Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bank, dan Lembaga Keuangan Lainnya
Dosen pengampu: Muhammad Tahwin, SE,M,Si.
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS YPPI REMBANG
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan Ridho - Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Bank Perkreditan Rakyat dan
Koperasi”. Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Lembaga Keuangan
Non Bank.
Dalam pembuatan makalah ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih atas bantuan dari
berbagai pihak. Teman - teman yang senantiasa membantu dan kompak dalam tim, dosen pengampu
yang senantiasa memberikan pegarahan tentang apa yang harus kami sertakan dalam makalah ini.
Berbagai sumber dan referensi yang memberikan kami inspirasi dalam penulisan makalah ini, serta tak
lupa peran orang tua yang selalu memberikan dukungan berupa moril dan materiil sehingga terbentuklah
makalah ini.
Kami berharap dengan terselesaikannya makalah ini bermanfaat untuk penulis khususnya dan
dapat menambah pengetahun bagi pembaca pada umumnya khususnya mahasiswa Universitas YPPI
Rembang dan sebagai pembelajaran kami sebagai penulis untuk meningkatkan kemampuan kami dalam
membuat sebuah tulisan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu
dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAAN
A. Definisi bank perkreditan rakyat dan koperasi ...............................................................3
B. Sejarah bank perkreditan rakyat......................................................................................4
C. Bentuk badan usaha DPR................................................................................................5
D. Perbandingan bank umum dan bank perkreditan rakyat.................................................6
E. Pendirian dan kepemilikan bank perkreditan rakyat.......................................................7
F. Tugas dan pengelolaan dana bank perkreditan rakyat....................................................8
G. Definisi koperasi...........................................................................................................10
H. Fungsi dan peran koperasi.............................................................................................11
I. Prinsip koperasi.............................................................................................................12
J. Jenis-jenis koperasi.......................................................................................................12
K. Sumber modal koperasi dan mekanisme koperasi........................................................13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank merupakan Lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara
keuangan antara pihak yang berkelebihan dana dan pihak yang kekurangan
dana. Melalui bank,kelebihan dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak-
pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.
Bank menerima simpanan uang dari masyarakat (dana pihak ketiga) dan
kemudian menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit (Sinungan, 2000:
6).1
Perbankan di Indonesia menganut dua sistem transaksi yang dikenal
dengan bank konvensional dan bank syariah. Bank syariah merupakan salah
satu bank umum yang berkembang di Indonesia yang ikut memberikan
dukungan dalam pembangunan ekonomi di Indonesia melalui pembiayaan
kepada nasabah dan penyediaan jasa-jasa perbankan untuk membantu
kelancaran kegiatan ekonomi masyarakat.
Umumnya didirikan dengan kewenangan untuk mendapatkan
simpanan uang, meminjamkan uang dan menerbitkan surat berharga. Peranan
bank ketika ini sangat mayoritas dalam perekonomian masyarakat Indonesia
pada umumnya. Hampir setiap kegiatan perekonomian masyarakat tidak
terlepas dari kiprah bank maupun forum keuangan lainnya. dalam
menjalankan aktifitasnya, bank memperlihatkan banyak sekali produkyang
berisi kegiatan pendukung perekonomian masyarakat.
Perlunya peranan pemerintah untuk meratakan akomodasi atau
kemudahan yang ditawarkan oleh bank ke pelosok sehingga dapay
menjangkau seluruh masyarakat Indonesia. Maka dibutuhkan adanya bank
perkreditan rakyat yang bisa menjangkau ke desa-desa yang ada di seluruh
Indonesia. Selain itu dalam syariat islam penerapan sistem bunga yang
diberlakukan oleh bank konvensioanl ini dilaramg atau dharamkan, maka
dibutuhkan adanya Bank Syariah yang menerapkan syariat islam dalam sistem
operasionalnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Bank Perkreditan Rakyat dan Koperasi?
