Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Pelaksanaan Kinerja Dan Pemberdayaan

Diajukan sebagai

Tugas Mata Kuliah Manajemen Kinerja

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. Nur Laili Jaziratun Nikmah (21010010)


2. Muhammad Romdhoni (21010022)
3. Muhammad Nabil Nur Rizki (21010035)
4. Nisa Atul Mabruroh (21010037)

Dosen Pembimbing :

Susanti Dwi Ilhami, SM., MM.

UNIVERSITAS YPPI REMBANG

FAKULTAS EKONOMI BISNIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa. karena berkat penyertaanya dan
campur tangannya kepada penulis. Makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya yang
diharapkan makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen kinerja.

Dalam Menulis makalah ini pembuat menyadari masih banyak kesalahan yang perlu diperbaiki
bersama,untuk itu kritik dan Saranya perlu untuk disampaikan kepada penulis. Agar penulisan
makalah selanjutnya akan lebih baik dan sekaligus sebagai upaya perbaikan dan penyempurnaan
dimasa yang akan datang.

Akhirnya kurang dan lebihnya penulis ucapkan banyak terima kasih,penulis berharap makalah
ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca pada umumnya.

ii
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAAN
A. Devinisi Lingkungan Kerja.............................................................................................3
B. Perilaku Pendorong Kinerja............................................................................................6
C. Model Kinerja.................................................................................................................8
D. Kinerja Kelompok Dan Individu...................................................................................10
E. Analisis SWOT.............................................................................................................10
F. Contoh Kasus Perencamaan Kinerja Dan Solusi..........................................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen kinerja adalah suatu proses strategis dan terpadu yang menunjang
keberhasilan organisasi melalui pengembangan performansi SDM. Dalam manajemen kinerja
kemampuan SDM sebagai kontributor individu dan bagian dari
kelompok dikembangkan melalui proses bersama antara manajer dan individu Berdasarkan
perencanaan kinerja yang telah disepakati bersama antara manajer dan pekerja, dilakukan
implementasi kinerja. Pelaksanaan kinerja berlangsung dalam suatu lingkungan Internal dan
Eksternal yang dapat mempengaruhi keberhasilan maupun kegagalan kinerja. Pelaksanaan
merupakan implementasi dari perencanaan dalam bentuk kegiatan nyata. Selama proses
pelaksanaan seorang manajer mempunyai tugas penting untuk menggerakkan para
anggotanya. Dalam setiap pekerja mempunyai kemampuan berdasar pada pengetahuan dan
keterampilan, kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya, motivasi kerja, dan kepuasan
kerja. Namun, pekerja juga mempunyai kepribadian, sikap dan perilaku yang dapat
mempengaruhi kinerjannya.
Kinerja didalam organisasi merupakan gambaran pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan
atau program atau kebijkan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.
Pelaporan kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban terhadap penggunaan sumber daya
perusahaan secara optimal. Penilaian kinerja keuangan perusahaan penting dilakukan oleh
manajemen, pemegang saham, pemerintah dan pihak- pihak lain yang berkepentingan.
Dengan melihat kinerja keuangan perusahaan, maka dapat diidentifikasi kondisi keuangan
perusahaan secara menyeluruh dan menjadi patokan apakah manajemen berhasil atau tidak
menjalankan kebijakan yang telah di buat oleh perusahaan. Kinerja dalam suatu organisasi
tidak hanya dipengaruhi oleh sumber daya manusia didalamnya, tetapi juga oleh sumber daya
lainnya seperti dana, bahan, peralatan, teknologi, dan mekanisme kerja yang berlangsung
dalam organisasi. Dan apakah lingkungan kerja tersebut memberikan kenyamanan sehingga
mendorong kinerja karyawan. Juga termasuk bagaimana kondisi hubungan antara manusia di
dalam organisasi, baik antara atasan dengan bawahan maupun diantara rekan sekerja. Faktor

1
tersebut merupakan faktor lingkungan Internal organisasi. Lalu dengan lingkungan Eksternal
organisasi yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi dan sumber daya manusia di
dalamnya
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana lingkungan kinerja dalam pelaksanaan kinerja?
2. Bagaimana perilaku pendorong kinerja dalam pelaksanaan kinerja?
3. Bagaimana model kinerja dalam pelaksanaan kinerja?
4. Bagaimana kinerja kelompok dan individu dalam pelaksanaan kinerja?
5. Bagaimana analisis SWOT dalam pelaksanaan kinerja?

