Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI

MANAJEMEN HASIL KARYA KEORGANISASIAN

Disusun sebagai salah satu persyaratan pemenuhan tugas mata kuliah Perilaku Organisasi

Disusun Oleh :

17 113 060 Mey yMega TI 17A


Rahayu

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI BANDUNG 2018


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
anugerah-Nya saya dapat membuat dan menyelesaikan makalah mengenai
Manajemen Hasil Karya Keorganisasian ini. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menjadi panutan yang baik bagi para umat-Nya.

Laporan ini saya buat untuk salah satu persyaratan pemenuhan tugas mata
kuliah Perilaku Organisasi dan sebagai latihan penyusunan pembuatan karya
ilmiah.

Dan saya ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Perilaku Organisasi
Bapak Rohaman Agus Jatnika, S.T., M.M., serta kepada semua pihak yang
terlibat sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
Manajemen Hasil Karya Keorganisasian ini dengan baik dan lancar.

Saya harap dengan dibuatnya makalah ini menjadikan satu pembelajaran serta
tambahan ilmu bagi saya dan khususnya bagi teman teman yang membaca.

Bandung, 26 Oktober 2018

Penyusun,

(Mey Mega Rahayu)


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berbicara tentang organisasi, senantiasa terkait dengan peran manajemen
dalam mengelola organisasi. Banyak sekali pertanyaan menarik yang
timbul mengenai apakah unsur manajerial membuat suatu perubahan
didalam organisasi. Sesungguhnya bahasan utamanya bukan pada apakah
manajer membuat perbedaan nyata pada prestasi organisasi, melainkan
bagaimana seorang manajer dapat mencapai efektivitas dari setiap
individu di dalam organisasi, efektivitas dalam kelompok dan pada
akhirnya mencapai sinergisitas dan efektivitas di dalam organisasi.

Efektivitas merupakan salah satu indikator utama dalam penilaian kinerja.


Secara etimologi dapat diartikan sebagai usaha mencapai tujuan secara
tepat sasaran, dengan memperhatikan teknik-teknik manajerial yang yang
ditujukan untuk meningkatkan efektivitas. Dan untuk memahami dampak
yang dapat ditimbulkan dari teknik manajerial, secara otomatis harus
lebih dulu mengenal dan memahami konsep-konsep yang berlaku terkait
efektivitas. Dengan pengetahuan yang komprehensiftentang teknik
manajerial serta konsep-konsep yang berlaku terkait efektivitas,
diharapkan dapat menjelaskan betapa sentral dan pentingnya peran
manajer dalam mengelola suatu organisasi sehingga pada akhirnya
organisasi dapat berjalan dengan tepat sasaran menuju tujuan yang ingin
dicapai.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pola manajerial berpengaruh pada efektivitas
organisasi?
2. Apakah keputusan manajer berpengaruh terhadap
produktivitas karyawan?
3. Apakah unsur manajerial membuat suatu perubahan didalam
organisasi?

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah


Dari pembahasan diatas dapat dirumuskan beberapa masalah.
1. Mengetahui apa saja yang mempengaruhi produktifitas
organisasi.
2. Mengetahui sistem manajemen dalam industri.
3. Memahami sistem manajemen dan sistem organisasi dari
dunia perindustrian.

1.2 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan ditujukan untuk mempermudah pembahasan
dari setiap bagian dalam penulisan makalah ini. Penyusunan
laporan terbagi menjadi menjadi lima bab dan diperjelas dengan
sub-sub bab.
BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen
Menurut George R. Terry pengertian manajemen organisasi adalah
aktivitas perencanaan(planning), pengorganisasian(organizing),
penggerakan(actuating), dan pengawasan(controlling). Dimana
semua aktivitas tersebut bertujuan untuk mencapai target
organisasi.

Luther M. Gulick menyatakan bahwa manajemen organisasi adalah


segala hal yang berhubungan dengan perencanaan(planning),
mengorganisir(organizing), pelengkapan tenaga kerja(staffing),
mengarahkan(directing), menyelaraskan(coordinating),
melaporkan(reporting),, dan menyusun anggaran(budgeting).

Secara garis besar definisi manajemen organisasi yang dijelaskan


oleh para ahli terlihat sama. Namun yang berbeda adalah pada
pelaksanaannya, sesuai dengan visi dan misi masing-masing
organisasi.

Tujuan manajemen organisasi adalah u ntuk mencapai apa yang


diinginkan oleh organisasi tersebut dengan cara seefisien mungkin.
Sehingga dalam jangka panjang dapat menjamin profitabilitas
perusahaan.
2.2 Efektivitas
Pengertian efektivitas menurut Stoner and Freeman (1992: 7)
adalah; merupakan kesesuaian pencapaian sasaran dengan yang
ditetapkan sebelumnya atau sesuai dengan standar, sedangkan
pengertian efektif menurut Werther and Davis (1996:7) "effective
means producing the right goods or services that society deems
appropriate".