2. Bagaimana sejarahnya Bank Perkreditan Rakyat?
3. Bagaimana Bentuk Badan Usaha Bank Perkreditan Rakyat?
4. Apa perbandingan Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat?
1
5. Bagaimana Pendirian dan Kepemilikan Bank Perkreditan Rakyat?
6. Apa Tugas dan Pengelolaan Dana Bank Perkreditan Rakyat?
7. Apa fungsi dan peran koperasi?
8. Apa pengertian dari koperasi?
9. Apa saja prinsip koperasi?
10. Bagaimana jenis-jenis koperasi?
11. Darimana modal dan mekanisme koperasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Bank Perkreditan Rakyat dan Koperasi
2. Untuk mengetahui sejarahnya Bank Perkreditan Rakyat
3. Untuk mengetahui bagaimana Bentuk Badan Usaha Bank Perkreditan
Rakyat
4. Untuk mengetahui apa perbandingan Bank Umum dan Bank Perkreditan
Rakyat
5. Untuk mengetahui bagaimana Pendirian dan Kepemilikan Bank
Perkreditan Rakyat
6. Untuk mengetahui Tugas dan Pengelolaan Dana Bank Perkreditan Rakyat
7. Untuk mengetahui definisi koperasi
8. Untuk mengetahui apa fungsi dan peran koperasi
9. Untuk mengetahui apa saja prinsisp koperasi
10. Untuk mengetahui bagaimana jenis-jenis koperasi
11. Untuk mengetahui darimana modal dan mekanisme koperasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Bank Perkreditan Rakyat dan Koperasi
Landasan hukum Bank Perkreditan Rakyat adalah Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998. Disebutkan
dalam UU tersebut bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Pengertian Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah lembaga keuangan
bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka,
tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dan menyalurkan dana
sebagai usaha BPR. Umumnya, lokasi bank perkreditan rakyat dekat dengan
tempat masyarakat yang membutuhkannya.
Definisi Bank Perkreditan Rakyat (disingkat BPR) adalah lembaga
keuangan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. BPR hanya melakukan kegiatan berupa
simpanan dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR.
Berdasarkan jenisnya , bank terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu Bank
Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Umum adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran; sedangkan BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
3
secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kegiatan-kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank Perkreditan
Rakyat secara lengkap adalah:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip
Syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
deposito berjangka, dan/atau tabungan pada bank lain.
Di samping kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh BPR di
atas, terdapat juga kegiatan-kegiatan yang merupakan larangan bagi BPR
sebagai berikut:
1. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran
2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing
3. Melakukan penyertaan modal
4. Melakukan usaha perasuransian
5. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud di
atas.
4
para pedagang pasar. Bank pasar tersebut kemudian berdasarkan Pakto
1988 dikukuhkan menjadi BPR.
Pada awalnya, Bank-bank yang didirikan setelah kemerdekaan antara
1950 – 1970 didaftarkan sebagai Perseroan Terbatas (PT), CV, Koperasi,
Maskapai Andil Indonesia (MAI), Yayasan, dan perkumpulan. Pada masa
tersebut, berdiri beberapa lembaga keuangan yang dibentuk oleh
Pemerintah Daerah seperti Bank Karya Produksi Desa (BKPD) di Jawa
Barat, Badan Kredit Kecamatan (BKK) di Jawa Tengah, Kredit Usaha
Rakyat Kecil (KURK) di Jawa Timur, Lumbung Pitih Nagari (LPN) di
Sumatera Barat dan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Bali.
Pada Oktober 1988 pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi
perbankan, yang dikenal sebagai Pakto 88 yang antara lain memberi
kemudahan bagi pendirian BPR. Sejak itu BPR di Indonesia tumbuh
dengan subur.
b. Pasca PAKTO 1988
Sebagai kelanjutan Pakto 1988, pemerintah mengeluarkan beberapa paket
ketentuan di bidang Perbankan yang merupakan penyempurnaan
ketentuan sebelumnya. Sejalan dengan itu, Pemerintah menyempurnakan
Undang Undang No.14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan
dengan mengeluarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang
5
a) Susunan organisasi dan permodalan
b) Permodalan
c) Kepemilikan
d) Keahlian di bidang perbankan
e) Kelayakan rencana kerja
Badan hukum Bank Perkreditan Rakyat dapat berupa:
a) Perusahaan Daerah,
b) Koperasi,
c) Perseroan Terbatas, atau
d) Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
Di samping itu, mengingat pada saat diterapkannya UU Nomor 7 Tahun
1992 banyak terdapat lembaga-lembaga keuangan terutama di pedesaan yang
mempunyai kegiatan seperti Bank Perkreditan Rakyat, maka lembaga-
lembaga keuangan tersebut diberikan status sebagai BPR yang tata caranya
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Lembaga-lembaga keuangan
tersebut antara lain: Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai,
Lumbung Pitih Nagari, Lembaga Perkreditan Desa, Badan Kredit Desa,
Badan Kredit Kecamatan, Kredit Usaha Rakyat Kecil, Lembaga Perkreditan
Kecamatan, dan Bank Karya Produksi Desa.
6
pada lembaga keuangan dan untuk mengatasi kredit macet, sedangkan Bank
Perkreditan Rakyat sama sekali tidak boleh melakukan penyertaan modal.
Dalam hal melakukan usaha perasuransian, Bank Perkreditan Rakyat dan
Bank Umum sama-sama tidak diperbolehkan.
7
Aspek Penilaian Kelayakan Pendirian Bank Perkreditan Rakyat, yang
meliputi :
1) Analisa potensi dan kejenuhan
a. Demografi ;
b. Ekonomi Wilayah;
c. Data Perbankan;
d. Jumlah dan pertumbuhan kelembagaan;
e. Data Kelembagaan Keuangan Mikro.
2) Analisa Kelayakan
a. Penetapan lokasi
b. Sasaran pasar yang jelas;
c. Proyeksi keuangan;
d. Perencanaan Sumber Daya Manusia;
e. Persiapan Sistem dan Prosedur.
8
a. Memerlukan persyaratan penyerahan agunan yang lebih lunak.
Agunan yang paling mungkin untuk dijadikan jaminan hanyalah agunan
utama, atau obyek yang dibiayai dengan fasilitas kredit.
b. Memerlukan metode monitoring kredit yang khusus. Usaha kecil dan
mikro biasanya memeiliki keterbatasan dalam kemampuan administrative,
pencatatan, dan perencanaan, sehingga memerlukan metode monitoring
yang khusus.
c. Cenderung menimbulkan biaya pelayanan kredit yang relative lebih
tinggi. Konsekuensi dari butir a dan b di atas cenderung akan menimbulkan
biaya pelayanan kredit yang lebih tinggi yang tercermin dari tingginya
tingkat bunga. Akan tetapi tingginya tingkat bunga kredit bagi usaha kecil
sebenarnya bukan masalahutama, terbukti dengan keberhasilan pemberi
pinjaman pada Lembaga Keuangan Mikro seperti koperasi dan Bank
Perkreditan Rakyat yang mengenakan bunga lebih tinggi dibandingkan
tingkat bunga bank umum.
d. Memerlukan persyaratan persetujuan kredit yang lebih sederhana
Keterbatasan pelaku usaha kecil menyebabkan proses pengajuan dan
persetujuan kredit dibuat lebih sederhana. Dan Bank Perkreditan Rakyat
biasanya sangat berperan dalam penyaluran kredit kepada usaha kecil ini
karena persyaratan persetujuan kredit lebih sederhana.
Bank Perkreditan Rakyat menjalin kerjasama dengan Bank Umum
dalam pemberian kredit kepada usaha kecil. Bentuk kerjasama tersebut
antara lain:
1. Pinjaman langsung dari bank umum kepada Bank Perkreditan
Rakyat. Dalam hal ini Bank Perkreditan Rakyat yang bersangkutan
kemudian menyalurkan pinjaman dari bank umum kepada usaha kecil
dan mikro. Sumber pinjaman untuk BPR dapat lebih dari satu bank
umum.
2. Pembiayaan bersama (joint financing). Bank Perkreditan Rakyat
dan bank umum dapat bekerjasama dalam penyaluran dana untuk usaha
kecil dan mikro.
9
3. Penyaluran kredit (channeling). Bank umum, Bank Perkreditan
Rakyat atau lembaga pembiayaan dapat bertindak sebagai penyalur
kredit dari suatu bank umum atau Bank Perkreditan Rakyat lain.
4. Anjak piutang (factoring). Bank umum atau Bank Perkreditan
Rakyat dapat melakukan pengambilalihan tagihan nasabah bank umum
atau Bank Perkreditan Rakyat lainnya atau nasabah lembaga
pembiayaan.
G. Definisi Koperasi
Koperasi adalah merupakan singkatan dari kata ko / co dan operasi /
operation. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya.
Berdasarkan undang-undang nomor 12 tahun 1967, koperasi Indonesia
adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan
orang-orang, badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan
ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi anggota koperasi;
Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi anggota
koperasi yang memiliki lingkup lebih luas.
Pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27
(Revisi 1998), disebutkan bahwa karateristik utama koperasi yang
membedakan dengan badan usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki
identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan
pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh
anggotanya, di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam
setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi
10
(biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU) biasanya dihitung berdasarkan
andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan
pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang
dilakukan oleh si anggota.
Berikut di bawah ini adalah landasan koperasi indonesia yang
melandasi aktifitas koprasi di indonesia.
1. Landasan Idiil : Pancasila
2. Landasan Mental : Setia kawan dan kesadaran diri sendiri
3. Landasan Struktural dan gerak : UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1
H. Fungsi dan Peran Koperasi
Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi
dan peran koperasi sebagai berikut:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan
kemampuan ekonomi anggota pada khususnya masyarakat pada umumnya
untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat;
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya ;
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
11
4. Memperkokoh perekonomian rakyat indonesia dengan jalan pembinaan
koperasi
I. Prinsip Koperasi
Menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip koperasi, yaitu:
1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis
3) Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota (andil anggota
tersebut dalam koperasi).
4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
5) Kemandirian
6) Pendidikan perkoprasian
7) Kerjasama antar koperasi
J. Jenis-jenis Koperasi
Menurut UU No. 25 Perkoperasian Koperasi secara umum dapat
dikelompokkan menjadi koperasi konsumen, koperasi produsen dan
koperasi kredit (jasa keuangan).
Koperasi dapat pula dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya, yaitu
Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Konsumen, Koperasi Produsen, Koperasi
Pemasaran, Koperasi Jasa.
12
1) Koperasi Simpan Pinjam Adalah koperasi yang bergerak di bidang
simpanan dan pinjaman
2) Koperasi Konsumen adalah koperasi beranggotakan para konsumen dengan
menjalankan kegiatannya jual beli menjual barang konsumsi.
3) Koperasi Produsen adalah koperasi beranggotakan para pengusaha kecil
(UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong
untuk anggotanya.
4) Koperasi Pemasaran Koperasi adalah koperasi yang menjalankan kegiatan
penjualan produk/jasa koperasinya atau anggotanya.
5) Koperasi Jasa Koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.
K. Sumber Modal Koperasi Dan Mekanisme Kopeasi
Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk menjalankan
kegiatan usahanya koperasi memerlukan modal. Adapun modal koperasi
terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman.
a. Modal sendiri meliputi sumber modal sebagai berikut:
1) Simpanan Pokok, adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh
anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan
pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih
menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok jumlahnya sama untuk setiap
anggota.
2) Simpanan Wajib, adalah jumlah simpanan tertentu yang harus
dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan
tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah simpanan yang sama untuk
setiap bulannya. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
3) Dana Cadangan, adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan
Sisa Hasil usaha, yang dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri,
13
pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi, dan
untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
4) Hibah, adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai
dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian
dan tidak mengikat.
14
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
https://catarts.wordpress.com/2012/04/09/bab-v-bank-perkreditan-rakyat-dan-
koperasi/
16