C. Tujuan Pengamatan
1. Untuk mengetahui lingkungan kinerja dalam pelaksanaan kinerja.
2. Untuk mengetahui perilaku pendorong kinerja dalam pelaksanaan kinerja.
3. Untuk mengetahui model kinerja dalam pelaksanaan kinerja.
4. Untuk mengetahui kinerja kelompok dan individu dalam pelaksanaan kinerja.
5. Untuk mengetahui analisis SWOT dalam pelaksanaan kinerja.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Devinisi Lingkungan Kinerja

Setiap organisasi, pada umumnya baik yang berskala besar, menengah, maupun kecil,
semuanya akan berinteraksi dengan lingkungan dimana organisasi atau perusahaan tersebut
berada.
Lingkungan kerja adalah faktor-faktor diluar manusia baik fisik mau pun non fisik dalam sesuatu
organisasi.
Beberapa pengertian lingkungan kerja dapat diuraikan dari beberapa ahli, yaitu:
Menurut George R. Terry (2006: 23) lingkungan kerja dapat diartikan sebagai kekuatan-kekuatan
yang mempengaruhi, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja organisasi
atau perusahaan.Pengertian lain tentang lingkungan kerja diungkapkan oleh Amirulah Haris
Budiyono (2004:51) bahwa lingkungan kerja merujuk pada lembaga-lembaga atau kekuatan-
kekuatan yang berada didalam maupun diluar organisasi tersebut dan secara potensial
mempengaruhi kinerja organisasi itu. Selanjutnya menurut Fautisno Cardoso Gomes (2003:25)
lingkungan kerja adalah proses kerja dimana lingkungan saling berinteraksi menurut pola
tertentu, dan masing-masing memiliki karakteristik dan/atau nilai-nilai tertentu mengenai
organisasi yang tidak akan lepas dari pada lingkungan dimana organisasi itu berada, dan
manusianya yang merupakan sentrum segalanya.Sesuai dengan pendapat yang telah
dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah komponen-
komponen yang merujuk pada lembaga atau kekuatan yang berinteraksi langsung maupun tidak
langsung menurut pola tertentu mengenai organisasi atau perusahaan yang tidak akan lepas dari
pada lingkungan dimana organisasi atau peruasahaan itu berada. Berdasarkan perencanaan
kinerja yang telah disepakati bersama antara manajer dengan pekerja, dilakukan implementasi
kerja. Pelaksanaan kinerja berlangsung dalam suatu lingkungan internal dan eksternal yang dapat
mempengaruhi keberhasilan atau pun kegagalan kinerja.
Menurut Wibowo (2011: 79) lingkugan kerja yang bisa memotivasi karyawan untuk
meningkatkan kinerjanya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

3
1. Lingkungan Internal
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja atau prestasi kerja karyawan. Karyawan
akan bekerja dengan produktif atau tidak tergantung pada kondisi pekerjaan yang secara
langsung ataupun tidak langsung akan berdampak pada kelangsungan perusahaan. Menurut
Wibowo (2011:79) lingkungan internal adalah komponen-komponen yang ada dalam lingkup
organisasi atau perusahaan.
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan internal, yaitu:
a. Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang
dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap pekerja yang dituntut
oleh pekerjaan tersebut.
Terdapat lima tipe karakteristik kompetensi, yaitu sebagai berikut:
1. Motif adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan orang yang
menyebabkan tindakan.
2. Sifat adalah karakteristik fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi atau informasi.
3. Konsep diri adalah sikap, nilai-nilai, atau citra diri seseorang.
4. Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki orang dalam bidang spesifik.
5. Keterampilan adalah kemampuan mengerjakan tugas fisik atau mental tertentu.
b. Kepuasan Kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau
tidak menyenangkan dimana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja
mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif
ataupun negatif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi dilingkungan
kerjanya. Kepuasan kerja mempengaruhi tingkat absensi, perputaran tenaga kerja, semangat
kerja, keluhan-keluhan, dan masalah-masalah lainnya. Dengan demikian hubungan kepuasan
kerja akan mengarahkan kepelaksanaan kerja lebih baik, atau sebaliknya, prestasi kerja
menimbulkan kepuasan.
c. Stress Karyawan Berbagai bentuk kekuatiran dan masalah selalu dihadapi para karawan.
Sterss adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan
kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk
menghadapi lingkungan.