Pengertian efektivitas menurut Prasetyo Budi Saksono adalah


seberapa besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan output
yang diharapkan dari jumlah input dalam suatu perusahaan atau
seseorang.

Dari pengertian efektivitas organisasi, maka dapat disimpulkan


bahwa pengertian efektivitas adalah pencapaian sasaran yang
sesuai berdasarkan standar yang telah ditetapkan mengenai barang
dan jasa yang sejalan dengan keinginan masyarakat.

3.2 Produktivitas
Menurut Rusli Syarif (1991:1) bahwa definisi produktivitas secara
sederhana adalah hubungan antara kualitas yang dihasilkan dengan
jumlah kerja yang dilakukan untuk mencapai hasil itu.

Sedangkan secara umum produktivitas karyawan dalam organisasi


adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta
tenaga kerja per satuan waktu (perjam perorang). Peran serta tenaga
kerja adalah penggunaan sumber daya yang efisien dan efektif.
BAB III ISI

Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa pola manajerial adalah faktor


yang sangat krusial bagi efektivitas organisasi. Kenyataannya hanya
sedikit bukti ilmiah yang mendukung kesimpulan tersebut. Kondisi ini
mungkin saja disebabkan karena ukuran utama efektivitas organisasi yang
dipercaya bukanlah unsur manajemen melainkan kondisi ekonomi secara
keseluruhan seperti tingkat bunga dan inflasi, karakteristik industri seperti
teknologi dan persaingan, serta karakteristik perusahaan secara individu
seperti ukuran, fasilitas dan lokasi bisnis yang menghasilkan output
berupa margin keuntungan, penjualan dan tingkat pendapatan.

Dalam konteks Perilaku Organisasi, efektivitas merupakan hubungan


optimal antara sistem produksi, kualitas, efisiensi, fleksibilitas, kepuasan,
sifat keunggulan dan pengembangan. Dengan demikian, peranan
manajemen dititikberatkan pada bagaimana mensinergiskan hubungan
antara faktor-faktor dalam organisasi yang terdiri dari tiga perspektif
untuk menjamin efektivitas organisasi tersebut.
1. Perspektif Individual
Tingkatan ini adalah level yang paling dasar, yang menekankan pada
kinerja tugas dari karyawan tertentu atau anggota organisasi. Manajer
secara rutin menilai efektivitas individu melalui proses evaluasi
prestasi untuk menentukan siapa yang pantas menerima kenaikan gaji,
promosi, dan balas jasa lain yang tersedia dalam organisasi.
2. Perspektif Kelompok
Bagaimanapun individu jarang bekerja sendiri, sehingga masih
diperlukan perspektif kelompok. Efektivitas berdasarkan perspektif
kelompok ini secara sederhana adalah jumlah kontribusi seluruh
anggota. Dalam bahasa yang lebih kompleks, efektivitas dalam
kelompok didefinisikan tidak hanya tentang jumlah kontribusi seluruh
anggota tetapi juga tentang sinergisitas, yaitu merupakan gabungan
dari kontribusi masing-masing yang bekerja di lininya sendiri.
3. Perspektif Organisasi
Organisasi merupakan gabungan dari individu dan kelompok,.
Karenanya efektivitas organisasi juga terdiri dari efektivitas individu
dan kelompok. Namun ekeftivitas organisasi lebih dari sekadar
kombinasi dua hal tersebut, melalui efek sinergi, organisasi
mendapatkan tingkat efektivitas yang lebih tinggi .
Berikut ini digambarkan hubungan antara tiga perspektif efektivitas
tersebut:
a. Pendekatan tujuan
Pendekatan ini merupakan pendekatan evaluasi yang tertua dan paling
luas digunakan untuk mendefinisikan dan mengevaluasi efektivitas.
Menurut pendekatan ini, keberadaan organisasi dimaksudkan untuk
mencapai tujuan tertentu. Pendekatan sasaran ini menunjukkan adanya
tujuan tertentu, rasional dan pencapaian target. Manajemen
berdasarkan sasaran akan bermanfaat jika terdapat suatu hubungan
yang erat antara perilaku pekerjaan dan hasil yang terukur yaitu
sasaran. Kelemahan dalam penerapan pendekatan tujuan ini antara
lain:
1) Pencapaian tujuan tidak dapat diukur bagi organisasi yang tidak
menghasilkan ouput yang bersifat wujud (tangible). Contoh:
Perusahaan/ Organisasi Jasa.
2) Organisasi mencoba mencapai lebih dari satu tujuan, tetapi
pencapaian tujuan acapkali menghalangi atau mengurangi
kemampuan mereka mencapai tujuan lain.
3) Keberadaan tujuan “resmi” yang sangat lazim dimana anggota
menyatakan komitmen masih dipertanyakan.

