MICRO THEACING
OLEH :
NIM : 5202431007
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas critical book report ini
dengan sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga saya berterima kasih
kepada Ibu selaku Dosen “Pemodelan Sistem Transportasi ” yang telah memberikan tugas ini
kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai system pemodelan dalam transportasi .Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang saya
harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
saya mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
A. LATAR BELAKANG
tentang dasar-dasar keguruan dan isi (konten) dari bidang studi yang akan
diajarkannya.
Kalau mengajar di kelas (dengan siswa 35-40 orang, dalam waktu 40-45
menit, untuk satu pokok bahasan), hal itu akan dirasakan sebagai pekerjaan yang
jam pelajaran dengan beban pengajaran yang banyak, maka perhatian guru
cenderung akan terfokus kepada “his pupils learn” sehingga tujuan utama
B. RASIONAL
ketrampilan mengajar.
*
A. Suherman; Koordinator Laboratorium Mikro Teacching UPI; Dosen Jurusan Pendidikan
Bahasa Arab FPBS UPI.
II
Dengan demikian, ciri khas dari pada microteaching adalah sesuai
di”mikro”kan, misalnya:
MICRO
TEACHING TEACHING
C. FUNGSI
di sekolah;
sebagai bahan uji coba bagi para pakar di bidang pendidikan. Umpamanya
suatu model atau suatu metode pembelajaran, maka sebelum penemuan itu
bertujuan untuk:
dimikrokan;
peserta latihan;
temannya.
kaku".
G. STATUS
SKS tersendiri.
H. SYARAT PESERTA
program S1;
V
I
I. JENIS KETRAMPILAN MENGAJAR
7. Ketrampilan menjelaskan;
J. SASARAN
terbentuknya profil guru yang memiliki sikap tut wuri handayani serta
praktis.
K. KEBAIKAN MICRO-TEACHING
memperbaikinya;
V
II
L. KELEMAHAN MICRO-TEACING
yang wajar;
V
II
PENGELOLAAN DAN DESKRIPSI TUGAS
PROGRAM MIKRO-TEACHING
A. PENGELOLAAN PROGRAM
oleh UPT PPL UPI (sekaran PLP= Program Latihan Profesi) yang
B. PROSEDUR BIMBINGAN
pembimbing dan petugas lain yang ditunjuk. Minimal tim ini terdiri atas
C. DESKRIPSI TUGAS
1. UPT. PPL
tugas;
2. Dosen Pembimbing
3. Mahasiswa
4. Kewajiban Mahasiswa
keterampilan terbatas;
5. Pelaksanaan
a. Waktu
X
Pengajaran mikro dilaksanakan pada:
yang ada.
b. Tempat
a) Dosen pembimbing/supervisor;
dan prasarana
X
I
PENILAIAN DAN FEED-BACK
A. NILAI
1. Sifat Penilaian
2. Bentuk Penilaian
3. Penilai
a. dosen pembimbing/supervisor;
4. Sasaran Penilaian
yang dimikrokan.
1. Maksud Feed-Back
2. Pelaksanaan Feed-Back
mengadakan feed-back;
3. Manfaat Feed-Back
X
II
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MICRO-TEACHING
DI UPT. PPL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
A. PROSES PEMBELAJARAN
1. PE NGE NAL AN
MICRO-TEACHING
2. PENYAJIAN MODEL
DAN DISKUSI
3.
PERENCANAAN/PERSIA
PAN MICRO-TEACHING
4- a. PRAKTIK
MICRO- TEACHING
4. b. OBSERVASI/PEREKAMAN
5. D I S KU S I
( UMPAN- BALIK)
6. KESIMPULAN DAN
TUGAS-TUGAS
1. Masa Orientasi
2. Masa Observasi
1) pengamatan langsung
X
V
beberapa keterampilan, sampai kepada mengadakan evaluasi serta diskusi
● G: Guru
○ M: Murid
Kaca Penyekat
ER Penyekat
G ◙ ATR: Audio-tape
OBSERV
OPERAT
Recorder
RUAN
RUAN
ATR
Kaca
G
M M M G
M M M
M M M
G: Guru
M: Murid
◙ K: Kamera
G
OPERATOR
OBSERVER
RUANG
RUANG
Penyekat
Penyekat
MM
MM
Kaca
Kaca
MM
MM
X
V
C. PENGATURAN TEMPAT DUDUK
BILA MENGGUNAKAN VTR (DUA KEMERA)
K G: Guru
● M: Murid
○ K: Kamera
◙
Kaca Penyekat
Kaca Penyekat
G
OBSERV
OPERAT
RUANG
RUANG
OR
ER
M M
M M
M M
K K G: Guru
● M: Murid
○ K: Kamera
VER Penyekat
Kaca Penyekat
◙
RUAN
RUAN
OPERA
OBSER
G
Kaca
M M
G
M M
M M
M M
K
X
V
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN MIKRO
DI UPT. PPL UNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA
Langkah ke 1
teaching.
tugas guru di sekolah, terutama yang berkaitan dengan kegiatan guru dalam
Proses Belajar-Mengajar.
Langkah ke 2
mengajar.
Langkah ke 3
X
V
Tugas selanjutnya bagi calon guru/trainee ialah merencanakan/membuat
diisolasikan, misalnya:
Langkah ke 4
langkah ke 3). Yang disebut peer teaching di sini ialah mengajar teman
kelompok lain untuk mengontrol apakah semuanya sudah berjalan pada jalur
tersedia;
sebenarnya. Bahkan tahap ini sangat penting, karena situasi dan kondisi
murid ini juga dilakukan seperti pada peer teaching dengan melakukan
observasi/perekaman.
Langkah ke 5
kembali (play back) dari rekaman itu, sehingga calon guru dapat
3) Pada akhir diskusi harus dicapai kesepakatan antara calon guru dengan
X
X
belum memuaskan, hal ini sangat penting sebagai balikan yang segera harus
4) Apabila praktik ulang tidak memungkinkan karena adanya rasa jenuh yang
Langkah ke 6
dilakukan bila dianggap terdapat hal-hal yang segera harus diperbaiki. Terdapat
penampilannya.
balik tersebut bersifat objektif, maka diperlukan alat-alat pencatat yang bersifat
agar dalam pengaturan peralatan tersebut tidak mengganggu murid dan guru yang
X
X
DAFTAR PUSTAKA
X
X