4
d. Kompensasi Faktor yang paling signifikan yang mempengaruhi kinerja karyawan serta
kepuasan kerja karyawan adalah kompensasi atau upah. Upah merupakan pengganti atau
jasa yang diberikan kepada karyawan. Adapun faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
didalam pemberian kompensasi atau upah adalah:
1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja,
2. Organisasi tenaga kerja/buruh,
3. Kemampuan perusahaan untuk membayar,
4. Keadilan dan kelayakan,
5. Produktivitas,
6. Biaya hidup, dan
7. Pemerintah.
2. Lingkungan Eksternal
Menurut Wibowo (2007: 70) lingkungan eksernal adalah komponen-komponen yang ada
diluar organisasi atau perusahaan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
dari lingkungan eksternal yaitu:
1. Sektor Sosial Ekonomi
Setiap segi sosial ekonomi dapat membantu atau menghambat upaya mencapai tujuan
perusahaan dan menyebabkan keberhasilan ataupun kegagalan strategi. Adapun Faktor-faktor
sosial ekonimi, yaitu:
a. Masalah keluarga
b. Masalah kesehatan (kondisi phisik)
c. Masalah finansial
d. Perubahan-perubahan disekitar tempat tinggal atau tekanan sosial
e. Kesempatan untuk pengembangan karier
f. Masalah-masalah pribadi lainnya, dan lain-lain.
2.Sektor Teknologi
Disamping sektor sosial ekonomi, perubahan teknologi dapat memberi peluang besar untuk
menigkatkan hasil, tujuan, atau mengancam kedudukan perusahaan karena akan berinteraksi
secara langsung maupun tidak langsung terhadap karyawan.
3. Sektor Pemerintah

5
Falsafah pemerintah dalam hubungannya dengan perusahaan dapat berubah-ubah sewaktu-
waktu. Ini merupakan aspek penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Tindakan
pemerintah dapat memperbesar peluang atau hambatan usaha atau adakalanya keduanya
bersamaan. Disamping mendorong dan membantu, pemerintah juga menciptakan ancaman, ini
berarti mempengaruhi kelangsungan hidup dan keuntungan perusahaan. Dengan adanya
peraturan pemerintah, maka akan berdampak pada perusahaan dan akan berimbas pada kinerja
karyawan yang secara keseluruhan akan berinteraksi secara langsung maupun tidak langsug.
4. Pesaing
Pesaing merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Kondisi persaingan
yang begitu ketat akan mempengaruhi keadaan suatu perusahaan, dengan demikian kinerja
karyawan sangatlah penting dan dituntut sebagai masukan atau hasil kerja yang lebih baik
sehingga perusahaan dapat menghadapi kondisi yang seperti ini.

2.2 Perilaku Pendorong Kinerja

Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dihasilkan oleh
karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.
Pengaruh kinerja karyawan sangatlah berdampak bagi perusahaan atau organisasi. Berikut
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan:
1. Kemampuan dan Keahlian
Kemampuan dan keahlian merupakan komponen penting dari tercapainya kinerja yang
maksimal. Kemampuan merupakan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan dalam melakukan
suatu pekerjaan. Semakin luas keterampilan yang dimiliki oleh seorang karyawan, maka semakin
mudah karyawan tersebut dalam mencapai hasil kinerja yang maksimal.
Sedangkan keahlian merupakan pengetahuan yang dimiliki karyawan tentang pekerjaannya.
Semakin baik pengetahuan karyawan maka potensi karyawan tersebut dalam menghasilkan
kinerja yang berkualitas akan semakin tinggi. Oleh karena itu kemampuan dan keahlian
merupakan komponen yang sangat berpengaruh terhadap kinerja seorang karyawan.
2. Kepribadian
Kepribadian atau karakter yang dimiliki karyawan berpengaruh terhadap kinerjanya.
Karyawan yang memiliki kepribadian yang baik maka dapat melakukan pekerjaannya dengan