Pendekatan tujuan mempunyai pengaruh yang kuat atas pengembangan


teori dan praktek manajemen dan perilaku organisasi. Secara mudah
mengatakan bahwa manajer harus mencapai tujuan perilaku organisasi.
Tetapi sulit untuk memahami bagaimana melakukannya. Alternatif untuk
meperbaiki pendekatan ini adalah dengan pendekatan baru yang disebut
Teori Sistem yang memungkinkan manajer memahami sebab efektivitas
individu, kelompok dan organisasi.

b. Teori sistem
Teori sistem dapat menjelaskan perilaku organisasi baik internal
maupun eksternal. Secara internal, teori sistem menjelaskan
bagaimana dan mengapa orang di dalam organisasi melaksanakan
tugas individu mereka dan kelompok. Dari sisi eksternal, teori sistem
dapat digunakan untuk menilai transaksi organisasi dengan organisasi
dan intitusi lainnya. Selanjutnya semua organisasi berhubungan
dengan sumber daya dari lingkungan.

Dalam konteks teori sistem, organisasi adalah satu elemen dari


sejumlah elemen yang saling tergantung dan berinteraksi.
Sederhananya, organisasi mengambil input dari sistem lingkungan,
memproses dari sumber daya ini dan mengubah mereka dalam bentuk
output. Berikut ini elemen dasar sistem:
 Teori sistem menekankan pada dua pertimbangan utama yaitu:
1. Kriteria efektivitas harus merefleksikan seluruh siklus input-
proses-output, bukan hanya output.
2. Kriteria efektivitas harus merefleksikan hubungan organisasi
dan lingkungan luarnya.

Pendekatan sistem memberikan kenyataan bahwa sumber daya


harus dicurahkan dalam aktivitas-aktivitas kecil yang mungkin
untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain, beradaptasi
dengan lingkungan dan menjaga arus masukan-proses dan
keluaran berarti sumber daya harus dialokasikan ke aktivitas
yang tidak secara langsung berkaitan dengan tujuan utama
organisasi.
c. Pendekatan multiple constituency
Penerapan teori sistem untuk menjamin efektivitas organisasi
menekankan pentingnya lingkungan eksternal. Sebagai implikasi dan
penjelasan yang lebih konkrit, pendekatan multiple constituency
memberikan keseimbangan antara beberapa bagian sistem dengan
memberi kepuasan pada bagian-bagian organisasi. Penekanannya
adalah pentingya hubungan relatif antara kepentingan kelompok dan
individual di dalam suatu organisasi. Organisasi yang terdiri dari
kumpulan individu dan kelompok individu memiliki kepentingan
dalam organisasi. Masing-masing unsur ini mengharapkan organisasi
memilki cara yang bermanfaat bagi mereka. Kondisi seperti ini pada
dasarnya sangat alamiah, akan tetapi seringkali membuat manajer
berada pada posisi yang sangat dilematis, karena diyakini ketika
efektivitas organisasi mampu memuaskan salah satu kelompok,
kelompok yang lainnya belum tentu memiliki pandangan dan perasaan
yang sama pula – kalau tidak mungkin dibilang tidak setuju. Untuk
itu, hadir pendekatan multiple constituency yang merupakan
kombinasi dari pendekatan tujuan yang diintegrasikan dengan sistem
organisasi tersebut dalam rangka pencapaian efektivitas organisasi.
a. Persaingan akan menggambarkan posisi organisasi dalam suatu
lingkungan. Beberapa penelitian menyimpulkan daya saing suatu
organisasi industri dipengaruhi oleh unsur-unsur seperti produksi,
mutu dan fleksibilitas.
b. Pengembangan akan menjamin efektivitas organisasi melalui
investasi terhadap sumber daya untuk memenuhi permintaan
lingkungan mendatang, meskipun dengan demikian akan
berdampak pada penurunan hasil efektivitas jangka pendek.
Kriteria Efektivitas Jangka Panjang
Kelangsungan Hidup yaitu ntuk menjamin kelangsungan hidup organisasi
sebagai kriteria jangka panjang, manajer harus terlebih dahulu menjamin
efektivitas jangka pendek dan menengah pada organisasi yang dikelolanya.
Organisasi dapat meningkatkan efektivitas jangka panjang dengan
mengembangkan dan menyeleksi rencana yang tepat sesuai dengan kondisi
lingkungan baik secara internal maupun eksternal.

Pola untuk memanejemeni organisasi


Manajer menggunakan fungsi-fungsi manajerial untuk
mengkoordinasikan perilaku sehingga suatu organisasi dinilai efektif dengan
memperhatikan kriteria-kriteria yang telah dijelaskan. Harus disadari bahwa
organisasi tidaklah sederhana, demikian juga dengan pengelolaanya, oleh
karena itu menuntut perhatian yang luas dari semua pihak tentang peranan
penting manajerial sehingga organisasi dapat berjalan dengan ideal mencapai
tujuan dan target yang ingin dicapai.
BAB IV KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai