MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu: Kurnia Muhajarah, M.S.I.
Oleh:
Afifah Tussaniah 1701036170
Muhammad Hilmi Hidayaturrohim 1701036174
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara
sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan
masalah. Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata
yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat
penggunaannya melalui: observasi, angket, wawancara, dokumentasi, dll.
Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid,
maka kita harus mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam
penelitian itu, sehingga data yang kita peroleh dapat menjadi pendukung
terhadap kebenaran suatu konsep tertentu. Dan dalam kegiatan penelitian,
keberadaan instrumen penelitian merupakan bagian yang sangat integral dan
termasuk dalam komponen metodologi penelitian karena instrumen penelitian
merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan, menyelidiki suatu
masalah yang sedang diteliti.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Sumber Data Primer Dan Sekunder?
2. Apa Pengertian Teknik Pengumpulan Data?
3. Bagaimana Teknik Pengumpulan Data Dengan Observasi?
4. Bagaimana Teknik Pengumpulan Data Dengan Kuesioner/Angket?
5. Bagaimana Teknik Pengumpulan Data Dengan Wawancara?
6. Bagaimana Teknik Pengumpulan Data Dengan Dokumentasi?
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Observasi partisipan/partisipatoris
Jenis observasi partisipan ini biasanya peneliti merupakan bagian dari
apa yang diamati. Seorang peneliti menjadi anggota suatu organisasi atau
kelompok tertentu sekaligus menjadi pengamat serta menghimpun data
darinya. Kelebihan observasi partisipan ini lebih alami dan memperkecil
peluang pertanyaan dari individu yang diamati, seperti alasan kenapa
seseorang yang tidak dikenal hadir di situ, bila kondisinya tidak lagi ada
tembok pemisah. Sedangkan kelemahan observasi partisipan ini yaitu
dibutuhkan tenaga terlatih dan berpengalaman, pastilah tidak mudah
berada atau terlibat di dalam suatu kegiatan sekaligus merekam kegiatan
itu sendiri. Jenis pengamatan ini sesuai untuk penelitian yang bersifat
etnografis, seperti penelitian-penelitian sosial dan budaya, di dalamnya
termasuk bahasa. Contoh observasi partisipas/partisipatoris ini yaitu
Kuliah Kerja Nyata (KKN), tanggapan masyarakat dan pendapat
mahasiswa.
2. Observasi nonpartisipan/nonpartisipatoris
Observasi nonpartisipan ini kebalikan dari obersvasi partisipan,
dimana peneliti tidak berada di dalam atau melakukan keterlibatan dalam
kegiatan yang diamati. Jelas kelemahan observasi nonpartisipan ini dari
4
1. Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya.
Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan
pasti tentang variable apa yang akan diamati. Misalnya peneliti akan
melakukan pengukuran terhadap kinerja pegawai yang bertugas dalam
pelayanan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan), maka peneliti dapat menilai
setiap perilaku dan ucapan dengan menggunakan instrumen yang
digunakan untuk mengukur kinerja karyawan tersebut. Contohnya
penelitian tentang pengembalian Orang Hutan pada habitatnya.
1. Angket tertutup
Angket jenis ini terdiri dari sejumlah butir (pertanyaan atau pernyataan)
dengan sejumlah opsi yang telah ditentukan. Responden diminta untuk
menandai opsi yang paling sesuai bagi dirinya (Suwartono, 2014: 53).
Opsi angket tertutup ini biasanya berbunyi STS (sangat tidak setuju), TS
(tidak setuju), RR (ragu-ragu), S (setuju), dan SS (sangat setuju). Kelebihan
angket tertutup ini adalah (1) lebih mudah diskor/kuantifikasi dan (2)
memudahkan penyelesaian oleh responden. Sedangkan kelemahan angket
tertutup ini adalah peneliti harus mengenal populasi yang diteliti.
2. Angket terbuka
Angket jenis ini ditandai dengan sejumlah pertanyaan yang meminta
respon pendek atau panjang dari responden, akan sangat merepotkan peneliti
atau analisis data bila respon yang diberikan oleh responden bertele-tele, atau
responden kurang mampu membahasakan pikirannya. Jadi, untuk angket
seperti ini sebaiknya dialamatkan kepada responden yang sudah dewasa
(Suwartono, 2014: 61).
Contoh angket terbuka:
a. Apakah kedudukan Anda sekarang di perusahaan ini? Coba jelaskan.
6
b. Bagaimana peluang kemajuan Anda menuju suatu posisi yang lebih tinggi
bersama perusahaan ini di masa depan?
Informasi yang terjaring melalui angket terbuka dapat di-cross-check-kan
dengan hasil wawancara. Angket terbuka ini sama dengan wawancara jenis
terstruktur. Bedanya jika pada angker pertanyaan dan respon disampaikan
secara tertulis sedangkan wawancara pertanyaan dan respon disampaikan
secara lisan. Kelemahan angket terbuka ini peluang yang lebih besar bagi
responden untuk berbohong.
antara peneliti dengan narasumber harus memiliki kerjasama yang baik. Peneliti
harus mampu melontarkan pertanyaan yang mudah dan tidak ribet, dan sebisa
mungkin memancing narasumber untuk menjawab dengan jujur dan tidak bertele-
tele.
Yang diperlukan oleh pewawancara agar proses wawancaranya berhasil ialah
kemauan mendengar dengan sabar, dapat melakukan interaksi dengan orang lain
secara baik, dapat mengemas pertanyaan dengan baik, dan mampu mengalaborasi
secara halus apa yang sedang ditanyakan jika dirasa yang diwawancarai belum
cukup memberikan informasi yang dia harapkan (Sarwono, 2006: 225).
Berdasarkan tingkat formalitasnya, wawancara dibedakan menjadi (1)
wawancara tidak terstruktur (2) wawancara semi-terstruktur, dan (3) wawancara
terstruktur. Menurut Rubin (1995) wawancara tidak terstruktur dan semi-
terstruktur biasa digunakan untuk penelitian etnografi.
Sedangkan menurut Patton (1980: 197) wawancara dibagi menjadi 3 yaitu (1)
wawancara pembicaraan formal, (2) pendekatan menggunakan petunjuk umum
wawancara, dan (3) wawancara baku terbuka. (Moleong, 1995: 135). Namun
dalam subtansinya menurut pendapat Rubin dan Patton itu sama, hanya saja
penggunaan kata yang berbeda.
2. Wawancara semi-terstruktur
8
1. Dokumen pribadi
Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara
tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Tujuan
mengumpulkan dokumen pribadi adalah untuk memperoleh kejadian nyata
tentang situasi sosial dan arti berbagai factor di sekitar subjek penelitian.
Adapun macam-macam dokumen pribadi yaitu:
a) Buku harian
Buku harian berisi tanggapan peneliti tentang peristiwa-peristiwa di
sekitar penulis.
b) Surat pribadi
Surat pribadi antara seseorang dengan anggota keluarganya dapat
dimanfaatkan oleh peneliti untuk mengungkapkan hubungan sosial
seseorang.
c) Autobiografi
Autobiografi merupakan riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh
orang itu sendiri.
2. Dokumen resmi
Dokumen resmi terbagi menjadi dua yaitu dokumen internal dan
eksternal. dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan
suatu lembaga. Sedangkan dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi
yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya majalah, buletin,
pernyataan, dan berita yang disiarkan kepada media massa (Moleong, 1995:
161-163).
BAB III
PENUTUP
10
A. Kesimpulan
Sumber data merupakan objek penelitian, data sendiri terbagi menjadi dua
yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah
objek penelitian yang didapat secara langsung. Sedangkan sumber data sekunder
adalah objek penelitian yang didapat secara tidak langsung.
Pengumpulan data adalah berbagai cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data, menghimpun, mengambil, atau menjaring data penelitian.
Teknik pengumpulan data terbagi menjadi 4 bagian diantaranya yaitu:
1. Teknik Pengumpulan Data Dengan Observasi
Teknik pengumpulan data ini mengharuskan peneliti menggunakan
alat inderanya sebagai alat dalam penelitian.
2. Teknik Pengumpulan Data Dengan Kuesioner/Angket
Teknik pengumpulan data ini lebih mengutamakan bentuk kertas
dalam penerjunannya, biasanya dalam teknik ini peneliti diharuskan membuat
beberapa pertanyaan atau pernyataan yang akan di bagikan kepada
narasumber.
3. Teknik Penelitian Data Dengan Wawancara
Teknik ini hamper sama dengan kuesioner/angket namun dalam
prakteknya teknik wawancara ini dilakukan secara lisan.
4. Teknik Pengumpulan Data Dengan Dokumentasi
Teknik ini sistemnya mengumpulkan data2 berupa dokumen, laporan
dsb untuk digunakan sebagai penguat dalam teknik pengumpulan data yang
lain.
DAFTAR PUSTAKA