6
baik. Misalnya, karyawan yang memiliki karakter ulet dan bertanggung jawab akan melakukan
pekerjaannya dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab sehingga hasil kinerjanya
lebih baik dibandingkan dengan karyawan yang tidak memiliki karakter tanggung jawab.
3. Motivasi Kerja
Motivasi kerja adalah dorongan bagi karyawan untuk melakukan pekerjaannya. Biasanya
motivasi kerja dipengaruhi oleh banyak komponen lain seperti gaji, tunjangan kesehatan,
keselamatan kerja, kebijakan pimpinan, dan beberapa faktor lainnya. Jika karyawan memiliki
dorongan yang kuat, maka karyawan akan termotivasi untuk melakukan pekerjaannya dengan
baik. Sehingga kinerja yang akan dihasilkan karyawan tersebut akan baik pula.
4. Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan kebiasaan atau norma-norma yang berlaku dalam suatu
organisasi atau perusahaan. Biasanya kebiasaan atau norma-norma ini mengatur hal-hal yang
berlaku dan dapat diterima secara umum serta harus dipatuhi oleh seluruh anggota perusahaan
atau organisasi.
5. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan perasaan senang atau suka karyawan setelah melakukan
pekerjaannya. Jika karyawan senang dengan pekerjaannya maka karyawan akan berpotensi lebih
besar dalam menghasilkan kinerja yang lebih baik. Hal tersebut menjadi faktor ini menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan.
6. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah kondisi tempat karyawan bekerja. Faktor lingkungan sangat
mempengaruhi kinerja karyawan. Jika lingkungan kerja nyaman dapat membuat karyawan lebih
fokus dan mudah dalam mencapai kinerja maksimal. Lingkungan kerja juga dapat diartikan
sebagai suasana kerja. Suasana yang suportif akan membuat produktivitas karyawan lebih tinggi
dibandingkan suasana kerja yang tidak suportif.
7. Komitmen
Banyak komponen yang mempengaruhi komitmen karyawan dalam bekerja. Komitmen
dapat diartikan sebagai kepatuhan terhadap perjanjian yang telah dibuat karyawan bersama
perusahaan atau organisasi. Semakin kuat komitmen karyawan makan semakin besar keinginan
karyawan untuk menghasilkan kinerja yang baik.
8. Loyalitas

7
Loyalitas adalah kesetiaan karyawan terhadap perusahaan atau organisasi. Faktor yang
satu ini sangat mempengaruhi terhadap kinerja karyawan. Semakin tinggi loyalitas karyawan
terhadap perusahaan atau organisasi maka karyawan akan semakin bersungguh-sungguh dalam
bekerja. Sehingga kinerja yang dihasilkan akan semakin baik. Oleh karena itu penting bagi
pengelola perusahaan atau organisasi untuk menciptakan rasa loyalitas yang tinggi di lingkungan
kerja.

2.3 Model Kinerja

Model Deming Hasil kegiatan monitoring dan review dapat menyimpulkan bahwa
kemajuan telah dicapai sesuai dengan rencana. Tetapi jika terdapat deviasi antara rencana dengan
kemajuan yang telah dicapai. Dalam keadaan demikian perlu dilakukan tindakan untuk
memperbaiki kinerja agar tujuan yang telah direncanakan dapat tercapai pada waktunya. Bila hal
itu tidak memungkinkan, langkah yang dapat diambil adalah dengan melakukan penyesuaian
kembali terhadap rencana dan tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Demikian seterusnya
proses kinerja akan berulang kembali melalui tahapan-tahapan tersebut di atas. Model proses
kinerja Deming dinamakan Siklus.

