan
Pemerintah Bulan Oktober (PAKTO) untuk meliberalisasi perbankan. Nah,
meskipun lebih banyak bank konvensional yang berdiri, beberapa bank daerah
yang berasaskan syariah juga mulai bermunculan.

Tahun 1990, MUI membentuk kelompok kerja untuk mendirikan Bank


Islam di Indonesia. Nah, ini merupakan cikal bakal lahirnya perbankan
syariah di Indonesia. Pada tahun 1991, bank syariah pertama di Indonesia
yaitu Bank Muamalat pun lahir.

G. Prinsip Bank Syariah


Prinsip bank syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum
islam anatara bank dan pihak bank lain untuk penyimapanan dana dan
pembiyaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuia dengan syariah
islam. Prinsip tersebut mengacu pada prinsi-prinsip hukum muamalah.

10
Relevensinya sebagai landasan untuk memahami berbagai transaksi yang
dilarang oleh agama islam terkait dengan aktivitas ekonomi anatar individu.
Sistem perbankan syariah yang dalam pelaksaanannya berlandaskan pada
syariah (hukum) islam, menonjolkan aspek keadilan dan kejujuran dalam
berinteraksi, investasi yang beretika, mengedaepankan nilai nilai kebersamaan
dan persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan spekulatif dari
berbagai transaksi keuangan. Lebih jauh lagi kemanfaatannya akan dinkmati
tidak hanya oleh umat islam saja, tetapi dapat membawa kesejahteraan semua
kalangan masyarakat.
Prinsip bank syriah secara umum adalah melarang melukan transaksi
yang mengandung unsur-unsur riba, maisir, gharar, dan jual beli barang
haram. Prinsip bank syariah ini diterapakan untuk mencapai tujuan sesuai
jalur syariah.

H. Produk Bank Syariah


 Jasa untuk Peminjaman Dana :
1) Mudhorobah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan
pengusaha. Setiap keuntungan yang diaraih akan dibagi hasil menurut
rasio tertentu yang disepakati.
2) Musyarokah konsep ini diterapkan pada modal pathnership.
Keuntungan yang diraih akan dibagi menjadi/disepakati dalam rasio
sementara keruagian akan dibagi berdasarkan rasio ekuitas yang
dimilikki masing masing pihak.
3) Murobahah, yakni penyaluran dana dalam bentuk jual beli.
4) Takaful atau disebut juga Asuransi Islam.
 Jasa untuk Penyimapanan Dana :
1) Wadi’ah adalah jasa penitipan dana dimana penitip dapat mengambil
dana tersebut sewaktu-waktu.

11
2) Deposito Mudhorobah, nasabah menyimpan dana di bank dalam kurun
wkatu yang tertentu. Keuntungan dari investasi terhadap dana nasabah
yang dilakukan bank akan dibagikan antara bank akan dibagikan
antara bank dan nasabah dengan nisbah bagi hasil tetentu.

I. Tujuan bank syariah


 Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk bermuamalah secara islam,
khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan, agar terhindar
dari praktik-praktik riba atau gharar (tipuan).
 Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi, dengan jalan
meratakan pendapat melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi
kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang
membutuhkan dana.
 Untuk meningkatkan kualitas hidup umat, dengan jalan membuka peluang
usaha yang lebih besar terutama kepada kelompok miskin, yang diarahkan
kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya kemandirian
berusah (berwira usaha).
 Untuk membantu menanggulangi masalah kemiskinan, upaya bank islam
di dalam mengentaskan kemiskinan ini berupa pembinaan nasabah yang
lebih menonjol sifat kebersamaan dari siklus usaha yang lengkap seperti
program pembinaan pengusaha produsen, pembinaan pedagang perantara,
program pembinaan konsumen. Program pengembangan usaha.
 Untuk menjaga kestabilan ekonomi pemerintah dengan aktivitas-aktivitas
bank islam yang diharapkan mampu menghindari inflasi akibat penerapan
sistem bunga, menghindari persaingan yang tidak sehat antara lembaga
keuangan.
 Untuk menyelematkan ketergantungan umat islam terhadap bank non-
islam (konvensional) yeng menyebabkan umat islam di bawah kekuasaan

12
bank, sehingga umat islam tidak bisa melaksanakan ajaran agamanya
secara penuh, terutama dibidang kegiatan bisnis dan perekonomiannya.

J. Ciri-ciri Bank Islam


 Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad perjanjian
diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal, yang besarnya tidak kaku dan
kebebasan untuk tawar menawar dalam batas wajar. Beban biaya tersebut
hanya dikenakan sampai batas waktu sesuai kesepakatan dalam kontrak.
Untuk sisa utang setelah masa kontrak berakhir dilakukan kontrak baru
untuk menyelesaikannya.
 Penggunaan presentase untuk melakukan pembayaran selalu dihindarkan,
karena presentase bersifat melekat pada sisa utang meskipun batas waktu
perjanjian telah berakhir. Sistem presentase memungkinkan beban bunga
semakin tinggi, yang apabila nasabah terlambat membayar beban bunga
menjadi berlipat ganda.
 Bank Islam menerapkan sistem yang didasarkan atas penyertaan modal
untuk jenis kontrak mudhorobah dan musyarokah dengan sistem bagi hasil
yang tergantung pada besarnya keuntungan.
 Pengerahan dana masyarakat dalam bentuk tabungan/deposito oleh bank
dianggap sebagai titipan yang diamanatkan sebagai penyertaan dana pada
proyek-proyek yang dibiayai bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip
syariah Islam sehingga kepada penyimpan tidak dijanjikan imbalan yang
pasti. Namun, jika proyek yang dibiayai bank untung, maka penyimpan
uang akan memperoleh bagian keuntungan yang mungkin lebih besar dari
tingkat bunga/deposito yang berlaku pada bank konvensional. Bentuk
lainnya berupa giro dianggap sebagai titipan murni karena sewaktu-waktu
dapat ditarik kembali, dapat diberikan bonus atas izin penggunaan

13
simpanan itu dalam operasi bank yang dapat juga dikenakan biaya
penitipan.
 Bank Islam tidak menerapkan jual-beli atau sewa-menyewa uang dari
mata uang yang sama, misalnyarupiah dengan rupiah, yang dari transaksi
itu menghasilkan keuntungan.
 Adanya pos pendapatan berupa “Rekening pendapatan non halal” sebagai
hasil dari transaksi dengan bank konvensional yang tentunya menerapkan
sistem bunga. Pos ini biasanya dipergunakan untuk menyantuni
masyarakat miskin yang terkena musibah dan untuk kepentingan kaum
muslimin yang bersifat sosial.
 Dewan pengawas syariah yang bertugas untuk mengawasi operasionalisasi
bank dari sudut syariahnya. Selain itu manajer dan pimpinan bank islam
diangkat harus menguasai dasar-dasar muamalah islam. Ciri inilah yang
diharapkan dapat menjamin bahwa operasionalisasi bank islam tidak
menyimpang dari tuntutan syariah islam.
 Produk-produk bank islam selalu menggunakan sebutan-sebutan yang
berasal dari istilah Arab, misalnya mudharabah, qard, ijaroh, dll. Dimana
istilah-istilah tersebut tercantum dalam kitab fuqih islam.
 Adanya produk khusus yang tidak terdapat dalam bank konvensional,
yaitu: kredit tanpa beban yang murni bersifat sosial, dimana nasabah tidak
ada kewajiban ntuk mengembalikannya .
 Fungsi kelembagaan bank islam selain menjembatani antara pihak pemilik
modal/ memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana,
juga mempunyai fungsi khusus yaitu fingsi amanah, artinya kewajiban
menjaga dan bertanggung jawab atas keamanan dana yang disimpan dan
siap sewaktu-waktu apabila dana tersebut ditarik kembali sesuai
perjanjian.

14
K. Keistimewaan Bank Islam
 Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat antara pemegang saham,
pengelola bank dan nasabahnya. Kuatnya ikatan emosional keagamaan ini
akan menimbulkan akibat-akibat kebersamaan dalam menghadapi resiko
usaha dan membagi keuntungan secara jujur dan adil.
 Diterapkannya sistem bagi hasil.
 Di dalam bank islam tersedia fasilitas kredit kebaikan yang diberikan
secara Cuma-Cuma. Nasabah hanya berkewajiban menanggung biaya
materai, biaya notaris dan biaya study kelayakan.
 Keistimewaan yang paling menonjol adalah dengan berorientasi pada
kebersamaan dalam hal: mendorong kegiatan investasi dan menghambat
simpanan yang tidak produktif melalui sistem bagi hasil sebagai pengganti
bunga, memerangi kemiskinan dengan membina ekonomi lemah dan
tertindas melalui bantuan hibah yang diarahkan bank secara produktuf,
meratakan pendapatan melalui sistem bagi hasil dan kerugian baik yang
diberlakukan kepada banknya sendiri atau pemegang amanah maupun
kepada kepada peminjam dalam opresi mudharabah.
 Adanya kenyataan bahwa dalam kehidupan ekonomi masyarakat modern
cenderung menimbulkan pengeksploitasian kelompok kuat terhadap
kelompok lemah. Kenyataan ini menimbilkan reaksi balik dari kelompok
lemah yang merupakan mayoritas untuk berkreasi bagi munculnya
kehidupan ekonomi yang berkeadilan. Disinilah bank islam dengan sistem
bagi hasilnya menawarkan alternatif terhadap kehidupan ekonomi yang
berkeadilan itu.

15
L. Perbedaan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah
Perbedaan yang mendasari keduanya adalah sebagai berikut :
1) Perbedaan Akad / Perjanjian. Dalam Bank Syariah, akad yang dilakukan
memiliki konswekensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan
berdasarakan hukum islam.
2) Lembaga Penyelesaian sengketa / perselisihan antara bank syariah dengan
nasabah dapat dilakukan melemui Badan Arbitrase Syariah
Nasional(Basyarnas) atau bank konvensional penyelesaian sengketa /
perselisihandengan nasabah melalui Pengadilan Negeri.
3) Struktur Organisasi Bank Syariah selain mempunyai Dewan Komisaris
dan Direksi seperti halnya Bnak Konvensional, diharuskan pula memiliki
dewan pengawas syariah yang bertugas untuk opersional dan produk-
produk Bank Syariah sesuai degan prinsip-prinsip hukum islam.
4) Didalam Bank Syariah, bisnis dan usaha yang dilaksanakan tidak terlepas
dari saringan syariah, karena itu bank syariah hanya membiayaai bisnis
dan usaha yang halal saja, sedangkan bank konvensional membiayai bisnis
dan usaha yang halal dan haram.
5) Dalam menjalankan operasinalnya, bank syariah tidak boleh ada unsur
judi, spekulasi, sesuatu yang haram, riba dan suap-memyuap.
6) Bank syariah berdassrakan prinsip bagi hasil, jual beli, sewa menyewa,
sedangkan bank konvensional menggunakn sistem bunga.
7) Bank syariah dalam menjalankan bisnisnya berfokus pada profit dan falah
oriented sedankang bank konvensional hanya profit oriented.
8) Bank syariah selain mempunyai kewajiban menerima zaka, infaqdan
sodakoh dari nasabah nya juga membayar zakat atas laba yang diperoleh.
9) Sebuah bank syariah memiliki kerja yang sejalan dengan syariah.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bank konvensional atau bank umum merupakan dari perbankan


nasional yang memiliki fungsi utama sebagai penghimpun dana dan penyalur
dana masyarakat serta pemberi jasa dalam lalu lintas pembayaraan.

Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya


memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran
uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prisip-prinsip syariat islam.

Perbedaan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah

1. Perbedaan Akad / Perjanjian. Dalam Bank Syariah, akad yang dilakukan


memiliki konswekensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan
berdasarakan hukum islam.
2. Lembaga Penyelesaian sengketa / perselisihan antara bank syariah dengan
nasabah dapat dilakukan melemui Badan Arbitrase Syariah Nasional
(Basyarnas) atau bank konvensional penyelesaian sengketa / perselisihan
dengan nasabah melalui Pengadilan Negeri.
3. Dalam menjalankan operasinalnya, bank syariah tidak boleh ada unsur
judi, spekulasi, sesuatu yang haram, riba dan suap-menyuap.
4. Bank syariah berdassrakan prinsip bagi hasil, jual beli, sewa menyewa,
sedangkan bank konvensional menggunakn sistem bunga.

17
B. Saran

Menyadari bahwa kami selaku penulis makalah masih jauh dari kata
sempurna, mungkin kedepannya kami akan lebih fokus dan detail dalam
menjelaskan tentang isi dalam makalah di atas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syaiah Dari Teori ke Praktik.Depok :


Gema Insani.

Ismail.2011 Perbankan Syariah Jakarta : Kencana.

Sumitro, Warkum.1996.Asas-Asas Perbankan Syariah Islam & Lembaga-Lembaga


Terkait.Jakarta: PT RajaGrafindo persada.

Yudiana, Fetria Eka.2014.Manajemen Pembiyaan Perbankan Syariah.Salatiga :


STAIN Salatiga Press.

http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00115%20AK%20Bab%202.pdf.

http://www.google.co.id/amp/s/www.cermati.com/artikel/amp/sejarah-dan-
perkembangan-bank-syariah-di-indonesia.

19

Anda mungkin juga menyukai