Model Torrington dan Hall Torrington dan Hall menggambarkan proses manajemen
kinerja dengan merumuskan terlebih dahulu harapan terhadap kinerja atau hasil yang diharapkan
dari suatu kinerja. Kemudia, ditentukan dukungan yang diberikan terhadap kinerja untuk
mencapai tujuan. Sementara pelaksanaan kinerja berlangsung dilakukan peninjauan kembali
(review) dan penilaian kinerja. Langkah selanjutnya melakukan pengelolaan terhadap standar
kinerja. Strandar kinerja harus dijaga agar tujuan yang diharapkan dapat dicapai.

Model Costello Model Costello digambarkan dalam bentuk siklus seperti pada Gambar
4. Siklus dimulai dengan melakukan persiapan perencanaan sehingga dapat dibuat suatu rencana
dalam bentuk rencana kinerja dan pengembangan. Untuk meningkatkan kinerja, diberikan
coaching pada SDM dan dilakukan pengukuran kemajuan kinerja. Peninjauan kembali selalu
dilakukan terhadap kemajuan pekerjaan dan bila diperlukan dilakukan perubahan rencana.
Coaching dan review dilakukan secara berkala dan akhir tahun dilakukan penilaian kinerja
tahunan dan dipergunakan untuk meninjau kembali pengembangan. Akhirnya, hasil penilaian

8
tersebut digunakan untuk mempertimbangkan penggajian dan menjadi umpan balik untuk
rencana tahun berikutnya.

Model Armstrong dan Baron Proses manajemen kinerja dilihat sebagai suatu rangkaian
aktivitas yang dilakukan secara berurutan agar dapat mencapai hasil yang diharapkan. Urutan
manajemen kinerja oleh Armstrong dan Baron digambarkan sbb:

Misi Organisasi dan Tujuan Strategis ; merupakan titik awal proses manajemen kinerja.
Misi dan tujuan strategis dijadikan acuan bagi tingkatan manajemen di bawahnya. Perumusan
misi dan tujuan strategis organisasi ditujukan untuk memastikan bahwa setiap kegiatan
selanjutnya harus sejalan dengan tujuan tersebut dan diharapkan dapat memberikan kontribusi
pada prestasi.
Rencana dan Tujuan Bisnis dan Departemen ; merupakan penjabaran dari misi organisasi
dan tujuan strategis. Pada kasus tertentu rencana dan tujuan bisnis ditetapkan lebih dahualu,
kemudian dijabarkan dan dibebankan pada departemen yang mendukungnya. Sebaliknya, dapat
juga terjadi bahwa kemampuan departemen menjadi faktor pembatas dalam menentapkan
rencana dan tujuan bisnis. Bila hal ini terjadi, tujuan departemen ditentukan lebih dahulu.
Kesepakatan Kinerja ( Performance Contract /Kontrak Kinerja) dan Pengembangan ;
merupakan kesepakatan yang dicapai antara individu dengan manajernya tentang sasaran dan
akuntabilitasnya, biasanya dicapai pada rapat formal. Proses kesepakatan kinerja menjadi mudah
jika kedua pihak menyiapkan pertemuan dengan mengkaji ulang progres terhadap sasaran yang
disetujui. Kontrak kinerja merupakan dasar untuk mempertimbangkan rencana yang harus dibuat
untuk memperbaiki kinerja. Kontrak kinerja juga menjadi dasar dalam melakukan penilaian
terhadap kinerja bawahan.
Rencana Kinerja dan Pengembangan ; merupakan eksplorasi bersama tentang apa yang
perlu dilakukan dan diketahui individu untuk memperbaiki kinerja dan mengembangkan
ketrampilan dan kompetensinya dan bagaimana manajer dapat memberikan dukungan dan
bimbingan yang diperlukan.

Tindakan Kerja dan Pengembangan ; manajemen kinerja membantu orang untuk siap
bertindak sehingga mereka dapat mencapai hasil seperti yang diharapkan.

9
Monitoring dan Umpan Balik berkelanjutan ; konsep terpenting dan sering berulang
adalah proses mengelola dan mengembangkan standar kinerja. Dalama hal ini dibutuhkan sikap
keterbukaan, kejujuran, bersifat positif dan terjadinya komunikasi dua arah antara supervisor dan
pekerja sepanjang tahun.
Review Formal dan Umpan Balik ; dalam melakukan review, pimpinan memberi
kesempatan kepada bawahan untuk memberi komentar tentang kepemimpinan. Review
mencakup tentang: pencapaian sasaran, tingkat kompetensi yang dicapai, kontribusi terhadap
nilai-nilai utama, pencapaian pelaksanaan rencana, pengembangan pribadi, pertimbangan tentang
masa depan, perasaan dan aspirasi tentang pekerjaan, dan komentar terhadap dukungan manajer.
Hasil review menjadi umpan balik bagi kontrak kinerja.

2.4 Kinerja Individu dan Kelompok

Kinerja kelompok merupakan gambaran mengenai hasil kerja kelompok dalam


mencapai tujuannya yang tentu saja akan dipengeruhi oleh sumber daya yang dimiliki oleh
kelompok tersebut. Sumber daya yang dimaksud dapat berupa fisik seperti sumber daya manusia
maupun nonfisik seperti peraturan, informasi, dan kebijakan, maka untuk lebih memahami
mengenai faktor-faktor yang mampu mempengaruhi sebuah kinerja kelompok. Konsep kinerja
kelompok juga menggambarkan bahwa setiap organisasi publik memberikan pelayanan kepada
masyarakat dan dapat dilakukan pengukuran kinerjanya dengan menggunakan indikator-
indikator kinerja yang ada untuk melihat apakah kelompok tersebut sudah melaksanakan
tugasnya dengan baik dan untuk mengetahui tujuannya sudah tercapai atau belum.
Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas dan kuantitas berdasarkan
standar kerja yang tela di tentukan sedangkan kinerja orhganisasi adalah gabungan kinerja individu
dengan kelompok.

2.5 Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan alat yang membantu manajer menentukan dan


mengembangkan strategi yang tepat dalam menghadapi persaingan. Analisa SWOT dapat kita
artikan sebagai sebuah teknik perencanaan strategi maupun penyelesaian masalah yang dapat

10
kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya untuk keperluan bisnis tertentu atau suatu
proyek.
Analisa SWOT sangat bermanfaat bagi suatu perusahaan untuk merencanakan sesuatu
dalam sebuah proyek atau bisnis. Secara sederhana dapat kita artikan bahwa analisa SWOT
merupakan metode perencanaan suatu strategi dengan mempertimbangkan sekaligus
mengevaluasi 4 komponen utama, yaitu:
1. Strengths
Komponen dalam analisis SWOT yang pertama adalah strengths atau yang disebut
dengan kekuatan. Dari sini dapat dilihat seberapa jauh factor yang menjadi kekuatan
dalam bisnis atau proyek yang sedang dikerjakan dalam suatu perusahaan.
2. Weaknesses
Komponen dalam analisis SWOT yang kedua adalah weakness atau yang disebut dengan
kelemahan. Dari sini dapat dilihat seberapa jauh factor yang menjadi kelemahan dalam
bisnis atau proyek yang sedang dikerjakan dalam suatu perusahaan.
3. Opportunities
Komponen dalam analisis SWOT yang ketiga adalah opportunities atau yang disebut
dengan peluang. Dari sini dapat dilihat seberapa jauh factor yang menjadi peluang dalam
bisnis atau proyek yang sedang dikerjakan dalam suatu perusahaan.
4. Threats
Komponen dalam analisis SWOT yang keempat adalah threats atau yang disebut dengan
ancaman. Dari sini dapat dilihat seberapa jauh factor yang menjadi ancaman dalam bisnis
atau proyek yang sedang dikerjakan dalam suatu perusahaan.
Tujuan Analisis SWOT diantaranya :
1. Memudahkan pemataan factor-faktor penting
Keempat komponen analisa SWOT akan memudahkan suatu perusahaan dalam
mengetahui sekaligus memetakan faktor-faktor penting yang mengelilingi sebuah rencana
atau strategi. Dengan menggunakan analisa SWOT, perusahaan dapat mengetahui apa
saja faktor-faktor internal yang dimiliki perusahaan, seperti faktor kekuatan dan
kelemahan, sekaligus faktor-faktor eksternal yang berada diluar perusahaan.
2. Memprediksi berbagai masalah yang mungkin timbul

11
Dengan mengetahui potensi-potensi pemicu permasalahan dari analisa SWOT yang dapat
berupa kekurangan maupun ancaman, perusahaan dapat lebih jeli dalam melihat
kemungkinan masalah yang akan datang di hari depan.

3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah pasar persaingan


Metode analisia SWOT yang memperhatikan dengan saksama bagaimana suatu rencana
disusun berdasarkan pertimbangan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman tak hanya berguna untuk melihat posisi perusahaan itu sendiri, namun juga
untuk melihat perusahaan kompetitor yang ikut bersaing di pasar. Dengan analisa SWOT,
perusahaan dapat juga menganalisis perusahaan lawan agar dapat mengalahkannya dalam
persaingan secara nyata di pasar.
4. Memberi kesempatan untuk perusahaan berkembang lebih pesat
Penggunaan analisa SWOT yang tepat dan semaksimal mungkin dapat mempermudah
perusahaan dalam memperoleh kesempatan yang semaksimal mungkin untuk
mengembangkan perusahaan. Perencanaan yang matang dengan memperhatikan faktor-
faktor penting dalam 4 komponen SWOT akan membuat suatu perusahaan lebih cepat
berkembang.
5. Memudahkan pengambilan keputusan
Pada akhirnya, sesuai fungsinya yang digunakan untuk keperluan perencanaan strategi
dan penyelesaian masalah, analisa SWOT dapat mempermudah perusahaan dalam
mengambil keputusan-keputusan penting selama menjalani bisnis di perusahaan.
2.6 Contoh Kasus Perencanaan Kinerja Dan Solusinya

Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Desa di Bidang Ekonomi Kemasyarakatan


(Studi Kasus di Desa Naiola Kecamatan Bikomi Selatan Kabupaten Timor Tengah Utara)

Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu rangkaian tindakan yang sistematis dan


melibatkan berbagai komponen organisasi formal dan non formal. Adapun program yang
dilakukan di desa Naiola, kecamatan Bikomi Selatan, kabupaten Timor Tengah Utara (TTU)

12
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai bentuk nyata pemberdayaan yang
dilakukan selama ini seperti pembinaan dan pelatihan perkoperasian ditingkat namun semuanya
ini belum berjalan secara optimal.
Bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai bentuk nyata pemberdayaan?

Solusi :
Yang dilakukan selama ini seperti pembinaan dan pelatihan perkoperasian ditingkat
namun semuanya ini belum berjalan secara optimal.

13
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen Kinerja adalah kegiatan yang mengkaji ulang kerja secara berkesinambungan
untuk menigkatkan dan mengembangkan kinerja lebih lanjut. Tujuan manajemen kinerja yaitu
untuk mengetahui strategi,tujuan administratif, dan tujuan pengembangan. Prinsip-prinsip dasar
manajemen kinerja adalah kejujuran,pelayanan,tanggung jawab,serta sebagai sarana komunikasi.
Manajemen kinerja juga memiliki banyak manfaat untuk manajer,karyawan dan yang paling
utama untuk mencapai tujuan,visi,misi suatu organisasi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Harsansi, Fiorentina Dewi 2019”Lingkungan kerja”;


https://www.coursehero.com/file/57455090/MAKALAH-PELAKSANAAN-
KINERJA-BAB-5docx/, Diakses 7 Maret 2023 pukul 12:15 WIB.

Siregar, Bahrum 2018”Manajemen pelaksanaan kerja”;


https://www.academia.edu/42173255/MAKALAH_MANAJEMEN_KINERJA, Diakses
8 Maret 2023 pukul 19:00 WIB.

15

Anda mungkin juga menyukai